Anda di halaman 1dari 7

Kelimpahan Populasi Capung Jarum (Zygoptera) di Kawasan Taman Nasional

Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara


(Population Abundance of Damselfly (Zygoptera) in Bogani Nani Wartabone
National Park, North Sulawesi)
2) 1)* 1) 1)
Wakhid , Roni Koneri , Trina Tallei , Pience V. Maabuat
1)
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
2)
Alumni Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
*Email korespondensi: ronicaniago@yahoo.com

Diterima 4 Juli 2014, diterima untuk dipublikasikan 21 Juli 2014

Abstrak

Capung jarum (Zygoptera) berperan penting bagi keberlangsungan


ekosistem.Pada suatu ekosistem, serangga ini berfungsi sebagai agen pengendali
hayati dan bioindikator lingkungan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kelimpahan capung jarum yang ada pada tiga habitat di Kawasan Taman Nasional
Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara.Pengambilan sampel dilakukan secara
purposive random sampling. Koleksi capung jarum menggunakan teknik
sweepingmengikuti garis transek sepanjang 500 m pada setiap tipe habitat. Jumlah
transek pada setiap tipe habitat sebanyak 3 garis transek yang dibuat sepanjang
aliran sungai.Hasil penelitian didapatkan sebanyak 13 spesies capung jarum yang
terdiri dari 4 famili, yaitu Coenagrionidae, Chlorocypidae, Calopterygidae, dan
Platycnemididae. Famili yang paling banyak ditemukan jumlah spesiesnya adalah
Coenagrionidae, sedangkan yang paling sedikit Platycnemididae. Berdasarkan tipe
habitat, jumlah spesies yang paling banyak ditemukan di hutan primer sedangkan
yang paling sedikit di hutan sekunder.Kelimpahan capung jarum tertinggi terdapat
pada lahan pertanian, sedangkan kelimpahan terendah pada habitat hutan primer
Kata kunci : capung jarum, Taman Nasonal Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara

Abstract

Damselfly (Zygoptera) plays important roles in the environment and this


organism ia able to be used as biocontrol and bioindicator. This research was aimed
to analyze the abundance of damselfly that werelocated at three different habitats in
Bogani Nani Wartabone National Park, North Sulawesi. The purposive random
sampling method was used to collect the samples. Damselflies were taken by using
sweeping technique following 500 m transect line in each habitat. There were three
transect lines in each habitat located along the river. The results showed that there
were thirteen species from 4 families (Coenagrionidae, Chlorocypidae,
Calopterygidae, and Platycnemididae) of damselfly. Most species were members of
Coenagrionidae whereas the others werePlatycnemididae Family. Based on the
types of habitat, the highest number of species was found in the primary forest,
whereas the smallest number was in the secondary forest. Greatest the abundance
of damselfly was the largest in the agricultural area and the smallest was in the
primary forest.
Keywords: damselfly, Bogani Nani Wartabone National Park, North Sulawesi
42 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2014, VOL. 4 NOMOR 2

PENDAHULUAN bentuknya sama, keduanya menyempit


Taman Nasional Bogani Nani pada dasarnya dan ketika istirahat
Wartabone memiliki fungsi utama bagi dilipatkan diatas tubuh bersama sama
pelestarian air dan tanah yang besar atau sedikit melebar (Rohman 2012).
sekali sumbangannya terhadap Peran capung jarum bagi
kesejahteraan daerah dan penduduk. keberlangsungan ekosistem adalah
Taman Nasional Bogani Nani indikator pencemaran lingkungan
Wartabone memiliki nilai tinggi guna (bioindikator).Pada kondisi perairan
pelestarian dan penelitian karena sudah tercemar, siklus hidup capung
merupakan salah satu Taman Nasional terganggu dan mengakibatkan jumlah
daerah hutan tropis terbesar di Asia populasi menurun.Kelestarian capung
Tenggara dan memiliki sumber plasma perlu dipelihara dengan menjaga
nutfah tertinggi dari semua kawasan keberadaan tempat hidupnya yang
suaka di pulau Sulawesi yang memiliki sebagian besar berupa perairan
satwa lebih menonjol karena terdiri dari (Hidayah 2008).
spesies-spesies endemik (Kawuwung Capung jarum juga berperan
2010). sebagai agen pengendali hayati yaitu
Permasalahan Taman Nasional sebagai predator hama. Capung jarum
Bogani Nani Wartabone yaitu kawasan turut berperan sebagai musuh alami
yang luas menjadi peluang bagi yang dapat mengurangi populasi hama
masyarakat untuk membuka kawasan tanaman pangan (Hidayah 2008). Hal
taman (fragmentasi) dijadikan area ini menunjukkan posisi penting
pertanian, pemukiman, perladangan keberadaan capung jarum dalam
berpindah, penebangan kayu secara keseimbangan ekologi.
berlebihan, pencurian spesies flora dan Penelitian capung jarum di daerah
fauna, dan pertambangan di dalam Taman Nasional Bogani Nani
kawasan taman. Hal di atas Wartabone pada saat ini masih sedikit
menunjukkan kurangnya pengawasan dilaporkan.Padahal, informasi tentang
di Taman Nasional Bogani Nani keberadaan capung jarum di daerah
Wartabone terbukti berkurangnya area kawasan Taman Nasional Bogani Nani
Taman Nasional dari 300.000 hektar Wartabone sangat penting mengingat
menjadi 287.115 hektar. Permasalahan fungsi dari capung jarum tersebut
di atas menyebabkan menurunnya nilai terhadap kesehatan ekosistem hutan
lingkungan karena berbagai bentuk baik dari fungsi sebagai bioindikator,
perusakan hutan yang serius di dan agen pengendalian hayati
kawasan Daerah Aliran Sungai Bolango (biokontrol).Berdasarkan uraian
dan Limboto yang telah berakibat permasalahan diatas maka perlu
menurunnya kualitas air dan dilakukan penelitian tentang kelimpahan
mengeringnya Danau Limboto populasi capung jarum (Zygoptera) di
(Kawuwung 2010). Kawasan Taman Nasional Bogani Nani
Capung jarum yang merupakan Wartabone, Sulawesi Utara.Hasil
salah satu komponen keanekaragaman penelitian ini diharapkan dapat menjadi
hayati banyak terdapat di Kawasan database tentang kelimpahan capung
Taman Nasional Bogani Nani jarum di kawasan Taman Nasional
Wartabone, Sulawesi Utara. Capung ini Bogani Nani Wartabone.
memiliki tubuh lebih langsing, lebih kecil
dan terbang lambat di bandingkan METODOLOGI PENELITIAN
capung biasa. Ciri lain yaitu memiliki Penelitian ini dilaksanakan mulai
sayap depan dan belakang yang dari Maret sampai April 2014 di
Wakhid, Kelimpahan populasi …. 43

Kawasan Taman Nasional Bogani Nani yang berukuran 30 x 20 cm dengan


Wartabone, Sulawesi Utara. posisi sayap terlipat diatas tubuh.Setiap
Bahan dan alat yang digunakan amplop disimpan satu capung (Ansori,
dalam penelitian ini yaitu alkohol 70%, 2009).
eter, kertas minyak/kertas papilot, Sampel kemudian diidentifikasi di
kertas label, sterofoam.Peralatan yang Laboratorium Ekologi dan
dipakai terdiri dari sweepnet (jaring Biokonservasi, Jurusan Biologi, FMIPA
serangga), GPS (merek Garmin), buku Unsrat dan dihitung jumlah
identifikasi, kotak koleksi, kamera, individunya.Proses identifikasi
jarum pentul, termometer, dan dilakukan berdasarkan ciri morfologi
higrometer.Penelitian ini menggunakan eksternal dengan menggunakan buku
metode Purposive Random Theischinger (2009), Borror et al.
Sampling.Jadi, penentuan titik (1996), Watson and Farrel (1991),
pengambilan sampel dilakukan pada Miller (1995), Orr (2003), Kalkman dan
lokasi yang terpilih berdasarkan hasil Orr (2013), Wilson (1995) dan Lieftinck
survai. Berdasarkan kondisi hutan, ada (1949).
tiga tipe habitat hutan yang akan
dijadikan sebagai lokasi pengambilan HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel, yaitu:hutan primer, hutan Capung jarum yang ditemukan
sekunder dan lahan pertanian. Pada dalam penelitian ini terdiri atas 13
masing-masing tipe habitat,empat garis spesies, 485 individu yang termasuk
transek dibuat dengan panjang 500 m. dalam 4 famili yaitu Coenagrionidae
Garis transek dibuat di sekitar aliran (61,44%), Chlorocypidae (25,77%),
sungai yang terdapat pada tipe habitat Calopterygidae (12,37%), dan
tersebut. Platycnemididae (0,41%). Famili yang
Sampel capung yang diambil paling banyak ditemukan yaitu
dalam penelitian ini adalah capung Coenagrionidae sebanyak 6 spesies
dewasa (imago). Pengambilan sampel (61,44%) sedangkan famili yang paling
dilakukan pada sepanjang garis transek sedikit yaitu Platycnemididae dengan
dengan menggunakan jaring udara. jumlah 1 spesies (0,41%) (Gambar 1).
Jaring berbentuk kerucut dengan tinggi Famili Coenagrionidae terdiri dari 6
60 cm, diameter 300-380 cm, dan spesies, Famili Chlorocypidae
panjang tongkat jaring 1 sebanyak 4 spesies, Famili
meter.Pengambilan sampel capung Calopterygidae 2 spesies dan famili
dilakukan setiap bulan selama 3 Platycnemididae hanya terdiri dari 1
bulan.Penangkapan dilakukan mulai spesies (Tabel 1). Spesies capung
pukul 09.00 – 15.00 WITA. Hal ini jarum yang memiliki kelimpahan paling
dilakukan karena capung termasuk banyak ditemukan yaitu Agriocnemis
kelompok serangga yang aktif pada rubescens 146 individu (30,10%),
siang hari. Capung yang tertangkap Pseudagrion pilidorsum 73 individu
dimasukkan kedalam botol-botol (15,05%) dan Neurobasis australis 59
pembunuh yang berisi beberapa kertas individu (12,16%). Spesies capung
tisu dan diisi eter. Setelah capung mati, jarum yang paling sedikit ditemukan
segera dikeluarkan dari botol adalah Mantronoides cyaneipennissatu
pembunuh kemudian dikeringkan di individu (0,21%), Lochmaeocnemis
bawah sinar matahari. Hal ini dilakukan malacodora 2 individu (0,41%) dan
agar warna cemerlang Odonata tidak Teinobasis laidlawi 3 individu (0,62%)
memudar.Kemudian Odonata disimpan (Tabel 1). Coenagrionidae melimpah
dalam amplop-amplop kertas segitiga ditemukan karena famili ini merupakan
44 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2014, VOL. 4 NOMOR 2

famili terbesar jumlahnya dalam individu (30,72%). Habitat hutan primer


Subordo Zygoptera dan penyebarannya memiliki kelimpahan individu lebih
merata di seluruh dunia (Orr 2003). sedikit dibanding dengan habitat lain
Coenagrionidae merupakan salah satu sebanyak 141 individu (29,07%) (Tabel
famili capung di mana sebagian besar 1). Kelimpahan capung jarum yang tingi
spesiesnya ditemukan di habitat air pada habitat pertanian disebabkan
yang tidak mengalir (Kalkman dan Orr tingginya intensitas cahaya dan
2013), sehingga Coenagrionidae dapat kurangnya penutupan vegetasi
hidup di berbagai tipe habitat baik pada tumbuhan di sekitar sungai pada habitat
habitat perairan mengalir dan tidak pertanian.Capung jarum mempunyai
mengalir.Kemampuan adaptasi yang kebiasaan berjemur di bawah sinar
tinggi dari Coenagrionidae ini matahari untuk menghangatkan
menyebabkan tingginya jumlah spesies tubuhnya dan untuk mempekuat otot-
yang ditemukan berbagai habitat. otot sayap untuk terbang (Susanti
Lokasi penelitian yang memiliki 1998), tingginya intensitas cahaya dan
kelimpahan individu tertinggi yaitu pada kurangnya penutupan vegetasi pada
habitat pertanian, dengan jumlah habitat pertanian sehingga jumlah
individu 195 individu (40,21%), capung jarum yang ditemukan
selanjutnya pada habitat hutan melimpah.
sekunder dengan jumlah individu 149

P latycnemididae Calo pterygidae


0.41% 12.37%

Co enagrio nidae Chlo ro cypidae


61.44% 25.77%

Gambar 1. Famili capung jarum yang ditemukan pada tiga tipe habitat

.
Wakhid, Kelimpahan populasi …. 45

Tabel 1. Jumlah famili dan spesies capung jarum yang ditemukan pada tiga tipe habitat
di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara

Htn Primer Htn Sekunder Lahan Pertanian Total


No Famili/Spesies
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
I Calopterygidae
1 Mantronoides cyaneipennis 1.00 0.21 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.21
2 Neurobasis australis 53.00 10.93 0.00 0.00 6.00 1.24 59.00 12.16
II Chlorocypidae
3 Libellago aurantiaca 5.00 1.03 3.00 0.62 10.00 2.06 18.00 3.71
4 Libellago hyalina 6.00 1.24 0.00 0.00 0.00 0.00 6.00 1.24
5 Libellago phaeton 0.00 0.00 25.00 5.15 28.00 5.77 53.00 10.93
6 Rhinocypha humeralis 48.00 9.90 0.00 0.00 0.00 0.00 48.00 9.90
III Coenagrionidae
7 Agriocnemis femina 0.00 0.00 9.00 1.86 45.00 9.28 54.00 11.13
8 Agriocnemis rubescens 0.00 0.00 100.00 20.62 46.00 9.48 146.00 30.10
9 Amphicnemis bebar 6.00 1.24 0.00 0.00 0.00 0.00 6.00 1.24
10 Archibasis melanocyana 4.00 0.82 11.00 2.27 1.00 0.21 16.00 3.30
11 Pseudagrion pilidorsum 13.00 2.68 1.00 0.21 59.00 12.16 73.00 15.05
12 Teinobasis laidlawi 3.00 0.62 0.00 0.00 0.00 0.00 3.00 0.62
IV Platycnemididae
13 Lochmaeocnemis malacodora 2.00 0.41 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 0.41
Total 141.00 29.07 149.00 30.72 195.00 40.21 485.00 100.00

Frekuensi capung jarum yang capung jarum yang hanya ditemukan di


ditemukan pada tiga habitat berbeda- habitat hutan primer dan tidak
beda. Beberapa spesies ditemukan ditemukan di habitat lainnya sebanyak
dengan frekuensi yang rendah dan 6 spesies yaitu M. cyaneipennis, T.
hanya ditemukan pada salah satu laidlawi, Libellago hyalina, Rhinocypha
habitat sebanyak 6 spesies yaitu M. humeralis, Amphicnemis bebar, dan
cyaneipennis, T. laidlawi, Libellago L.malacodora. Menurut Dolny et al.
hyalina, Rhinocypha humeralis, (2011), capung jarum tidak akan
Amphicnemis bebar, dan L. ditemukan pada hutan yang telah
malacodora. Capung jarum dengan mengalami gangguan atau hutan yang
frekuensi yang rendah dan distribusinya telah mengalami alih fungsi, sehingga
terbatas hanya pada satu tipe habitat keberadaannya dapat mengindikasikan
bersifat peka terhadap perubahan kondisi suatu hutan sebagai hutan yang
habitat. Capung jarum tidak akan masih sehat atau telah mengalami
ditemukan pada hutan yang telah kerusakan. Keenam spesies capung
mengalami gangguan atau hutan yang jarum yang hanya ditemukan di habitat
telah mengalami alih fungsi (Dolny et al. hutan primer dapat dijadikan salah satu
2011). penentu kualitas kesehatan hutan
Distribusi dari capung jarum pada (bioindikator).
ketiga habitat sangat bervariasi.
Spesies capung jarum dengan KESIMPULAN
distribusinya yang merata atau Jumlah spesies capung jarum
ditemukan pada ketiga habitat yang ditemukan di kawasan Taman
sebanyak 3 spesies yaitu Libellago Nasional Bogani Nani Wartabone
aurantiaca, Archibasis melanocyana sebanyak 485 individu dari 13 spesies
dan P.pruinosum (Tabel 1). Spesies yang terdiri dari 4 famili. Famili yang
46 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2014, VOL. 4 NOMOR 2

paling banyak ditemukan yaitu famili Lieeftinck MA (1949) The dragonflies


Coenagrionide, sedangkan yang paling (Odonata) of New Guinea and
sedikit adalah Famili Platycnemididae. Neighbouring Islands. Part VII.
Kelimpahan spesies capung jarum Results of Third Archbold
tertinggi ada pada A. rubescens, P. Expedition 1938-1939 and the
pilidorsum dan N. australis. Spesies Le Roux Expedition 1939 to
capung jarum yang kelimpahannya Netherlands New Guinea
paling sedikit ditemukan adalah M. (II.Zygoptera). Nova Guinea
cyaneipennis, L. malacodora dan T. New Series 5: 1-271
laidlawi. Magurran AE (1988) Ecological
diversity and its measurements.
DAFTAR PUSTAKA Croom Helm Limited. London
Ansori I (2009) Kelimpahan dan Miller PL (1995) Dragonflies.The
dinamika populasi Odonata Queen’s College.Oxford
berdasarkan hubungannya Orr AG (2003) A guide to the
dengan fenologi padi di dragonflies of Borneo their
beberapa persawahan sekitar identification and biology.
Bandung, Jawa Barat. Jurnal Natural History Publications
Exacta 7: 69-75 (Borneo). Kinabalu
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF Rohman A (2012) Keanekaragaman
(1996) Pengenalan pelajaran jenis dan distribusi capung
serangga. Edisi Keenam. (Odonata) di Kawasan Kars
Gadjah Mada University Gunung Sewu, Kecamatan
Press.Yogyakarta Pracimantoro, Kabupaten
Dolný A, Bárta D, Lhota S, Rusdianto, Wonogiri, Jawa Tengah. Skripsi.
Drozd P (2011) Dragonflies Universitas Negeri Yogyakarta.
(Odonata) in the Bornean rain Yogyakarta
forest as indicators of changes Shanty S (1998) Seri panduan
in biodiversity resulting from lapangan mengenal capung.
forest modification and Pusat Penelitian dan
destruction. Tropical Zoology 24: Pengembangan Biologi – LIPI.
63-86 Bogor
Hidayah SNI (2008) Keanekaragaman Statsoft (2001) Stastistica for windows,
dan aktivitas capung (Ordo: 6.0. Statsoft Inc. Tulsa
Odonata) di Kebun Raya Bogor. Susetyo B (2010) Statistika untuk
Skripsi..Institut Pertanian Bogor. analisis data penelitian. Refika
Bogor Aditama. Bandung
Kalkman V, Orr AG (2013) Field guide Theischinger G (2009) Identification
to the damselflies of New guide to the Australian Odonata.
Guinea. Scholma Druk BV Department of Environment,
Bedum Climate Change And Water
Kawuwung FR (2010) Potensi Taman NSW. Sidney
Nasional Bogani Nani Watson J, Farrel A (1991) The
Wartabone, permasalahan dan Australian dragonflies a guide
konservasi pada tingkat to the identification and
pengembangan dan habitats of Australian Odonata.
pengawasan. Skripsi. CSIRO. Australia.
Universitas Negeri Manado.
Manado
Wakhid, Kelimpahan populasi …. 47

Wilson KDP (1995) Hongkong


dragonflies. Urban Council.
Hongkong.

Anda mungkin juga menyukai