Anda di halaman 1dari 12

Laba-Laba Pembuat Jaring Di Lahan Areal Tanaman Padi Dan Sekitarnya Di Kabupaten

Minahasa
Net-Making Spiders on Rice Field and Surrounding Areas in Minahasa District

Fander Juan. Hosang1)*


!)
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi,
Manado
*Email korespondansi: fanderndey@gmail.com

Abstrak

Laba-laba merupakan salah satu kelompok artropoda pemangsa dominan atau musuh alami

yang memegang peranan penting dalam ekosistem pertanian khususnya pertanaman padi sawah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan populasi laba-laba khususnya laba-laba

pembuat jaring yang ada di lahan areal dan sekitar tanaman padi sawah. Penelitian ini di

laksanakan di 3 (tiga) Desa berbeda Yaitu Desa Sendangan Kecamatan Sonder, Winebetan

Kecamatan Langowan Selatan dan Koyawas Kecamatan Langowan Barat selama 3 bulan sejak

bulan Agustus sampai Oktober 2017. Penelitian ini di lakukan dengan metode survey.

Pengambilan sampel dilakukan pada jaring laba-laba yang ada di pertanaman padi, pematang,

dan di areal sekitar pertanaman padi sawah. Pengamatan dilakukan 3 bulan dengan interval

waktu 2 minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 224 individu yang terdiri dari 13

spesies dan 5 famili laba-laba yang tergolong dalam famili Tetragnathidae, Araneidae, Theriidae

Mitidae dan Salticidae. Populasi laba-laba yang tertinggi dijumpai pada lokasi sampel Desa

Koyawas (124 individu), diikuti Desa Sendangan (64 individu) dan terendah pada Desa

Winebetan (35 individu). Selain itu laba-laba yang paling banyak di temukan menurut tingkat

tanaman yaitu umur tanaman 8 Minggu Setelah Tanam (MST), laba-laba yang paling dominan

dijumpai pada lokasi Koyawas Kecamatan Langowan Barat yaitu Family Tetragnathidae 95

Individu (total) yang terdiri dari genus/spesies T. Vermiformis, T. Virescens, T. Javana, T.

Nitens dan yang paling terendah adalah famili Salticidae terdiri dari genus/spesies Plexppus

yang hanya 2 individu saja.


Abstract

Spiders is one of the dominant predator or natural enemies classified in arthropod groups

that play an important role in agricultural ecosystems, especially paddy field plantations. This

study aimed to determine the types and populations of spider, especially net-spider in the area of

rice fields and its surrounding. This research was conducted in 3 (three) different villages namely

Sendangan Village Sonder District, Winebetan South Langowan District, and Koyawas West

Langowan District for 3 months started on August to October 2017. This research was conducted

by survey method. Sampling was carried out on spider webs found in embankments, ridge edges

and areas surround the rice fields. Observations are conducted every 2 weeks for 3 months. The

results showed that there were 224 individuals consisting of 13 species and 5 families of spiders

divided into five family i.e. Tetragnathidae, Araneidae, Salticidae, Theriidae and Mitidae. The

highest spider population was found in the location of the Koyawas Village (124 individuals),

followed by Sendangan Village (64 individuals) and the lowest in Winebetan Village (35

individuals). In addition to that, the most populated rice fields in relation to the age of the plant

was at the age of 8 Weeks After Planting (MTS) with the most dominant spider found in the

location of Koyawas West Subdistrict, classified as Family Tetragnathidae 95 Individuals (in

total), consisting of genus / species T. vermiformis, T. virescens, T.javana, T. nitens and the

lowest is family Salticidae which is of genus / species Plexppus species which are only two

individuals.
PENDAHULUAN
Tanaman padi (Oryza sativa L.) musuh alami yang memegang peranan

adalah tanaman pangan berupa rumput penting dalam ekosistem pertanian

berumpun, yang berasal dari dua benua yaitu khususnya pertanaman padi sawah (Suana

Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. dkk., 2004).

Untuk hidupnya padi dapat tumbuh baik Peranan laba-laba di dalam

pada iklim tropis maupun sub tropis dan pengendalian biologis yang bersifat alamiah

untuk pertumbuhannya, padi membutuhkan terhadap hama-hama pertanian kurang

air banyak terutama yang ditanam secara banyak diselidiki, karena pada umumnya

basah dan syarat ini dipenuhi oleh negeri laba-laba ini memangsa serangga. Perlu

kita yang mempunyai musim hujan dan adanya pemahaman yang mendalam tentang

kemarau (Sumartono dalam Manghitung, keanekaragaman spesies dan kelimpahan

2004). laba-laba di berbagai ekosistem (Tulung,

Masalah Organisme Pengganggu dkk, 2000).

Tanaman (OPT) yang mengakibatkan Pada ekosistem sawah, struktur

penurunan dan ketidak mantapan produksi komunitas laba-laba mungkin berbeda

yang belum dapat diatasi dengan karena perbedaan lingkungan, varietas yang

memuaskan. Kehilangan hasil akibat OPT digunakan, cara bercocok tanam, serta pola

diperkirakan 40 – 55 %, bahkan dapat tanam (Suana dkk., 2004).

terancam gagal panen. Laba-laba tidak seperti serangga, yang

Kepik Lygaeid, Paraecosmetus sp. hanya mempunyai dua segmen tubuh;

adalah penghisap bulir yang baru pertama kepala dan toraks yang menyatu (disebut

ditemukan di Kabupaten Bolaang sepalotoraks atau prosoma) dan abdomen

Mongondouw tetapi kini telah menyebar di disebut opistosoma, Tubuh bagian luar

Kabupaten Minahasa dan daerah lain di mengeras atau disebut eksoskeleton yang

Provinsi Sulawesi Utara (Sembel, 2010). kandungan utamanya adalah khitin. Pada

Laba-laba merupakan salah satu bagian sepalotoraks terdapat sepasang

kelompok artropoda pemangsa dominan atau pedipalpus (sering hanya disebut palpus),
pedipalpus pada jantan dewasa pada Minahasa. Penelitian ini diharapkan dapat

ujungnya membesar dan dapat berfungsi memberikan informasi tentang laba-laba

sebagai alat untuk kawinan. Pada bagian sebagai musuh alami terhadap hama pada

dasar dari pedipalpus terdapat maksila dan tanaman padi sawah.

labium (bibir). Selain itu pada sepalotorak METODE PENELITIAN


Waktu dan Tempat
terdapat empat pasang tungkai dan terdapat
Penelitian Ini dilaksanakan pada
sepasang Chelicerae yang terdapat claw
pertanaman padi sawah di Kabupaten
(fang) seperti rahang bertaring. Setiap kaki
Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, yaitu
laba-laba terdapat 4 segmen yang terdiri dari
Desa Sendangan Kecamatan Sonder,
koksa, trokanter, femur, patella, tibia,
Winebetan Kecamatan Langowan Selatan
metatarsus, dan tarsus. Setiap tarsus
dan Koyawas Kecamatan Langowan Barat.
mempunyai dua atau tiga claw (Barrion dan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
Litsinger, 1995).
penelitian ini adalah lampu senter untuk
Laba-laba penenun (seperti anggota dari
pengamatan laba-laba pada malam hari,
Araneidae) membuat jaring dari sutra
botol koleksi untuk pengambilan, sprayer,
berbentuk bulatan diletakkan di antara
ditergen, kertas label, dissecting set, kuas,
dedaunan atau ranting-ranting, tanah/batu,
mikroskop binocular, alat, alkohol 70%,
disudut-sudut bangunan, permukaan tanah
ayakan dan alat tulis menulis. Pada Tanggal
yang berlobang, percabangan pohon, dan
26 Agustus penulis melakukan survei lahan
lain-lain.
dan penetapan lahan yang dijadikan lokasi
Laba-laba biasanya berlimpah di tempat
tempat penelitian dan pada pengamatan
yang banyak vegetasi. Cara yang paling
pertama dilaksanakan pada tanggal 9
umum ditemukan dengan cara ballooning
September 2017, pengamatan ke dua 23
yaitu pemencaran dengan cara melayang di
September 2017 dan pengamatan ke tiga 7
udara (Tulung,dkk, 2006).
Oktober 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk
Teknik Pengambilan Sampel
mengetahui jenis dan populasi laba-laba
Pengamatan dan pengambilan
pembuat jaring di lahan areal tanaman padi
sampel dilakukan pada sore hari pukul 17:00
sawah dan sekitarnya di Kabupaten.
hingga pukul 23:00 mencari dan merupakan waktu pertumbuhan vegetative

menemukan laba-laba pembuat jaring yang tanaman padi sawah dan pada umur tanaman

sedang membangun jaring maupun yang tersebut merupakan waktu yang relative

sudah selesai membangun jaring dan yang banyak populasi mangsa (hama pada

sedang memangsa baik pada tanaman padi tanaman padi sawah). Lalu sampel laba-

sawah, pematang, maupun yang berada di laba yang diperoleh diberi label sesuai

sekitar tanaman padi seperti semak-semak. tempat, dan waktu pengamatannya.

Pengambilan/penangkapan laba-laba diambil

secara langsung menggunakan tangan atau

dengan botol koleksi yang telah diisi terlebih

dahulu dengan alkohol. Caranya sederhana

dengan menempatkan botol koleksi di

bagian bawah dimana laba-laba tersebut Keterangan :

diam, karena perilaku dari laba-laba bahwa = areal tanaman padi sawah

apabila diganggu maka laba-laba akan = pematang

menjatuhkan diri ke bawah, maka ketika = pertanaman padi

laba-laba menjatuhkan diri ke bawah = subpetak

ditangkap dengan botol koleksi. Untuk

memudahkan pengamatan jaring laba-laba Analisis Data

pada malam hari, maka pada bagian jaring Hal-hal yang diamati dalam penelitian

disemprotkan cairan ditergen sehingga ini adalah pengamatan jenis laba-laba

partikel air ditergen menempel pada jarring dilakukan dengan mensortir sampel laba-

dan jaring nampak sangat jelas dan dapat laba yang diperoleh menurut jenis dan

diamati dengan mudah serta diambil pengambilan yang ada di persawahan,

gambar. Pengambilan sampel dilakukan tiga pematang, dan areal di sekitar tanaman padi,

kali pengamatan (pada umur 4, 6, dan 8 kemudian diidentifikasi sampai tingkat

mst), dengan interval waktu dua minggu spesies atau genus dan famili tergantung

sekali. Penentuan waktu pengambilan kunci yang tersedia. Identifikasi laba-laba

sampel 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dilaksanakan di Laboratorium Entomologi


dan Hama Tumbuhan, Fakultas Pertanian, padi, pematang, dan di areal sekitar

Universitas Sam Ratulangi (Gambar 4), pertanaman padi sawah sebanyak tiga kali

dangan pengamatan menggunakan kunci pengamatan pada umur tanaman padi yang

identifikasi oleh Barrion dan Litsinger berbeda di Kabupaten Minahasa yaitu di

(1995). Desa Sendangan, Koyawas dan Winebetan

Pengamatan populasi laba-laba yang telah teridentifikasi terdiri dari lima

dilakukan dengan menghitung jumlah laba- famili yakni Tetragnathidae, Araneidae,

laba berdasarkan tingkat umur tanaman yang Theriidae Mitidae dan Salticidae. Adapun

berada di pematang, tepi pematang dan areal jenis-jenis laba-laba yang ditemukan pada

sekitar tanaman padi sawah. pertanaman padi sawah di Kabupaten

HASIL DAN PEMBAHASAN Minahasa sebagaimana terlihat pada Tabel 1


Jenis Laba-Laba Pembuat Jaring Yang
Tertangkap. berikut ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jenis-jenis laba-laba yang ada di pertanaman

Table 1. Jenis Laba-laba Pembuat Jaring Di Tiga Lokasi Persawahan Kabupaten Minahasa.

No. Famili Genus Spesies


1. Tetragnathidae Tetragnatha Tetragnatha vermiformis
2. Tetrangathidae Tetragnatha Tetragnatha virescens
3. Tetragnathidae Tetragnatha Tetragnatha javana
4. Tetragnathidae Tetragnatha Tetragnatha nitens
5. Araneidae Araneus Araneus inustus
6. Araneidae Argiope Argiope catenulate
7. Araneidae Neocosoma Neocosoma rumpfi
8. Araneidae Neocosoma Neocosoma theisii
9. Araneidae Cyrtophora Cyrtophora sp.
10. Theriidae Crysso Crysso sp.
11. Theriidae Coelosoma Coelosoma sp.
12. Mitidae Leucage Leucage sp.
13. Salticidae Plexippus Plexippus sp.

13
Berdasarkan Tabel 1, ternyata bahwa Tetrangatha dan Araneidae merupakan dua

terdapat 13 spesies laba-laba pembuat jaring famili yang mendominasi dan ditemukan di

yang ditemukan pada pertanaman padi tiga lokasi dengan masing-masing 4 sampai

sawah di Kabupaten Minahasa. Famili 5 spesies. Kedua famili laba-laba pembuat


jaring ini juga mendominasi lokasi serangga. Konstruksi jaring laba-laba

pertanaman padi sawah di Kabupaten umumnya ditenun di antara tajuk-tajuk

Cianjur Jawa Barat (Tulung, dkk. 1999; tanaman padi sawah maupun gulma dan

Sauna 2004) demikian juga dilaporkan di diletakkan secara horizontal.

negara lain di Asia yang melakukan Theridiidae beranggotakan genus

penanaman padi sawah seperti Filipina, chrysso sp dan Coleosoma sp. Laba-laba ini

Malaysia, Thailand, dan Jepang. juga membuat jaring dengan beberapa

Aranidae yang terdiri genus/spesies bentuk untuk menangkap mangsa. Jarring-

Agiope catelunata, Neocosoma rumpfi, jaringnya diletakkan di antara dedaunan,

Neocosoma theisii, Crythopora sp., dan ranting atau percabangan tanaman yang ada

Araneus inustus. Merupakan jenis laba-laba disekitar lokasi itu sendiri.

paling dominan setelah famili Famili yang ditemukan paling sedikit

Tetragnathidae. Aranidae atau laba-laba adalah family Salticidae. Laba-laba ini

bola (orbspiders) bertubuh relatif bulat merupakan jenis laba-laba yang tidak

dengan warna-warni yang sangat mencolok, membuat jarring, tetapi hanya membuat

mempunyai 8 buah mata yang tersusun benang-benang untuk melindungi telurnya

menjadi 2 baris dengan mata lateral terpisah dari predator lain. Laba-laba jenis ini

jauh dengan mata median. Laba-laba ini merupakan laba-laba pemburu didaun-daun

membuat berbentuk lingkaran yang ditenum dan juga menjadi pemburu di tanah.

diantara ranting, cabang atau antara tanaman Biasanya laba-laba ini tinggal digulungan

untuk menangkap hama. Umumnya atau lipatan daun biasanya juga hidup

konstruksi laba-laba ini diletakkan secara ditempat yang tidak terjangkau oleh manusia

vertical diantara tanaman padi (Levi, 1990). sambal menunggu mangsanya (Jacob et al.,

Mitidae dan Theridiidae merupakan 2007). Famili Salticidae mudah dikenali

laba-laba yang dominan ketiga setelah melalui pola mata yang memiliki 4 pasang

Tetragnatidae dan Aranidae. Mitidae terdiri mata dengan mata median anterior yang

dari Genus/spesies Leucauge sp. Laba-laba sangat besar. Mata laba-laba tersebut

ini termasuk yang membuat jaring berbentuk tersusun atas 3 baris.

bulat (orbwaver) untuk menangkap


Lebih lanjut Smith (1978 dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Wanta 2009) menyatakan bahwa kerapatan populasi laba-laba pada setiap lokasi

dan jenis mangsa yang tersedia berpengaruh penelitian beragam tergantung lokasi

terhadap perilaku dan kemampuan penelitian, sebagaimana terlihat pada Tabel

memangsa predator yang bersifat polifag. 2 berikut ini. Rata-rata laba-laba yang

Bertambah tinggi kerapatan populasi tertinggi dijumpai pada lokasi sampel Desa

mangsa maka kemampuan memangsa Koyawas (124 individu), diikuti Desa

meningkat pula. Sendangan (65 individu) dan terendah pada

Populasi Desa Winebetan (35 individu).

Tabel 2. Rata-rata laba-laba pembuat jaring yang ditemukan pada pertanaman padi, pematang
dan areal tanaman padi sawah di Kabupaten Minahasa.
Famili Genus/spesies Lokasi Sampel
Winebetan Sendangan Koyawas
Tetrangathidae Tetrangatha 4 6 18 28
vermiformis
Tetrangatha 2 4 12 20
virescens
Tetrangatha 6 4 17 27
javana
Tetrangatha 1 9 10 20
nitens
Araneidae Araneus 3 4 14 21
inustus
Argiope 3 9 10 22
catenulate
Neocosoma 3 5 9 17
rumpfi
Neocosoma 6 5 8 19
theisii
Cyrtophora 1 7 6 14
sp.
Theriidae Crysso sp. 2 5 5 12
Coleosoma 1 2 4 7
sp.
Mitidae Leucage sp. 3 4 7 12
Salticidae Plexippus sp. 0 1 1 2
Total 35 65 124 224
Tingginya populasi laba-laba pada persawahan yang berbeda dengan lokasi

lokasi Desa Koyawas dibandingkan dengan sampel lainnya Lokasi ini antara lain

lokasi sampel lainnya karena keragaman sekitar pematang, tepi pematang maupun

jenis dan struktur vegetasi disekitar areal pertanaman padi sangat beragam tipe

pertanaman serta cara pengelolaan vegetasinya yaitu di areal tanaman padi


sawah mengandung banyak jenis pohon dan Pengeringan sawah menurut pengamatan

di tumbuhi rumput liar/gulma. Di petani setempat dapat mencegah dan

persawahan Desa Sendangan Kecamatan mengurangi besarnya serangan hama tikus.

Sonder merupakan lahan yang relatif Pengeringan sawah sangat

beragam vegetasinya yakni sawah hanya mempengaruhi perkembangan populasi

beberapa hektar dan diapit oleh lahan kering laba-laba. Hal ini didukung oleh hasil

yang terdapat beberapa vegetasi tanaman pengamatan aktivitas laba-laba yang

pertanian lainnya berupa cengkeh, cempaka, menunjukkan bahwa apabila sawah dalam

pisang dan beberepa tanaman semusim keadaan kering maka laba-laba sering

seperti cabe, ubi jalar, jagung. Cara ditemukan di tempat-tempat yang agak

budidaya tanaman padi yang intensif dengan lembab atau di sekitar genangan air.

pemupukan anorganik dengan penggunaan Faktor lain yang turut berperan pada

pestisida seperti insektisida untuk ekosistem yaitu penggunaan pestisida.

pengendalian hama dan herbisida untuk Lahan persawahan Di Desa Koyawas tidak

pengendalian gulma yang terdapat di sekitar diaplikasikan dengan insektisida untuk

tanaman padi sawah. Beragamnya vegetasi mengendalikan hama. Berbeda dengan

disekitar turut berperan mempengaruhi pertanaman padi sawah di Desa Sendangan

keberadaan laba-laba untuk membangun dan Desa Winebetan yang sering

jaring (Hoerunnisa, 2006). Relatif paling diaplikasikan dengan pestisida. Nugaliyade

rendah di Desa Winebetan dikarenakan dalam Tulung (1999) melaporkan bahwa

hamparan yang sangat luas dan struktur populasi laba-laba pada sawah yang tidak

vegetasinya sangat kurang beragam. diaplikasikan dengan isektisida lebih banyak

Pertanaman padi sawah di desa ini lebih dari pada yang diaplikasikan insektisida.

intensif juga menggunakan insektisida untuk Kiritani et al. (1995) menyatakan bahwa

mengendalikan hama. Selain itu, laba-laba berperan penting sebagai agens

persawahan di lokasi ini petani melakukan yang memangsa hama pada tanaman padi

pengeringan sawah secara menyeluruh yang kurang atau tidak diaplikasikan dengan

karena adanya kekuatiran akan adanya isektisida. Di Indonesia, penggunaan

serangan hama tikus (komunikasi pribadi). pestisida kimia masih menjadi andalan
masyarakat tani dalam upaya mengendalikan ternyata pada umur delapan minggu setalah

organisme pangganggu tanaman (OPT). tanam (mst) memiliki 129 individu, dan

selain itu penggunaan pestisida kimia yang terendah pada tanaman berumur empat

tidak bijaksana dapat menyebabkan minggu mst 39 individu. Rata-rata populasi

terjadinya pencemaran terhadap lingkungan laba-laba pada berbagai tingkat umur

yang berakibat kurang baik terhadap tanaman selengkapnya dapat dilihat pada

kesehatan manusia (Setyono, 2009). Tabel 3.

Pengamatan terhadap populasi laba-

laba pada berbagai tingkat umur tanaman,

Tabel 3. Rata-rata populasi laba-laba yang tertangkap di pertanaman padi, pematang dan areal
tanaman padi sawah pada berbagai tingkat umur tanaman di tiga desa berbeda.

Minggu Setelah Tanam


Famili 4 Mst 6 Mst 8 Mst Jumlah
Tetragnitidae 11 27 57 95
Aranidae 20 26 48 94
Salticidae 1 - 1 2
Theriidae 2 2 15 19
Mitidae 5 1 8 14
Total 39 56 129 224

Pada Tabel 3 terlihat bahwa terdapat nitens. Populasi famili ini relatif tinggi pada

kecenderungan semakin bertambahnya umur umur tanaman 6-8 mst, famili ini dikenal

tanaman semakin tinggi populasi laba-laba. sebagai tipe laba-laba pembuat jaring yang

Identifikasi menunjukan jenis laba-laba yang banyak hidup di tropis dan subtropik

paling dominan dijumpai pada lokasi (Gillespie et al., 2003). Anggota famili ini

Koyawas Kecamatan Langowan Barat dicirikan dengan ukuran tubuh yang kecil

dibandingkan dengan lokasi lain yaitu hingga besar, pada umumnya anggota famili

family Tetragnathidae 95 individu (total) ini memiliki kaki yang panjang dan ramping

yang terdiri dari genus/spesies Tetragnatha kacuali pada genus Pachinatha yang

vermiformis, T. virescens, T. javana, T. memiliki ukuran kaki yang pendek.


Keunikan pada famili ini yaitu pada DAFTAR PUSTAKA

organisme jantan memiliki struktur Barrion, A. T. and J. A.


Litsinger.1995.Riceland Spiders of
tambahan menyerupai kait pada bagian South and Southeast Asia. Manila:
IRRI. CABI.
pedipalpus yang digunakan sebagai alat
Gillespie, R, G, 2003, “Spiders of the genus
untuk memegang betina ketika melakukan Tetragnatha in the Society Island”,
Journal of Aracnology, vol.31, hal
proses kopulasi. Laba-laba ini memiliki 8 157-172.

mata yang tersusun menjadi 2 baris, mata Hoerunnisa. 2006. Kekayaan dan
keragaman laba-laba pada
bagian tengah berwarna lebih gelap pertanaman padi PHT dan konvensial
di Ciasem Kabupaten Subang
dibandingkan dengan mata lateral dan (skripsi). Bogor (ID). Institut
Pertanian Bogor
terletak saling berdekatan dan juga laba-laba
Jakop, Elizabeth, M, Christa, D, S,
ini aktif membangun jaringnya di antara Haberman, M, P and Plourde, A,
2007, “Jumping Spider Associate
daun tanaman padi, dengan demikian Food with Colour in A T-maze”
Journal Arachnology, vol. 35, hal.
bertambahnya jumlah ruang antara daun 487.

memungkinkan laba-laba tersebut Kiritani, K., and S. Kawahara, T. 1995.


Quantitative evalution of predation
membangun jaring. by spiders on the green rice
leafhopper, Nephotettix cinticeps
KESIMPULAN Uhler, by a sight-count method. Res.
Popul. Ecol. 13 : 187 – 200.
Laba-laba pembuat jaring yang
Levi, H W, 1990 „Key to genera of areneid
terdapat di lahan sekitar tanaman padi sawah orb weavers (Araneae, Aranedae) of
The americas‟, Jurnal of
di Kabupaten Minahasa total terdapat 224 arachnology, vol, 30 hal. 527-562.

individu yang terdiri dari 13 genus/spesies, Manghitung, N., 2004. Pengaruh


Penerapan Teknologi Usahatani
dan 5 famili. Laba-laba yang tertinggi di Terhadap Produksi Padi Sawah di
Desa Rantelada Kecamatan Palolo
jumpai pada Desa Koyawas yaitu 124 Kabupaten Donggala. Skripsi.
Universitas Tadulako, Palu.
Individu, kemudian Desa Sendangan 65
Nugaliyade, L. 1999. Population growth of
individu, dan yang terendah di Desa brown planthopper in Sri Lanka,
Paper presented at the Workshop on
Winebetan hanya 35 individu. Jenis laba- sustainable IPM in Tropical Rice,
Bogor. Indonesia.
laba yang paling dominan adalah dari famili
Sembel, D. T, 2010. Pengendalian Hayati,
Tetragnathidae, yang diikuti family Hama-hama serangga tropis dan
gulma. Penerbit Andi Yogyakarta.
Aranidae, kemudian Theridiidae dan

Mitidae.
Setyono, A. B., 2009. Kajian Pestisida Tulung, M., A. Rauf, S. Sosromarsono, dan
Terhadap Lingkungan dan Kesehatan D. Buchori. 2000. Keanekaragaman
serta Alternatif Solusinya. spesies Laba-Laba di Ekosistem
http://www.naturalnusantara.co.id/in Pertanaman Padi. Prosiding
dek 7.1.1 php?id=54. symposium Keanekaragaman Hayati
Arthropoda. (8) : 193-201.
Suana, I. W. 1999. Studi kompratif
keanekaragaman laba-laba (Araneae) _______, B. A. N. Pinaria, B. H. Assa dan
pada empat komunitas tumbuhan di W. M. Moniaga. 2001. Komunitas
gunung tangkuban perahu, Jawa laba-laba di ekosistem pertanaman
Barat.Tesis.Pascasarjana.ITB. kedelai. Laporan penelitian DCRG-
Bandung. URGE.

__________., D. Duryadi. D. Buchori, S. _______, S. Sosromarsono dan A Rauf.


Manuwoto dan H. Triwidodo. 2004. 2006. Perkembangan populasi laba-
Komunitas Laba-Laba pada Lanskap laba serigala pardosa pseudoannulata
Persawahan di Cianjur.Hayati Boes & Strand pada pertanaman
11:145-152. padi. Jurnal Ilmiah Eugenia. Fakultas
Pertanian Unsrat.
Tahir, H. M. 2009. Biodiversity and
Preddatorry Efficacy of Spiders Wanta, N. N. 2009. Bahan Pengendalian
inhabiting the Rice Fields of Central Hayati. LP3AI – Universitas Sam Ratulangi,
Punjab Pakistan.Disertation. Punjab Manado
University .Pakistan.

Anda mungkin juga menyukai