Ikhtiologi
laporan lengkap ikhtiologi
Beranda
contact
about
donwloads
IKHTIOLOGI
oleh
SUTOYO
E 271 12 044
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERAIRAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
I. PENDAHULUAN
Ikhtiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ichtyes” yang artinya ikan dan “Logos”
artinya ilmu. Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala
aspek kehidupannya.
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari Morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.
Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Morfologi ikan
merupakan bentuk luar ikan, yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan entah itu pada perairan laut, payau maupun tawar.
Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar
pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris
bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian
yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis.
Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak
sama.
Tujuan dari praktikum yaitu untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk organ luar ikan,
mengenal sistem yang berhubungan dengan drivate kulit dan warna pada ikan., mempelajari
bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan. Sedangkan
kegunaan dari peraktikum ini adalah peraktikan dapat mengenal bentuk tubuh ikan.
2.1 Klasifikasi
Menurut Efendy (2009), Taksonomi ikan banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Species : Chanos chanos Forsk
2.2 Morfologi
Secara garis besar tubuh ikan bandeng tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh
dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama,
apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan
arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang
sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang. Suyanto (2009).
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak
mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan
berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk
gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk
keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat
hari kamis tanggal 25 April 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai
selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan
r Kerja
Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi dengan judul Morfologi Ikan
2. Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3. mengambil ikan bandeng (Chanos chanos) dan meletakkannya pada baki dengan posisi mlintang
kepala ikan sebelah kiri kemudian menggambar morfologi ikan pada modul yang telah
disediakan
4. Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
4.1. Hasil
Keterangan :
A.Bagian kepala;B.Bagian badan;C.Bagian ekor.1.sirip dorsal (1a.sirip dorsal
pertama;1b sirip dorsalkedua); 2.sirip ekor; 3.sirip anal;4. sirip perut;6. mulut; 7.
lubang hidung; 8. operkulum; 9.preoperkulum; 10. rahang atas; 11. rahang
bawah; 12. anus.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 2. Morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)
Tabel 2. Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos)
JENIS IKAN
PARAMETER Chanos chanos
Kelengkapan LL Tunggal
Operkulum Ada
Preoperkulum Ada
4.2 Pembahasan
Bentuk tubuh ikan bandeng (Chanos chanos) berbentuk fusnform, bentuk mulutnya dapat
disembulkan dengan posisi superior dan tidak mempunyai sungut. Bentuk kepalanya relative
lancip, dan ikan ikan banding digolongkan kedalam jenis ikan herbivore dimana jenis makanan
utamanya berasal dari nabati. Bentuk tubuh ikan bandeng (Chanos chanos) adalah simetris,
berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibelah dua belahan yang sama, dan
tubuh dibelah dua dari kepala sampai ekor dengan arah punggung perut.
Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada
sebelah menyebelah kepala terdapat mata, dan diantara bagian kepala dan badan terdapat tutup
insang. Pada ikan bandeng (Chanos chanos) tidak memiliki ciri khusus, dan tidak memiliki
sungut, bentuk ekor yaitu brbentuk cagak, posisi mulutnya berbentuk terminal, dan tidak
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan
sebagai berikut:
1. Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan jenis ikan yang hidup di perairan payau, pemakan
herbivora dimana nakanan utamanya berasal dari nabati, hal ini dilihat dari mulutnya yang dapat
disembulkn dan tapis insangnya yang halus, dan tidak mempunyai gigi yang besar dan tajam.
2. Pada ikan bandeng (Chanos chanos), gurat sisi (linea lateralis) merupakan garis yang terbentuk
oleh adanya pori-pori yang trsusun secara teratur pada tubuh ikan. Didalam gurat sisis (LL)
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat
Menurut Saanin, (1968). Indonesia memiliki kekayaan ikan sangat tinggi, diperkirakan
mencapai 8.500 jenis. Maka perlu dilakukan adanya penelitian atau peraktikum untuk
membedakan secara lebih detail dan mendalam khususnya mengenai tentang morfometrik dan
meristik, yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh ikan seperti panjang, lebar, dan tinggi
ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi
batang ekor. Keterangan mengenai pengukuran–pengukuran ini dibuat oleh Hubbs & Lagler
(1964). Pada pengukuran ikan yang sedang mengalami pertumbuhan digunakan rasio dari
panjang standar. Ikan yangdigunakan adalah ikan yang diperkirakan mempunyai ukuran dan
kelamin yang sama. Hal ini disebabkan pertumbuhan ikan tidak selalu proporsional dan
dimorfime seksual sering Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam
Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat
mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain
jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari
spesies. Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan
kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut,
salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan,
mengetahui bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh
ikan.
Kegunaan dari praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan adalah kita
dapat membedakan ukuran tubuh dan jumlah tubuh masing-masing setiap jenis ikan, antara lain
jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis, panjang standar, panjang
moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor.
2.1 Klasifikasi
Menurut Fujaya, (2009) Klasifikasi Ikan bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk tubuh dan organ dari ikan terutama bentuk
tubuh dan organ luar dari ikan. bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva
sampai dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi
asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan
Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini
mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang
dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan
agak gelap pada punggungnya, Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng,
mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik,
tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik
tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna
sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang
Dalam mempelajari ikan bandeng salah satunya yaitu mengenal ciri-cirinya morfometrik
dan meristik, morfometrik adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang, lebar, yang
digunakan untuk membandingkan proposi antara ukuran bagian-bagian tubuh ikan Ikan Bandeng
(Chanos chanos). Sedangkan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah agian tubuh
ikan, diantaranya jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis, (Sjafei,1989).
Menurut Effendie, (1997) cara pengukuran tubuh ikan yang diambil dari satu titik ke titik
Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung
ekor.
Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga
pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik
Panjang batang ekor (LCP) diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan pangkal
batang ekor.
Panjang moncong (SNL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga pertengan garis
Tinggi sirip punggung (DD) diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari pertama sirip
punggung.
Diameter mata (ED) diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata, diukur
Tinggi batang ekor (DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor.
Tinggi badan diukur (BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung
Panjang sirip dada diukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada.
Panjang sirip perut diukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut.
Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp
punggung tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras,
sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang. Pada ikan yang
memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri
di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang. Pada beberapa
famili (suku) dua sirip punggungnya mungkin bersatu atau bergabung, (Sjafei, 1989).
Pada pengukuran ikan yang menunjukan besar ataupun kecilnya ikan. Ikan dapat dikatakan
besar apabila panjangnya lebih dari 10 cm, pengukuran yang dimaksud yaitu panjang yang
diukur dari ujung mulut ikan sampai dengan ujung ekornya yang disebut panjang total. Berarti
dibawah dari 10 cm maka ikan tersebut termasuk golongan ikan kecil, (Hardanto, 1979).
hari Kamis tanggal 2 Mei 2013, dimulai dari pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini
Tadulako, Palu.
Alat Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)
dilaksanankan
Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)
2. Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai
barikut :
4.2 Pembahasan
4.2.1 Morfometrik
didapat 35 cm yg di ukur yang diukur dari ujung mulut bagian atas sampai dengan ujung ekor
paling belakang. Kemudian panjang garfu/cagak yang didapat 75 cm dengan ukuran pada
panjang cagak dari ujung mulut sampai pangkal ekor. panjang total dari tubuh ikan berubah
sesuai dengan ukuran ikan. Hal ini sesuai pernyataan Hardanto (1979) bahwa Pada pengukuran
ikan yang menunjukan besar ataupun kecilnya ikan. Ikan dapat dikatakan besar apabila
panjangnya lebih dari 10 cm, pengukuran yang dimaksud yaitu panjang yang diukur dari ujung
mulut ikan sampai dengan ujung ekornya yang disebut panjang total. Berarti dibawah dari 10 cm
Pengamatan pada morfometrik ikan dilakukan dengan pengukuran panjang, lebar, dan
tinggi, yang selanjutnya pada pengukuran proporsi antara ukuran bagian-bagian tubuh dengan
panjang total, memiliki rumus ukuran panjang baku, panjng kepala, panjang batang ekor dan
tinggi badan, panjang sirip anal berbanding terbalik dengan panjang total dikalikan dengan
100%.
4.2.2 Meristik
Berdasarkan hasil praktek bahwa Pada bagian meristik pengamatan dilakukan pada
perhitunagn jumlah masing-masing bagian tubuh pada ikan, yang dihitung adalah jumlah sirip,
sisik dan insang. Sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang. Pada
ikan bandeng (Chanos chanos) maka didapatkan jumlah sisik pada predorsal 11, jumlah sisik
keliling badan berkisar 700, jumlah sisik batang ekor 30 dan tidak mempunyai finlen insan, hal
in sesuai pernyataan Sjafei (1989) bahwa Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip
punggung. Pada ikan bersisirp punggung tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak
bersekat dan mengeras, sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya
bercabang. Pada ikan yang memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan
yang kedua terdiri dari duri di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya
bercabang. Pada beberapa famili (suku) dua sirip punggungnya mungkin bersatu atau
bergabung.
Sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang. Pada ikan bandeng
(Chanos chanos) maka didapatkan jumlah sisik pada predorsal 39, jumlah sisik keliling badan
266, jumlah tapis insang bagian bawah 280,jumlah tapis insang bagian atas 204 dan tidak
5.1 Simpulan
dengan ujung ekor paling belakang. Kemudian panjang garfu/cagak yang didapat 75 cm dengan
ukuran pada panjang cagak dari ujung mulut sampai pangkal ekor.
2. jumlah sisik pada predorsal 11, jumlah sisik keliling badan berkisar 700, jumlah sisik batang
3. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip
ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik
tawar. Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah satu
dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat
zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti, protein, vitamin A, Vitamin B1
Sistem Integumen merupakanbagian tubuh yang berada pada bagian terluar. Sistem
integumen terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya, yang termaksut derivat kulit adalah sisik, jari-
Tujuan dari Praktek Sistem Integumen untuk mengenal sistem yang berhubungan
dengan derivat kulit dan warna pada ikan. Diharapkan setelah praktikum ini mahasiswa dapat
2.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior,
1. Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.
2. Tubuh (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu
kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua
belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke
sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat
cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak
mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan
berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk
gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk
keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat
2.3 Integumen
Menurut Armand (2000), Sistem integument atau kulit pada hewan vertebrata secara umum
Kulit dapat digunakan untuk menerima rangsangan dari lingkungan karena kulit merupakan
tempat aliran saraf dan badan sensoris. Kulit pada vertebrata mempunyai dua lapisan utama,
bagian luar adalah epidermis dan bagian dalam dermis. Dermis merupakan bagian yang lebih
hari kamis tanggal 2Mei 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai
selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan
Alat Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)
dilaksanankan
Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)
Camera Mengambil gambar Bandeng (Chanos-chanos)
morfolog ikan
2) Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:
Keterangan
1. Bagian pasterior, 2. Sirkulus, 3. Fokus, 4. Radius, 5. Kromatofor, 6. Pasterior, 7.
Chiometofore
4.2 Pembahasan
Sistem Integumen adalah system pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivatnya-
derivatnya, yang meliputiwarna, lender, kulit, sisik, organ cahaya dan kelenjar racun. Kulit
terdiri dari dua lapisan yaitula pisan epidermis dan lapisan dermis atau corium, lapisan epidermis
adalah bagian dalam, sedangkan lapisan dermis adalah bagian luar. Kulit pada ikan selain
sebagai pembalut tubuh juga berfungsi sebagaia alat pertahanan pertama terhadap penyakit,
perlindungan dan penyesuaian diri terhadap factor lingkunganya mempengaruhi kehidupan ikan
Berdasarkan bentuk tipe sisik ikan bandeng (Chanoschanos) adalah cycloid yaitu sisik
perak.Kulit ikan terdiri dari dua lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam disebut
dermis atau corium. Pola warna pada ikan disebabkan oleh tiga hal yaitu karena konfigurasi fisik,
pigmen pembaw awarna dan sel khusus yang memberwarna pada ikan.
chanos) memiliki beberapa bagian yaitu, bagian kepala, bagian badan, dan bagian ekor terdapat
beberapa sisik alat pembantu untuk melakukan gerkan, hal ini sesui pernyataan suyanto,(2000).
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, penulis dapat simpulkan sebagai
berikut:
1. Sistem Integument atau kulit pada hewan vertebrata secara umum hampir sama yaitu terdiri dari
pigmen pembawa warna dan sel khusus yang memberi warna pada ikan.
3. Ikan bandeng (Chanos-chanos) tidak memiliki ciri khususdan tidak memiliki sungut, bentuk ekor
yaitu berbentuk cagak, posisi mulutnya berbntuk terminal, dan tidak memiliki preoperkulum.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan dalam praktikum
berikutnya alat yang digunakan harus lebih lengkap lagi, agar praktikan tidak saling mengharap
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi ikan adalah organ-organ dalam yang terdapat pada tubuh ikan.Ikan mempunyai
organ-organ dalam seperti hewan vertebrata lainnya.Organ-organ dalam tersebut antara lain otak,
jantung, lambung, usus, hati, limfa, gonad, ginjal, pilorik kaeka, gelembung renang,
bedasesuai dengan makanan yang mereka makan, seperti ikan herbivora mempunyai usus yang
Anatomi adalah berarti mencakup tentang bentuk organ tubuh bagian dalam pada suatu
organisme. Pada bentuk tubuh bagian dalam ikan dibedakan menjadi beberapa macam bagian
yaitu simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah
menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun
ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk
yang berbeda atau tidak sama. Oleh sebab itu Dalam pembuatan laporan hasil praktikum ini,
kami memiliki landasan acuan. dan acuan tersebut adalah penelitian serta pengamatan langsung
organ-organ pada ikan bandeng (Chanos-chanos). hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
semester 2 (dua) ini kita dituntut untuk mengetahui systim organ-organ pada ikan bandeng
(Chanos-chanos).
Praktikum Anatomi ikan ini bertujuan untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk
organdalam ikan, mempelajari bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter
2.1 klasifikasi
Menurut Efendy (2009), Taksonomi ikan Banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
2.2 Anatomi
Pada ikan bandeng (Chanos chanos), Di dalam rongga badannya terdapat organ-organ,
yaitu ginjal, gelembung renang yang berfunfsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi
kedalaman air , yang terletak disebelah ventral, gelembung renang, disampuing itu terdapat limfa
(lien), organ ini sukar terlihat karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara
Pada organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) terdapat organ yang tampak memanjang
yang berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat
hidrostatik karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf.
Penelitian terhadap anatomi dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya
jumlah yang sangat besar setelah hewan selesai makan, mengaduk makanan dengan sekresi
(getah lambung), dan pengosongan lambung, dan memasukan isinya kedalam usus. Panjang usus
pada ikan bandeng yang kami peroleh yaitu 334 cm, maka dapat disimpulkan bahwa ikan
tersebut menunjukan ikan herbivora atau ikan yang sumber makannya berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
Menurut Fujiya (2004), bahwa proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata lainnya.
Namun ikan memiliki beberapa variasi,terutama dalam hubungannya dengan cara makan, pada
umumnya ikan bernafas dengan ingsang dengan cara memasukan air ke dalam mulut hingga
melewati ke ingsang dan sekaligus menyaring oksigen yang terlarut dalam air, namun tidak
semua ikan bernafas dengan ingsang ada juga bernafas dengan paru-paru misalnya ikan paus dan
lumba-lumba. Bagian-bagian ikan bandeng adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal
hari kamis tanggal 25April 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai
selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan
Anatomi ikan secara umum dimaksud terutama untuk melihat posisi organ-organ pada
tubuh ikan seperti hati, limpa, jantung, gonad dan sebagainya. Adapun prosedur kerja yang kita
2. Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3. mengambil ikan bandeng (Chanos chanos) dan meletakkannya pada baki dengan posisi mlintang
kepala ikan sebelah kiri kemudian menggambar morfologi ikan pada modul yang telah
disediakan
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada anaktomi, dalam tubuh ikan
4.2 Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh tentang anatomi yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos-
chanos) kita dapat melihat bahwa ikan bandeng (Chanos-chanos) juga merupakan ikan yang
memilikin anatomi yang hampir seperti ikan lainnya. Pada umumnya antomi ikan bandeng hanya
dikenal beberapa saja, antomi ikan tersebut semakin dikembangkan. Secara garis besar organ
yang berukuran relatif besar dan mudah di amati adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad,
ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati, kantong empedu (Sutoyo, 2007).
Seluruh pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut adalah
ditemukan adaptasi alat-alat tersebut terhadap makan dan kebiasaan makannya.pada ikan dengan
seluruhpencernaan ini, pencernaan dan makananya dibantu dengan lengkapnya hati dan
pancreas. (Effendie,2002)
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan sebagai
berikut:
1. Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan jenis ikan yang hidup di perairan payau, pemakan
herbivora dimana nakanan utamanya berasal dari nabati, hal ini dilihat dari mulutnya yang dapat
disembulkn dan tapis insangnya yang halus, dan tidak mempunyai gigi yang besar dan tajam.
2. Padaikan bandeng (Chanos chanos), gurat sisi (linea lateralis) merupakan garis yang terbentuk
oleh adanya pori-pori yang trsusun secara teratur pada tubuh ikan. Didalam gurat sisis (LL)
jantung, hati gelembung renang, esofagus. alat pencernaan pada ikan bandeng (Chanos
chanos) yaitu gig, lambung, usus. Alat pernapasannya insang. Alat peredaran darahnya yaitu
jantung.
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan agar dalam
praktikum berikutnya peralatan yang digunakan lebih lengkap, Agar praktikum berjalan lancar.
I. PENDAHULUAN
Ikan pada umumnya lebih banyak dikenal dari pada hasil perikanan lainnya, karena jenis
tersebut yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi. Ikan memang sudah dikenal sejak waktu
yang sangat lama. Jenis ini termasuk hewan vertebrata, artinya hewan yang mempunyai tulang
belakang, dan cirinya yang has adalah hidupnya di air dan pada umumnya bernafas dengan
menggunakan insang. Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan menjadi sangat penting, karena
banyak mengandung komponen-komponen yang diperlukan oleh tubuh. Baik di negara maju
Ikan adalah hewan yang hidup di air, berdarah dingin, sebagian besar bernapas dengan
insang, dan ada pula ikan yang bernafas dengan paru-paru. Ikan juga memiliki alat pencernaan
yang berbeda-beda, itu disebabkan adanya jenis makanan dan adaptasi terhadap lingkungan
sekitarnya.
Pada alat pencernaan ikan terdiri dari 2 bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Pada saluran pencernaan yaitu lambung dan usus, terdapat perbedaan antara
jantung ke insang lalu keseluruh tubuh dan kembali lagi pada jantung dan peredaran darah ikan
Praktikun ini bertujuan untuk mengamati organ yang berhubungan dengan sistem
pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah. Adapun Kegunaan praktikum ini adalah agar
praktikan mengetahui apa-apa saja alat pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah ikan.
2.1 Klasifikasi
Menurut fujaya, (2009) Klasifikasi Ikan bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar
pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris
bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian
yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis.
Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak
sama.
Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini
mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang
dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan
agak gelap pada punggungnya, Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng,
mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik,
tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik
tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna
sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang
Makanan dicerna oleh ikan dan diserap sebagai sari makanan, dan yang tidak dapat
dicernakan dikeluarkan sebagai fase. Sari makanan itu diedarkan keseluruh bagian tubuh. Anus
merupakan ujung dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat anus, pada
ikan bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran genital Effendy, (1979).
Ada segolongan ikan selain menghisap hawa dengan insangnya ada juga yang dapat
mengambil hawa dari udara karena mempunyai alat yang disebut ’’ Labyrint ’’ dan bekerja
seperti paru-paru ikan-ikan ini bila berada diluar air tidak segera mati, Pada kloaka adalah ruang
Alat pernapasan utama pada ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu seperti
lungfish yang menggunakan paru paru. Selain insang dan paru paru pada lungfish beberapa jenis
ikan mempunyai alat pernapasan tambahan antara lain labirin pada ikan betok ( Anabas sp),
organ arborescent (bentuk seperti bunga karang). Insang ikan terdapat beberapa lembar, masing
masing lembar terdiri dari tiga bagian yaitu tulang lengkung insang, filmen insang dan tapis
Peredaran darah ikan adalah peredaran darah tunggal, yang artinya darah hanya satu kali
mengalir melalui jantung. Darah masuk ke jantung melalui pembuluh balik yang di
tampung dalam satu smpul yang disebut sinus venosus, kemudian darah masuk kedalam serambi
dan bilik selanjutnya dipompa oleh bonggol arteri dan menuju ke lengkung insang, maka
selanjutnya akan terjadi pertukaran gas O2. Setelah itu darah mengalir kembali ke jantung
hari Kamis tanggal 10 Mei 2013, dimulai dari pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini
Tadulako, Palu.
Alat Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)
dilaksanankan
Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai barikut :
Jenis ikan :
(1) lambung, (2) usus, (3) esophagus, (4) pylorus, (5) pilorus caeca, (6) saluran air
empedu (7) anus
Gambar
3.lembar
kerja
pernafasan
(insang)
Jenis ikan :
1.Tapis insang, 2.Lengkung insang, 3.Filamen insang
Jenis ikan :
1.Sinus
venosus,
2.Atrium,
3.ventrikel,
4.Cconus
anterior,
5.Balbus
anterior,
Gambar 4.Lembar kerja sistem sirjulasi (jantung)
4.2 Pembahasan
Langkah-langkah proses pencernaan makanan pada ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu :
1. Pencernaan di mulut dan rongga mulut: makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan
3. Pencernaan di lambung dan usus halus: dalam usus halus diubah menjadi asaam-asam amino,
4. Absorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat (veses).
5. Veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke anus.
Sistem pencernaan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis makanannya. Menurut bentuknya
gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical, Cannine, Maliform,
akibat dari adaptasi morfologi dan struktural terhadap kebiasaan makanan. Pada ikan bandeng
(Chanos chanos) memiliki lambung yang pendek, sedangkan ususnya lebih panjang dari ukuran
tubuhnya yaitu mencapai 334 cm, ini menunjukan ikan tersebut adalah jenis ikan herbivora. Pada
ikan karnivora memiliki lambung yang agak besar dan memanjang, sedangkan ususnya lebih
pendek dan pada ikan omnivora memiliki lambung yang menyerupai kantong yang besar mirip
dengan lambung manusia. Pada ikan yellowfin tuna memiliki gigi villiform dan mempunyai
lambung yang besar. Jadi ikan yellowfin tuna termasuk ikan herbivora.
Alat pernapasan utama pada ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu yang
bernafas menggunakan paru-paru seperti lungfish. Selain insang dan paru-paru beberapa jenis
Pada ikan ikan bandeng (Chanos chanos) alat pernapasannya berupa insang terdiri atas
beberapa 4 lembar, masing-masing lembar insang terdiri dari tiga bagian yaitu lengkung insang,
filamen insang dan tapis insang. Bagian yang berperan dalam pengikatan oksigen dari air adalah
filamen insang sehingga filamen insang dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah. Pada ikan
bandeng (Chanos chanos) memiliki lembar insang yang halus dan rapat, ini menunjukan bahwa
Sistem peredaran darah ikan badeng (Chanos chanos) disebut peredaran darah tunggal.
Dimana darah mengalir dari jantung ke insang kemudian keseluruh tubuh dan akhirnya kembali
kejantung. Peredaran darah berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan
sisa metabolisme. Jantung ikan terdapat suatu ruang tambahan yang disebut sinus venosus, yang
berfungsi sebagai penampung darah dari vena hapaticusserta mengirimkannya keatrium terdapat
katub sinatrial. Darah kemudian dikirim kembali ke ventrikel untuk mencegah darah tersebut
kembali ke atrium.
5.3
Simpulan
1. Pada alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.
2. Insang ikan terdapat beberapa lembar, masing masing lembar terdiri dari tiga bagian yaitu tulang
3. Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical,
4. Peredaran darah berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa
metabolisme.
5.4 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam
praktikum berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik
tawar. Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah satu
dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat
zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti, protein, vitamin A, Vitamin B1
Berdasarkan strukturnya otot terbagi atas otot Lurik,otot polos, dan otot Jantung, selain itu
berdasarkan pergerakannya otot terbagi atas otot sadar atau voluntary (otot Lurik) dan otot
taksadar atau involuntary (otot polos dan otot jantung) dan otot bukan rangka atau Non skeletal
Tujuan dari praktikum sistem otot untuk mengenal dan melihat bentuk otot pada beberapa
bagian tubuh, jenis dan susunan otot yang lebih sederhana jik dibandingkan dengan vertebrata
yang lain. Walaupun susunannya lebih sederhana juga pada ikan didapatkan tiga jenis otot yaitu
oto polos (lincip), otot bergaris dan otot jantung. Guna untuk melindungi bagian tubuh ikan.
2.1 Klasifikasi
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
2.2 Morfologi
Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior yaitu:
1. Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.
2. Tubuh (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu
kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua
belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke
sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat
cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak
mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan
berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk
gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk
keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat
Roharjo ( 1980 ) Mengemukakan system otot disebut juga dengan system urat daging
yang berfungsi sebagai bentuk tubuh dan penghasil daya gerak terhadap ikan. urat daging yang
terhadap di kedua sisi tubuh Ikan dapat di bedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan
hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang di namakan horizontal
akletogeneous septum. Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya
yaitu musculus Lateralis superficialitas yang banyak mengandung Lemak karena warna merah
kehitaman.
Pada garis besarnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat
daging licin, dan urat daging jantung. Otot Jantung adalah otot yang cara kerjanya tidak di
pengaruhi oleh rangsang, sedangkan otot polos dan otot lurik di pengaruhi oleh rangsangan Otot
merupakan pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh.
Mahardono,1979).
hari kamis tanggal 2 Mei 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai
selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan
Alat Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)
dilaksanankan
Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)
Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi dengan judul sistem otot ikan
yaitu:
2. Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
3. Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.
4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktek bahwa Sistem otot ikan bandeng (Chanos-chanos) Sistem Otot
merupakan pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh.
terletak di atas sekat horizontal, dan otot hipaksialis yang terletak di bawah sekat horizontal
(Fujaya, 2004).
Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu
selaput yang dinamakan horizontal akletogeneous septum. Dibagian permukaan selaput ini
terdapat urat daging yang menutupinya “musculus lateralis superficialis“ yang banyak
Pada garis besar ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat
daging licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional tipe urat daging, yaitu yang di bawah
rangsangan otak (voluntary) ialah urat daging jantung. Dari penempelnya juga dapat dibedakan
menjadi dua yaitu urat daging yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin dan urat
Otot jantung adalah otot yang cara kerjanya tidak dipengaruhi oleh rangsang sedankan
otot polos dan otot lurik dipengaruhi oleh rangsang, pada otot polos tidak memperlihatkan
adanya garis-garis melintang dan terdapat pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya
Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos yang tidak dipengaruhi
oleh rangsang, otot serat lintang involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan otot serat lintang
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan yang telah kami lakukan maka kami dapat
menyimpulkan :
1. Susunan otot ikan lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata lain.
2. Tiap blok urat daging terdiri dari hipaksial, epaksial, miotom, mioseptum,
5.2 Saran
Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum
berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik
tawar. Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah satu
dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat
zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti, protein, vitamin A, Vitamin B1
bentuk sisik pada suatu organisme. Pada bentuk sisik ikan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu
Tujuan dari praktikum integumen untuk mengenal bentuk Sisik dari organisme.
diharapkan setelah praktikum ini mahasiswa dapat mendeskripsikan ikan berdasarkan integumen
Selain itu berguna untuk mempermudah praktikan dalam mempelajari dan mengamati
spesies ikan.
2.1 Klasifikasi
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
2.2 Morfologi
Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior, berikut
1. Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.
2. Tubuh (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu
kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua
belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke
sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat
cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak
mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan
berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk
gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk
keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat
Menurut Buchar (1991), tulang rangka ikan terdiri dari dua macam, yaitu rangka
chondrichthyes (tulang rawan) dan osteicthyes (tulang sejati). Rangka berfungsi untuk
menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh dan berfungsi pula
dalam pembentukan buti-butir darah merah. Berdasarkan letaknya tulang sebagai penyusun
rangka dikelompokan dalam tiga bagian, yaitu tulang aksial (tengkorak, tulang belakang,
tulang rusuk), veskeral (lengkung insang, tulang-tulang pada bagian kepala yang tidak
termasuk dalam tulang tengkorak), apendikular (rangka anggota badan seperti jari-jari sirip
dan tulang sirip).
Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang
mempunyai vasa darah, vasa limfatik, dan nerius dan dapat menjadi sasaran penyakit,
mampu memperbaiki diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan
adanya suatu stress (Pratigyo, 1984).
Kerangka tubuh ikan disebut skeleton. Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut
pula rangka luar, rangka dari tulang-tulang disebut rajum dalam, jadi pada ikan susunan
rangkanya dapat dibagi rangka luar dan rangka dalam (Mahardono, 1979).
hari kamis tanggal 2 Mei 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai
Alat Fungsi
Bahan
Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)
dilaksanankan
Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)
2. Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.
1.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan tentang tulang pada ikan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Keterangan :
A. Tulang belakang bagian perut, B. Tulang ekor pertama,
C. Tulang belakang bagian ekor.
1.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa rangka pada ikan Bandeng (Chanos-
chanos) merupakan tempat melekatnya otot. Adanya tulang maka tubuh ikan mujair memiliki
bentuk yang tetap, hal ini merupakan beberapa fungsi dari tulang ikan bahwa tulang-tulang
dalam tubuh vertebrata membentuk rangka. Fungsi rangka antara lain memberi bentuk tubuh,
sebagai alat gerak, melindungi alat-alat tubuh yang lemah, sebagai tempat melakatnya otot,
untuk menegakkan tubuh, dan tempat pembentukan sel-sel darah. Tulang pada ikan mujair
memiliki perberdaan antara tulang bagian ekor, tulang bagian perut, dan tulang ekor pertama.
Dari gambar terlihat bahwa pada tulang bagian perut terdapat sepasng rusuk yang berfungsi
untuk melindungi organ-organ yang berada pada bagian perut atau rongga badan. Tulang
punggung pada daerah badan berbeda dengan yang terdapat pada daerah ekor. Tiap-tiap ruas
didaerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk melindungi organ-
organ didalam rongga badan. Batang ekor tiap-tiap ruasnya dibagian bawah hanya terdapat satu
cucuk hermal dan bagian atas ruas tulang punggung terdapat cucuk neural.
Secara tidak langsung, bentuk rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam.
Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta evolusi
dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang menjadi penegak
tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati. Osteichthyes terdiri dari tulang sejati.
Sebagian besar tulang Osteichthyes pada permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan,
kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi.
Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras
(Fujaya, 2004).
a. Simpulan
1. Tulang belakang bagian badan, tulang pertama bagian ekor, dan tulang belakang bagian ekor
2. Pada bagian tulang badan terdapat sepasang tulang rawan yang berfungsi untuk melindungi
3. Tulang pada ikan mujair berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan member bentuk tubuh
pada ikan.
b. Saran
Saran saya agar pada praktikum berikutnya, waktu untuk pengamatan sistem rangka
sebelumnya dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, M., 1968. Perikanan darat. Sinar baru. Bandung.
Neall, 1959, bentuk organ pada tubuh ikan. Penebar swadaya. Jakarta
Suyanto, 2009. Garis besar tstruktur tubuh ikan. Sinar baru Algesindo. Jakarta
Soewasono. 1960. Cara Kerja Otot Pada Tubuh Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta
Soewasono. 1960. Rangka Luar Ikan Mengandung Zat Tulang. PT. Gramedia, Jakarta
1 komentar:
1.
Arsip Blog
r (1)
kap Ikhtiologi
Pengikut
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.
Hendra_aquacultur
Sabtu, 01 Juni 2013
ACEH UTARA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “ Penggolongan, Bentuk Tubuh, dan
Bagian Tubuh Ikan” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada asisten pembimbing
yaitu bang rizal yang telah banyak membantu saya memberikan arahan-arahan, saran, bimbingan
serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Saya telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk membuat
kesempurnaan laporan ini. Namun tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang tidak
sengaja dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penulisan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat................................................................. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................. 5
3.2. Bahan dan Alat........................................................................ 5
3.3. Metode Praktikum................................................................... 5
3.4. Prosedur Praktikum................................................................. 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil......................................................................................... 7
4.2. Pembahasan............................................................................. 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.............................................................................. 16
5.2. Saran........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 18
LAMPIRAN.............................................................................................. 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Ikan Sardin (Sardinella sirin)...................................................................... 11
Ikan Pari (Trygon sephen)........................................................................... 11
Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)........................................................... 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Alat-alat yang digunakan............................................................................ 21
I. PENDAHULUAN
b. Cosmoid
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yang berturut-turut dari luar
yaitu vitrodentine, cosmine, dan isopedine. Pertumbuhannya hanya pada bagian bawah.
Sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan-
ikan primitif dan fosil.
c. Ganoid
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu ganoine, cosmine, dan isopedine. Lapisan
terluar dinamakan ganoine materialnya terdiri dari garam-garam anorganik. Di bawahnya
terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine.
d. Cycloid
Disebut juga sisik lingkaran, yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat, tipis transparan,
mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi. Sisik ini kepipihannya sudah
tereduksi menjadi sangat tipis fleksibel, transparan, dan tidak
mengandung dentine ataupun enamel. Pertumbuhan sisik terjadi pada bagian atas maupun
bawah. Sisik ini terdapat pada ikan Teleostei.
e. Ctenoid
Sisik ini pada dasarnya sama dengan sisik cycloid, kecuali pada bagian posterior sisik
ini dilengkapi dengan ctenii (semasam gerigi kecil). Fokus merupakan titik awal perkembangan
sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik. Sisik ctenoid disebut juga sisik sisir,
yaitu sisik yang mempunyai bentuk agak persegi.
2.1.2. Warna
Ikan mempunyai warna tubuh yang sederhana dan dapat dilihat dari habitatnya. Warna
ikan disebabkan oleh schemachrome dan biochrome. Sel khusus yang memberikan ikan warna
ada dua macam yaitu Iridocyte dan chromatophore (Sugiri,1992).
2.1.3. Tipe Sirip Ikan
Menurut Ridwan (1992), tipe sirip pada ikan ada dua yaitu:
1. Sirip tunggal, terdiri dari sirip punggung (dorsalis), sirip ekor (caudalis), dan sirip dubur
(analis).
2. Sirip berpasangan, terdiri dari sirip perut (ventralis) dan sirip dada (pectoralis).
2.1.4. Bentuk Tubuh
Menurut Nontji (1993), secara umum bentuk tubuh ikan dapat dibedakan
menjadi:
1. Fusiform (torpedo), bentuk tubuh ramping, potongan melintang, berbentuk elips, ekornya
sempit. Ikan ini berenang cepat, dan hidup di perairan terbuka. Contohnya ikan tuna, ikan selar,
dan ikan kembung.
2. Compressed (pipih), tubuhnya pipih secara lateral dan pipih secara dorsoventral. Berenang
dengan kecepatan konstan, lambat pada kondisi biasa tetapi bila ada bahaya mampu berenang
dengan cepat. Contohnya famili Cyprinidae misalnya ikan mas (Cyprinus carpio).
3. Dipressed (pipih secara lateral), hidup di dasar perairan, contohnya ikan Pari Elang (Aeobatis
narinari)
4. Anguliform (seperti ular), bentuk tubuh sangat panjang dan penampang lintang
membundar. Contohnya belut (Monopterus albus) dan sidat (Anguilla anguilla).
5. Filiform (seperti benang), terdapat pada famili Nemichtyuae. Bentuk tubuh panjang seperti
benang dan sangat tipis.
6. Globiform (bentuk bola), bentuk bola akan tampak ketika ikan dalam keadaan bahaya karena
ikan akan mengembangkan tubuhnya semaksimal mungkin. Contohnya famili Tetraodontidae.
7. Taeniform (seperti pita), terdapat pada famili Trachypterydae dan Trichiuridae.
8. Sagitiform (bentuk pipih), contohnya pada ikan pike dari famili Esociadae dan
famili Lepisostidae. Bentuk tubuh ikan memanjang, sirip tunggalnya terletak jauh di belakang
dekat sirip ekor.
9. Bentuk kombinasi, contohnya pada famili Claridae dan Pengasiudae. Mempunyai kepala yang
picak, badan yang membundar dan lonjong serta bagian ekor yang pipih.
2.1.5. Bentuk ekor
Menurut Hadiwiyoto (1993), pada garis besarnya bentuk ekor ikan ada enam, yaitu :
a. Rounded, bentuk seperti huruf D (membulat)
b. Truncate, bentuk dengan lekukan agak datar.
c. Emerginate, bentuk dengan lekukan agak ke dalam.
d. Lunate, bentuk seperti bulan sabit, tipe ekor ikan perenang cepat.
e. Forked, bentuk dengan lekukan yang dalam dan tajam.
f. Cambuk, bentuk seperti cambuk.
2.1.6. Tipe Mulut
Menurut Huisman (1992), mulut ikan dibagi menjadi empat tipe yaitu:
1. Terminal, yaitu mulut ikan terletak di ujung kepala ikan.
2. Sub terminal, yaitu mulut ikan terletak di dekat ujung kepala ikan.
3. Superior, yaitu mulut ikan terletak di bagian atas kepala.
4. Inferior, yaitu mulut ikan terletak di bagian bawah kepala.
2.2. Literatur
2.2.1. Ikan Biji Nangka(Upeneus mullocensin.)
Klasifikasi ikan biji nangka adalah termasuk kedalam ordo: Malacoptergii, famili:
Mugilidae, genus: Upeneus, spesies: Upeneus mullocensin.(Saanin, 1984)
Ikan biji nagka (Upeneus mullocensin) hidup dilaut hangat. Ikan ini sering disebut belanak
merah. Ikan Biji nagka bertubuh panjang dan bersisik besar, bermulut kecil. Matanya terletak di
sisi atas kepala. Dibawah dagunya terdapat dua sungut peraba panjang untuk mencari makanan
didasar laut. Sungut ini dapat dimasukkan kedalam alur tenggorakannya bila tidak digunakan.
biji nangka biasanya berwarna merah dan kuning, ada yang dapat berubah warna (Shaw, 1990)
Moncong kepalanya tumpul, bibir yang berbentuk “V” jika dilihat dari depan terletak pada
sudut oncong. sisik-sisiknya besar, sirip punggung pertama memiliki empat duri dan terpisah
dengan sirip kedua yang hanya memiliki satu duri (Ommanney, 1985)
Tulang preorbital ¾ bidang antara bibir dan mata, sirip dubur memiliki 3 duri dan 9 jari-
jari, 11 baris sisik melintang badan, 27-32 deret ssik sepanjang sisi badan. (Kottelat et al, 1993)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) memiliki bentuk tubuh pipih agak panjang.
Termasuk kedalam ikan yang memiliki tulang sejati. Warna tubuh keseluruhan berwarna merah,
memiliki jari-jari sirip keras, lemah mengeras dan lemah. Tipe sisik ctenoid, lengkung insang
berjumlah empat pasang, tidak memiliki alat pernafasan tambahan, termasuk kedalam golongan
physostome, bentuk gigi pada mulut canine, molar dan viliform. Rangka terdiri dari tulang
sejati.(Tim Iktiologi, 1989).
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) merupakan ikan yang tergolong sebagai ikan
yang berasal dari perairan laut. ikan ini bersisik dari operculum sampai pada batang ekor,
mempunyai sisik yang berbentuk ctenoid, ukuran mulut sedang, yaitu pada mulut dapat dimasuki
oleh jari kelingking tangan. Bentuk tubuh simetris bilateral yang apabila dibelah secara
membujur maka akan didapat kedua belah bagian tubuh sama dengan bagaakun yang lain.
mempunyai linnea lateralis yang sempurna dari pangkal eprculum sampai pada pangkal ekor.
Ikan ini mempunyai sirip yang sempurna yang terdiri dari siri punggung, sirip dada, sirip
perut,sirip anus, dan sirip ekor, pada sirip punggung panjangnya mulai dari pangkal sirip dada
sampai pada pertengahan sirip anus, sirip ekornya bercagak.(Lagler et al, 1977)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) tergolong kedalam keluarga mugilidae, bentuk
tubuhnya hampir sama dengan ikan merah,. Kedua macam keluarga ini mempunyai banyak sifat-
sifat yang sama, hanya ada sedikit perbedaan, yaitu pembagian sirip punggung bagian depan
dengan bagian belakang tidak jelas, mulutnya besar, dapat disembulkan ke muka, ujung belakang
dari rahang atas terletak dibawah sudut depan dari mata. Keping tulang lengkung insang depan
berlekuk. Sirip ekor berlekuk, sirip dada tidak lebih panjang dari kepala. Sirip dubur memiliki
tiga jari-jari keras, dan jumlah jari-jari keras ada antara 7-9. Sirip punggung mempunyai 10 jari-
jari keras dan 13 jari-jari lunak. Linnea lateralisnya berlekuk keatas dan pada bagian bawah
kepala didekat tenggorakan terdapat sepasang sungut (Djuhanda, 1981).
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) termasuk kedalam ordo: Malacoptergii, famili:
Mugilidae, genus: Upeneus, spesies: Upeneus mullocensin. Yang merupakan kelompok ikan
yang mempunyai ukuran tubuh yang cukup bervriasi, bentuk badan pipih compressed, mulut
terletak diujung depan kepala, moncong dapat ditonjolan kedepan. Tubuh ditutupi oleh sisik-
sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing, warna tubuh kemerah-merahan.(Weber
and Beuafort, 1921).
2.2.2. Ikan sardin(Sardinella sirin).
Direktorat (1979).
Ikan Sardin (Sardinella sirin). Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae
yang berkerabat dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang rendah.
Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora, selain suka melahap tumbuhan air,
ia juga suka memakan udang atau ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. (Djuhanda,
1981).
Ikan Sarden memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang , Posisi sudut
mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip punggung
berbentuk sempurna dan terletak dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip
dada dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor berbentuk bulan sabit (Saanin
1986).
Bentuk badan memanjang, perut agak bulat dengan sisik duri (16-18) + (12-14). Awal sirip
punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan, lebih dekat kearah moncong daripada
kebatang sirip ekor. Sirip punggung berjari-jari lemah 15-18, sedang sirip duburnya 18-20.
Terdapat sirip tambahan pada sirip perutnya. Tapisan insang halus berjumlah 36-42 pada bagian
bawah busur insang pertama. Hidup di perairan pantai, lepas pantai. Pemakan plankton halus,
dapat mencapai panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm. Warna tubuh biru kehijauan, putih perak
bagian bawah, gelap bagian atas badan.
4.1.1. Ikan biji nangka ( Upeneus moiluccensi ) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : percomorphi
Famili : mullidae
Genus : upeneus
Spesies : Upeneus moiluccensi
Ikan Biji nagka bertubuh panjang dan bersisik besar, bermulut kecil. Matanya terletak di
sisi atas kepala. Dibawah dagunya terdapat dua sungut peraba panjang untuk mencari makanan
didasar laut. Sungut ini dapat dimasukkan kedalam alur tenggorakannya bila tidak digunakan.
biji nangka biasanya berwarna merah dan kuning. (Shaw, 1990)
Moncong kepalanya tumpul, bibir yang berbentuk “V” jika dilihat dari depan terletak pada
sudut oncong. sisik-sisiknya besar, sirip punggung pertama memiliki empat duri dan terpisah
dengan sirip kedua yang hanya memiliki satu duri (Ommanney, 1985)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) memiliki bentuk tubuh pipih agak panjang.
Termasuk kedalam ikan yang memiliki tulang sejati. Warna tubuh keseluruhan berwarna merah,
memiliki jari-jari sirip keras, lemah mengeras dan lemah. Tipe sisik ctenoid, lengkung insang
berjumlah empat pasang, tidak memiliki alat pernafasan tambahan, termasuk kedalam golongan
physostome, bentuk gigi pada mulut canine, molar dan viliform. Rangka terdiri dari tulang
sejati.(Tim Iktiologi, 1989).
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) merupakan ikan yang tergolong sebagai ikan
yang berasal dari perairan laut. ikan ini bersisik dari operculum sampai pada batang ekor,
mempunyai sisik yang berbentuk ctenoid, ukuran mulut sedang, yaitu pada mulut dapat dimasuki
oleh jari kelingking tangan. Mempunyai linnea lateralis yang sempurna dari pangkal eprculum
sampai pada pangkal ekor. Ikan ini mempunyai sirip yang sempurna yang terdiri dari siri
punggung, sirip dada, sirip perut,sirip anus, dan sirip ekor, pada sirip punggung panjangnya
mulai dari pangkal sirip dada sampai pada pertengahan sirip anus, sirip ekornya
bercagak.(Lagler et al, 1977)
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin) termasuk kedalam ordo: Malacoptergii, famili:
Mugilidae, genus: Upeneus, spesies: Upeneus mullocensin. Yang merupakan kelompok ikan
yang mempunyai ukuran tubuh yang cukup bervriasi, bentuk badan pipih compressed, mulut
terletak diujung depan kepala, moncong dapat ditonjolan kedepan. Tubuh ditutupi oleh sisik-
sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing, warna tubuh kemerah-merahan.(Weber
and Beuafort, 1921).
Ikan sardine merupakan ikan laut yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Ikan Sarden
memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang , Posisi sudut mulut satu garis lurus
dengan sisi bawah bola mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan
terletak dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada dibawah linea
lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor berbentuk bulan sabit (Saanin 1986).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilaksanakan dapat kita lihat bagian sagital, frontal, dan
transversal pada ikan serta terdapat keanekaragaman bentuk badan, bentuk kepala, ukuran dan
posisi yang saling bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkungan (habitat) dimana
ikan-ikan itu berada. Keanekaragaman jenis ikan itu bisa kita lihat dari bentuk morfologinya
maupun anatominya, ciri-cirinya dan klasifikasi dari pada ikan itu sendiri. Sebagian besar ikan di
alam ini memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, namun ada beberapa jenis ikan yang non simetri
bilateral seperti ikan sebelah (Psetodes erumei). Kesimetri bilateralan ikan ini dapat dilihat
dengan membuat bidang khayal pada tubuh ikan. Selain itu ikan juga memiliki variasi dalam
sirip, namun pada umumnya ikan memiliki lima sirip yaitu: sirip punggung atau dorsal (D), sirip
anal (A), sirip dada atau pectoral (P), sirip perut atau ventral (V), dan sirip ekor atau caudal (C).
Dari pengamatan mengenai Penggolongan, Bentuk Tubuh, dan Bagian Tubuh Ikan dapat
disimpulkan bahwa terdapat keanekaragaman bentuk badan, bentuk kepala, ukuran dan posisi
yang saling bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkungan dimana ikan-ikan itu
berada. Serta dapat menggolongkan ikan-ikan yang termasuk dalam satu golongan dan
membedakan ikan-ikan yang berlainan jenis.
Keanekaragaman jenis ikan itu bisa kita lihat dari bentuk morfologinya maupun
anatominya, ciri-cirinya dan klasifikasi dari pada ikan itu sendiri.
5.2. Saran
Agar pratikum iktiologi ini dapat berjalan dengan lancar dan baik maka kepada para
praktikan agar serius dalam praktikum yang sedang berlangsung agar dapat mendapatkan ilmu-
ilmu tentang ikan. Dan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era sekarang
ini diharapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pratikum ini cukup memadai
sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti. Kemudian sebelum praktikum dimulai,
sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu prosedur kerja yang akan dilakukan sehingga
saat praktikum dapat berjalan dengan lancar dan dapat mengefesienkan waktu. Disamping itu
juga dituntut kehati-hatian dan ketelitian yang cermat di dalam melakukan kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Eka Mudi. 2009. Pertumbuhan Benih Ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V)
Dengan Pemberian Pakan Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan
universitas Riau. Pekanbaru.
Cahyono, Ruri. 2009. Pembesaran Ikan Selais (Ompok hypopthalmus) Dalam Keramba. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Emdany. 2000. Biologi Reproduksi Ikan Senangin Dari Perairan Muara Sungai Rokan. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Issadora Prima Cintya Ajie. Triploidisasi Kejutan Dingin Dengan Kejutan Berbeda Pada Ikan
Selais (Krytopterus limpok). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.
Indonesia, redaksi ensiklopedi. 2003. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna. PT Ikrar Mandiri
Abadi. Jakarta.
Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. cetakan ke-15. PT Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Ridwan, Pulungan, Windarti dan Budjiono. 2005. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Romimohtarto, K. 2005. Ilmu Pengetahuan Biota Laut. Djambatan. Jakarta. 540 hal.
Roziandi. 2009. Produksi Benih Ikan Selais (Ompok hypopthalmus) Dengan Lama Kejutan
Panas Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
Diposting oleh Hendra di 13.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1 komentar:
nada ginting mengatakan...
udah betulnya ini ?
1 November 2016 06.40
Posting Komentar
Lencana Facebook
Hendra Kepiting Gokil
ikhtiologi
hendra-aquacultur. Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh ADDeR_0n3. Diberdayakan oleh Blogger.