Anda di halaman 1dari 12

1

I. PENDAHULUAN

Ikan merupakan hewan vertebrata yang hidup di air, bernafas pada

umumnya dengan insang, bergerak dengan sirip, memiliki linea lateralis dan

berdarah dingin (Wahyuningsih dan Barus, 2006).

Ikan merupakan hewan air yang memiliki bentuk, ukuran dan warna

yang berbeda tergantung dari spesies dan dimana dia hidup atau beradaptasi

dengan lingkungannya. Pengenalan morfologi ikan tidak terlepas dari morfologi

ikan yang yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan

diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan

dengan habitat ikan tersebut di perairan.

Penyesuaian bentuk tubuh, cara bergerak, tingkah laku maupun

kebiasaan hidupnya sesuai habitatnya, dimaksudkan untuk menyesuaikan diri

dalam mencari makanan dan menghindarkan diri dari predator maupun terhadap

bahaya akan keselamatan hidupnya (Nontji, 1993).

Bentuk tubuh ikan akan beradaptasi dengan cara, tingkah laku dan

kebiasaan hidup didalam suatu habitat atau lingkungan terhadap bentuk tubuh,

macam-macam alat tubuh dan cara bergerak maupun tingkah lakunya akan

berbeda satu sama lain. Ikan meneyesuaikan diri terhadap faktor-faktor fisika,

kimia, biologis habitat yang bersangkutan, misalnya kedalaman air, arus air, pH,

salinitas dan makhluk-makhluk lainnya seperti plankton, jasad renik, benthos, dan

sebagainya.
2

1.2. Tujuan Praktikum

Pada praktikum pengenalan morfologi spesies ikan berbeda ini bertujuan

agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui lebih dalam tentang

perbedaan antara ikan yang satu dengan ikan yang lainnya, yang ditinjau dari

morfologi ikan tersebut, baik bentuk tubuh, kepala, sisik, bentuk ekor serta

parameter morfologi yang lain.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memgetahui jenis-

jenis ikan yang ada di Indonesia hanya dengan melihat dari morfologi ikan

tersebut.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda)

Ikan barakuda dikenal berwujud menyeramkan dengan tubuh berukuran

besar memanjang dan ditutupi oleh sisik-sisik yang halus, yaitu dengan panjang

bisa mencapai enam kaki dan lebar satu kaki. Ikan barakuda besar memiliki

rahang yang kuat dengan didukung oleh sederetan gigi-gigi yang panjang

meruncing dan tajam, yang sanggup memutuskan jari-jari manusia pada saat

menangkap dan memegangnya. Sirip punggung pertama memiliki 5 duri, dan

yang kedua 10 duri. Terdapat sekitar 75-90 sisik sepanjang garis lateral. Insang

ikan barakuda hampir berbentuk bulatan. Rahang lebih pendek dari pada rahang

bawah. Seekor ikan Barakuda besar dewasa memiliki bercak hitam yang tidak

beraturan pada sisi bawah perutnya, terutama yang didekat ekor (Suryanto,

2013).

Warna punggung ikan barakuda abu-abu kebiruan, warna badan bagian

bawah keperak-perakan, terdapat 18-23 ban-ban yang membentuk sudut

melintang badan melalui garis rusuk. Kedua sirip punggungnya biru kehitaman

dan pada ujung sirip dubur warnanya agak gelap. Warna sirip-siripnya kuning ke

abu-abuan, pada bagian ujung dari sirip punggung kedua, dubur, dan ekor,

berwarna putih (Purnomowati dkk, 2008).

Barakuda adalah ikan memanjang, pike -seperti dalam penampilan,

dengan menonjol tajam , taring -seperti gigi, mirip piranha, yang semuanya

berbeda ukuran yang ditetapkan dalam soket rahang besar mereka. Mereka
4

memiliki kepala besar dengan menunjuk gigitan bawah dalam banyak spesies.

Insang mereka meliputi tidak memiliki duri dan ditutup dengan kecil sisik. Dua

mereka sirip punggung secara luas dipisahkan dengan sirip anterior memiliki lima

duri, sirip posterior memiliki satu tulang belakang dan sembilan sinar lembut.

Sirip punggung posterior mirip dengan ukuran sirip anal dan terletak di atasnya.

Para garis lateral menonjol dan memanjang lurus dari kepala hingga ekor. Sirip

punggung spinosus ditempatkan di atas sirip pelvis dan biasanya ditarik kembali

dalam alur. Para sirip ekor bercabang ini cukup dengan posteriornya bermata dua-

melengkung dan ditetapkan pada akhir kokoh gagang bunga . Para sirip dada

rendah ditempatkan di sisi. Mereka kandung kemih berenang adalah besar.

Dalam kebanyakan kasus, mereka adalah hijau tua, biru tua, atau abu-abu

pada tubuh bagian atas mereka dengan sisi keperakan dan berkapur putih perut.

Warna bervariasi antar spesies. Untuk beberapa spesies, ada bintik-bintik hitam

yang tidak teratur atau deretan gelap lintas-bar di setiap sisi. Sirip mereka

mungkin kekuningan atau kehitaman. Barakuda tinggal terutama di lautan, tetapi

spesies tertentu seperti Barracuda Besar hidup di air payau.

Beberapa spesies tumbuh cukup besar, seperti barakuda Eropa, barracouta

atau SPET (S. sphyraena), ditemukan di Laut Mediterania dan timur Atlantik ,

sedangkan barakuda Besar , picuda atau becuna (S. picuda), mulai di pantai

Atlantik tropis Amerika dari North Carolina ke Brasil dan mencapai Bermuda .

Lain barakuda spesies yang ditemukan di seluruh dunia. Contohnya adalah

California Barracuda (S. argentea), membentang dari Puget Sound selatan ke

Cabo San Lucas , barakuda India (S. jello) dan hitam-bersirip atau commerson
5

yang barakuda (S. commersoni), dari lautan India dan Semenanjung Melayu dan

Nusantara .

2.2. Ikan Lele (Clarias batracus)

Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang

bernilai ekonomis, serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele bersifat nocturnal,

yaitu aktif mencari makan pada malam hari. Ikan lele memiliki berbagai

kelebihan, diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan

beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan

gizinya cukup tinggi (Suyanto 2006). Selain itu ikan lele mudah dibudidayakan

karena mampu hidup dalam kondisi air yang jelek dengan kadar oksigen yang

rendah dan mampu hidup dalam kepadatan yang sangat tinggi.

Ikan lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan

mempunyai organ arborescent, yaitu alat yang membuat lele dapat hidup di

lumpur atau air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele berwarna

kehitaman atau keabuan memiliki bentuk badan yang memanjang pipih ke bawah

(depressed), berkepala pipih dan memiliki empat pasang kumis yang memanjang

sebagai alat peraba. Ikan lele mempunyai jumlah sirip punggung D.68-79, sirip

dada P.9-10, sirip perut V.5-6 dan jumlah sungut sebanyak empat pasang, satu

pasang (Novriyanto,2010 ) diantaranya lebih panjang dan besar. Sirip dada

dilengkapi dengan sepasang duri tajam atau patil yang memiliki panjang

mencapai 40 mm terutama pada ikan lele dewasa, sedangkan pada ikan lele yang

sudah tua sudah berkurang racunnya. Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan

perbandingan antara panjang baku dan panjang kepala adalah 1: 3-4. Ukuran

mata sekitar 1/8 panjang kepalanya. Giginya berbentuk viliform dan menempel
6

pada rahang (Rahardjo dan muniarti, 1984).

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan morfologi spesies ikan berbeda ini dilakukan

pada jam 13.45 bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan

dan Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Pada praktikum ini bahan yang diperlukan untuk praktikum ini ialah

ikan yang berbeda morfologinya.

Adapun alat yang diperlukan adalah buku saanin, buku penuntun

praktikum, penggaris 30 cm, pensil 2B, penghapus, HP, pena, tisu gulung.

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum dilakukan secara langsung dan di analisa secara

langsung di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan UR.

3.4. Prosedur Praktikum

Pada praktikum pengenalan morfologi spesies ikan berbeda ini yang

pertama kali dilakukan adalah nampan yang berisi berbagai jenis ikan berbeda

yang disediakan asisten praktikum masing-masing dibuka, setelah itu dari setiap

praktikan memilih salah satu jenis ikan yang ada tersebut, ketiga setelah ikannya

dipilih, praktikan diminta untuk menganalisa ikan tersebut melalui morfologinya

dan dicari klasifikasinya menggunakan buku saanin/buku klasifikasi ikan, setelah


7

didapatkan nama dan klasifikasi ikan tersebut maka praktikan menggambar ikan

tersebut di buku gambar praktikum dan dibuat deskripsi tentang ikan itu sedikit di

buku gambar tersebut dan para praktikan selanjutnya menukar ikan mereka ke

teman satu kelompoknya, jadi di dalam buku gambar praktikan terdapat 2 jenis

ikan dengan morfologi berbeda.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 1. Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda)

Gambar1. Ikan barakuda

Gambar 2. Ikan Lele (Clarias batracus)


9

Gambar 2. Ikan Lele

4.2. Pembahasan

4.2.1. Ikan Barakuda

Klasifikasi Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda)

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Sphyraenoidei
Famili : Sphyraenidae
Genus : Sphyraena
Scientific name : Sphyraena jello
Nama Inggris : Banded Barracuda
Nama Lokal : Ikan Barracuda

Ikan barakuda memiliki mulut yang panjang dan mempunyai gigi yang besar

dan tajam seperti pisau.tubuhnya yang kuat dan ramping membantu barakuda

untuk memungkinkan memburu mangsanya dengan mudah. Tubuhnya ditutupi

oleh sisik yang halus, Ikan barakuda memiliki tipe sisik ctenoid, Mulut barakuda

berbentuk superior, Bentuk ekor barakuda yaitu forked tidak memiliki adipose,
10

Dorsal fin : 2, total spines : 6 – 6, total soft-rays : 9 – 9, Anal fin : 1, total spines :

2 – 2 , total soft-rays : 7 – 9.

4.2.2. Ikan Lele (Clarias batracus)

Klasifikasi Ikan Lele

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygi

Ordo Ostariophysi

Famili : Claridae

Genus : Clarias

Spesies: Clarias Sp

Lele memiliki kepala pipih ke bawah (depressed). Bagian atas dan bawah

kepalanya tertutup oleh tulang pelat, Tulang ini membentuk ruangan rongga di

atas insang. Mulut lele dilengkapi gigi, gigi nyata, atau hanya berupa permukaan

yang kasar dimulut bagian depan. Lele juga memiliki 4 pasang sungut yang

terletak di sekiat mulut, Sepasang sungut hidung, sepasang sungut mandibular

luar, sepasang sungut mandibular dalam, dan sepasang sungut maxilar. Ikan ini

mempunyai alat olfaktori dideket sungut yang berfungsi untuk perabaan dan

penciuman serta penglihatan lele yang kurang berfungsi baik. Mata lele

berbentuk kecil dan tepi orbital yang bebas. Ikan lele mempunyai bentuk tubuh

memanjang, agak bulat,dan tidak bersisik. Badan lele pada bagian tengahnya

mempunyai bentuk yang membulat, sementara bagian belakang tubuhnya


11

berbentuk pipih kesamping (compressed). Sirip ekor ikan lele membulat dan tidak

bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. sirip perut membulat dan

panjangnya mencapai sirip dubur. Sirip dada lele dilengkapi sepasang duri tajam

yang umumnya disebut patil.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ikan barakuda (Sphyraena barracuda) memiliki mulut yang panjang dan

mempunyai gigi yang besar dan tajam seperti pisau. Tubuhnya ditutupi oleh sisik

yang halus, Ikan barakuda memiliki tipe sisik ctenoid, Mulut barakuda berbentuk

superior, Bentuk ekor barakuda yaitu forked.

Ikan lele (Clarias batracus) memiliki kepala pipih ke bawah (depressed).

Mulut lele dilengkapi gigi. Lele juga memiliki 4 pasang sungut yang terletak di

sekiat mulut Ikan lele mempunyai bentuk tubuh memanjang, agak bulat,dan tidak

bersisik. Badan lele pada bagian tengahnya mempunyai bentuk yang membulat,

sementara bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed).

5.2. Saran

Adapun saran untuk praktikum ini adalah Sebaiknya praktikum selain

dilaksanakan di Laboratorium juga dapat dilakukan langsung di lapangan

sehingga kita dapat mengetahui pengetahuan tentang ikan secara langsung.


12

DAFTAR PUSTAKA

Agam, R. 2015. “Pengaruh penggunaan Fermentasi Biji Karet dalam Pakan


Terhadap Pertumbuhan Kelulus Hidupan Ikan Lele BEST (Clarias
batracus). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau.
Pekanbaru. (tidak diterbitkan)

Ilmayati, Memi M. 2016. “Diferensiasi Leukosit Ikan Barakuda. Skripsi. Fakultas


Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. (tidak diterbitkan)

Efizon, Deni et al. 2013. “Stomach Analyse of Claria batracus”.Jurnal. Fakultas


Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Efizon, Deni et al. 2013. “ Kemampuan Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)
dalam mengendalikan populasi kiapu (pistia stratiotes). Jurnal. Fakultas
Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Nurhidayat, dkk. 2000. Rekayasa dalam peningkatan mutu ikan lele (Clarias sp.)
dalam laporan tinjauan hasil bagian proyek pengembangan teknik budidaya
air tawar sukabumi. Balai budidaya air tawar Sukabumi. Sukabumi hal 53-
61.

Anda mungkin juga menyukai