Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM I

MORFOLOGI IKAN

OLEH :

NAMA : FARDHU
STAMBUK : I1C121042
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : MURNI ASTUTI S.Pi

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
MORFOLOGI IKAN
FISH MORPHOLOGY

Fardhu, Murni Astuti2


Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Halu Oleo
Jl H.E.A Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma, Andonohu, Kec. Kambu, Kota Kendari,
Sulawesi tenggara 93232
Email Asisten : i1a118033murniastuti@student.uho.ac.id

Abstrak
Praktikum morfologi ikan ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 01 Oktober 2022
pukul 06:00-7:45 WITA dan bertempat di laboratorium Manajemen Sumberdaya
Perairan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari. Tujuan
praktikum ini untuk mengenal berbagai bentuk luar ikan, mengamati morfologi dan
letak/posisi bagian luar tubuh ikan secara in situ. Manfaat dari praktikum morfologi
ikan ini yaitu dengan adanya praktikum ini praktikan dapat mengetahui pembagian pada
tubuh ikan serta nama-nama pada bagian tubuh ikan tersebut. Hasil dari praktikum
morfologi ikan ini adalah bentuk tubuh ikan layang adalah berbentuk torpedo (fusiform)
dan ikan pisang-pisang tubuhnya berbentuk torpedo (fusiform) pula. Daerah sebaran
ikan layang meliputi perairan tropis dan subtropic, begitu juga dengan ikan pisang-
pisang. Setiap ikan memiliki bentuk morfologi yang berbeda beda di setiap jenisnya
sama halnya dengan ikan layang dan ikan pisang-pisang yang memiliki bentuk
morfologinya masing masing
Kata kunci : Anal, Compressedform, Dorsal, Fusiform, Iktiologi, Morfologi, Pelvic.
Pendahuluan
Istilah ikhtiologi berasal dari Ichtyologia (bahasa latin: Yunani) dimana
perkataan Ichthys artinya ikan dan logos artinya ajaran. Sehingga ikhtiologi diartikan
sebagai salah satu cabang ilmu biologi (zoologi) yang mempelahari khusus tentang ikan
beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya (Burhanuddin, 2012).
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar suatuorganisme.
Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat
dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme
ini adalah bentuk tubuh, termasuk didalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar.
Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari
lahir hingga ikan tersebuttua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air
lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap
lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif
tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat
sedikit (Gani, 2018).
Ikan merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh
manusia, karena kandungan proteinnya tinggi, mengandung asam amino esensial yang
diperlukan oleh tubuh, disamping itu, nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan
pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Hal penting adalah harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan sumber protein lain. Ikan juga dapat digunakan sebagai bahan
obat-obatan, pakan ternak, dan lainya. Kandungan kimia, ukuran, dan nilai gizinya
tergantung pada jenis, umur kelamin, tingkat kematangan, dan kondisi tempatnya
(Natsir, 2016).
Ikan merupakan vertebrata akuatik dan bernapas dengan insang, beberapa jenis
ikan bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang (gelembung
udara). Ikan merupakan organisme yang mempunyai kemampuan bergerak sehingga
tidak tergantung pada arus yang kuat atau genangan air yang disebabkan oleh angin,
mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri (Safitri, 2017).
Ikan layang memiliki nama ilmiah yaitu Decapterus spp. yang terdiri dari kata
deca berarti sepuluh dan pteron berarti sayap. Decapterus memiliki arti ikan yang
memiliki sepuluh sayap. Ikan layang merupakan ikan yang tergolong “stenohaline”,
hidup pada perairan yang berkadar garam tinggi dan merupakan ikan pelagis yang suka
berkumpul dalam gerombolan serta pemakan plankton-hewani dan senang pada perairan
yang jernih. Ikan layang (Decapterus spp.) adalah ikan pelagis kecil yang memiliki nilai
ekonomis dan melimpah di perairan Indonesia. Ikan layang juga memberi kontribusi
yang cukup besar pada produksi perikanan tangkap dan telah dieksploitasi secara terus-
menerus sejak lama, baik oleh perikanan semi industri (pukat cincin besar dan sedang)
maupun oleh perikanan rakyat (pukat cincin mini, payang). Jenis ikan layang yang
umum ditemukan di Indonesia seperti D. macrosoma, D. ruselli, dan D. macarellus
merupakan jenis-jenis yang dominan dengan daerah penyebarannya luas, ditemukan
hampir di seluruh wilayah perairan (Kusumaningrum, 2021).
Ikan Pisang-pisang (Pterocaesio diagramma) dan ikan Ekor Kuning atau Sulir
Kuning (Caesio cuning) merupakan jenis ikan yang sering dimanfaatkan secara intensif
karena nilai komersilnya yang cukup tinggi, mudah ditangkap dan kepadatannya tinggi.
Kedua ikan ini termasuk kedalam family Caesionidae, yang merupakan jenis ikan
karang dan termasuk ke dalam ikan utama yaitu kelompok ikan penting yang berperan
dalam rantai makanan dan merupakan kelompok ikan yang dapat dieksploitasi secara
relatif besar-besaran karena sebagai pemakan plankton dan juga membentuk kelompok
yang relatif besar (Pradipta,2014).
Metode Praktikum
Praktikum morfologi di laksanakan pada hari Sabtu, tanggal 01 Oktober 2022
pukul 06.00-07.45 WITA dan bertempat di Laboratorium Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum morfologi ikan adalah mistar, pinset, baki,
kertas laminating, handphone, pulpen, buku, dan tisu. Bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah ikan layang (Decapterus Spp) dan ikan pisang-pisang (Pterocaesio
digramma).
Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah dengan menyiapkan preparat
(Ikan), Usahakan ikan yang berukuran besar (Agar mudah diamati). dari beberapa jenis
ikan. Kemudian menyiapkan papan preparat beserta alat lainnya. Setelah itu letakkan
ikan diatas papan preparat , lalu amati morfologi : bagian-bagian luar ikan bentuk
badan, bentuk mulut, bentuk sungut, bentuk sirip, bentuk ekor, linca lateralis, dan
morfologi lainnya. Mencatat hasil penelitian
Hasil dan Pembahasan
Tabel Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum morfologi ikan. Data hasil pengamatan disajikan pada
tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi ikan.

Keterangan Individu
No. Parameter Ikan Pisang-Pisang
. Ikan Layang
(Pterocaesio
(Decapterus spp)
digramma)
1. Bentuk tubuh pipih pipih
2. Bentuk mulut :
a. Berdasarkan bentuk Tabung Tabung
b. Dapat tidaknua di
Dapat di sembulkan Dapat di sembulkaan
sembulkan
c. Bedasarkan letaknya Terminal Terminal
3. Sungut (Ada/Tidak ada) Tidak ada Tidak ada
4. Bentuk sirip ekor Forced Forced
5. Sirip pelvic Berpasangan Berpasangan
6. Sirip anal Tidak berpasangan Tidak berpasangan
7. Warna tubuh Silver Merah muda
8. Bar Tidak ada Tidak ada
9. Band Ada Tidak ada
10. Blocth Tidak ada Tidak ada
11. Dot Tidak ada Tidak ada
12. Spot Tiada ada Tidak ada
13. Stripe Tidak ada Tidak ada
14. Linea lateralis Ada Ada
Keterangan : 1. Ikan Pisang-Pisang (Pterocaesio digramma).
2. Ikan Layang (Decapterus Spp)
Pembahasan
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme.
Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat
dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme
ini adalah bentuk tubuh, termasuk didalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar.
Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari
lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air
lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap
lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya
relative tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relative
sangat sedikit (Gani, 2018).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengamati morfologi ikan ketika
praktikum yaitu ikan yang telah mati (diawetkan dengan formalin atau di rusak saraf
pusatnya) diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala disebelah kiridan punggung
di atas, lalu sirip-sirip ikan diregangkan dengan bantuan jarum penusuk. Kemudian ikan
dipotret menggunakan kamera, lalu digambar dengan sketsa terlebih dahulu dengan
mengukur bagian tubuh ikan kemudian diperbesar atau diperkecil sesuai dengan skala.
Lalu posisi bagian tubuh ikan diperiksa seperti bentuk tubuh, bentuk mulut, bentuk
sirip, letak sirip, dan sebagainya. Setelah itu, diberi keterangan tentang bentuk tubuh,
bentuk mulut, letak sungut, posisi sirip perut terhadap sirip dada,bentuk-bentuk sirip
ekor, dan ciri-ciri khusus pada ikan (apabila ada).
Berdasarkan hasil praktikum morfologi ikan layang memiliki bentuk tubuh
fusiform atau torpedo. Bentuk tubuh ini menyesuaikan dengan karakteristik ikan layang
sebagai ikan pelagis dimana terdapat bentuk garis untuk bergerak dalam perairan dalam
tanpa mengalami banyak kendala. Hal ini sesuai dengan pernyataan Crishtine (2014),
ikan layang memiliki karakteristik berukuran sedang, memanjang seperti torpedo,
memiliki dua sirip punggung yang dipisahkan oleh celah sempit. Sirip punggung
pertama diikuti oleh celah sempit, sirip punggung kedua diikuti oleh 10-12 sirip
tambahan. Ikan layang tidak memiliki sungut, warna tubuh di bagian belakang ikan ini
adalah kebiruan gelap dan di sisi tubuh dan perut berwarna putih keperakan (silver) Ikan
ini termasuk jenis pemakan zooplankton, hidup di dekat permukaan laut (pelagis) dan
membentuk gerombolan besar.
Spesies ikan layang dalam penelitian ini memiliki ciri umum bentuk tubuh pipih
atau kompres dan memanjang, bentuk kepala lancip, tubuh ditutupi oleh sisik
lingkaran(cycloid) yang sangat halus, terdapat noda hitam pada bagian belakang batas
operculum, gurat sisik (linea lateralis) berada diatas sirip dada serta memanjang hingga
terdapat sisik yang tebal (lateral scute) pada bagian gurat sisik (lateral line). Spesies ini
memiliki dua sirip punggung yaitu sirip punggung pertama berjari-jari keras, sedangkan
sirip punggung kedua berjari-jari keras dan langsung berhubungan dengan sirip berjari-
jari lemah. Sirip perut ikan layang berada dibawah dada ikan dan tidak bersatu
(Kusumaningrum, 2021).
Ikan Pisang-pisang (Pterocaesio diagramma) dan ikan Ekor Kuning atau Sulir
Kuning (Caesio cuning) merupakan jenis ikan yang sering dimanfaatkan secara intensif
karena nilai komersilnya yang cukup tinggi, mudah ditangkap dan kepadatannya tinggi.
Kedua ikan ini termasuk kedalam family Caesionidae, yang merupakan jenis ikan
karang dan termasuk ke dalam ikan utama yaitu kelompok ikan penting yang berperan
dalam rantai makanan dan merupakan kelompok ikan yang dapat dieksploitasi secara
relatif besar-besaran karena sebagai pemakan plankton dan juga membentuk kelompok
yang relatif besar (Pradipta,2014).
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil praktikum dapat di ketahui bahwa
untuk ikan layang memiliki bentuk tubuh fusiform atau bentuk tubuhnya itu seperti
torpedo atau kerucut. Selain itu bentuk mulut dari ikan layang berdasarkan bentuknya
adalah tabung, dan dapat di sembulkan atau di panjangkan, sedangkan berdasarkan
letaknya bentuk mulut ikan layang adalah terminal artinya panjang rahang atas dan
bawahnya adalah sama dan memakan mangsa yang ada didepannya. Selain itu ikan ini
tidak memiliki sungut, bar (garis vertikal), band (garis diagonal), blotch (tanda hitam
yang tak teratur atau samar),dot (bintik atau totol hitam pada tubuh ikan), spot (pola
hitam pada sirip biasanya berbentuk lingkaran), stripe (garis mendatar pada tubuh ikan),
tetapi ikan ini memiliki linea lateralis (garis horizontal yang ada pada sisi tubuh ikan).
Selain itu ikan layang memiliki dominan warna pada tubuhnya yaitu putih, dan juga
bentuk sirip ekornya yaitu forked atau ujung ekornya bercabang dan sirip analnya tidak
berpasangan atau tungga tetapi sirip pelvicnya berpasangan dan panjangnya 20 cm.
Hal ini sesuai dengan pernyataan umar (2020) yang menyatakan bahwa Bagian
punggung ikan layang berwarna biru kehijauan dan bagian perutnya berwarna putih
perak sedangkan sirip-siripnya berwarna kuning kemerahan. Bentuk tubuhnya
memanjang dan dapat mencapai 30 cm. Pada umumnya, rata-rata panjang badan ikan
layang adalah 20-25 cm. Ia juga menambahkan ciri-ciri morfologi ikan layang yakni
memiliki dua sirip punggung, dua sirip tambahan di belakang sirip punggung kedua dan
satu sirip tambahan di belakang sirip dubur.Ikan layang memiliki sirip kecil (finlet)
yang merupakan ciri khas dari genus Decapterus.
Simpulan
Morfologi merupakan cara untuk mengurangi keanekaragaman makhluk hidup,
maksud dari mengurangi bukan untuk membinasakan makhluk hidup, tetapi untuk
memudahkan saat mengklasifikasi dan memberikan nama pada suatu organisme. Setiap
ikan memiliki bentuk morfologi yang berbeda beda di setiap jenisnya sama halnya
dengan ikan layang dan ikan pisang-pisang yang memiliki bentuk morfologinya masing
masing.
Saran
Saran bisa kami sampaikan melalui jurnal ini adalah perlu adanya praktek
lapangan agar praktikan dapat melihat secara langsung ikan yang di amati hidup di alam
dengan melihat faktor faktor apa saja yang mempengaruhi morfologi ikan di alam, agar
praktikan lebih paham bagaimana hidup ikan di alam sehingga dapat mempengaruhi
morfologinya.

Daftar Pustaka
Burhanuddin AI. 2012. Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Yogyakarta. Deepublish.
4(2) : Hal. 1
Kusumaningrum RC, Alfiatunnia N, Murwantoko M, dan Setyobudi E. 2021.
Karakteristik Morfometrik dan meristic Ikan Layang di Pantai Selatan Daerah
Istimewa Yogyakarta Indonesia. Jurnal Perikanan. 23(1) : Hal. 1-7
Natsir NA, Latif S. 2018. Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap Merah Ikan
Kerapu Bebek. Jurnal Biologi Science & Education. 3(1) : Hal. 3
Pradipta PGH, Suratma NA, Oka IBM. 2014. Prevalensi Infeksi Cacing pada Ikan
Pisang-Pisang (Pterocaesio diagramma) dan Ikan Sulir Kuning (Caesio cuning)
yang Dipasarkan di Pasar Ikan Kedonganan, Badung. Jurnal Buletin Vaterinen
Udayana. 6(1) : Hal. 36
Safitri I. 2017. Deskripsi Morfologi Ikan Yang Tertangkap di Aliran Sungai Percut.
Pembelajaran dan Biologi Nukleus. 3(1) : Hal. 17-24

Anda mungkin juga menyukai