Anda di halaman 1dari 11

Biospecies Vol. 11 No.

1, January 2018

Jenis-jenis udang air tawar dan karakteristik habitat di tujuh sungai Kabupaten Aceh Barat
Provinsi Aceh

(Type of freshwater shrimp and habitat characteristics in seven rivers in the district of West Aceh,
Province Aceh)

Rita OKTAVIA

Jurusan Pendidikan Biologi, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.


Jl.Nasional Meulaboh-Tapaktuan, Peunaga Cut Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
Provinsi Aceh 23615
E-mail: ritaoktavia87@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the species of freshwater shrimp and habitat character in District West
Aceh. The research conducted in April - July 2014, include at seven observation site, Used purposive
sampling methode. At each station, samples were collected for 30-45 minutes with a length of 3-5 m
sampling area along the river in a direction against the current. Samples were taken to the Basic
Biology Laboratory of STKIP Bina Bangsa Meulaboh, for further identification. The identification of
shrimp based on morphological features, taxonomic characteristics and body measurements. Shrimp
habitats in each site are described and documented. There are five species of freshwater shrimp found
in West Aceh, ie: Macrobrachium rosenbergii, M.empulipke, M. equidens, M. australe, and M.
lanchesteri. There are different species of Freshwater shrimp found in different habitat characters.

Keywords: Identification, Aceh, Macrobrachium, habitat characters

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis udang air tawar dan karakter habitat yang terdapat di
kabupaten Aceh Barat. Penelitian dilakukan pada bulan April – Juli 2014, meliputi Tuju Station.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pada setiap stasiun, sampel
dikumpulkan selama 30-45 menit dengan panjang daerah sampling 3-5 m di sepanjang sungai dengan
arah melawan arus. Sampel dibawa ke Laboratorium Biologi Dasar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,
untuk selanjutnya diidentifikasi. Identifikasi udang dilakukan berdasarkan ciri-ciri morfologi, ciri-ciri
taksonomi dan ukuran-ukuran . Habitat udang disetiap stasiun di deskripsikan dan di dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Aceh Barat terdapat lima jenis udang, yaitu :
Macrobrachium rosenbergii, M.empulipke, M equidens, M australe, dan M lanchesteri. Terdapat
perbedaan jenis udang yang ditemukan di karakter habitat yang berbeda.

Kata kunci: Identifikasi, Aceh, Macro brachium, karakter habitat

PENDAHULUAN Aceh Barat belum ter publikasi. Ini merupakan


Udang merupakan sumber protein salah satu alasan Peneliti memilih identifikasi
yang sering dikonsumsi dan berharga tinggi, dan karakteristik habitat jenis udang di
serta memiliki banyak manfaat sebagai bahan wilayah Aceh yaitu Aceh Barat..
makanan seperti peyek udang, kerupuk udang, Dibandingkan daerah perairan kabupaten lain
nugget udang, produk dasar dari terasi. Salah seperti Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya,
satu udang yang umumnya dikenal masyarakat Kabupaten Aceh Barat memiliki kekayaan
yaitu udang air tawar jenis Macro brachium perairan yang cukup tinggi. Melihat luasnya
rosenbergii Klasifikasi udang air tawar di wilayah Aceh yang hingga sekarang terdiri

37
atas 23 kabupaten, diharapkan nantinya kabupaten Aceh Barat untuk kemudian
penelitian ini akan terus dilakukan sehingga diidentifikasi. Identifikasi udang dilakukan
didapatkan data keanekaragaman jenis udang berdasarkan ciri-ciri morfologi, taksonomi dan
air tawar di Provinsi Aceh ukuran-ukuran tubuh mengikuti kunci
Hipotesis dalam penelitian ini adalah identifikasi Wowor (2004). Dengan
ditemukan variasi jenis-jenis udang air tawar rekomendasi refererensi dari Riyanto
dari tujuh stasiun yang tersebar di wilayah dkk.2015, Daryanto dkk (2015), Supriadi,A.
Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini 2012. Identifikasi difokuskan mengamati
bertujuan untuk mengetahui jenis udang air bagian morfologi pembeda terdapat pada
tawar dan karakteristik habitat yang terdapat di bagian rostrum, pereopoda dan ukuran tubuh.
kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Rostrum dari jenis udang yang ditemukan
memiliki bentuk dan jumlah gigi yang
BAHAN DAN METODE berbeda, baik pada bagian dorsal, maupun
Penelitian telah dilakukan pada bulan ventral.Habitat udang di setiap stasiun
Maret–Agustus 2014. Pengambilan sampel dideskripsisikan dan didokumentasi.
dilakukan di tujuh stasiun yang tersebar di
wilayah Aceh Barat. Identifikasi sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pada bulan Juni-Juli 2014 di
Laboratorium Biologi Dasar, STKIP Bina A. Spesies Udang di Sungai Aceh Barat
Bangsa Meulaboh kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
Penelitian dilakukan di tujuh stasiun sebanyak Lima spesies udang air tawar di
yang telah ditetapkan. Stasiun I (di sungai Kabupaten Aceh Barat, meliputi:
Meureubo), Stasiun II (di sungai Kaway Enam Macrobrachium rosenbergii, M.empulipke, M
belas), Stasiun III (di sungai Pantondreuh), equidens, M australe, dan M lanchesteri.
Stasiun IV (di sungai PanteCeureumen), Adaun karakter dari setiap species di jelaskan
Stasiun V (di sungai Woyla Induk), Stasiun VI sebagai berikut:
(di sungai Woyla Timur), Stasiun VII (di
sungai Woyla Barat). 1. Macrobrachium rosenbergii
Metode yang digunakan dalam Udang memiliki warna dorsal hitam
pengambilan sampel udang adalah purposive gelap, punggung bercorakf, rostrum dan gigi
sampling, dengan melibatkan beberapa rostrum jelas terlihat. Bagian cangkang atau
mahasiswa. Pengambilan sampel kulit terluar keras. Memiliki sepasang capit
menggunakan alat tangkap jaring. Dan yang membesar agak melebar. Gigi rostrum
menggunakan Hand collecting (Tangkap sebanyak 13-14 gigi. Ukuran panjang total
tangan) Pada setiap stasiun, sampel tubuh sekitar 8-8, 3 cm (gambar 1). Memiliki
dikumpulkan selama 30-45 menit dengan karpus periopoda kedua lebih pendek dari
panjang daerah sampling 3-5 m di sepanjang chela, karpus berbentuk langsing. Gigi
sungai dengan arah melawan arus. rostrum tidak dapat diamati dengan jelas,
Pengambilan sampel pada tiap stasiun hampir tersebar merata. Panjang carapace
dilakukan hanya sekali. Sampel yang berkisar 15- 20 mm. Diduga secara morfologi
tertangkap dimasukkan kedalam botol sampel adalah jenis Macrobrachium rosenbergii,
dan diawetkan dalam alkohol 70% serta diberi berdasarkan Daryanto, dkk (2015) dan
label. Sampel dibawa ke Laboratorium Biologi Wowor (2004).
Dasar STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Gambar 1 M.rosenbergii

38
Gambar 2 M.rosenbergii (Daryanto, dkk 2015)

2. Macrobrachium empulipke memiliki ciri yang sama dengan


Udang memiliki warna putih agak coklat, Macrobrachium empulipke. Karakter lain
punggung bermotif atau bercorak bintik-bintik karpus periopoda kedua lebih pendek dari
hitam, rustrum dan gigi rustrum terlihat jelas, chela, karpus berbentuk langsing. Gigi rostrum
namun agak sulit menghitung gigi rostrum. tidak dapat diamati dengan jelas, hampir
Bagian cangkang atau kulit terluar kurang tersebar merata. Secara morfologi Menurut
keras. Memiliki sepasang capit yang supriadi, A (2012) jenis udang ini termasuk
membesar agak melebar. Ukuran total panjang dalam Macrobrachium empulipke (Gambar 3).
tubuh mencapai 6-6, 5 cm (gambar 3). Spesies

Gambar 3 Macrobrachium empulipke

3. Macrobrachium equidens mencapai 25-27 mm. Mempunyai sepasang


Udang memiliki warna agak hitam, capit yang dominan memanjang kurus atau
punggung tidak bercorak, hanya bagian tengah ramping tidak melebar dan besar. Bagian
tubuh cenderung memiliki warna yang lebih cangkang atau kulit terluar keras. Ukuran total
cerah dibanding bagian ekor dan kepala. panjang tubuh 10,5 cm hingga 11,5 cm.
memilikii rostrum dengan gigi dorsal yaitu 9- (Warna tubuh terlihat berpola yaitu antara
10 gigi. Tersebar merata dan tidak ada bagian bagian ekor dengan bagian kepala. Dari ciri
yang tidak bergigi. ciri morfologi bahwa morfologi tersebut spesies ini adalah
karpus periopoda kedua lebih pendek dari Macrobrachium equidens berdasarkan
chela. Berbentuk langsing. Panjang carapace (Riyanto, dkk.2015) (Gambar 4,5,dan 6).

Gambar 4 Macrobrachium equidens

39
Gambar 5 Macrobrachium equidens

Gambar 6 Macrobrachium equidens (Riyanto,I ,dkk.2015)

4. Macrobarchium australe Ukuran panjang total tubuh spesies udang 10,8


Udang Jenis ini dicirikan dengan cm hingga 11cm. Panjang carapace berkisar
warna tubuh coklat muda hingga coklat tua. 20-25 mm. Bagian kepala kult terluar sangat
Tipe capit jenis ini yaitu capit yang membesar keras. Hampir seluruh tubuh kulit terluar
atau melebar. Gigi rostrum terlihat jelas dan sangat keras, dan punggung bercorak (gambar
dapat diamati yaitu memiliki 12 gigi rostrum. 7).

Gambar 7 Macrobarchium australe

Secara umum memiliki ciri morfologi bahwa Macrobarchium australe berdasarkan


karpus periopoda kedua lebih pendek dari identifikasi jumlah gigi dorsal pada
chela. Berbentuk langsing. Sedangkan rostrum, dan panjang carapace (Rahmi,
gigi rostrum tersebar merata dan tidak ada Annawati, dan Fahri 2016).
bagian yang tidak bergigi. Termasuk jenis
5. Macrobrachium lanchesteri yang telah dijelaskan. Ukuran tubuh total
Udang ini memiliki ciri yang unik udang ini yaitu 6,5 hingga 7 cm (gambar 8).
yaitu tubuh berwarna putih bersih tanpa corak. Rostrum pada spesies ini memiliki gigi tidak
Jika dibandingkan dengan juvenil jenis udang tersebar merata dan pada ujung rostrum ada
yang memiliki corak sebelumnya seharusnya bagian yag tidak bergigi. Panjang carapace 13
pada ukuran saat ini sudah memiliki corak. cm. Morfologi tubuh panjang langsing.
Dengan demikian ini bukanlah juvenil dari Karpusnya lebih panjang dari chela. Ciri ini
udang sebelumnya. Dan warna putih jelas merupakan ciri dari jenis Macrobrachium
terlihat kecil kemungkinan terindikasi akan lanchesteri (Wowor 2004) dan (Daryanto, dkk
menuju warna coklat seperti jenis sebelumnya , 2015, Supriadi A. 2012) (Gambar 8, dan 9)
40
Gambar 8 Macrobrachium lanchesteri

Gambar 9 Macrobrachium lanchesteri (Supriadi,A. 2012)

6
. Macrobrachium cf lanchesteri panjang. Tidak memiliki capit. Ukuran total
Ciri morfologi udang ini memiliki panjang tubuh udang ini sekitar 5-5,3 cm
warna tubuh putih transparan dengan warna (Gambar 10 dan 11). Pada spesies ini Rostrum
oranyge pada ujung ekor dan bagian kepala giginya tidak tersebar merata dan pada ujung
hingga antena. Bentuk tubuh kurus ramping rostrum ada bagian yang tidak bergigi. Pada
kecil atau tidak ditemukan ukuran yang lebih spesies ini morfologi tubuh panjang langsing.
besar dan panjang dari ini. Memiliki garis Karpusnya lebih panjang dari chela. Ciri ini
berwarna putih ditengah bagian dorsal merupakan ciri dari jenis Macrobrachium
punggung. Memiliki rostrum yang gigi- lanchesteri (Wowor 2004), dan (Supriadi,A.
giginya begitu halus. Rostrum halus hingga 2012).
melewati mulut. Semua antena cenderung

Gambar 10 Spesies udang 7 (Macrobrachium lanchesteri)

Gambar 11 Spesies udang 9 (Macrobrachium lanchesteri)

41
7. Macrobrachium cf empulipke. punggung ini hanya putih tanpa dipenuhi
Spesies udang ini memiliki warna corak tersebut. Memiliki ukuran tubuh 4,5 cm
tubuh putih transparan dengan corak hingga 5,3 cm. udang ini dilengkapi sepasang
berwarna merah. Corak ini ditemukan hingga capit yang kurus atau ramping kecil dan
kesemua bagian tubuh dengan formasi yang cendrung transparan (gambar 12).
dibagian pinggir dorsal. Dibagian tengah

Gambar 12 Macrobrachium empulipke

Gambar 13 Macrobrachium empulipke (Supriadi,A 2012)

Udang ini berciri karpus periopoda kedua sungai banyak terdapat tumbuhan eceng
lebih pendek dari chela. Berbentuk langsing. gondok (Eichornia craasipes). Air keruh atau
Sedangkan gigi rostrum tersebar merata dan tidak jernih karena dasar sungai atau substrat
tidak ada bagian yang tidak bergigi. Menurut adalah tanah berlumpur. Pada lokasi ini sering
supriadi, A (2012) jenis udang ini termasuk dilakukan penangkapan udang menggunakan
dalam Macrobrachium empulipke. tangguk atau jaring udang oleh warga
setempat. Penangkapan dilakukan dari pinggir
B. Karakteristik Habitat sungai menyusuri tepi jembatan hingga ke
Stasiun I rangka besi (Gambar 14). Penangkapan
Pada stasiun I air mengalir namun arus sampel udang dilakukan pada pukul 08.55
cukup tenang atau tidak berarus. Dipinggir sampai pukul 09. 45.

42
Gambar 14 Habitat stasiun I

Stasiun II (Gambar 15). Sering dilakukan pemancingan


Pada stasiun II air mengalir, berarus ikan oleh penduduk setempat. Penangkapan
sedang. Dipinggir sungai berbatu, air jernih. udang dilakukan pada pukul 10.20 sampai
Pada lokasi ini penangkapan dilakukan di pukul 11. 20.
sepanjang tepi kayu-kayu yang mengering

Gambar 15 Habitat Stasiun II

Stasiun III tanaman air atau tumbuhan dipinggir sungai.


Pada stasiun III air mengalir, berarus (Gambar 16). Sering dilakukan penambangan
sedang. Disepanjang pinggir sungai berkerikil. kerikil dan batu oleh warga setempat.
Air jernih karna dasar sungai berbatu. Pada Penangkapan udang dilakukan pada pukul
lokasi ini di pinggir sungai tidak terdapat 11.40 sampai pukul 12. 40.

43
Gambar 16 Habitat Stasiun III

Stasiun IV dibawah bebatuan sehingga untuk mengambil


Pada stasiun IV air mengalir, arus sampel harus membalikkan bebatuan tersebut
cukup kuat. Pinggir sungai banyak terdapat (Gambar 17). Pengambilan sampel nangkapan
bebatuan. Air jernih karena substrat dasar udang dilakukan pada pukul 08.45 sampai
sungai adalah bebatuan. Udang berada pukul 09. 45.

Gambar 17 Habitat Stasiun IV

Stasiun V sungai tersebut, air tidak jernih atau agak


Pada stasiun V air mengalir, arus keruh. Substrat sungai adalah tanah (Gambar
perairan tenang. Dipinggiran sungai banyak 18). Pengambilan sampel nangkapan udang
terdapat tumbuhan air seperti keladi. dilakukan pada pukul 12.00 sampai pukul 13.
Penangkapan dilakukan disepanjang tepi 00.

44
Gambar 18 Habitat Stasiun V

Stasiun VI air agak keruh. Cuaca pada hari pengambilan


Pada stasiun VI air mengalir, arus sampel cerah. Pengambilan sampel nangkapan
cukup tenang. Dipinggiran sungai banyak udang dilakukan pada pukul 13. 17 sampai
terdapat tumbuhan. Air tidak jernih karena pukul 14. 55 (Gambar 19).
substrat sungai adalah tanah sehingga kondisi

Gambar 19 Habitat Stasiun VI

Stasiun VII yang tumbuhan tumbang. Air agak keruh atau


Pada stasiun VII air mengalir namun tidak jernih karna dasar sungai adalah tanah.
arus cukup tenang atau tidak berarus. Penangkapan sampel udang dilakukan pada
Dipinggir sungai banyak terdapat tumbuhan pukul 08.55 sampai pukul 09. 45 (Gambar 20).
dan kayu-kayu yang mengering atau pohon

45
Gambar 20 Habitat Stasiun VII
Pada penelitian ini terdapat lima jenis spesies berbatu dan berkerikil. Berdasarkan karakter
udang yang ditemukan pada tujuh sungai di habitat dapat diketahui bahwa udang menyukai
Aceh Barat; yaitu Macrobrachium sungai yang berarus tenang, terdapat
rosenbergii, M empulipke, M equidens, M tumbuhan atau kayu-kayuan baik ditepi atau
australe, dan M lanchesteri. Dari ditengah sungai. Selain itu kejernihan air
tujuh stasiun pengamatan terdapat dua stasiun belum bisa menjadi tolak ukur bayak tidak
yang paling sedikit dijumpai jenis udang yaitu spesies udang. Waktu penangkapan juga
satu jenis. Stasiun ini adalah stasiun tiga dan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan
stasiun tujuh. Kondisi sungai stasiun 3 dalam mengkoleksi data atau sampel.
diketahui bahwa di kedua sungai ini kondisi Aspek perairan yang diukur atau
air jernih. Selain itu juga tidak terdapat dideskripsikan meliputi kedalaman, kondisi
tanaman atau tumbuhan dipinggir sungai. Arus arus, dasar sungai dan suhu. Berikut data
air sedang hingga kuat. Substrat dasar sungai kondisi fisika perairan (Tabel 1):

Tabel 1 Kondisi Fisika Perairan


Parameter Stasiun Pengamatan
I II III IV V VI VII
Kedalaman/ cm 85- 1120 85- 280 85-280 240-420 75- 420 75-700 75-420
Kondisi arus Tenang Sedang Sedang Kuat Tenang Tenang Tenang
Dasar sungai Tanah Berbatu Berbatu Berbatu Tanah Tanah Tanah
o o
Suhu/ C 30 C 28,5 oC 28, 8 oC 30 oC 30 oC 29 oC 30 oC

Data kondisi fisika dan kimia yang diukur yaitu suhu perairan, kedalaman, dan kondisi arus perairan.
Suhu tertinggi yang ditemukan yaitu 30 oC dan terendah 28,5 oC . Kedalaman sungai terdalam yang
ditemukan yaitu 560 cm dan kedalaman terendah yaitu 85 cm. Kondisi arus pada sungai yang
ditemukan bervariasi yaitu arus tenang, sedang dan kuat

KESIMPULAN UCAPAN TERIMAKASIH


Ditemukan lima jenis spesies udang di Terimakasih kepada kementerian riset,
Aceh Barat; yaitu : M rosenbergii, M teknologi dan pendidikan tinggi republik
empulipke, M equidens, M. australe, dan indonesia yang telah memberikan donasi dana
M lanchesteri. Pada karakter habitat yang penelitian ini dalam bentuk hibah penelitian
berbeda ditemukan jenis udang yang berbeda dosen pemula tahun 2014.

46
DAFTAR PUSTAKA Provinsi Sulawesi Tengah. Online
journal of Natural Science. 5(2): 199-
Castro P, Huber ME. 2003. Marine Biology. 208.
Fourth edition. The MCGraw-Hill Rustiyawatie A, Dharmono, dan Hardiansyah
Companies. H. 2009. Identtifikasi dan kerapatan
Daryanto, Hamidah A, dan Kartika WD. 2015. udang di bawah tumbuhan nipah
Keanekaragaman Jenis Udang Air kawasan mangrove desa Swarangan
Tawar di Danau Teluk Jambi City. Kecamatan Jorong Kabuptaen Tanah
Jurnal Biospesies 8(1): 13-19. Laut. Jurnal Wahana-Bio 1: 51-60.
Hasashy MM, Sharshar KM, dan Hassan Riyanto I. dkk. 2015. Keragaman Jenis udang
MMS. 2012. Morphological and di laguna Baros, Kabupaten Bantul,
histologcal studies on the embryonic Yogyakarta. PROSiding SEMinar
development of the freshwater prawn, NASsional MASYarakat
Macrobrachium rosenbergii BIODIVersitas INDONsia. Volume 1,
(Crustacea, Decapoda). The Journal of (3):438-443.
Basic & applied Zoology 65: 157-165. Sugiarto T. 2010. Budidaya Udang. Bandung.
Holthuis LB. 1980. Shrimps and prawns of the Sinergi Pustaka Indonesia.
world an annotated catalog of species Supriadi A. 2012. Keanekaragaman Jenis
of interest to fisheres. FAO Fish udang air tawar di sungai-sungai yang
Synop 125: 340-350. berasal dari gunung salak. [Skripsi].
Martin JW, and Davis GE. 2001. An update Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
classification of recent Crustacea. Los Pengetahuan Alam. Institut Pertanian
Angeles, California: Nat History Mus Bogor.
of Los Angeles Country 39: 1-115. Taufik. 2011. Biodiversitas udang air tawar di
Mulyadi, Wowor D. 2004. Pengumpulan danau Kerinci Provinsi Jambi. Tesis.
Lapangan Krustacea. LIPI: Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu
Mulyati T, Fahri dan Annawaty.2016. Pengatahuan Alam. Institut Pertanian
Iventarisasi udang air tawar Gebus Bogor. Bogor.
Caridina di sungai Poboya Palu, Wowor D, Cai Y, Ng PKL. 2004. Crustacea:
Sulawesi Tengah. Online Jurnal of Decapoda, Caridea. Di dalam: Yule
Natural Science 5(1):83-96. CM, Sen YH, editor. Freshwater
Rahmi, Annawaty, dan Fahri. 2016. Invertebrata Of The Malaysian
Keanekaragaman jenis udang air tawar Region. Kuala Lumpur: Akademi
di sungai Tinombo Kecamatan Sains Malaysia: 337-357 . Kuala
Tinombo Kabupaten Perigi Moutong Lumpur.

47

Anda mungkin juga menyukai