Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah
AL-KAUNIYAH; Journal of Biology, 11(2), 2018, 133-150
Naskah Diterima: 11 Januari 2018; Direvisi: 14 Maret 2018; Disetujui: 24 Maret 2018
Abstrak
Taman Wisata Mekarsari (TWM) merupakan salah satu daerah penyangga ekosistem dan pusat
pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Keragaman jamur makro asal serasah dan tanah di
TWM belum pernah dilaporkan sebelumnya. Jamur merupakan organisme penting dalam siklus
materi karena kemampuannya mendegradasi bahan organik pada ekosistem. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai keragaman jamur makro di TWM untuk
pemanfaatan potensinya di masa mendatang. Sebanyak 20 jenis dan 16 genus jamur makro berhasil
dikoleksi dari TMW pada penelitian ini. Identifikasi jamur dilakukan dengan menggunakan
berbagai karakter makroskopik. Pada tulisan ini dijelaskan cara deskripsi karakter makroskopik
untuk membantu identifikasi jamur. Jamur yang berhasil diidentifikasi pada penelitian ini adalah
Amanita sp.1, Amanita sp.2, Auricularia sp., Collybia sp., Clitocybe sp., Crepidotus sp., Cyathus
sp., Ganoderma sp., Lepiota sp.1, Lepiota sp.2, Marasmius sp., Naucoria sp.1, Naucoria sp.2,
Omphalina sp., Panaeolus sp., Parasola sp.1, Parasola sp.2, Pluteus sp., Scizophyllum sp., dan
Xylaria sp. Beberapa jamur yakni Auricularia, Clitocybe, Ganoderma, dan Scizophyllum yang
ditemukan berpotensi sebagai bahan pangan dan obat. Inventarisasi data keragaman yang baik akan
membantu upaya pengelolaan dan pelestarian kekayaan sumber daya hayati di Indonesia.
Kata kunci: Biodiversitas; Jamur; Potensi; TWM
Abstract
Mekarsari Tourism Area (TWM) is one of the buffer zone of ecosystem and biodiversity conservation center
in Indonesia. The diversity of macro fungi from the litter and soil in TWM has not been previously reported.
Fungi are important organisms in the material cycle because of their ability to degrade organic matter on
the ecosystem. In this study, 20 species and 16 genera of mushrooms were collected from TWM. Mushroom
identification is performed using various macroscopic characters. The mushrooms identified in this paper
are: Amanita sp.1, Amanita sp.2, Auricularia sp., Collybia sp., Clitocybe sp., Crepidotus sp., Cyathus sp.,
Ganoderma sp., Lepiota sp.1, Lepiota sp.2, Marasmius sp., Naucoria sp.1, Naucoria sp.2, Omphalina sp.,
Panaeolus sp., Parasola sp.1, Parasola sp.2, Pluteus sp., Scizophyllum sp., and Xylariasp. Some of them
were considered as food and medicinal source. Good inventory of diversity data will assist the management
and conservation of the wealth of biological resources in Indonesia.
Keywords: Biodiversity; Mushroom; Potency; TWM
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v11i2.6729
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 134
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
135 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
menempel ke tudung pada posisi central, tipe Tekstur tubuh buahnya berdaging tanpa bau
penempelan pada substrat berupa rhizomorf, khas.
dan tidak berongga (solid) (Gambar 1.d).
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 136
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
137 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
menurun (decurrent) (Gambar 5.c), panjang central, tipe penempelan pada substrat berupa
lamela 3,38,4 cm, jarak antar baris medium rhizomorf, dan tidak berongga (solid). Tekstur
dengan margin rata (smooth). Stipe berbentuk tubuh buahnya berdaging tanpa bau khas.
sejajar (equal), berwarna krem coklat, diameter Jamur ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
0,71 cm, panjang 3,2 cm, permukaan bersisik pangan.
(scaly), menempel ke tudung pada posisi
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 138
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
139 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
warna putih dengan bagian hitam di tengah cm, jarak antar medium dengan margin rata.
(Gambar 10.c). Tudung berdiameter 1,21,7 Stipe berbentuk lurus sejajar (equal), berwarna
cm dengan bentuk bagian atas flat ketika muda putih, diameter 0,1 cm, panjang 2,75 cm,
dan melengkung ke atas (depressed) ketika tua permukaan rata (smooth), menempel ke tudung
dan bentuk bagian bawah bundar (ovoid). pada posisi central, tipe penempelan pada
Permukaan tudung bersisik (scaly). Tepian substrat berupa rhizoid, bercincin (Gambar
tudung bergerigi kecil (crisped) dengan margin 10.b) dan berongga (hollow) (Gambar 10.d).
lurus. Jamur ini memiliki tipe himenofor Tekstur tubuh buahnya cartilaginous tanpa bau
berupa lamela yang tidak menempel pada stipe khas.
(free) (Gambar 10.e), panjang lamela 0,50,8
Gambar 10. Karakteristik makroskopis Lepiota sp.2 yang dikoleksi dari TWM
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 140
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
tipe himenofor berupa lamela yang menempel tudung pada posisi central, tipe penempelan
pada stipe dengan jarak yang lebar (adnate) pada substrat berupa basal tomentum, dan
(Gambar 11.b), panjang lamela 0,4 cm, jarak tidak berongga (solid) (Gambar 11.d). Tekstur
antar baris renggang (distant) dengan margin tubuh buahnya lunak sedikit keras tanpa bau
rata (smooth) (Gambar 11.b). Stipe berbentuk khas. Belum ada informasi mengenai
sejajar (equal), berwarna hitam (Gambar 11.d), penggunaan jamur ini sebagai bahan pangan di
diameter 0,1 cm, panjang 1,71,9 cm, daerah TWM.
permukaan halus (smooth), menempel ke
Gambar 11. Karakteristik makroskopis Marasmius sp. yang dikoleksi dari TWM
141 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Gambar 12. Karakteristik mikroskopik Naucoria sp.1 yang dikoleksi dari TWM
Gambar 13. Karakteristik makroskopis Naucoria sp. 2 yang dikoleksi dari TWM
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 142
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
(undulated) dengan margin lurus (decurved). cm, panjang 515 cm, permukaan berserat
Jamur ini memiliki tipe himenofor berupa (fibrillose), menempel ke tudung pada posisi
lamela yang menempel pada stipe dengan jarak central, tipe penempelan pada substrat berupa
yang sempit (adnexed), panjang lamela 0,33 rhizoid, dan berongga (hollow) (Gambar 15.b).
cm, jarak antar baris medium dengan margin Tekstur tubuh buahnya cartilaginous tanpa bau
rata (smooth) (Gambar 15.d). Stipe berbentuk khas dan rasanya pahit. Belum ada informasi
rooting (mengakar), berwarna coklat ketika mengenai penggunaannya sebagai bahan
muda dan kehitaman ketika tua, diameter 0,2 pangan di kawasan TWM.
Gambar 14. Karakteristik identifikasi makroskopis Omphalina sp. yang dikoleksi dari TWM
Gambar 15. Karakteristik makroskopis Panaeolus sp. yang dikoleksi dari TWM
Parasola sp. berdiameter 3 cm dengan bentuk bagian atas
Parasola sp.1 dan bentuk bagian bawah bundar (ovoid).
Parasola sp.1 yang ditemukan di TWM Permukaan tudung halus (smooth) (Gambar
tumbuh secara berkelompok dengan tubuh 16.c). Tepian tudung berombak (undulated)
buah berdekatan (gregarious) pada substrat dengan margin sedikit melengkung (incurved)
berupa tanah (Gambar 16.a). Jamur ini (Gambar 16.d). Jamur ini memiliki tipe
memiliki bentuk tubuh buah berupa tudung himenofor berupa lamela yang menempel pada
(cap) berlamela dan bertangkai (stipe). Tudung stipe dengan jarak yang sempit (adnexed),
berwarna putih ketika muda kemudian ketika panjang lamela 1,5 cm, jarak antar baris
tua menghitam (Gambar 16.b). Tudung longgar (distant) dengan margin rata. Stipe
143 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
berbentuk lurus sejajar (equal), berwarna substrat berupa basal tomentum dan berongga
hitam, diameter 0,16 cm, panjang 3 cm, (hollow) Tekstur tubuh buahnya cartilaginous
permukaan rata (smooth), menempel ke tudung tanpa bau khas. Belum ada informasi mengenai
pada posisi central, tipe penempelan pada penggunaannya sebagai bahan pangan.
Gambar 16. Karakteristik makroskopis Parasola sp.1 yang dikoleksi dari TWM
Gambar 17. Karakteristik makroskopis Parasola sp.2 yang dikoleksi dari TWM
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 144
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Gambar 18. Karakteristik makroskopis Pluteus sp. yang dikoleksi dari TWM
Gambar 20. Karakteristik makroskopis Xylaria sp. yang dikoleksi dari TWM
145 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 146
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
sebagai sumber obat maupun makanan Parjimo & Soenanto (2008), mengonsumsi
(Sugiharto, 2010). jamur ini memiliki efek bersifat melindungi
Jamur berikutnya yang dikoleksi dari organ tubuh, membangun, mengobati, dan
TWM adalah Crepidotus. Crepidotus pada saat berdampak positif terhadap penyembuhan
muda memiliki batang yang berwarna putih organ tubuh yang sakit. Pengembangan potensi
bersih dan ketika membesar batangnya Ganoderma sebagai obat-obatan telah banyak
semakin tua dan berwarna kecoklatan. Jamur dilakukan di beberapa negara di Dunia.
ini tergolong ke dalam jamur yang tidak dapat Sebanyak 2 jenis Lepiota berhasil
dikonsumsi (Hasanuddin, 2014). Eksplorasi diinvetarisasi dari kawasan TWM. Belum
dan penelitian mengenai Crepidotus di ditemukan adanya informasi mengenai
Indonesia sendiri masih terbatas dan belum pemanfaatan jamur ini sebagai bahan pangan
ditemukan informasi mengenai penggunaan ataupun obat di TWM. Menurut Erika (2006)
jamur ini sebagai bahan pangan khususnya di berdasarkan metode CRUISE, peubah yang
TWM. Cyathus atau juga dikenal sebagai paling berpengaruh dalam membedakan jamur
jamur sarang burung merupakan salah satu Lepiota yang dapat dimakan atau tidak adalah
jamur yang mudah ditemui pada berbagai jenis aromanya. Jamur yang beraroma busuk, apak,
ekosistem. Jamur sarang burung yang dikoleksi dan tajam diklasifikasikan sebagai beracun
dari TWM memiliki 5 peridiol, dengan lapisan atau tidak dapat dimakan. Lepiota merupakan
peridium yang berwarna cokelat terang. jenis jamur yang mengandung senyawa
Berbagai penelitian telah menunjukkan potensi berbahaya seperti kholin (Suharjo, 2007).
dari jamur ini, salah satu jenis dari genus Genus berikutnya yang berhasil di-
Cyathus yaitu Cyathus stereoreus dapat identifikasi dari TWM adalah Marasmius yang
meningkatkan laju fermentasi, metabolisme memiliki persebaran yang luas di dunia dengan
nitrogen dan serat yang dapat dimanfaatkan jumlah lebih dari 600 jenis. Belum ditemukan
oleh ternak (Chuzaemi et al., 2011). Cyathus informasi mengenai penggunaan jamur ini di
strecoreus sering digunakan untuk TWM. Marasmius sp. termasuk jamur ligno-
biodegradasi lignin (Baiquni et al., 2007). philik yang baru diidentifikasi di Indonesia
Kemampuan jamur pelapuk putih untuk proses sehingga belum begitu populer pemanfaatan-
biodegradasi lignin difasilitasi oleh nya (Musnandar, 2006). Jamur Marasmius sp.
kemampuan untuk enzim-enzim seperti lignin tumbuh baik pada suhu 30 C dengan
peroxidase (LiP), manganese-dependent kelembaban 6070%. Menurut Blanchette
peroxidase (MnP), dan laccase (Davalos et al., (1994), Marasmius sp. mampu mendegradasi
2004). Menurut Baiquni et al. (2007), enzim- selulosa menjadi lebih sederhana karena dapat
enzim ini mampu mengoksidasi senyawa- menghasilkan enzim selulase. Enzim selulase
senyawa fenolik yang terdapat pada lignin terdiri dari komplek eksoglukanase,
sehingga ikatannya akan rusak. Kemampuan endoglukanase dan β-glukosidase yang dapat
ini dapat dikembangkan untuk prosuksi etanol. mengubah selulosa menjadi glukosa untuk
Semakin banyak lignin yang terdegradasi maka pertumbuhan jamur sebagai sumber karbon
hidrolisis akan semakin sempurna sehingga (Garraway & Evans, 1984).
produksi etanol pada proses fermentasi Sebanyak 2 jenis dari genus Naucoria
menjadi optimal. berhasil diinventarisasi dari kawasan TWM.
Satu genus Ganoderma ditemukan pada Informasi pemanfaatan dan potensi genus ini
kawasan TWM. Ganoderma atau disebut juga belum pernah tercatat dan diteliti di Indonesia.
cahkokor diketahui dapat merusak batang Genus berikutnya yang berhasil dikoleksi dari
pohon (Khastini et al., 2017), terutama pada tempat yang tidak berjauhan dari Naucoria
perkebunan kelapa sawit yang menyebabkan adalah Omphalina. Beberapa peneliti telah
busuk pangkal batang. Contoh jenis dari genus melaporkan mengenai potensi jamur ini.
ini adalah Ganoderma applanatum yang paling Menurut Eris et al. (2012), Omphalina sp.
banyak ditemukan tumbuh dalam kelompok- adalah jamur yang mampu tumbuh pada pH
kelompok kecil atau sendirian (soliter) di asam antara 4,55,5, sehingga jamur ini dapat
batang, tonggak dan pohon mati yang masih tumbuh dengan baik dan mampu menurunkan
berdiri (Mardji & Noor, 2009). Menurut kepekatan warna limbah cair industri kosmetik
147 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
dengan efektif. Omphalina sp. juga diketahui lingkungan mampu mengubah gaya hidup
aktif menghasilkan lakase dan Mn-P yang cendawan menjadi bentuk parasit (Putra et al.,
berpotensi sebagaiagen biobleaching dan 2015). Anggota genus Xylaria memiliki peran
dekolorisasi (Suharyanto et al., 2008). penting dalam proses pengembalian hara tanah
Kelompok berikutnya yang dikoleksi adalah yaitu sebagai dekomposer. Anggota dari genus
Parasola. Jamur ini merupakan salah satu Xylaria sp. juga diketahui memiliki
jamur saprofit yang memiliki relung ekologi kemampuan sebagai agen hayati karena
luas. Jamur tersebut ditemukan pada daerah memiliki sifat antagonis terhadap beberapa
rerumputan di kawasan TWM. Genus jenis organisme patogen pada tanaman
berikutnya yang berhasil dikoleksi dari (Nuryadi et al., 2016). Perlu dilakukan
kawasan TWM adalah Pluteus. Menurut penelitian lebih lanjut mengenai potensi
penelitian Noverita et al. (2017), jamur Pluteus Xylaria yang berhasil dikoleksi di TWM.
dengan jenis Pluteus cervinus merupakan salah
satu jenis jamur makro yang dapat dimakan SIMPULAN
dan sangat potensi untuk dikembangkan dalam Sebanyak 20 jenis dan 16 genus jamur
bentuk budi daya, namun belum ada informasi makro berhasil dikoleksi dari TMW pada
mengenai penggunaan jamur ini sebagai bahan penelitian ini. Identifikasi jamur dilakukan
pangan di kawasan TWM. dengan menggunakan berbagai karakter
Schizophyllum atau juga dikenal dengan makroskopik. Jamur yang berhasil
jamur gerigit berhasil didokumentasikan pada diidentifikasi dari TMW adalah Amanita sp.1,
penelitian ini. Genus ini berpotensi sebagai Amanita sp.2, Auricularia sp., Collybia sp.,
bahan pangan, walaupun belum ditemukan Clitocybe sp., Crepidotus sp., Cyathus sp.,
informasi mengenai penggunaannya di Ganoderma sp., Lepiota sp.1, Lepiota sp.2,
kawasan TWM. Darwis et al. (2011) Marasmius sp., Naucoria sp.1, Naucoria sp.2,
mengemukakan bahwa Schizophyllum sp. ini Omphalina sp., Panaeolus sp., Parasola sp.1,
tidak beraroma dan merupakan jamur yang Parasola sp.2, Pluteus sp., Scizophyllum sp.
paling sering dikonsumsi di Bengkulu, selain dan Xylaria sp.
sebagai bahan pangan, menurut Hadi et al.
(2011), Schizophyllum merupakan salah satu UCAPAN TERIMA KASIH
jenis jamur pelapuk kayu yang sangat potensial Penulis mengucapkan terimakasih
dan dapat tumbuh secara alami pada batang kepada Pihak Taman Wisata Mekarsari, Divisi
pohon maupun pada limbah kayu hasil hutan. Mikologi Departemen Biologi Institut
Jamur pelapuk kayu merupakan golongan Pertanian Bogor yang telah membantu
jamur yang dapat merombak selulosa dan penelitian ini.
lignin, sehingga kayu menjadi lapuk, kekuatan
serat elastisitasnya turun dengan cepat. Jamur REFERENSI
pelapuk kayu mampu merusak selulosa dan Achmad., Herlyana, E. N., & Octaviani, E. A.
lignin penyusun kayu dengan cara (2013). Pengaruh pH, penggoyangan
menguraikan kayu melalui proses enzimatik media, dan penambahan serbuk gergaji
dari bentuk yang kompleks menjadi lebih terhadap pertumbuhan jamur Xylaria sp.
sederhana. Jenis Schizophyllum l yaitu Jurnal Silvikultur Tropika, 4(2), 57-61.
Schizophyllum commune memiliki kemampuan Ahmad, M. Z., Chew, K. S., Mohamad, N.,
untuk bertahan hidup pada kondisi yang kering Mohidin, M. A., & Tuan, K. T. H.
dan dapat tumbuh pada kayu yang telah mati (2008). Early onset muscarinic
dengan kapasitas air yang minim (Subowo, manifestations after wild mushroom
1992). Genus terakhir yang berhasil ingestion emergency. International
didokumentasikan dari kawasan TWM adalah Journal of Emergency Medicine, 1(3),
Xylaria. Menurut Achmad et al. (2013), 205-208.
Xylaria sp. merupakan genus besar yang Alexopoulus, C. J., Blackwall, M., & Mims, C.
memerlukan studi pengembangan menyeluruh, W. (1996). Introductory mycology fourth
dan sebagian besar bersifat saprofit atau parasit edition. New York (US): John Wiley and
lemah pada tanaman. Perubahan kondisi Sons, Inc.
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 148
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Arora, D. (1986). Mushrooms demystified. Eris, D. D., Kresnawaty, I., Prakoso, H. T., &
USA: Teen Speed Press. Suharyanto. (2012). Aktivitas ligninolitik
Baiquni, M., Gozani, M., Hermansyah, H., Omphalina sp. hasil isolasi dari TKKS
Mardias, R., Naskin, M., Prasetya, B., dan aplikasinya untuk dekolorisasi
Samsuri, M., & Wijanarko, A. (2007). limbah kosmetik. Menara Perkebunan,
Pemanfaatan selulosa bagas untuk 80(2), 48-56.
produksi ethanol melalui sakarifikasi dan Garraway, M. D., & Evans, R. C. (1984).
fermentasi serentak dengan enzim Fungal nutrition and physiology.
xylanase. Makara Journal of Science, Singapore: John Wiley & Sons.
11(1), 17-24. Hadi, Y. S., Herlina, E. N., & Maryam, L. F.
Blanchette, R. A. (1994). Degradation of the (2011). Schizophyllum commune Fr.
lignocellulose complex in wood. sebagai jamur uji ketahanan kayu standar
Canadian Journal of. Botany, 73(S1), nasional Indonesia pada empat jenis kayu
999-1010. rakyat: sengon (P. falcataria), karet (H.
Breitenbach, J., & Kränzlin, F. (1991). Fungi brasiliensis), tusam (P. merkusii),
of Switzerland vol 3 Boletes and Agarics. mangium (A. mangium). Jurnal
Lucerne: Mykologia Lucerne. Silvikultur Tropika, 2(3), 176-180.
Chang, S. T., & Miles, P. G. (1989). Edible Hasanuddin. (2014). Jenis jamur kayu
mushroom and their cultivation. Florida: makroskopis sebagai media pembelajar
CRS Press. biologi (studi di TNGL Blangjerango
Chuzaemi, S., Prihartini, I., Soebarinoto., & Kabupaten Gayo Lues). Jurnal Biotik,
Winugroho, M. (2011). Karakteristik 2(1), 38-52.
nutrisi dan degradasi jerami padi Hedger, N., & Basuki, T. (1979). The role of
fermentasi oleh inokulum lignolitik TliD Basidiomycetes in composts: a model
dan BOpR. Animal Production, 11(1), 1- systems for decomposition studies.
7. London: Cambridge University Press.
Darwis, W., Desnalianifi., & Suoriati, R. Khastini, R. O., Leksono, S. M., & Ulya, A. N.
(2011). Inventarisasi jamur yang dapat A. (2017). Biodiversitas dan potensi
dikonsumsi dan beracun yang terdapat di jamur Basidiomycota di Kawasan
hutan dan sekitar Desa Tanjung Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten
Kemuning Kaur Bengkulu. Konservasi Lebak, Banten. Al-Kauniyah: Journal of
Hayati, 7(2), 1-8. Biology, 10(1), 9-16.
Davalos, F., Navarro, F., Ramos, J., Rojas, T., Largent, D. L. (1973). How to identify
Rutiaga, J., Sanjuan, R., & Young, R. A. mushrooms to genus I: macroscophic
(2004). Enzymatic and fungal treatments features. Eureka: Mad River Press.
on sugarcane bagasse for the Lim, J. M., & Yun, J. W. (2006). Enhanced
productionof mechanical pulps. Journal production of exopolysaccharides by
of Agricultural and Food Chemistry, supplementation of toluene in submerged
52(16), 5057-62. culture of an edible mushroom Collybia
Deacon, J. W. (2006). Fungal biology 4th maculata TG-1. Process Biochemistry,
edition. British (UK): Blackwell 41(7), 1620-1626.
publishing Ltd. Lincoff, G. (1981). National audubon society
Dighton, J., White, J., & Oudemans, P. field guide to North American
(1992). The fungal community: its mushrooms. New York: Knopf.
organization and role inthe ecosystem, Mardji, D., & Noor, M. (2009).
second edition. Amerika (US): CRC Keanekaragaman jenis jamur makro di
Press. Hutan Lindung Gunung Lumut. Jurnal
Erika, Y. (2006). Metode klasifikasi Kehutanan Tropika Humida, 2(2), 143-
berstruktur pohon dengan algoritma 155.
cruise, quest, dan chaid. Forum Statistika
dan Komputasi, 11(1), 20-28.
149 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
McKnight, K., & Vera, M. (1998). A Field Putra, I. P., Rahayu, G., & Hidayat, I. (2015).
Guide to Mushrooms: North America Impact of domestication on the
(Peterson Field Guides). Boston: endophytic fungal diversity associated
Houghton Mifflin. with wild Zingiberaceae at Mount
Musnandar, E. (2006). Pengaruh dosis Halimun Salak National Park. Hayati:
inokulum Marasmius sp. dan lama Journal of Bioscience, 22(4), 157-162.
inkubasi terhadap kandungan komponen Rahmansyah, M. (1989). Perbandingan pola
serat dan protein murni pada sabut rombak selulosa oleh beberapa jamur
kelapa sawit untuk bahan pakan ternak. Basidiomycetes. Berita Biologi, 3(9),
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 450-454.
11(4), 225-234. Richard, M. (1975). Food for free, a guide to
Noverita, Setia, T. M., & Sinaga, E. (2017). the edible wild plants of Britain. London:
Inventarisasi makrofungi berpotensi Fontana Press
pangan dan obat di Kawasan Cagar Alam Steffen, K. T., Hatakka, A., & Hofrichter, M.
Lembah Anai dan Cagar Alam Batang (2002). Degradation of humic acids by
Palupuh Sumatera. Jurnal Mikologi the litter-decomposing Basidiomycetes,
Indonesia, 1(1), 15-27. Collybia dryophila. Applied and
Nuryadi, W., Prihatini, I., & Rakhmawati, A. Environmental Microbiology, 68(7),
(2016). Isolasi dan identifikasi kapang 3442-3448.
endofit dari pohon sengon provenan Subowo, Y. B. (1992). Inventarisasi jamur
Kepulauan Solomon berdasarkan kayu di Habema. Jurnal Penelitian
morfologi dan molekuler (analisis rDNA Puslitbang Biologi LIPI, 9(6), 793-799.
ITS (Internal Transcribed Spacer)). Sugiharto, A. (2010). Eksplorasi dan koleksi
Jurnal Biologi, 5(6), 15-26. jamur pada Kawasan Taman Nasional
Osono T., & Hiroshi, T. (2006). Fungal Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara.
decomposition of Abies needle and Berkala Penelitian. Hayati, 15(2), 127-
Betula leaf litter. Mycologia, 98(2), 172- 130.
279. Suharjo, E. (2007). Budi Daya jamur merang
Pacioni, G. (1981). Simon and Schuster’s dengan media kardus. Jakarta:
guide to mushrooms. New York : Simon AgroMedia Pustaka.
& Schuster’s Inc. Suharyanto, Sutamihardja, Widiastuti, H., &
Parjimo, H., & Soenanto, H. (2008). Jamur Wulaningtyas, A. (2008). Activity of
ling zhi: raja herbal, seribu khasiat. ligninolyticenzymes during growth and
Jakarta: AgroMedia Pustaka. fruiting body development of white rot
Praborini, M. W. (2012). Eksplorasi dan fungi Omphalina sp. and Pleurotus
identifikasi jenis-jenis jamur kelas ostreatus. Hayati, 5(4), 140-144.
Basidiomycetes Kawasan Bukit Jimbaran Suin, N. M. (2002). Metoda ekologi. Padang:
Bali. Jurnal Biologi, 16(2), 45-47. Andalas University Press.
Priyanti. (2008). Tanaman monokotil di Thomas, C. S., Marios, J. J., & English, J. T.
Kampus I dan II UIN Syarif (1988). The effect of wind speed,
Hidayatullah Jakarta. Al-Kauniyah: temperature, and relative humidity, on
Jurnal Biologi, 2(1), 29-36. development of aerial mycelium and
Puspitaningtyas, D. M. (2007). Orchid conidia of Botrytis cinerea on grape.
inventory and the host in Meru Betiri Phytopathology, 78(3), 260-265.
National Park-East Java. Biodiversitas,
8(3), 210-14.
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 150