Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI JENIS ORDO ANURA DI KAWASAN HUTAN

LINDUNG BENTUANG DESA RAUT MUARA KECAMATAN


SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

(Identification Of The Type Ordo Anura In The Protected Forest Area Of The Village Of Raut
Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau)

Dayang Nurziah, Hari Prayogo, Farah Diba


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jalan Daya Nasional Pontianak 78124
email : dayangnurziah1997@gmail.com

Abstrak
Anura merupakan salah satu ordo dari amfibi pemakan serangga yang hidup didua alam yang
biasa dikenal dengan katak atau kodok. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan identifikasi
ordo Anura yang ada di kawasan Hutan Lindung Bentuang diharapkan agar bisa memberikan
informasi tentang amfibi khususnya ordo anura kepada instansi bidang kehutanan dan
masyarakat. Pengambilan data dilaksanakan di desa Raut Muara kabupaten Sanggau dengan
metode perjumpaan visual / VES (Visual Encounter Survey) dengan 2 tipe habitat yaitu habitat
terestrial dan akuatik setiap habitat memiliki 2 jalur berbeda. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah diperoleh, didokumentasikan dan dijadikan spesimen untuk jenis yang belum diketahui dan
belum teridentifikasi jenisnya, total dari jumlah yang didapat pada saat melakukan penelitian
yaitu 103 individu dari 4 famili yaitu famili Rhachoporidae, Ranidae, Megoprhydae, Bufonidae,
serta spesies yang ditemukan yaitu Staurois gutattus, Oddorana hosii, Pulcharana picturata,
Chalcorana chalconata, Staurois latopalmatua, Phynoidis juxtasfer, Merystogenys phaeomerus,
Ansonia minuta, Ansonia spinulifer, Lebtobrachium abboti, leptolalax hamidi, Polypedates
macrotis, Nyctaxalus pictus.
Kata kunci : Anura, Hutan Lindung, Identifikasi.

Abstract
Anura is an ordo of insect- eating amphibian that lives in two areas commonly knows as frogs
or toads. This study aims to identy the Anura’s ordo in the Bentuang protected forest area and it
was hoped that it would provide information about amphibian, especially the Anura’s ordo, to
forestry agencies and the public. Data was collected by using the visual ecounter survey(VES)
method, in the protected forest of Bentuang carried out for 2 weeks in the village of Raut Muara
sanggau District, with two types of habitats namely aquatic and terrestrial that each habitat has
two different paths with two repetitions. Based on the research result that have been obtained,
it’s already documented and used as specimens for unknown species and unidentified species,the
total number pbtained at the time of conducting the research was 103 individuals from 4 families,
namely the Rhacoporidae, ranidae, Megophridae and Bufonidae families and spesies Staurois
gutattus, Oddorana hosii, Pulcharana picturata, Chalcorana chalconata, Staurois latopalmatud,
Phynoidis juxtasfer, Merystogenys phaeomerus, Ansonia minuta, Ansonia spinulifer,
Lebtobrachium abboti, leptolalax hamidi, Polypedates macrotis, Nyctaxalus pictus.

Keywords: Anura, Identification, Protected Forest


PENDAHULUAN
Keberadaan fauna di Provinsi Kalimantan Barat sangat penting diperhatikan karena
merupakan bagian dari suatu ekosistem. Salah satunya adalah ordo Anura yang dikenal
sebagai katak atau kodok. Ordo Anura merupakan salah satu fauna yang kurang mendapat
perhatian dalam penelitian di Indonesia terutama di Kalimantan. Keberadaannya penting
sebagai bagian dari rantai makanan dan memiliki berbagai kegunaaan bagi manusia.
Seiring dengan lajunya tingkat degradasi dan kerusakan hutan mengakibatkan spesies
amfibi terancam kelestariannya.
Ordo Anura merupakan amfibia yang paling dikenal masyarakat luas dan
ditemukan di hampir seluruh belahan dunia. Sebagian besar Amfibi Indonesia umumnya
masuk ke dalam kelompok ini. Anggota ordo inilah yang disebut sebagai katak dan kodok
dalam bahasa Indonesia (Kusrini, 2013). Ordo Anura adalah hewan dari tempat lembab,
meskipun beberapa ordo Anura di beberapa wilayah telah beradaptasi dengan kehidupan
di habitat yang kering (Menzies, 2006).
Ordo Anura merupakan golongan hewan yang sangat bergantung pada keberadaan
air karena mereka memiliki dua fase hidup, salah satu fasenya memerlukan air sebagai
habitat/media kehidupan. Ordo Anura sangat rentan terhadap perubahan kondisi
lingkungan. Beberapa jenis ordo Anura dapat beradaptasi dengan baik terhadap kondisi
lingkungan yang terganggu oleh aktivitas manusia. Ordo Anura sebagian besar memiliki
kisaran parameter lingkungan yang sempit, sehingga tidak dapat bertahan pada
lingkungan yang kondisi alaminya berubah drastis. Ordo Anura berpotensi menjadi
hewan bioindikator lingkungan yang baik (Zug, 1993).
Hutan Lindung Bentuang merupakan hutan lindung yang terletak di Desa Raut
Muara Kabupaten Sanggau dengan luas 99,142 hektar. Hutan lindung Bentuang
merupakan salah satu daerah yang masih alami dan keberadaan hutan ini juga jarang
didatangi oleh banyak orang. Hutan memiliki potensi yang cukup besar sebagai habitat
bagi ordo Anura, akan tetapi sampai saat ini potensi ordo Anura yang ada dalam kawasan
belum terdata. Penelitian identifikasi ordo Anura di kawasan Hutan Lindung Bentuang
adalah penelitian awal yang menjadi dasar untuk memberikan informasi untuk kegiatan
konservasi.
Tujuan penelitian adalah untuk melakukan identifikasi ordo Anura yang ada di
kawasan Hutan Lindung Bentuang Desa Raut Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten
Sanggau, selanjutnya melakukan identifikasi spesies ordo Anura yang ditemukan di
kawasan Hutan Lindung Bentuang. Manfaat dari penelitian adalah untuk memberikan
informasi tentang amfibi khususnya ordo anura kepada instansi bidang kehutanan dan
masyarakat yang ada di Kawasan Hutan Bentuang Desa Raut Muara Kecamatan Sekayam
Kabupaten Sanggau.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 8 Maret 2021 - 22 Maret 2021 di kawasan
Hutan Bentuang Desa Raut Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Selanjutnya
dilakukan identifikasi dan pengamatan morfologi ordo Anura yang ditemukan. Alat yang
digunakan dalam pengamatan antara lain: senter, GPS, kantong plastik, kamera, buku
identifikasi (Katak-Katak Borneo, Panduan Identifikasi Amfibi, Pedoman Penelitian dan
survei Amfibi di alam, amfibi sekitar hulu Belantikan, Frogs of Borneo), timbangan
pesola, kaliper, alkohol 70%, formalin, sarung tangan, dan jarum suntik.
Penelitian menggunakan metode perjumpaan VES (Visual Encounter Survey)
artinya jenis yang ditemukan diamati dan dicatat. Metode VES dikombinasikan dengan
sistem jalur (Transek Sampling) yang peletakannya dilakukan secara purposive
berdasarkan dua tipe habitat yaitu akuatik dan terrestrial (Kusrini, 2008).
Jumlah jalur pengamatan dibuat sebanyak 4 jalur (2 jalur akuatik dan 2 jalur
terestrial). Panjang jalur pengamatan pada habitat terestrial yaitu 400 meter dengan 200
meter kekiri dan 200 meter kekanan dan sebanyak 2 jalur. Jalur akuatik dibuat 2 jalur
yaitu dengan panjang jalur 500 meter untuk dua anak sungai. Tipe habitat pengamatan
terestrial dilakukan disepanjang jalur dengan melihat objek yang berada pada serasah,
pohon, genangan air, lubang-lubang pohon, dan sungai.
Pada pukul 18.30-22.00 WIB dilakukan pengamatan dengan dua kali pengulangan
dan dilakukan identifikasi keesokan harinya (pagi hari). Pengamatan dilakukan dengan
mencatat dan mendokumentasikan semua jenis ordo Anura kemudian ciri-ciri dari anura
tersebut, dan lokasi ditemukannya. Data primer amfibi meliputi jenis, jumlah individu
tiap jenis dan ukuran tiap jenis satwa yang diperoleh dan dalam proses identifikasi
meliputi warna, bentuk tubuh, panjang tangan dan kaki, selaput kaki, kelenjar paratoid,
lipatan supratimpanik dan lipatan dorsolateral, dan snout venth length.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, didokumentasikan dan dijadikan
spesimen untuk jenis yang belum diketahui dan belum teridentifikasi jenisnya, total dari
jumlah yang didapat pada saat melakukan penelitian yaitu 103 individu dari 6 famili yaitu
famili Rhachoporidae, Ranidae, Dicroglossidae, Microhydae, Megoprhydae, Bufonidae.
Penelitian dilakukan di dua tipe habitat yang berbeda yaitu terrestrial dan akuatik serta
memiliki jenis yang berbeda dari setiap tipe habitat. Suhu ditiap tipe habitat
mempengaruhi keberadaan Anura tersebut. Anura di tipe akuatik kebanyakan memiliki
permukaan kulit yang licin serta kulit yang selalu basah, lembap, sedangkan di tipe habitat
terrestrial memiliki permukaan kulit yang kasar serta memiliki totol halus dan kasar pada
permukaan tubuh.
Tipe habitat terestrial merupakan suatu ekosistem yaitu tanah, permukaan tanah
maupun serasah yang ada di hutan dan ditumbuhi pohon meranti, dan banyak sekali
tumbuhan liana yaitu nibung dan rotan. Habitat teretrial pada Kawasan hutan Lindung
Betuang meliputi hutan perawan atau (virgin forest) memiliki lantai hutan yang terdiri
dari serasah serta hutan yang sangat rapat memiliki tajuk yang relatif rapat dan lantai
hutan tidak langsung terkena sinar matahari menjadikan permukaan lantai hutan yang
cukup lembab untuk habitat anura. Tipe habitat akuatik di Kawasan Hutan Lindung
Bentuang merupakan ekosistem yang terdiri atas perairan dan genangan air. Kawasan
pada hutan tersebut terdiri dari sungai besar dan di daerah berbatu yang berpasir
ditumbuhi lumut serta di tumbuhi tumbuhan air. Tipe air pada habitat akuatik memiliki
air yang jernih dan berarus deras, hal tersebut dikarenakan tebing dan batuan besar.
Daerah akuatik sudah terganggu karena penambangan emas secara illegal oleh penduduk
lokal maupun penduduk dari desa lain di kawasan tersebut.

Tabel Anura di Kawasan hutan lindung Bentuang tipe habitat terestrial dan akuatik
(Table of Anura In The Protected Forest Area Of Terestrial and Aquatik Habitat Types)
No. Spesies Famili Akuatik Terestrial Jalur Jalur Jumlah
1 2
1. Staurois guttatus Ranidae √ − 19 10 29
2. Odorrana hosii Ranidae √ − 9 12 21
3. Pulcharana Ranidae √ − 5 1 6
picturata
4. Pulcharana Ranidae √ − 2 1 3
signata
5. Chlacorana Ranidae √ − 1 2 3
chalconata
6. Staurois Ranidae √ − 3 10 13
latopalmatus
7. Phynoiodis Bufonidae √ − 5 2 7
juxtasfer
8. Merystogenys Ranidae − − 2 1 3
phaeomerus
9. Ansonia minuta Bufonidae − √ 1 0 1
10. Ansonia spinulifer Bufonidae − √ 2 4 6
11. Lebtobrachiun Megophrydae − √ 2 1 3
abboti
12. Leptolalax hamidi Megophrydae − √ 1 1 2
13. Polypedates Rhacoporidae − √ 1 4 5
macrotis
14. Nyctixalus pictus Rhacoporidae − − 0 1 1
Total 53 50 103
Sumber : Data Penelitian, 2021
Deskripsi Spesies Ordo Anura

Berikut merupakan spesies Anura di Kawasan hutan lindung Bentuang :


1. Staurois guttatus

Deksripsi: Spesies ini merupakan salah satu ordo Anura


dari family Ranidae memiliki bentuk tubuh kurus dan
kecil, berkaki belakang yang panjang, mulut panjang kulit
belakang yang kasar dan ditutupi bejolan bulat hitam
dipermukaan kulitnya. Kulit perut kasar dan juga memiliki
selaput dikaki berwarna hijau dan kebiruan atau toska.
Memiliki permukaan kulit yang licin dan lembab
dikarenakan sepanjang hidupnya berada di air. Ukuran berat tubuh spesies ini berkisar
9,21- 15,37 gr sedangkan pada Panjang tubuh berkisar 37-55 mm. memiliki tympanum
yang terlihat jelas serta selaput kaki yang hampir menutupi kaki, lipatan supratimpanik
dan lipatan dorsateral atau punggung terlihat sedangkan pada SVL atau snout vent length
38-57 mm menurut hasil pengukuran dan perbandingan dengan jurnal dan buku yang di
gunakan sebagai penunjang. Pada saat dilapangan ditemukan sebanyak 19 individu di
jalur 1 dan jalur 2 sebanyak 10 individu dengan total sebanyak 29 individu. Habitat atau
tempat hidup bagi spesies ini di akuatik ditemukan di air sungai yang berbatu bersih dan
berarus deras yang belum tercemar ada pada Kawasan hutan primer dan sekunder
kawasan perbukitan. Persebaran bagi spesies ini bisa kita temukan di hutan Kalimantan,
Sabah dan Sarawak dan Filipina yang masih memiliki hutan alami dan air bersih.
2. Odorrana hosii
Deskripsi : Spesies ini merupakan family dari Ranidae
dan merupakan spesies yang memiliki badan kurus kaki
panjang, jari tangan dan kaki berselaput penuh serta kulit
belakang halus, permukaan atas kepala dan belakang
berwarna hijau terang dan percampuran coklat muda
dengan belang keputih-putihan. Ukuran untuk jenis ini
berkisar antara 15,56- 22,24 mm serta memiliki tekstur
kulit yang licin dan lembab dikarenakan habitat Anura
tersebut di akuatik. Panajng tubuh Anura berkisar antara 68-100 mm memiliki tympanum
yang terlihat jelas serta selaput kaki selain itu kelenjar paratoid tidak terlalu terlihat jelas.
Lipatan supratimpanik dan lipatan dorsateral terlihat serta serta SVL atau snout vent
length berkisar antara 71-105 mm dari hasil penelitian dan berdasarkan buku dan
literatur. Habitat atau tempat hidup bagi spesies jenis ini di akuatik bisa kita jumpai di
sungai yang berbatu, juga dijumpai di hutan primer selain itu juga biasanya ditemukan di
hutan sekunder dan didalam hutan tersebut terdapat sungai dan air yang bersih dan jernih
yang memiliki sungai berarus sedang hingga deras. Kulit pada spesies ini memiliki racun
di kulit dan membunuh hewan kecil akan tetapi tidak berbahaya untuk manusia, bagi
manusia yang yang kulitnya sensitif biasanya menyebabkan alergi. Spesies ini bisa kita
jumpai dan tersebar di hutan Kalimantan, Malaysia, dan Sumatera.
3. Pucharana picturata
Deskripsi : Spesies ini merupakan salah satu dari famili
Ranidae dan hampir menyerupai spesies pulcharana signata
dari segi bentuk, dan tempat hidupnya. Ciri dari spesies ini
yaitu kecil, kepala bentuk segitiga, tympanum jelas terlihat,
kulit belakang berbintik halus dan bagian permukaan kaki
belakang spesies ini licin. Mempunyai berat tubuh yang
berkisar 11,02- 15,17 mm serta permukaan kulit yang memiliki
tekstur lembab dan licin. Panjang tubuh berkisar antara 47-67 mm dan memiliki
tympanum yang terlihat jelas serta selaput kaki yang hampir penuh, ada piringan pada
kuku untuk berenang, kelenjar paratoid yang tidak terlalu terlihat untuk lipatan
supratimpanik dan dorsolateral terlihat SVL atau snout vent length 50-72 mm dari hasil
penelitian dan literatur yang di gunakan sebagai penunjang. Warna pada spesies ini yaitu
coklat tua atau hitam dengan corak cerah yaitu oren, bagian perut berwarna abu-abu.
Bagian kelopak mata terdapat garis putus-putus dan bintik. Habitat bagi spesies ini di
akuatik dan biasanya bisa dijumpai di anak sungai kecil atau besar, di hutan primer dan
sekunder yang memiliki batu air berarus deras serta air yang bersih. Daerah persebaran
spesies ini bisa kita jumpai di hutan Kalimantan, Sarawak dan Sabah.

4. Pulcharana signata
Deskripsi : Spesies jenis merupakan salah satu spesies dari
famili Ranidae. Memiliki berat tubuh yang berkisar antara
11,05-16,19 gram. Warna kulit pada spesies ini hitam dan
memiliki bintik dikulit berwaran kuning cerah serta memiliki
tesktur kulit yang lembab, licin. Panjang tubuh spesies ini
berkisar antara 46-68 mm, memiliki tympanum yang terlihat
jelas serta selaput kaki yang hampir penuh, kelenjar paratoid
tidak terlalu jelas terlihat, untuk lipatan supratimpanik ada dan memiliki SVL atau snout
vent length 49-72 mm daari hasil penelitian dan buku digunakan sebagai perbandingan.
pulcharana signata menyerupai pulcharana signata hanya saja perbedaan terletak pada
bintik atas permukaan kulit, namun sedikit susah dibedakan. Spesies ini hidup di tipe
habitat akuatik dan biasanya dijumpai di dedaunan dekat sungai yang bersih memiliki
arus kecil hingga sedang. Penyebaran spesies biasanya bisa kita jumpai di hutan
Kalimantan, Sarawak dan Sabah.
5.Chalcorana chalconata
Deskripsi : Spesies jenis ini merupakan family dari
Raniade memiliki ukuran kecil hingga sedang dan
memiliki tympanum yang terlihat jelas, memiliki kaki yang
ramping serta selaput kaki yamg penuh. Warna pada tubuh
spesies ini biasanya hijau keabuan hingga coklat
kekuningan. Jenis ini memiliki ukuran berkisar antara 44-
59 mm serta berat tubuh yang berkisar antara 13,56-20,22
gram. Spesies ini juga memiliki tympanum yang terlihat
jelas serta memiliki lipatan supratimpanik dan dorsolateral
dan untuk SVL atau snout vent leght berkisar antara 48-64 mm dari hasil penelitian dan
literatur yang di gunakan sebagai penunjang. Habitat atau tempat hidup ini di akuatik dan
spesies ini bisa dijumpai disekitar hutan primer dan sekunder yang terdapat genangan air
dan hidup didaerah dataran rendah sampai ketinggian 1430 mdpl. Persebaran bagi spesies
ini dijumpai disekitar Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan.

6. Staurois latopalmatus
Deskripsi : Spesies ini merupakan salah satu spesies yang
berasal dari famili ranidae memiliki badan besar tidak
gemuk dan tidak kurus, moncong pendek, bulat serta kaki
belakang yang panjang dan bertotol tebal. Jari tangan
ujung berselaput. Tekstur pada permukaan kulit atas
berbintil halus sedangkan kulit bagian perut halus dan licin
hingga lembab. Bagian permukaan atas berwarna hitam
dan memiliki totol berwarna putih dan kadang-kadang
kuning. Ukuran pada spesies ini berkisar antara 50-70 mm
untuk Panjang tubuh sedangkan beratnya berkisar antara 13,56-20,22 gram. Memiliki
tympanum dan selaput kaki yang jelas dan memiliki lipatan supratimpanik dan dorsateral
SVL atau snout vent leght yaitu 55-74mm dari hasil penelitian dan literatur yang di
gunakan sebagai penunjang. Habitat spesies dijumpai di akuatik atau sungai yang bersih
dan berarus sedang hingga deras berbatu-batu serta biasanya hanya bisa kita temukan di
sekitar hutan primer. Persebaran bagi spesies ini bisa kita temukan di hutan Kalimantan,
Sabah dan Sarawak.
7. Merystogenys phaeomerus
Deskripsi : Spesies ini merupakan salah satu spesies dari
family Ranidea serta jenis ini memiliki badan besar dan
kaki panjang kurus kepala berbentuk segitiga, memiliki
mata yang besar, jari kaki memiliki selaput kecuali jari
ujung. Permukaan atas berwarna coklat atau coklat tua,
biasanya berbintik hitam kecil pada kulit bagian belakang,
kulit bagian tepi memiliki jalur hitam yang halus. Kulit atas
bagian kaki belang gelap melintang, bagian perut memiliki
corak putih, bagian tympanum terlihat jelas dan besar. Ukuran pada jantan berkisar antara
34-43mm sedangkan betina 57-72mm, pada hasil yang didapatkan spesies ini memiliki
panjang tubuh berkisar 43-72 mm sedangkan untuk berat tubuh berkisar antara 15,33-
21,67 gram. Memiliki permukaan kulit yang licin serta lipatan supratimpanik dan lipatan
dorsalateralnya yang terlihat sedangkan SVL atau snout vent leght 48-77 mm dari hasil
penelitian dan literatur yang di gunakan sebagai penunjang. Habitat atau tempat hidup
spesies ini di terestrial bisa ditemukan di hutan primer dan sekunder kadang bisa dijumpai
di tebing sungai yang memiliki air yang bersih dan tidak tercemar serta spesies ini juga
memiliki persebaran biasanya ditemukan disekitar hutan Kalimantan dan Sarawak.
8. Ansonia minuta
Deskripsi : Spesies ini merupakan salah satu spesies dari
family Bufonidae memiliki kaki panjang dan ramping
kebelakang moncong hidung menonjol melebihi mulut.
Permukaan atas pada permukaan spesies ini memiliki warna
agak kemerah-merahan dan coklat dengan coreng
kekuningan atau jingga tua, selain itu memiliki bintil
dipermukaan kulit. Ukuran pada spesies ini berkisar 23-28mm serta ukuran berat spesies
ini berkisar 8,11- 10,33 gram. Memiliki tympanum yang terlihat jelas dan memiliki
kelenjar paratoid serta untuk lipatan supratimpanik dan dorsolateral terlihat sedangkan
ukuran untuk VL atau snout vent leght berkisar 24-28mm dari hasil penelitian dan literatur
yang di gunakan sebagai penunjang. Habitat spesies ini adalah arboreal di daerah tetestrial
sekitar kawasan hutan dan biasanya ditemukan di perbukitan, hutan hujan, dataran rendah
dibawah 700 meter dan pada saat penelitian spesies ini temukan diketinggian 600 meter
dari permukaan laut. Persebaran untuk spesies ini biasanya disekitar hutan Sarawak,
Kalimantan.

9.Phynoidis juxtasfer
Deskripsi : Spesies ini merupakan salah satu spesies dari
family Bufonidae memiliki badan yang besar, anggota
tubuh yang relatif panjang, moncong yang
runcing.Timpanum terlihat jelas, lipatan sumpatimpanik
dan lipatan dorsateralnya terlihat jelas dan memiliki
ukuran 25,32- 30.25 mm serta kelenjar memiliki kelenjar
paratoid besar. Kulit bagian atas kasar, bulat serta kulit
berbentuk butiran kasar. Spesies ini dapat mengeluarkan racun susu dalam jumlah banyak
saat merasa terancam guna untuk melindungi diri dari bahaya. Spesies ini memiliki berat
tubuh sekitar 19,55-24-27 gram serta memiliki panjang tubuh 120-215 mm dan untuk
SVL berkisar 130- 220 mm. Habitat bagi spesies ini adalah akuatik yaitu didaerah hutan
primer dan sekunder, biasanya juga spesies ini sering juga dijumpai di sungai bersih
berbatu-batu. Persebaran untuk spesies ini bisa di temukan di hutan Sumatera,
Kalimantan, Sarawak, Brunei, dan semenanjung Malaysia.

10. Ansonia spinulifer


Deksripsi : Spesies merupakan salah spesies dari family
Bufonidae ini berbadan kecil dan kurus berkaki panjang
serta mulut yang sedikit menonjol keatas. Bagian ujung jari
kaki dan tangan tidak memiliki selaput. Bagian permukaan
kulit atas di tutupi oleh kutil-kutil yang besar dan berduri
dan membuat kulitnya menjadi kasar. Permukaan bagian
atas kepala dan kulit belakang memiliki warna hitam sedangkan bagian permukaan bawah
perut hitam dan berbintik putih. Warna kulit kehitaman kadang juga berwarna kecoklatan.
Ukuran berat badan berkisar 8,02-11,56 gram sedangkan Panjang tubuh spesies ini
berkisar 40-44 mm memiliki tympanum yang terlihat jelas serta lipatan supratimpanik
dan lipatan dorsateral yang tidak terlihat dan untuk SVL atau snout vent leght 45-47 mm.
Habitat atau tempat hidup bagi spesies ini bisa ditemukan disepanjang anak sungai
berbatu yang jernih dan berarus deras di hutan primer dan sekunder di ketinggian kurang
lebih 700meter serta di arboreal diatas pohon.

11. Lebtobrachium abboti


Deskripsi : Spesies ini merupakan salah satu spesies dari
family Megophrydae. Bertubuh besar dengan kepala
besar, mata besar, berbadan pendek dan gemuk serta
memiliki kaki yang ramping. Bagian kepala punggung dan
samping berwarna coklat atau hitam sedangkan bagian
perut dengan bercak putih atau hitam, permukaan kulit
agak kasar dan memiliki bintik halus serta ukuran berat
tubuh berkisar antara 12,69-17,22 gram. Untuk ukuran pada jantan pada spesies ini
mencapai 75mm sedangkan betina mencapai 95mm, pada saat penelitian spesies ini
memiliki panjang 75-95 mm serta tympanum yang terlihat lipatan supratimpatik dan
lipatan dorsolateral yang tidak begitu jelas dan untuk SVL atau snout vent leght yaitu 85-
103 mm. Habitat atau tempat hidup bagi spesies ini yaitu di terestrial bisa ditemukan
diserasah daun dan di hutan primer dan sekunder yang ada di hutan. Persebaran spesies
ini bisa kita temukan di hutan Kalimantan.

12.Leptolalax hamidi

Deskripsi : Spesies ini meruipakan salah satu spesies dari


family Megophyridae dan memiliki badan kurus dan
hampir mirip dengan Leptolalax pictus memiliki jari kaki
berselaput dibagian pangkalnya. Bagian kulit atas terdapat
bintik gelap yang melingkar cerah, selain itu kulit
belakang berwarna coklat serta perut berwarna putih susu
dan tidak memiliki bintik. Spesies ini memiliki panjang
29-31 mm pada jantan sedangkan pada betina memiliki panjang 37-41mm sedangkan
untuk ukuran berat badan 13,29-15,17 gram dan tympanum terlihat serta lipatan
supratimpanik dan lipatan dorsateral tidak begitu jelas terlihat. Ukuran SVL atau snout
vent leght 39-44 mm. Habitat atau tempat hidup bagi spesies ini biasanya di temukan di
hutan primer dan hutan sekunder, dan serasah daun yang agak lembab. Persebaran bagi
spesies ini bisa kita temukan di sekitar hutan yang masih asri daerah Sarawak dan
Kalimantan.
13. Polypedates macrotis
Deskripsi : Spesies ini merupakan salah satu spesies dari
family Rhacoporidae yang memiliki badan kurus kaki
panjang, jari tangan dan kaki berselaput penuh serta kulit
belakang halus, permukaan atas kepala dan belakang
berwarna hijau terang dan percampuran coklat muda
dengan belang keputih-putihan. Ukuran untuk jenis ini
berkisar antara 45-68mm jantan sedangkan betina 86-
100mm, ukuran berat badan spesies ini berkisar 16,12-
20,13 gram sedangkan untuk ukuran SVL atau snout vent
leght yaitu 47-85 mm. Lipatan supratimpanik dan lipatan dorsolateral tidak begitu terlihat
jelas serta tympanum nya yang tampak jelas dari hasil perbandingan jurnal, buku dengan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Habitat spesies jenis ini dijumpai di sungai yang
berbatu, juga di jumpai di hutan primer, selain itu juga biasanya ditemukan di hutan yang
telah di balak dan terdapat sungai jernih dikawasan tersebut. Kulit spesies ni memiliki
racun di kulit dan membunuh hewan kecil akan tetapi tidak berbahaya untuk manusia.
Persebaran spesies ini dijumpai di hutan Kalimantan, Malaysia, dan Sumatera.

14. Nyctixalus pictus


Deskripsi : Spesies ini berbadan kecil, memiliki moncong
yang panjang, berkaki panjang serta tympanum terlihat
jelas. Bagian kulit kepala permukaan atas kaki belakang
memiliki bintik atau kutil berduri yang halus, kulit bagian
permukaan atas dan sisi memiliki warna coklat terang, tetapi
kadang ada yang berwarna merah atau oren. Bintik putih
berkilau terdapat dikulit atas yang membentuk garis putus-
putus dari tepi mulut yang melewati kelopak mata hingga ketengah badan. Katak ini juga
satu-satunya katak Borneo yang unik dan berbeda dari jenis lain. Spesies ini memiliki
panjang 30-33mm untuk ukuran jantan sedangkan betina berkisar antara 31-34mm. Berat
tubuh spesies ini berkisar 9,23-12,11 gram dan SVL atau snout vent leght berkisar antara
34- 35mm.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian dapat diidentifikasi 14 jenis dari 4 famili Tipe habitat akuatik di
temukan sebanyak 7 spesies yaitu spesies Staurois Guttatus, Oddorana hosii, Pulcharana
Picturata, Pulcharana signata, Chalcorana chalconata, Staurois latopalmatus,
Phynoidis Juxtaster. Jalur 1 di temukan sebanyak 19 individu dan 10 individu di jalur 2
jenis Staurois Guttatus. Oddorana hosii pada jalur 1 ditemukan 9 individu dan 12
individu di jalur 2. Jenis Pulcharana Picturata ada 5 individu di jalur 1 sedangkan jalur
2 terdapat 12 individu, selanjutnya untuk jenis Pulcharana signata 2 individu jalur 1 dan
1 individu di jalur 2 selanjutnya jenis Chalcorana chalconata jalur 1 ada 1 invididu dan
2 individu di jalur 2. Staurois latopalmatus jalur 1 terdapat 3 individu di jalur 1 dan 2
individu di jalur 2 dan jenis Phynoidis Juxtaster jalur 1 ada 5 individu sedangkan jalur 2
ditemukan 2 individu.
Tipe habitat terestrial ditemukan sebanyak 7 spesies yaitu spesies Merytogenys
phaeomerus jalur 1 di temukan 2 individu dan 1 individu di jalur 2. Selanjutnya jenis
Ansonia minuta jalur 1 ada 1 individu dan jalur 2 tidak diemukan. Jenis Ansonia spinulifer
jalur 1 sebanyak 2 individu dan 4 individu terdapat jalur ke 2. Jenis Lebtobrachium abboti
jalur 1 sebanyak 2 individu dan 1 individu pada jalur 2, kemudian Leptolalax hamidi jalur
1 sebanyak 1 individu, jalur 2 terdapat 1 individu. Jenis Polypedates macrotis jalur 1 1
individu jalur 2 terdapat 4 individu dan ada Nyctixalus pictus tidak ada individu
ditemukan dijalur 1 dan 1 individu di jalur 2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Identifikasi Ordo Anura di
Kawasan Hutan Lindung Bentuang Desa Raut Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten
Sanggau untumengetahui jenis-jenis apa saja yang ada dikawasan tersebut ssehingga
populasi dikawasan tersebut bisa diketahui. Kawasan Hutan Lindung Bentuang Desa
Raut Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau tersebut masih banyak Anura, akan
tetapi perlu adanya campur tangan Pemerintah setempat agar tidak ada illegal logging
juga penambangan emas secara illegal karena menganggu habitat bagi Ordo Anura di
kawasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS, 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam, 2008, Informasi Kawasan konservasi Kalimantan
Barat 2008, Kalimantan Barat

Cogger . 1999. Karakteristik Habitat Katak Pohon Hijau (Rhacophorus


reinwardtii)Dewasa Disekitar Kawasan Lereng Gunung Ungaran Jawa Tengah.

Das I. 1997. Conservation problem of tropical Asia’s most threatened turtle, In: Van
Abbema, J. (Ed). Proceeding : Conservation, restro-ration and management of
tortoise and turtle, Kinabalu.

Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi. BumiAksara. Jakarta. Goin CJ, Goin
OB, Zug GR. 1978. Introduction to Herpetology. W.H. Freeman and Company. San
Fransisco.

Frogs of Borneo. 2014. Frogsof Borneo. The Frogsof East Malaysia and Their Larval
Forms. www.frogsofborneo.org

Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali–Seri Panduan Lapangan, Puslitbang LIPI.
Bogor.

Inger dan stuebing, 2005. A field Guide To the Frog Of Borneo. Natural History
Publications (Borneo) Sdn. Bhd . Malaysia.

Kanna I. 2005. Bullfrog Pembenihan dan Pembesaran – Seri Budi Daya. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.

Indah Novita Sari, Bachrun Nurdjali dan Erianto (2015) keanekaragaman jenis amfibi
(ordo anura) dalam Kawasan Hutan Lindung Ambawang kecamatan Kubu Raya
Kabupaten Kubu Raya.

Ahmad Yani, Syafruddin Said, Erianto (2015) ) keanekaragaman jenis amfibi (ordo
anura) di Kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung kecamatan Sengah Temila
kabupaten Landak Kalimantan Barat jurnal hutan lestari.

Komunitas Anura (Amphibia) pada Tiga Tipe Habitat Perairan di Kawasan Hutan
Harapan Jambi Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)

Kusrini MD. 2007. Pedoman Penelitian Dan Survei Amfibi Di Alam Fakultas Kehutanan,
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kusrini MD. 2009. Pedoman Penelitian dan Survei Amfibi di Alam. Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kusrini MD. 2013. Panduan Bergambar Identifikasi Amfibi Jawa Barat. Bogor (ID):
Intitut Pertanian Bogor.

Menzies, J.I 2006. The Frogs of The New Guinea and The Solomon Island. Pensoft.

Mistar. 2003. Panduan Lapangan Amfibi Kawasan Ekosistem Leuser. Perpustakaan


Nasional, Jakarta. (ID): BOSF

Mistar. 2008. Panduan Lapangan Amphibia dan Reptil di Areal Mawas Provinsi
Kalimantan Tengah.

Sardi M. 2014. Keanekaragaman Herpetofauna Di Resort Lekawai Kawasan Taman


Nasional Bukit Baka Bukit Raya Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Fakultas
Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Tidak Dipublikasikan.

Surat Keputusan Menteri Kehutanan, 2014. Tentang Pembagian Wilayah Hutan di


Kalimantan Barat.

Stebbins RC dan Cohen NW. 1997. A Natural History of Amphibians. New Jersey (US):
Princeton Univ Press.

Yuliana 2000. Tentang Faktor Lingkungan Berdasarkan Tipe Habitat

Zug GR. 1993. Herpetology: An Introductory Biology of Amphibian Reptiles. Academic


Press Inc. San Dieogo,California.

Anda mungkin juga menyukai