Anda di halaman 1dari 8

Diversitas Laba-laba (Predator Generalis) pada Tanaman

Kacang Merah (Vigna angularis) di Kecamatan Tompaso, Kabupaten


Minahasa
(The Diversity of Spider (Predator Generalis) in Kidney Bean (Vigna
angularis) Plant Cultivated in Tompaso District, Minahasa Regency)
1)*
Redsway T. D. Maramis
1)
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi,
Manado
*Email korespondensi: redsway_maramis@yahoo.com

Diterima 14 Januari 2014, diterima untuk dipublikasikan 26 Februari 2014

Abstrak

Laba-laba (Araneae) adalah salah satu agen biologis yang sangat ampuh dalam
pengendalian hama serangga pada ekosistem. Komposisi laba-laba yang
dikumpulkan di kebun tanaman kacang merah terdapat 237 individu yang
termasuk 19 genus, dan 10 famili. Hasil analisis indeks keanekaragaman laba-
laba pada tanaman kedelai menunjukkan pada fase awal pertumbuhan tanaman
atau pada pengamatan pertama adalah yang terendah (H'= 1,97), sedangkan
tertinggi pada pengamatan kedua (H' = 2,97) , kemudian diikuti oleh pengamatan
ketiga atau dalam fase pembuahan (H '= 2,68).

Abstract

Spiders (Araneae) are one of the biological agents that are very potential for
insect pest control in the ecosystem. The number of spiders that are collected in
kidney bean plant field is 237 and consisted of 19 genus and 10 families. The
result of spider diversity index analysis in kidney bean plant showed on the first
step of plants growth or on the first observation are the lowest (H’ = 1,97),
whereas the highest on the second observation (H’ = 2,97), then followed by the
third observation or in fertilization phase (H’ = 2,68).
Keywords : spiders, diversity, kidney bean

PENDAHULUAN hama kacang merah masih sangat


Di Sulawesi Utara, terdapat tergantung pada insektisida, karena
kurang lebih 17 jenis serangga hama belum ada cara lain yang mampu
yang menyerang pertanaman menurunkan populasi hama dan
kacang-kacangan termasuk kacang kerusakan tanaman. Alternatif yang
merah, namun hanya beberapa jenis dapat ditempuh dalam
yang menimbulkan kerusakan yang pengendalian serangga hama
berarti, di antaranya Etiella adalah pemanfaatan musuh alami.
zinkenela, Riptortus linearis, Namun sejauh ini data musuh-
Piezodorus hybneri, Nezara viridula, musuh alami yang berasoiasi pada
Riptortus linearis, Lamprosema ekosistem tanaman kacang merah di
indicata, dan Aphis sp. Marwoto et Sulawesi Utara belum banyak dikaji.
al. (1999) melaporkan kehilangan Salah satu musuh alami yang
hasil akibat serangan hama untuk penting pada ekosistem tanaman
kacang kedelai dapat mencapai kacang merah adalah laba-laba.
80%, bahkan sampai puso bila tidak Laba-laba dikenal sebagai predator
dilakukan pengendalian. Di Sulawesi generalis (umum) terhadap
Utara, pengendalian terhadap hama- serangan hama. Laba-laba adalah
34 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2014, VOL. 4 NOMOR 1

agen pengendalian hayati yang untuk menangkap mangsanya.


potensial terhadap hama tanaman. Beberapa jenis laba-laba membuat
Banyak jenis laba-laba yang telah jaring sebagai perangkap mangsa
dilaporkan memangsa beragam jenis dan jenis ini umumnya memiliki kaki
hama pada tanaman pertanian. yang panjang dan tipis atau
Pada tanaman kacang-kacangan mengecil, yang cocok untuk
ditemukan beragam jenis laba-laba membuat jaring. Selain untuk
yang potensial untuk dimanfaatkan menangkap mangsa, jaring juga
secara optimal untuk menekan berfungsi sebagai tempat tinggal.
perkembangan populasi hama (Horn Laba-laba lainnya berburu atau
1988). berjalan, melompati mangsanya,
Pengendalian secara alamiah menunggu dengan membiarkan
atau biologi terhadap hama dan mangsanya mendekat kepadanya.
penyakit tanaman merupakan salah Komunitas laba-laba
satu cara untuk mengurangi resiko berhubungan erat dengan
terhadap kesehatan dan kerusakan karakteristik komunitas tumbuhan
lingkungan. Laba-laba (Araneae) (Foelix 1996). Laba-laba pembuat
adalah salah satu agen biologi yang jaring berhubungan langsung
sangat potensial dalam dengan arsitetur vegetasi karena
pengendalian hama serangga pada merupakan prasyarat untuk dapat
ekosistem pertanian. Kepadatan menempatan jaringnya. Jumlah
populasi dan kelimpahan spesies secara dramatis meningkat ketika
komunitas laba-laba (biodiversity) lapisan serasah semakin tebal dan
pada ekosistem alamiah dan lembab, karena lebih banyak
termasuk pertanian adalah tinggi tersedia mangsa, tempat untuk
(Platnick 2009). Laba-laba adalah bersembunyi dan terhindar dari suhu
predator generalis berperan penting ekstrim (Rysptra et al. 1999).
dalam mereduksi, dan mencegah Struktur lansekap, tipe habitat,
terjadinya ledakan hama secara periode pertumbuhan tanaman, juga
alami pada budidaya tanaman berperan pada diversitas fauna
pertanian serta berkontribusi pada spesies laba-laba (Suana et al.
keanekaragaman hayati (Oberg 2004).
2007). Oleh karena itu laba-laba Menurut Susilo (2007), famili-
dapat dipertimbangkan membantu famili dari Ordo Araneae (laba-laba)
pengaturan (regulate) kepadatan yang banyak dijumpai pada
populasi serangga hama. Sebagai agroekosistim dan berperan penting
predator generalis, laba-laba dalam pengendalian alami serangga
dianggap lebih efisien daripada hama adalah spesies-spesies
predator spesialis untuk menekan anggota dari Araneidae, Lyniphiidae,
hama pada habitat yang sering Lycosidae, Oxyopidae, Saltecidae,
mengalami gangguan seperti Tetragnatidae, dan Thomosidae.
praktek budidaya tanaman pertanian Laporan-laporan tentang studi yang
(Wissinger 1997). Predator generalis berhubungan dengan laba-laba pada
dapat didukung oleh mangsa agroekosistem di Sulawesi Utara
alternatif tanpa serangga herbivora belum banyak dilakukan. Sebagai
(Chen and Wise 1999). salah satu referensi adalah studi
Laba-laba terutama memakan yang dilakukan oleh Russe-Smith
serangga dan artropoda lainnya, dan Strok (1994), diidendifikasi
seperti Colembola, Diptera, terdapat 1642 individu yang berasal
Homoptera, Orthoptera, Coleoptera, dari Clubionidae, Castianeirinae,
Lepidoptera dan juga laba-laba. Theridiidae, Salticidae, Araneidae,
Berbagai jenis laba-laba dan Lyniphiidae. Kelimpahan
menerapkan strategi yang berbeda spesies tertinggi pada ketinggian
Maramis, Diversitas Laba-laba …. 35

400 m yang terdapat 69 sepsies Terdapat tiga lokasi areal


dengan jumlah 648 individu; 6% dari tanaman kacang merah yang
total laba-laba adalah Clubionidae menjadi lokasi pengambilan sampel
dan Araneidae. Pada ketinggian dengan jarak masing-masing lokasi
1150 m, tertinggi Lyniphidae, kurang lebih 300 m. Pengambilan
kemudian Clubionidae 13% spesies. sampel laba-laba dilakukan di setiap
Lansekap pertanian di sudut areal penanaman kacang
Kabupaten Minahasa khususnya di merah. Luas masing-masing
wilayah Tompaso cukup beragam pengambilan sampel atau
walaupun umumnya tanaman yang pengamatan laba-laba 4 x 4 meter
dibudidayakan adalah tanaman persegi. Jadi terdapat 12 lokasi
pangan dan sayur-sayuran. tempat pengambilan contoh atau
Ekosistim pertanian seperti ini dapat pengamatan laba-laba.
dikatakan sering terjadi perubahan Pengamatan aktivitas laba-laba
temporal, selain itu juga kursorian atau yang beraktivitas di
karakteristrik tanaman, pola tanam, permukaan tanah dilakukan dengan
dan lingkungan dapat berbeda-beda. perangkap jebak yang terbuat dari
Hal ini kemungkinan berpengaruh botol pelastik bekas air mineral (200
pada kelimpahan, keanekaragaman, ml) dengan diameter permukaan 7
dan komunitas laba-laba, sehingga cm.
merupakan pertimbangan penting Botol plastik ditanam ke dalam
dalam rangka merancang strategi tanah hingga permukaan gelas rata
pengelolaan hama tanaman. Oleh dengan permukaan tanah, kemudian
karena itu, penelitian ini dirancang dimasukan larutan alkohol 80%.
untuk mengetahui jenis dan Perangkap jebak diletakkan disetiap
kelimpahan, serata diversitas laba- sudut areal pertanaman kacang
laba tanaman kacang merah. merah. Pengambilan contoh
Kacang merah merupakan komoditi dilakukan setelah terpasang selama
penting dalam pertanian di Minahasa 3 x 24 jam. Perangkat jebak di
sehingga penelitian tentang bagian atasnya diberi perlindung
pengendalian hama tanaman ini yang terbuat dari seng, agar supaya
sangat penting. terlindungi dari masuknya air jika
terjadi hujan dan juga bahan-bahan
METODE PENELITIAN lainnya. Perangkap ini digunakan
Waktu dan Tempat untuk menangkap laba-laba yang
Penelitian berlangsung selama bergerak aktif dipermukaan tanah
4 bulan, mulai bulan Agustus 2013 yang diharapkan lewat pada
sampai dengan November 2013. perangkap sehingga terjebak masuk
lokasi penelitian di wilayah ke dalam gelas. Laba-laba yang
Tompaso, Kabupaten Minahasa, terperangkap dipisahkan dari cairan
Sulawesi Utara, dengan ketinggian dan kotoran yang terdapat di dalam
tempat sekitar 700 m diatas botol perangkap jebak.
permukaan laut. Di lokasi penelitian Untuk pengambilan sampel
ini ditanam berbagai jenis tanaman laba-laba yang terdapat di tanaman
seperti; padi sawah, jagung, kacang dilakukan dengan penangkapan
merah, dan tanaman sayur-sayuran langsung. Pengamatan dilakukan 15
seperti; tanaman tomat, bawang hari sesudah tanaman sampai
daun, bawang merah, cabe dan jenis tanaman berbuah. Pengambilan
tanaman kubis-kubisan. Penelitian contoh laba-laba dilakukan
dilakukan tanaman kacang merah sebanyak tiga kali. Semua sampel
(Vigina angularis) (Wild). atau contoh laba-laba yang
tertangkap dengan menggunakan
Teknik Pengambilan Sampel alat perangkap jebak dan
36 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2014, VOL. 4 NOMOR 1

penangkapan langsung dibawa ke laba-laba tanah (groud spiders) dan


Laboratorium Entomologi dan Hama juga laba-laba ini tidak membuat
Tumbuhan, Fakultas Pertanian jaring untuk menangkap mangsanya.
UNSRAT Manado untuk dihitung Laba-laba ini terkenal sangat aktif di
populasi dan diidentifikasi atas permukaan tanah, dan sering
morfologinya di bawah mikroskop. juga memanjat tanaman terutama
Indentifikasi laba-laba menggunakan pada vegetasi yang rendah untuk
kunci deteminasi oleh Barrion and mencari makanan sebagaimana
Litsinger (1995), Indentifikasi akan pada tanaman kacang merah. Tetapi
dilakukan untuk family, genus, dan juga laba-laba ini lebih menyukai
jika dapat sampai spesies. daerah-daerah yang terbuka seperti
yang terlihat pada Tabel 1. Terlihat
Analisis Data lebih dominan ditemukan pada fase
Analisis keanekaragaman jenis pertumbuhan awal saat kanopi
laba-laba sesuai dengan fase antara tanaman belum menyatu atau
pertumbuhan tanaman dengan bersentuhan.
menggunakan indeks Shannon- Araneidae yang terdiri genus
Wiener. Metode ini sensitif terhadap Araneus sp., Cyclosa sp., dan
perubahan kelimpahan spesies yang neoscona sp. Merupakan jenis laba-
jarang dalam suatu komonitas laba paling dominan setelah famili
(Krebs 1989, Sudhikumar et al. Lycocidae. Araneidae atau laba-laba
2005). Untuk analisis statistik bolah (orbspiders) bertubuh relatif
dilakukan secara deskriptif. bulat dengan warna-warni yang
sangat mencolok. Pada tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN kacang merah laba-laba ini
Jenis dan Kelimpahan Laba-laba membuat jaring-jaring berbentuk
di Pertanaman Kacang Merah lingkaran yang ditenum diantara
Pengumpulah/koleksi dengan ranting, cabang atau anrata tanaman
perangkap jebak dan penangkapan untuk menangkap ngengat dan
langsung (hand picking) di lapangan serangga hama lain. Umumnya
yang kemudian diidenntifikasi dan konstruksi laba-laba ini diletakan
dihitung kelimpahan populasi laba- secara vertikal di antara tanaman
laba di laboratorium jurusan Hama kacang merah.
dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Mitidae dan Theridiidae
pertanian UNSRAT menunjukan merupakan laba-laba yang dominan
hasil yang beragam (Tabel 1). ketiga setelah Lycosidae dan
Komposisi laba-laba yang dikoleksi Araneidae. Mitidae terdiri dari genus
pada areal penanaman tanaman Leucage sp., Msida sp., dan Tylorida
kacang merah total terdapat 237 sp. Laba-laba Ini termasuk yang
individu yang terdiri dari 19 genus, membuat jaring berbentuk bulat (orb
dan 10 famili. Pada pengamatan waver) untuk menangkap serangga.
pertama terdapat 52 individu 11 Konstuksi jaring laba-laba umumnya
genus, dan 8 famili, untuk ditenun di antara tajuk-tajuk
pengamatan kedua terdapat 94 tanaman kacang merah dan
individu, 19 genus, dan 10 famili, diletakkan secara horizontal.
sedangkan pada pengamatan ketiga Theridiidae beranggotakan
ditemukan 91 individu, 19 genus, genus Chrysso, dan Coleosoma.
dan 10 famili (Tabel 1). Laba-laba ini juga membuat jaring
Jenis laba-laba yang paling dengan beberapa bentuk untuk
dominan adalah dari famili Lycosida menangkap mangsa. Jaring-
yang terdiri dari genus Atoria, jaringnya diletakan di antara
Pardosa, Trochosa. Lycosida adalah dedaunan, ranting atau percabangan
laba-laba srigala (wolf spiders) atau tanaman kacang merah.
Maramis, Diversitas Laba-laba …. 37

Tabel 1. Jenis dan populasi laba-laba yang dikoleksi pada tanaman kacang
merah di Tompaso, Kabupaten Minahasa
Famili Genus/spesies Pengamatan
I II III Total
Araneidae Araneus sp. 0 9 11 20
Cyclosa sp. 0 7 9 16
Neoscona sp. 2 5 3 10
Total 2 21 23 46
Clubionidae Cheiracanthium 0 2 2 4
sp.
Total 0 2 2 4
Linyphiidae Atypena sp. 1 3 4 8
Total 1 3 4 8
Lycosidae Artoria sp. 4 3 0 7
Pardosa sp. 15 11 6 32
Thochosa sp. 12 10 3 25
Total 31 24 9 64
Mitidae Laucauge sp. 4 7 9 20
Mesida sp. 1 4 4 9
Tylorida sp. 0 3 3 6
Total 5 14 16 35
Osyopidae Oxyopes sp. 0 4 7 11
Total 0 4 7 11
Salticidae Cosmophasis sp. 0 3 2 5
Gungus sp. 0 0 3 3
Plexppus sp. 0 1 4 5
Total 0 4 9 13
Tetragnathidae Tetragnatha sp. 2 5 6 13
Total 2 5 6 13
Theridiidae Chrysso sp. 5 6 7 18
Coleosama sp. 4 7 6 17
Total 9 13 13 35
Zodariidae Langbina sp. 2 4 2 8
Total 2 4 2 8
Total Keseluruhan 52 94 91 237

Pengambilan contoh di diami oleh beberapa spesies


kelimpahan populasi laba-laba yang laba-laba.
mengikuti umur tanaman kacang
merah pada umum 15 hari sesuda Diversitas Laba-laba pada
tanam atau pengamatan pertama Tanaman Kacang Merah
sampai tanaman berbuah yaitu Hasil analisis indeks diversitas laba-
pengamatan ketiga. Kelimpahan laba pada tanaman kacang merah
populasi tertinggi terdapat pada yang berdasarkan fase pertumbuhan
pangamatan kedua, kemudian iikuti tanaman, menunjukan pada awal
pengamatan ketiga dan terendah pertumbuhan tanaman atau pada
pada pengamatan pertama (Tabel pengamatan pertama terendah (H =
1). Perbedaan ini terjadi pada 1,97), sedangkan yang tertinggi
pengamatan kedua disebabkan pada pengamatan kedua (H = 2,79),
bertambahnya ukuran tajuk tanaman kemudian diikuti pengamatan ketiga
memberikan relung yang luas untuk atau pada fase pembuahan (H =
38 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2014, VOL. 4 NOMOR 1

Tabel 2. Indeks diversitas laba-laba menurut fase pertumbuhan tanaman kacang


merah di Tompaso, Kabupaten minahasa.

Jumlah spesies Indeks diversitas


Pengamatan
(S) (H)
1 11 1,97
2 18 2,79
3 11 2,68

2,68) (Tabel 2). Perbedaan merah yang berdasarkan fase


diversitas laba-laba ini meningkat pertumbuhan tanaman,
sesuai dengan pertumbuhan menunjukkan pada awal
tanaman. Hal ini terjadi karena pertumbuhan tanaman atau pada
struktur tanaman pada awal pengamatan pertama terendah (H =
pertumbuhan tanaman masih 1,97), sedangkan yang tertinggi
sederhana, sedangkan pada fase pada pengamatan kedua (H = 2,79),
pertumbuhan pada pengamatan kemudian diikuti pengamatan ketiga
kedua dan ketiga fase pertumbuhan atau pada fase permbuahan (H =
sangat kompleks. Semakin luas 2,68).
kanopi tanaman, maka jumlah laba-
laba semakin meningkat. Struktur DAFTAR PUSTAKA
tanaman yang kompleks akan Barrion AT, Lissinger JA (1995)
memberikan ruang yang luas untuk Riceland spiders of South
didiami oleh spesies laba-laba and Southeast Asia. IRRI
tertentu. Contoh laba-laba dari CABI, Manila.
anggota-anggota dari spesies Biere J, Uetz G (1981) Web
Araneidae yang memerlukan tajuk orientation in the spider
tanaman yang luas untuk meletakan Micrathena gracilis (Araneae:
konstuksi jaring untuk menangkap Araneidae). Ecology 62:261-
mangsanya. 267
Chen B, Wise DH (1999) Bottom up
KESIMPULAN limitation of Predaceous
Komposisi laba-laba yang arthopoda in detitus-based
dikoleksi pada areal penanaman terrestrial food web. Ecology
tanaman kacang merah total 80:761-772
terdapat 237 individu yang terdiri Fagan WP, Hakim AL,
dari 19 genus, dan 10 famili. Pada Yuliyantiningsih S (1998)
pengamatan pertama terdapat 52 Interaction betwen biological
individu 11 genus, dan 8 famili, control efforts and insecticide
untuk pengamatan kedua terdapat application in tropical rice
94 individu, 19 genus, dan 10 famili, agroecosystems: potential
sedangkan pada pengamatan ketiga role of intraguild predation.
ditemukan 91 individu, 19 genus, Biological control: theory and
dan 10 famili. Jenis laba-laba yang applications in pest
paling dominan adalah dari famili management. 13:121-126
Lycosida, yang diikuti famili Foelix RF (1996) Biology of spider.
Araneidae, kemudian Mitidae dan Oxford University Press,
Theridiidae. Madison Avenue, New York.
Hasil analisis indeks diversitas 10016
laba-laba pada tanaman kacang
Maramis, Diversitas Laba-laba …. 39

Greenstone MH (1979) tomato production in


Spiderfeeding behavior California. J Applied Ecol
optimizes dietary essential 38:557-570
amino acid compositon. Luczeck J (1979) Spiders in
Nature 282:501-503 agrocoenoses. Polish Ecol
Horn DJ (1988) Ecological approach Stud 5:151-200
to pest management. The Marc P, Canard A, Ysnel F (1999)
Fullford Press. New York. Spiders (Araneae) useful for
Hurd LE, Fagan WF (1992) Cursorial pest limitation and
spiders and succession: Age bioindication. Agric Ecosyst
or habitat structure? Environ 74:229-273
Oecologia 92:215-221 Marwoto, Suharsono, Supriyatin
Janetos AC (1982) Spiders. (1999) Hama kedelai
Foraging tactics of two guild komponen pengendalian
of web-spinning spiders. hama terpadu. Monograf
Behav Ecol Sosiobiol 10:19- Balitkabi
17 Nentwig W (1987) The prey of
Johnson ML (1999) Comparing spiders. Dalam: Nentwig W
predatory insectcs of (Ed) Ecophysiology of
Helicoverpa sp. In Australia spiders. Springer-Verlag,
Cotton: Approaches to Berlin, New York. pp. 249-
measuring prey consumption. 263
PhD Thesis. University of Nyffeler M (1999) Prey selection of
New England. Armidale, spiders in the field. J
Australia Arachnol 27:317-324
Jones-Welters L (1993) A jamping Oberg S (2007) Spider in the
spider feeding on insect egg. agriculture landscape.
Newslett Br Arachnol Soc 6:5 Diversity, recolonitation, and
Krebs KC (1989) Ecological boddy condition. Dortoral
methodology. Harper & Row, Thesis. Swedish University of
New York. Agricultural Sciences.
Lang A, Filser J, Hensckel JR (1999) Uppsala.
Predation by ground beetles Platnick, Norman I (2009) The World
and wolf spiders on spider catalog. Version 9.5.
herbivorous insects in a America Museum of Natural
maize crop. Agric Ecosyst History
Environ 72:189-199 Raizer J, Amaral MEC (2001) The
Langellotot GW, Denno RF (2004) structural complexity of
Response of invertebrate aquacultural macrophytes
natura, enemies to complex- explain the diversity of
structured habitat: a meta- associated spider
analytical synthesis. assemblages? J Arachnol
Oecologia 139:1-10 29:227-237
Lesar CD, Unzicker JD (1987) Life Riechert SE, Gillespie G (1986)
history, habits, and prey Habitat choice and utilization
preferences of Tetragnatha in web-building spider.
laboriosa (Araneae: Dalam: Sher (Ed) Spiders:
Tetragnathidae). Environ Web, behavior, and
Entomol 7:879-884 evolution. Stanford University
Letoumeu DK, Goldstein B (2001) Press, Stanford
Pest damage and arthropoda Roberts MJ (1995) Spider of Britain
community structure in & nothern Europe. Collins
organic vs conventional
40 JURNAL BIOSLOGOS, FEBRUARI 2014, VOL. 4 NOMOR 1
Field Guide. Herper Collins memberdayakan musuh
Publishers alami hama tanaman. Graha
Ruppet EE, Fox RS, Bernes RD ( Ilmu.
2004) Invertebrate zoology. Toft S (1995) Value of the aphid
Edisi ke-7. Brooks/Cole Rhopalosiphum padi as food
Russell-Smith A, Stork NA (1994) for cereal spiders. J Appl
Abudance and diversity of Ecol 32:552-560
spider from the canopy of Webb NR, Clarke RT, Nicolas JT
tropical rainforest with (1984) Invertebrate diversity
particular reference to on fragmented Calluna
Sulawesi, Indonesia. J Heathland: Effects of
Tropical Ecol 10:545-558 surrounding vegetation. J
Symonds WOC, Sunderland KD, Biogegr 11:41-46
Greenstone (2002) Can Wiedenmann RN, Smith Jr. JW
generalis predators be (1997) Attribute of natural
effective biocontrol agents? enemies in ephemeral crop
Annu Rev Entomol 47:561- habitat. Biological Control.
594 Wise DH (1993) Spiders in
Suana IW, Solihin DD, Buchari D, ecological webs. Cambridge
Manuwoto S, Triwidodo H Univ. Press. Cambridge, U.K.
(2004) Komunitas laba-laba Wissinger SA (1997) Cyclic
pada lansekap persawahan colonization in predictability
di Cianjur. Hayati11:145-152 ephemeral habitat: A
Sudnikumar AV, Mathew MJ, Sunis template for biological control
EA, Sebastian (2005) in annual crop system.
Seasonal variation Biological Control 10:4-5
abundance in Kuttanad rice Young OP, Edwards GB (1990)
agroecosystem. Acta Zool Spiders in United States field
Bulgaria 1:181-190 crops and their potential
Susilo FX (2007) Pengendalian effect on crop pests. J
hayati dengan Arachnol 18:1-27

Anda mungkin juga menyukai