Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM I

MOFOLOGI IKAN

OLEH

NAMA : MUH. REZKI ADIKA AKBAR


STAMBUK : I1F121032
KELOMPOK : VI (empat)
ASISTEN PEMBIMBING : LA GUA

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
MORFOLOGI IKAN
MORPHOLOGY FISH

Muh. Rezki Adika Akbar1, La Gua2


Mahasiswa Ptogram Studi Oseanografi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
JL.HAE makodompi kampus bumi tridaharma anduonohu kendari 932932
2
Email Asisten: Laguakendari@gmail.com

ABSTRAK

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari
organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
organisme. Adapun ikan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan lajang
(Decapterus spp.) dan ikan katamba (Lethinus lentjan). Waktu praktikum dilaksanakan
pada tanggal 1 Oktober dari pukul 10.00-11.50 WITA di laboratorium Manajemen Sumber
Daya Perairan. Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal bentuk, bagian, ciri-ciri tubuh
ikan sehingga diharapkan mahasiswa dapat membuat deskripsi tentang jenis ikan tertentu.
Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui morfologi ikan lajang (Decapterus sp.)
dan ikan katamba (Lethinus lentjan.). Data penelitian menggunakan parameter bentuk
tubuh, bentuk mulut, bentuk sirip ekor, sungut, sirip pelvic, sirip anal, warna tubuh, dan
linea literalis. Ikan lajang mempunyai bentuk tubuh torpedo, bentuk mulut tabung dapat
disembulkan, dan bentuk sirip forked. Sedangkan ikan katamba menpunyai bentuk tubuh
pipih, bentuk mulut tabung dapat disembulkan, dan bentuk sirip emarjinate.
Kata kunci: Decapterus spp, ikan, ikhtiologi, Lethinus lentjan, morfologi.

PENDAHULUAN

Iktiologi adalah cabang zoologi yang khusus untuk mempelajari ikan, termasuk ikan
bertulang (Osteichthyes),ikan bertulang rawan (Chondrichthyes), dan ikan tanpa rahang
(Agnatha). Ikan merupakan salah satu hewan vertebrata yang hidup di air, bersifat
poikilotermi atau berdarah dingin dimana tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan, bernapas
dengan insang. Kurang lebih ada 28.400 spesies ikan telah di identifikasi dan deskripsikan..
Kata Iktiologi berasal dari pengertian Ichtyhes atau iktio yangberarti “ikan” dan logos
“ilmu”. Sehingga berdasarkan pengrtian dan asal istilah iktiologi maka dapat di
identifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari segala aspek tentang ikan (kalor, 2020).
Morfologi adalah bentuk luar ikan merupakan ciri-ciri yang mudah di lihat dan diingat
dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Bentuk luar seringkali mengalami perubahan dari sejak
masa larva sampai mati karena tua. Perubahan bentuk itu ada yang mencolok seakali,
seperti pada ikan lidah yang pada waktu larva berbentuk bilateral simetris menjadi asimetris
pada waktu dewasa. Ada juga perubahan yang sedikit sekali hampir tidak jelas. Morfologi
ikan berhubungan dengan habitat ikan di perairan.
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari Morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.
Morfologi ini sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan

1
Manfaatnya Dengan diadakan praktikum di laboratorium mahasiswa dapat memahami
dan mengerti tentang pengenalan morfologi ikan. Sehingga mahasiswa dapat mengenal dan
membedakan bagian-bagian dari tubuh ikan.
Ikan merupakan hewan yang berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang
belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat tergantung atas air sebagai medium
dimana tempat mereka tinggal. Ikan mempunyai kemampuan di dalam air untuk bergerak
dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Oleh para iktiologis ikan
didefinisikan secara umum yaitu binatang vertebrata yang berdarah dingin (poikilotherm),
hidup dalam lingkungan air, umumnya bernafas dengan insang, pergerakan dan
keseimbangan badannya terutama menggunakan sirip.Jenis-jenis ikan ini sebagian besar
tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari
keseluruhan jenis ikan (Burhanuddin, 2014).
Sebagai ilmu pasti alam, pengetahuan tentang ikan belumlah cukup jika hanya
mempelajari teorinya saja tanpa melakukan praktikum untuk mengamati dan mempelajari
secara lansung mengenai ikan. Pengetahuan yang diperoleh dari pengajar pada saat
mengikuti proses pembelajaran di ruangan dianggap belum cukup tanpa dapat dibuktikan
secara langsung mengenai hal-hal yang telah disampaikan pada saat proses pembelajaran
tersebut. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang morfologi ikan, maka dianggap
perlu untuk melakukan praktikum ini.
Praktikum ini bertujuan melihat morfologi pada ikan terutama bagian dan bentuk-
bentuk tubuh ikan, mulut dan sungut serta mengetahui berbagai macam bentuk tubuh pada
ikan dan membedakan bentuk antara ikan yang mempunyai sungut dan tidak. Dan akhirnya
mahasiswa dapat membedakan bentuk dan bagian-bagian tubuh ikan.
Manfaatnya Dengan diadakan praktikum di laboratorium mahasiswa dapat memahami
dan mengerti tentang pengenalan morfologi ikan. Sehingga mahasiswa dapat mengenal dan
membedakan bagian-bagian dari tubuh ikan.
Berdasarkan pendahuluan di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai morfologi
pada ikan katamba dan ikan layang.Adapun tujuan dari praktikum ini mengenal bagian luar
tubuh ikan, mengamati morfologi letak/posisi bagian luar tubuh ikan secara in situ.
Sedangkan manfaat dari adanya praktikum ini kita dapat mengidentifikasi bagian-bagian
luar dari tubuh ikan secara detail dan juga kita dapat membedakan berbagai jenis spesies
ikan melalui praktikum morfologi ikan.

METODE PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan pada 1 Oktober 2022, pukul 10.00-11.50 WITA. Praktikum ini
dilakukan di laboratorium manajemen sumber daya perairan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitumistar, baki, kertas
laminating, sumlight mama lemon.
Pada praktikum ini ikan disediakan oleh pihak laboratorium, ikan yang kami gunakan
pada praktikum ini adalah ikan lajang (Decapterus spp.) dan ikan katambs (Lethrinus
lentjan), kemudian ikan tersebut diletakkan di baki, setelah ikan diletakkan di baki salah
satu dari ikan tersebut diletakkan dikertas laminating untuk diamati morfologi ikan tersebut.
Ikan yang pertama kali kami amati morfologinya adalah ikan lajang (Decapterus spp.),

2
yang dilanjutkan pengamatan morfologi ikan katamba. Parameter yang kami gunakan
berjumlah 14, yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, sungut, bentuk sirip ekor, sirip pelvic, sirip
anal, warna tubuh, bar, band, blocth, dot, spot, stripe, dan linea literalis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

hASIL

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya


Perairan, Universitas Halu Oleo, Kendari. Dapat diketahui morfologi pada ikan lajang dan
ikan katamba yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi

keterangan individu
No Parameter
1 2
1 bentuk tubuh Fusiform camprossed
2 bentuk mulut :
a. berdasarkan bentuk Tabung tabung
b. dapat tidaknya di sembulakan Dapat dapat
c. berdasarkan letaknya Termal termal
3 sungut (ada/tidak ada) Tidak tidak
4 bentuk sirip ekor Emarginated emarginate
5 sirip pelvik (berpasangan/tidak
berpasangan) Berpasangan berpasangan
6 sirip anal (berpasangan atau tidak
berpasangan) Tidak tidak
7 warna tubuh Coklat abu-abu
8 bar (ada/tidak ada) Ada tidak ada
9 band (ada/tidak ada) tidak ada ada
10 blotch (ada/tidak ada) Ada tidak ada
11 dot (ada/tidak ada) Ada tidak ada
12 spot (ada/tidak ada) tidak ada tidak ada
13 stripe (ada atau tidak) tidak ada tidak ada
14 linea lateralis Ada ada

Keterangan
1 ikan lajang (Decapterus spp.)
2 ikan katamba (Lethrinus lencang)
PEMBAHASAN

3
Ikan layang (Decapterus spp) termasuk ke dalam kelompok ikan pelagis kecil yang
memiliki nilai ekonomis penting di Indonesia khususnya di daerah Jawa, Selat Bali,
Makasar dan Ambon. Hal ini dibuktikan dengan melimpahnya ikan layang di pasar-pasar
ikan di Pulau Jawa karena banyak diminati oleh masyarakat. Nilai ekonomis penting yang
dimaksud yaitu mempunyai nilai pasaran yang tinggi, volume produksi makro yang tinggi
dan luas, serta mempunyai daya produksi yang tinggi (Fitrian dan Madduppa, 2020).
Ikan layang merupakan ikan laut yang banyak dijumpai di pasar tradisional, menurut
statistik perikanan tangkap ikan layang di Perairan Indonesia tahun 2006-2010, bahwa data
hasil tangkapan ikan layang mengalami peningkatan sepanjang tahun dengan rata-rata
kenaikan 3,68% per tahun. Ikan ini memiliki daging ikan yang tebal dan harga yang masih
murah, serta hampir di sepanjang tahun dapat dijumpai di pasar tradisional (Mamuaja dan
Aida, 2014).
Spesies ikan layang dalam penelitian ini memiliki ciri umum bentuk tubuh pipih atau
kompres dan memanjang, bentuk kepala lancip, tubuh ditutupi oleh sisik lingkaran
(cycloid) yang sangat halus, terdapat noda hitam pada bagian belakang batas operculum,
gurat sisik (linea lateralis) berada diatas sirip dada serta memanjang hingga terdapat sisik
yang tebal (lateral scute) pada bagian gurat sisik (lateral line) (Kusumaningrum, dkk.
2021).
Berdasarkan pengamatan pada ikan lajang, tubuh ikan lajang berbentuk fusiform atau
torpedo. Bentuk tubuh ini menyesuaikan dengan karakteristik ikan lajang sebagai ikan
pelagis dimana terdapat bentuk garis untuk bergerak dalam perairan dalam tanpa
mengalami banyak kendala. Ikan lajang memiliki karakteristik tubuh berukuran sedang,
memanjang seperti torpedo, memiliki dua sirip punggung yang dipisahkan oleh celah
sempit, spesies ini memiliki dua sirip punggung yaitu sirip punggung pertama berjari-jari
keras, sedangkan sirip punggung kedua berjari-jari keras dan langsung berhubungan dengan
sirip berjari-jari lemah. Sirip perut ikan layang berada dibawah dada ikan dan tidak bersatu.
Sirip dubur ikan layang terdiri atas jari-jari keras dan sirip berjari-jari lemah. Sirip kecil
(finlet) terdapat di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Warna tubuh ikan lajang
didominasi dengan warna abu-abu, ,dengan bentuk mulut seperti tabung dan bisa
disembulkan dan terletak secara terminal. Ikan lajang tidak memiliki sungut, memiliki sirip
pelvic yang berpasangan, sedangkan sirip anal tidak berpasangan, dan memiliki linea
literalis. Gambar ikan lajang tercantum pada gambar 1 di bawah ini:

4
Gambar 1. Ikan lajang (Decapterus spp.).
Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Secara umum, ciri morfologi ikan lencam (Lethrinus lentjan), yaitu bentuk badan agak
tinggih dan pipih. Lengkung kepala bagian atas sampai setelah mata hampir lurus, dari
mata sampai awal dasar sirip punggungnya agak cembung dan sirip ekor berlekuk. Kepala
dan badan bagian atas hijau kecoklatan, bagian bawah lebih terang. Badan dengan sirip
yang mempunyai bercak putih, kuning atau merah mudah. Sirip punggung berwarna putih
dengan burut garis jingga kemerahan. Sirip awal berwarna putih dengan ujung – ujung sirip
berwarna putih atau jingga. Bagian belakang over kulum dan dekat dengan sirip dada
terdapat garis merah. Mulut yang tipis memanjang dengan bibir tebal.
Ikan Lencam (Lethrinus sp) merupakan salah satu jenis ikan laut yang bernilai
ekonomis penting dan mempunyai prospek yang sangat baik sebagai alternatif untuk ikan
budidaya laut. Beberapa jenis yang bisa mencapai ukuran besar merupakan sumber
makanan penting dan permintaan pasar untuk jenis ikan ini sangat besar (Prihardhani dan
Yunianta, 2016). Adapun gambar ikan katamba tercantum pada gambar 2 dibawah ini:

Gambar 2. Ikan katamba (Lethrinus lentjan).


Sumber: Dokumentasi Pribadi.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa morfologi ikan merupakan


penampakan bagian-bagian luar ikan. Morfologi tubuh eksternal ikan dibagi tiga bagian,
yaitu bagin kepala, badan dan ekor. Sedangkan morfologi pada ikan layang yaitu bentuk
tubuhnya fusifrom, berdasarkan bentuk mulut yaitu tabung, dapat disempulkan dan
letaknya termal.Sedangkan pada ikan katamba bentuk tubuhnya yaitu camprossed,
berdasakan bentuk mulut tabung, dapat disempulkan dan letaknya termal. Kedua ikan
tersebut tidak memiliki sungut. Berdasarkan bentuk sirip ikan layang yaitu sirip pelvik

5
yaitu berpasangan, sirip anal tidak berpasangan dan sirip ekor yaitu forked. Sedangkan pada
ikan katamba bentuk sirip ekor emarginate, sirip pelvik yaitu berpasangan sedangkan untuk
sirip anal tidak berpasangan.Untuk warna tubuh pada ikan layang yaitu abu-abu sedangkan
pada ikan katamba warna tubuhnya yaitu abu coklat. Bar dari ikan layang tidak ada
sedangkan pada ikan katamba ada bar dan Band pada kedua ikan tersebut ada serta ikan
layang tidak mempunyai bloch dan ikan katamba mempunyai bloach. Untuk dot, spot dan
stripe sama-sama tidak ada akan tetapi untuk linear literalis untuk ikan layang dan ikan
katamba sama-sama ada.

SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini agar praktikan kedepannya
bisa disiplin waktu dan belajar terlebih dahulu sebelum di adakannya praktikum serta di
harapkan kepada praktikan agar tidak mengganggu kenyamanan kelompok lain atau selalu
mematuhi aturan yang berlaku saat praktikum

6
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Purwandhani, S. N., Laswati, D. T. 2021. Fortifikasi Ikan Barakuda (sphyraena


jello) Dalam Pembuatan Tortilia Chips. Agrotech. 3 (2): 18-26.
Burhanuddin, A. I. 2014. Iktiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. CV Budi
Utama. Yogyakarta.
Fitrian, T., Madduppa, H. 2020. Penentuan Jenis Ikan Layang (Decapterus macrosoma)
Menggunakan Metode Analisis Morfologi dan DNA Barcoding dari Pasar Ikan
Muara Baru Jakarta Utara. Jurnal Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap. 12 (3):
127-135.
Kalor, J. D. 2020. Iktiologi. Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI). Yogyakarta.
Kusumaningrum, R. C., Alfiatunnisa, N., Muewantoko, M., Setyobufi, E. 2021. Karakter
Morfometrik dan Meristik Ikan Layang (Decapterus macrosoma bleeker,1851) di
Pantai Selatan Daerah Istemewa Yogyakarta, Indonesia. Jurnal perikanan. 23 (1):
1-7.
Latuconsina, H. 2021. Ekologi Ikan Perairan Tropis Biodiversitas, Adaptasi, Ancaman dan
Pengelolaannya. Gadjah Mada University Press Anggota IKAPI dan APPTI.
Yogyakarta.
Mamuaja, C. F., Aida, Y. 2014. Karakteristik Gizi Abon Jantung Pisang (Musa p.) dengan
Penambahan Ikan Layang (Decapterus sp.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan.
Naimah, H., Ningsih, I. J. 2014. Proses Pembekuan Ikan Katamba (Lethrinusnlentjan)
Product WGGS (Whole Gilled GuttedScaled). Jurnal Ilmu Perikanan. 5 (2): 80-
93.
Prihardhani, D. I., Yunianta, 2016. Ekstraksi Gelatin Kulit Lancam (Lethrinus sp.) dan
Aplikasinya untuk Produk Permen Jeli. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 4(1):
356-366.

7
8
LAMPIRAN

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai