Anda di halaman 1dari 6

71

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


2(1) – Maret 2013 : 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Jenis-jenis Capung (Odonata) di Kawasan Taman Satwa Kandi Kota Sawahlunto,


Sumatera Barat

Dragonflies species in Kandi Wildlife Park Area, Sawahlunto City, West Sumatra

Silvy Olivia Hanum*), Siti Salmah dan Dahelmi

Laboratorium Taksonomi Hewan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Kampus UNAND
Limau Manis Padang – 25163
*)
Koresponden: olivia_hanum@ymail.com

Abstract

The study on dragonfly (Odonata) had been conducted in Kandi Wildlife Park Area,
Sawahlunto City, West Sumatra. This study used descriptive method and survey in which
dragonflies were collected directly by using insect net. In this study, 15 species of dragonfly
were recorded, they were consist of 14 genera with four families, Gomphidae with two species
and two genera, Libellulidae with 11 species and nine genera, Calopterygidae with one species
and one genus and Protoneuridae with two species and two genus. Microhabitats of each species
where discussed in relation to environment.

Keywords: Insect, dragonflies, species, wildlife park

Pendahuluan daerah Blitar, Jawa Timur menggunakan


capung sebagai makanan (Amir dan
Capung merupakan salah satu kelompok Kahono, 2003).
serangga yang sangat erat kaitannya dengan Saat ini diperkirakan ada 5000-
air. Memiliki ukuran tubuh relatif besar, 6000 jenis capung. Capung tersebar di
berwarna bagus dan menggunakan sebagian seluruh dunia, jumlah yang sangat
besar hidupnya untuk terbang. Tahapan- melimpah terutama terdapat di berbagai
tahapan pradewasa adalah aquatik dan yang macam habitat (Susanti, 1998). Nenek
dewasa biasanya terdapat dekat air (Amir moyang dari odonata adalah salah satu
dan Kahono, 2003). Capung memiliki serangga purba. Fosil capung Megalotypus
peranan penting bagi manusia yaitu sebagai schuherti yang ditemukan berumur lebih
indikator untuk memantau kualitas air di dari 200 juta tahun lalu (Amir dan Kahano,
sekitar lingkungan hidup. Nimfa capung 2003). Menurut Mitra (2006), odonata
tidak akan hidup pada air yang tercemar terdiri dari 29 famili dengan 6000 jenis
atau yang tidak bervegetasi (Susanti, 1998). yang telah diketahui di seluruh dunia.
Nimfa capung memangsa serangga- Odonata terdiri atas dua subordo yaitu
serangga kecil lain yang hidup di dalam air. subordo Anisoptera (capung biasa) dan
Nimfa capung dapat menampung polutan Subordo Zygoptera (capung jarum) (Siwi,
bersifat racun yang berasal dari mangsanya. 1991).
Kenyataan ini bisa diartikan bahwa Taman Satwa Kandi merupakan
kelangsungan hidup capung tergantung dari areal bekas penambangan batubara yang
pencemaran habitatnya, sehingga capung dikembangkan sejak tahun 2006 menjadi
dapat digunakan sebagai bioindikator kawasan wisata, salah satunya Taman
lingkungan aquatik (Watson, 1991). Selain Satwa Kandi yang merupakan lembaga
itu, capung juga berperan dalam bidang konservasi dalam bentuk Taman Satwa
kesehatan maupun pertanian. Masyarakat di yang ditetapkan pada tanggal 1 April 2010
72
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(1) – Maret 2013 : 71-76 (ISSN : 2303-2162)

oleh Menteri Kehutanan Republik dilakukan oleh empat orang (dua orang
Indonesia, dengan dikeluarkannya surat menangkap di sepanjang jalan menuju
keputusan NO: SK.168/Menhut-11/2010. kandang satwa dan kolam-kolam kecil yang
Surat keputusan menteri ini dikeluarkan berada di sepanjang jalan tersebut, dua
dengan pertimbangan dalam rangka peran orang menangkap di sepanjang danau) yang
serta dalam upaya konservasi satwa liar dimulai dari pukul 08.00-12.00 WIB dan
yang dilaksanakan di luar habitat aslinya pukul 13.00-18.00 WIB. Pengambilan
(Dinas pariwisata dan Kebudayaan Pemko sampel dilakukan sampai tidak didapatkan
Sawahlunto, 2008). Sejauh ini, dari lagi penambahan jenis. Selain itu, dilakukan
penelusuran referensi yang dilakukan, juga pengukuran faktor fisika lingkungan
belum ada informasi mengenai jenis-jenis seperti suhu dengan termometer, dan
capung di kawasan ini. ketinggian dengan GPS.

Metode Penelitian Di laboratorium


Semua sampel yang didapatkan diolah di
Metode penelitian yang digunakan adalah Laboratorium Taksonomi Hewan, Jurusan
metode deskriptif dengan cara koleksi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
langsung menggunakan jala serangga Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.
(insect net). Pengoleksian dilakukan di Sampel capung yang dapat dikoleksi di
daerah sekitar lapangan pacuan kuda, lapangan ditusuk toraksnya secara tegak
sekitar kandang satwa, dan sekitar lurus dengan jarum dan ditancapkan di atas
pinggiran danau. papan perentang. Sayap direntangkan
dengan bantuan kertas minyak dan ditusuk
Lokasi Penelitian dengan jarum setara dengan sayap yang
Penelitian dilakukan di Taman Satwa direntangkan, kemudian dimasukkan ke
Kandi. Lokasi ini merupakan bekas areal dalam oven selama 3-5 hari dengan suhu
penambangan batubara yang di 40-45ºC. Setelah dioven, sampel di
kembangkan menjadi tempat konservasi masukkan ke dalam kotak koleksi, diberi
dalam bentuk taman satwa dengan luas label dan kapur barus. Selanjutnya sampel
areal ±5 ha. Lokasi ini berada di dalam satu yang didapatkan diidentifikasi dengan
Resort Wisata Kandi yang memilki total menggunakan buku Lieftinck (1937, 1940,
area ± 300 ha di Desa Sijantang Koto dan 1948), Merrit and Cummins (1984),
Kecamatan Talawi Kotamadya Sawahlunto Susanti (1998), Yagi (2001), Thipaksorn
Sumatra Barat. Suhu rata-rata 23-300C (2003) dan Bedjanic (2006). Peng-
dengan kelembaban 50-62% (Dinas identifikasian dilanjutkan dengan beberapa
Pariwisata dan kebudayaan Pemko pengukuran terhadap spesimen seperti
Sawahlunto, 2008). panjang tubuh, panjang sayap depan,
panjang sayap belakang, rentang sayap,
Cara Kerja panjang abdomen, dan panjang pterostigma
sayap dan diamati juga bentuk venasi sayap
Di lapangan (comstock), warna tubuh dan bentuk ujung
Capung dikoleksi dengan menggunakan jala abdomen (Thipaksorn, 2003).
serangga di sekitar kolam, sepanjang jalan
setapak menuju kawasan Taman Wisata dan Analisis Data
tepi danau dengan cara mengayunkan jala Capung yang didapatkan dikelompokkan
kearah capung. Sampel yang didapat berdasarkan famili, genus dan jenis lalu di
dimasukkan kedalam botol pembunuh yang foto dan dibuat deskripsinya. Kemudian
telah diberi kloroform. Sampel yang telah dihitung jumlah individu dan jumlah jenis
mati ditusuk bagian ujung abdomen dengan yang didapatkan. Di lapangan data
menggunakan batang rumput hingga toraks ketinggian dan suhu juga di analisa. Data di
agar abdomen capung tidak rusak, tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik
kemudian dimasukkan kedalam kertas serta dideskripsikan.
segitiga dan diberi label. Pengoleksian
73
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(1) – Maret 2013 : 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Tabel 1. Subordo, famili, jenis, jumlah individu (♂,♀) (ekor) pada masing-masing lokasi
penangkapan capung di Kawasan Taman Satwa Kandi Kota Sawahlunto, Sumatera
Barat.
Subordo Jumlah individu (♂,♀) Σ
Famili Sekitar Sekitar Sekitar Lap.
Jenis Danau Kandang Pacuan
satwa Kuda
I. ANISOPTERA
A. Gomphidae
1. Ictinogomphus decoratus Selys (1,0) (1,0)
2. Paragomphus capricornis Forster (1,0) (1,0)
B. Libellulidae
3. Acisoma panorpoides Rambur (1,0) (1,0)
4. Brachytemis contaminata Fabricius (5,0) (5,0)
5. Diplocodes trivialis Rambur (0,1) (1,2) (3,4) (4,7)
6. Neurothemis terminata Fabricius (2,0) (3,0) (5,0)
7. Orthetrum sabina Drury (2,3) (2,6) (7,6) (11,15)
8. Orthetrum testaceum Burmeister (2,0) (0,2) (4,2) (6,4)
9. Pantala flavescent Fabricius (1,0) (2,0) (3,0) (6,0)
10. Potomarcha congener Rambur (6,0) (5,1) (11,1)
11. Tramea transmarina euryale Selys (1,0) (1,0)
12. Trithemis aurora Burmeister (3,0) (3,0)
II. ZYGOPTERA
C. Calopterygidae
13. Neurobasis chinensis Linneus (2,2) (0,2) (2,4)
D. Protoneuridae
14. Elattoneura coomansi Cowley (2,0) (2,0)
15. Prodasineura sp. (1,0) (1,0)
Total Individu (21,6) (12,10) (27,15) (60,31)
Total Jenis 11 6 9 15
Total Genus 9 5 8 14
Total Famili 4 1 3 4

Hasil dan Pembahasan Sebagian besar jenis dari subordo


Zygoptera yang didapatkan, ditangkap di
Berdasarkan koleksi yang dilakukan sekitar pinggiran danau, yang kebanyakan
terhadap capung (Odonata) di Kawasan sedang hinggap pada tumbuhan seperti
Taman Satwa Kandi Kota Sawahlunto, ilalang (Imperta cylindrica), Cyperacea dan
Sumatera Barat, didapatkan 91 individu Dipterocarpaceae. Jenis dari subordo
capung yang tergolong pada dua subordo, Zygoptera ini ditangkap di daerah sekitar
empat famili, 14 genera dan 15 spesies lapangan pacuan kuda. Hal ini terjadi
(Tabel 1). Subordo Anisoptera didapatkan karena di daerah sekitar lapangan pacuan
dua famili yaitu, famili Gomphidae yang kuda banyak terdapat aliran-aliran air yang
terdiri dari dua genus dengan dua jenis dan kecil dan di sana juga terdapat kolam yang
famili Libellulidae yang terdiri dari digunakan untuk areal pemancingan.
sembilan genus dengan sepuluh jenis. Pada Capung jarum (Zygoptera) memiliki tubuh
subordo Zygoptera di dapatkan dua famili yang kecil dan ditangkap di sekitar daerah
yaitu famili Calopterygidae yang terdiri dari danau dan di sekitar daerah lapangan
satu genus dengan satu jenis dan famili pacuan kuda, sedangkan capung biasa
Protoneuridae yang terdiri dari dua genus (Anisoptera) memiliki tubuh yang besar dan
dengan dua jenis. Jenis subordo Zygoptera ditangkap disekitar daerah lapangan pacuan
ini ditemukan disekitar pinggiran danau dan kuda dan daerah sekitar kandang satwa.
genangan air sekitar lapangan pacuan kuda. Brachytemis contaminata dan Trithemis
74
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(1) – Maret 2013 : 71-76 (ISSN : 2303-2162)

aurora merupakan jenis capung biasa kaki, tepi sayap belakang bulat, dan warna
(Anisoptera) yang tertangkap di sekitar sayap bervariasi (Siwi, 1991).
pinggiran danau (Tabel 1. dan Gambar 1). Subordo Zygoptera (capung jarum)
Pengkoleksian capung yang memiliki tubuh langsing, lebih kecil dan
ditangkap pada penelitian ini banyak terbang lambat dibandingkan capung biasa.
didapatkan pada daerah sekitar danau dan Kepala memanjang pada posisi melintang,
daerah sekitar lapangan pacuan kuda (Tabel memiliki sayap depan dan sayap belakang
1). Hal ini disebabkan karena pada areal yang bentuknya sama. Keduanya
tersebut terdapat sebuah danau dan kolam- menyempit pada bagian dasarnya dan
kolam kecil yang merupakan areal perairan ketika istirahat dilipatkan di atas tubuh atau
yang cocok untuk berkembang biak capung. sedikit melebar (Siwi, 1991). Capung
Selain itu, di sepanjang jalan menuju daerah Zygoptera dapat menempuh kecepatan
sekitar lapangan pacuan kuda terdapat hanya 10 km/ jam (Amir dan Kahono,
bunga-bunga untuk capung dapat 2003). Famili Calopterygidae adalah
memperoleh makanannya. Beberapa tipe capung yang bersayap lebar, warna tubuh
habitat dimana capung ditemukan adalah kehitam-hitaman atau berwarna terang
danau kecil, kolam dengan vegetasi dengan bintik merah pada pangkalnya.
mengambang, rawa dan sungai (Cannings, Famili Protoneuridae berwarna kemerah-
2002). merahan atau kecoklat-coklatan dengan
Famili-famili Anisoptera juga panjang 32-37 mm (Borror, Triplehorn and
terdapat di sekitar kolam dan rawa-rawa Johnson, 1992).
tempat dimana mereka meletakkan Empat jenis yang didapatkan pada
telurnya. Pantala dari family Libellulidae penelitian ini, yaitu Orthetrum sabina,
terlihat terbang disekitar kolam, Pantala flavescent, Elattoneura coomansi,
Brachythemis (Libellulidae) dijumpai dan Neurobasis chinensis ditemukan oleh
hinggap pada dahan pohon yang berada di Emrades (2008) di HPPB. Acisoma
atas air. Famili-famili dari Zygoptera panorpoides, Orthetrum sabina, Pantala
sebagian besar hidup di aliran-aliran air dan flavescent, dan Neurobasis chinensis yang
sungai. Beberapa terdapat di rawa-rawa ditemukan pada penelitian ini juga
seperti Lestidae dan Enallagma ditemukan oleh Neldawati (2011) di
(Coenagrionidae) terdapat di kolam atau Kawasan Resort Gunung Tujuh Taman
danau (Tabel 1). Neurobasis Nasional Kerinci Seblat. Ictinogomphus
(Calopterygidae) ditemukan pada tanaman decoratus, Neurothemis terminata,
di sekitar sungai. Protoneura dari famili Orthetrum sabina, Orthetrum testaceum,
Protoneuridae terdapat di sepanjang aliran- dan Trithemis aurora merupakan jenis yang
aliran air (Setia, 2000). ditemukan sama dengan yang dilakukan
Subordo Anisoptera (capung biasa) oleh Pramutia (2012) di Hutan Suaka
mempunyai sayap-sayap belakang lebih Margasatwa Kerumutan. Jenis Potamarcha
lebar pada bagian dasar dibandingkan sayap congener, Diplacodes trivialis,
depan. Sayap tersebut direntangkan Paragomphus capricornism, Tramea
horizontal pada waktu istirahat, memiliki transmarina, dan Brachytemis contaminata
tubuh lebih gemuk dan terbang dengan merupakan jenis yang hanya ditemukan
cepat. Capung jenis ini merupakan pada penelitian ini dan tidak ditemukan
penerbang kuat dan dapat menempuh jarak pada penelitian oleh Emrades (2008),
yang jauh. Capung Anisoptera dapat Neldawati (2011) dan Pramutia (2012).
menempuh kecepatan maksimal 36 km/jam Beberapa jenis capung yang
(Amir dan Kahono, 2003). Gomphidae sisi didapatkan pada penelitian ini memiliki
mata tidak bertemu, ruas abdomen akhir persamaan jenis yang sama dengan
kadang-kadang menggembung atau Neldawati (2011) dan Pramutia (2012). Hal
membengkak. Famili Libellulidae mem- ini disebabkan karena tempat penelitian dari
punyai anal loop sayap belakang Neldawati (2011), Pramutia (2012) dan
memanjang dan biasanya berbentuk seperti penelitian ini sendiri merupakan dataran
rendah. Sedangkan satu jenis capung
75
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(1) – Maret 2013 : 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Orthetrum sabina didapatkan disemua Conservation Trust Fund. British


penelitian yang telah dilakukan. Hal ini di- Columbia.
sebabkan jenis capung tersebut merupakan Emrades, C. 2008. Jenis-jenis Capung di
jenis yang daerah sebarannya sangat luas Hutan Pendidikan dan Penelitian
dan jumlahnya sangat melimpah sehingga Biologi Limau Manis Kodya Padang.
mudah didapatkan (Susanti, 1998). [Skripsi]. Jurusan Biologi Fakultas
Berdasarkan uraian di atas dapat Matematika dan Ilmu Pengetahuan
diketahui bahwa jumlah jenis paling banyak Alam Universitas Andalas. Padang.
didapatkan yaitu dari famili Libellulidae Lieftinck, M. A. 1937. Description and
(13 jenis dengan tujuh genera), famili yang Records of South-East Asiatic
paling sedikit didapatkan adalah Odonata. Treubia. 16: 55-119.
Euphaeidae (satu jenis dan satu genus). _____________. 1940. Description and
Records of South-East Asiatic Odonata
Kesimpulan (II). Treubia. 17: 337-389.
_____________. 1948. Description and
Capung (Odonata) yang ditemukan pada Records of South-East Asiatic
Taman Satwa Kandi Sawahlunto terdiri dari Odonata. Treubia. 19: 221-302.
15 jenis dalam dua subordo, empat famili Merit, R. W. and K. W. Cummins. 1984. An
dan 14 genera. Subordo Anisoptera terdiri Introduction to The Aquatic with Notes
dari famili Gomphidae (dua jenis, dua on Their Habits and Larvae. Second
genera), Libellulidae (delapan jenis, Edition. Kendall/hunt publishing co.
delapan genera). Sedangkan Subordo Dubuque. Iowa.
Zygoptera terdiri dari famili Calopterygidae Mitra, A. 2006. Current Status of the
(satu jenis, satu genus) dan Protoneuridae Odonata of Bhutan: A Checklist with
(dua jenis, dua genera). Four New Records Vol. 2. Department
of Zoology, Sherubtse College,
Ucapan Terimakasih Kanglung. Bhutan.
Neldawati. 2011. Jenis-jenis Capung
Penulis mengucapkan terimakasih kepada (Odonata) di Kawasan Resort Gunung
Dr. Henny Herwina, Dra. Netti Marusin dan Tujuh Taman Nasional Kerinci Seblat
Muhammad Syukri Fadil, M.Si., atas Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
masukan dan saran yang diberikan selama [Skripsi] Jurusan Biologi Fakultas
penelitian dan penulisan artikel ini. Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Andalas. Padang.
Daftar Pustaka Pemerintah Kota Sawahlunto Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan. 2008.
Amir, M. dan Kahano. 2003. Serangga Sawahlunto Kota Wisata Tambang
Taman Nasional Gunung Halimun yang Berbudaya. Sawahlunto.
Jawa Bagian Barat. Biodiversity Pramutia, P. 2012. Jenis-jenis Capung
Conservation Project. Jawa Barat. (Odonata) di Kawasan Hutan Suaka
Bedjanic, M, Conniff, K and de Silva Margasatwa Kerumutan, Kecamatan
Wijeyeratne, G. 2006. Gehan’s Photo Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Booklet: Dragonflies of Sri Lanka [Skripsi]. Jurusan Biologi Fakultas
and Southern India. Jetwing Eco Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Holidays. Colombo. Alam Universitas Andalas. Padang.
Borror, D. J. C. A. Triplehorn dan N. F. Setia, S. S. 2000. Mari Mengenal Capung.
Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Wetland International. Kebun Raya
Serangga, edisi ke enam. Terjemahan Bogor. Bogor.
Soetiyono. Gadjah Mada University Siwi, S. S. 1991. Kunci Determinasi
Press. Yogyakarta. Serangga. Kanisius. Yogyakarta.
Cannings, R. 2002. Rare Dragonfly of Susanti, S. 1998. Seri Panduan Lapangan
British Columbia. The Habitat Mengenal Capung. Puslitbang Biologi-
LIPI. Bogor.
76
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(1) – Maret 2013 : 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Thipaksorn, A. 2003. Diversity, Australia. Melbourne University Press.


Distribution and Wolbachia Infection Melbourne.
of Rice Field Odonate Insects in Yagi, T and K. Kitagawa. 2001. A Survey
Thailand. Mahidol University. of The Dragonflies in The Klias and
Thailand. Binsulok Forest Reserves, Sabah,
Watson, J. A. L. and A. F. O’farrell. 1991. Malaysia. Article Nature and human
Odonata (Dragonflies and Damselfly). activities (6) : 31-39.
Division of Entomologi CSIRO

Gambar 1. Jenis-jenis Capung (Odonata) yang dikoleksi pada lokasi Taman Satwa Kandi
Kota Sawahlunto., Sumatera Barat.

Anda mungkin juga menyukai