Keanekaragaman Pisces
(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Iktiologi yang diampu oleh Dr.
Hartono D Mamu, M.Pd)
Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pisces (ikan) adalah Gnathostomata yang memiliki tubuh yang ditutupi
oleh sisik tulang dermal. Hewan ini memiliki anggota gerak yang berpasangan
berupa sirip, kepala berhubungan langsung dengan tubuh dan pada umumnya
tidak mempunyai gerakan bebas, tidak mempunyai dermal internal. Umumnya
bernapas dengan insang memiliki lima lengkung insang, lidah jika ada letaknya
pada dasar mulut, tidak dapat bergerak bebas, tidak memiliki kantung allantoik
dan hidup di air. Berdasarkan rangka tubuhnya terbagi menjadi dua kelas yaitu
Chondrichthyes dan Osteichcthyes. Namun terdat anggota pisces yang tidak
memiiki rhang yitu Agnatha.
Keanekaragaman pisces sangat bervariasi.Banyak Ikan endemik Indonesia
sangat beraneka ragam. Dengan mengenal jenis (ikan) Pisces endemik, maka kita
akan turut membantu menjaga keaneragaman dari kepunahan hewan endemik
Indonesia khususnya pisces. Oleh karena itu dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai keanekaragaman Pisces (ikan).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persebaran Pisces (Ikan) di Indonesia?
2. Bagaimana karakteristik dan keanekaragaman Agnatha di Indonesia?
3. Bagaimana karakteristik dan keanekaragaman Chondrichthyes di
Indonesia?
4. Bagaimana karakteristik dan keanekaragaman Osteichthyes di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui persebaran Pisces (Ikan) di Indonesia.
2. Untuk mengetahui karakteristik dan keanekaragaman Agnatha di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui karakteristik dan keanekaragaman Chondrichthyes di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui karakteristik dan keanekaragaman Osteichthyes di
Indonesi.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam, dengan
jumlah spesies lebih dari 27.000 spesies di seluruh dunia.Tubuh Ikan atau Pisces
ditutupi oleh sisik-sisik yang sekaligus sebagai rangka luar tubuh
(eksoskeleton). Ikan atau Pisces berkembang biak secara seksual, yiitu ovipar
(bertelur). Ikan atau Pisces terdiri dari tiga golonganyaitu Agnatha,
Chondrichthyes, dan Osteichthyes (Hartono.2016).
2.2 Agnatha
3
Hag fish merupakan sub kelas Myxinoidea. Memiliki pina dorsalis,
memiliki keranjang insang yang mengalami reduksi. Ikan hagfish yang modern
semuanya hidup di laut, hidup di dasar perairan dan biasanya menggali lubang.
Mirip belut atau cacing tidak mempunyai sirip yang berpasangan, hanya
mempunyai semacam sirip ekor. Mata mereduksi, namun tetap sensitif terhadap
cahaya. Mempunyai gigi tanduk di lidahnya yang berguna untuk mencengkram
mangsanya. Terdapat tentakel di sekeliling mulut. Hagfish menghasilkan lendir
yang banyak sebagai mekanisme pertahanan diri. Hagfish masih sangat sedikit
diketahui. Betina memproduksi 20-30 telur, memiliki yolk, memiliki kait sehingga
bisa menempel pada sesuatu di dasar laut atau melekat satu sama lain. Makanan
Hagfish adalah kelompok dari annelida, moluska, krustacea, dan bangkai ikan
(Hickman, Jr, 2008). Contoh dari Hag Fish adalah Myxine glutinosa.
Habitat Hag Fish
Hagfish biasanya ditemukan pada dasar lumpur hingga kedalaman 633
meter , tetapi juga dapat ditemukan pada bawah batu . Mereka lebih umum pada
kedalaman dangkal , dari 40 sampai 100 meter. Hagfish dapat membuat migrasi
kecil dari perairan dangkal di musim gugur ke dalam air yang lebih dalam.
Ditemukan di perairan laut dingin dari utara antitropical dan selatan Samudera
Pasifik di lantai laut berlumpur (Fernholm, 1998).
Fakta Unik
Ikan ini tidak menjadi bahan komersial, seperti ikan pada umumnya.
Karena bentuknya yang sedikit menakutkan. Walaupun kebanyakan negara tidak
memakannya karena bentuk jelek, jenis ini merupakan makanan yang lezat.
2.268.000 kg hagfish dikonsumsi pertahun di Korea Selatan (Batusangkar,
2009:24).
Lamprey
4
Lamprey merupakan sub kelas dari Petromyzontida. Lamprey mempunyai
siklus hidup sebagai larva yang disebut dengan ammocoete yang hidup di perairan
tawar. Biasanya larva mengubur dirinya di dalam substrat lumpur. Lamprey
memiliki mulut yang bulat penghisap. Banyak dari lamprey ini adalah parasit,
Lamprey ini menempel, lalu menghisap darah dan meninggalkan ikan yang sudah
lemah dengan luka yang terbuka. Selama hidupnya dapat membunuh lebih dari 40
pound ikan. Hagfish memakan invertebrata, bangkai dan substrat-substrat di dasar
laut.
Pada lamprey memiliki pina dorsals, memiliki branchial yang lengkap.
Air dari mulutnya masuk ke pipas respiratory, yang terdapat disebelah ventral dari
esophagus kemudian masuk ke kandung insang untuk kemudian keluar melalui
lubang-lubang insang. Panjang dari tahap larva adalah sekitar 4 sampai 8 inci
(100-200 mm. Di sungai Amerika , rata-rata panjang 2 sampai 2 ½ kaki, sampai
maksimum sekitar 3 kaki.Salah satu dari 33 inci beratnya 2 ¼ pound (Goode,
1884:677).
Habitat Lamprey
Petromyzon marinus, hanya ditemukan di Mediterania dan Atlantik
Utara, di laut pesisir dari North East USA, Nova Scotia, Greenland selatan,
Inggris, Irlandia dan Skandinavia . Mereka juga ditemukan di Great Lakes dan
memasuki sungai air tawar pedalaman dan sungai untuk berkembang biak. Di
habitat alami mereka, lamprey laut hidup di laut terbuka, bermigrasi ke air tawar
untuk bertelur. Larva hidup di sedimen sungai lembut (Marine, 2013).
5
Fakta Unik
2.3 Chondricthyes
6
ikan pari yang lain dapat memberikan kejutan-kejutan listrik yang kuat (Sumadji
Sastrosuparno, 1978).
Kelas chondrichthyes mencakup dua sub kelas yaitu :
4. Sub kelas Elasmobranchii yang di bedakan atas
a. Ordo Squaliformes mencakup semua jenis ikan hiu
b. Ordo Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari
5. Subkelas Holecephali
Kelas Chondricthtyes terbagi menjadi dua super ordo
a. Super Ordo Selachii (bertubuh torpedo) terbagi menjadi 4 ordo yaitu :
b. Super Ordo Hypotrematica terdiri atas (Jasin, M. 1991).
Endemik Chondricthyes di Indonesia
1. Elasmobranchii
Rangka terdiri dari tulang rawan seluruhnya. Tidak mempunyai tutup
insang (operculum), tetapi mempunyai celah insang (gillslits). Insangnya 5 – 7
pasang dan tiap-tiap insang mempunyai sekat pelat tulang (gill cleft). Pada
umunya mempunyai spiracle atau lubang penyembur yang terletak di depan celah
insang. Semasa ikan masih larva tidak terdapat lubang ini. Biasanya bersisik
placoid. Mulut berada pada bagian bawah atau ventral. Pada ikan jantan terdapat
clasper atau mycopterygia pada bagian sirip perut atau pelvic fins. Sirip biasanya
tebal dan kaku dan terdiri dari jari-jari dari zat tanduk.Sirip ekor (caudal fin)
termasuk tipe heterocercal atau asymetris. Pada umumnya viviparous.
D. Hiu Karpet Berbintik (Hemiscyllium freycineti)
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Ordo : Orectolobiformes
Famili : Hemiscylliidae
7
Genus : Hemiscyllium
(Itis.gov)
8
Keunikan Hiu Karpet adalah bintik yang ada pada tubuhnya dan memiliki
warna kulit seperrti macnn tutul. Hewan ini merupakan endemiik dari Papua
(Kehati.2014). Fakta saat ini adalah Hiu karpet berbintik ini merupakan salah satu
hewan yang hampir punah, dan dilindungi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
habitat atau terumbu karang yang rusak. Kerusakan tersebut terjadi dikarenakan
terdapat aktifitas manusia yang mencari ikan dengan bahan peledak atau dinamit.
Selain itu, ikan ini juga banyak diburu karena keindahan warna kulitnya untuk
dijadikan ikan hias di akuarium. Terlebih tingginya permintaan pasar akan ikan
Hiu Karpet Berbintik ini menjadikan penangkapan ikan hiu ini secara besar-
besaran. Hal tersebut sangat nampak sekali akibatnya terhadap populasi Hiu
Karpet Berbintik yang semakin menurun.
E. Hiu Gergaji (Pristis microdon)
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondricthyes
Ordo : Pristiformes
Genus : Pristis
(Itis.gov)
Nama daerah Hiu Gergaji dengan nama latin Pristis microdon, merupakan
salah satu hewan vertebrata dari filum Chordata kelas Chondricthyes yang hidup
di Sungai Digul, Danau Sentani, Sungai Mahakam (Kalimantan), Sungai Siak dan
9
Sungai Sepih. Hiu gergaji merupakan salh satu hiu endemic dari Indonesia dengan
ke unikan moncong berbentuk seerti gergaji.
Karakteristik Hiu Gergaji (Pristis mucrodon)
Hewan yang masuk dalam family keluarga pristidae ini mempunyai ciri-
ciri fisik yang dapat digolongkan ramping jika dibandingkan dengan ikan jenis hiu
lainnya. Ciri tubuh yang terbilang ramping ini ternyata mampu untuk membuat
mereka dapat berenang dengan kecepatan di atas rata-rata dan dengan mudah
untuk mengejar mangsanya. Tubuh hiu gergaji berwarna hitam keabu-abuan.
Sedangkan pada bagian bawah tubuhnya memiliki corak warna lebih pucat atau
keputih-putihan.
Ciri fisik yang mudah untuk didentifikasi dari hewan ini adalah memiliki
moncong yang panjang mirip mata pisau dan dilengkapi dengan serangkaian gigi
sehingga mirip dengan gergaji dua mata. Dapat memiliki panjang hingga 6 meter.
Ikan Hiu gergaji hampir sama dengan ikan pari gergaji, perbedaan mendasar
untuk membedakan kedua jenis ikan ini adalah pada letak celah insang. Celah
insang hiu gergaji terletak pada sisi kepala, sedangkan celah insang pari gergaji
terletak di bawah kepalanya.Jumlah celah insang hiu ini ada 6 buah (pada jenis
lain hanya 5), Tubuhnya cukup ramping dengan dua sirip dada.Berbeda dengan
gigi pari gergaji, gigi hiu gergaji adalah panjang dan pendek silih berganti.
Habitat atau Persebaran di Indonesia
Ikan hiu gergaji terdapat di Danau Sentani, Sungai Digul, Sungai
Mahakam (Kalimantan), Sungai Siak dan Sungai Sepih (Syafputri, 2012). Hewan
ini hidup di dasar yang berlumpur pada perairan pantai yang memiliki kedalaman
sekitar 40 m dan perairan payau atapun air tawar. Hewan ini adalah pemakan
berbagai jenis ikan. Ikan ini tergolong jenis ikan pelagis juga demersal artinya
bahwa hewan ini mampu untuk hidup pada perairan yang dangkal dan perairan
yang dalam. Ikan Hiu geergaji tidak berbahaya bagi manusia. Hewan ini memiliki
cara berkembang biak dialamnya adalah dengan melahirkan anak yang menetas di
dalam rahim induknya (ovoviviparous).
Fakta Unik
10
Hiu gergaji Sentani merupakan salah satu ikan predator dan ikan laut yang
telah beradaptasi dengan perairan air tawar. Hasil penelitian Balitbang Kelautan
dan Perikanan tahun 2005 menunjukkan bahwa jenis ikan yang banyak terdapat di
Danau Sentani merupakan ikan karnivora yang berdasarkan pengamatan
kebiasaan mencari makannya menunjukkan sebagai pemakan udang kecil dan
ikan-ikan kecil (Syafputri, 2012).
F. Hiu Martil (Sphryna lewini)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Condricthyes
Ordo : Carcharhiniformes
Famili : Sphyrnidae
Genus : Sphyrna
(Itis.gov)
Hiu martil, atau biasa dalam bahasa Inggris disebut great hammerhead
shark, berasal dari genus Sphyrna, famili Sphyrnidae. Dari keseluruhan spesies
hiu martil yang berjumlah sembilan, semuanya memiliki proyeksi kepala
menyerupai martil gepeng dengan mata dan lubang hidung ada di ujung kepala
(Apriyani, 2014). Hewan dengan kepala yang melebar kesamping, lebarnya
kurang dari sepertiga panjang tubuhnya. Nama daerah Hiu Maril, Hiu Caping di
Jawa, Hiu Capil (Bali), Hiu Bingkoh (Lombok). Hiu yang tergolong filum
Chordata kelas condricthyes yang berada di seluruh perairan Indonesia.
11
Karakteristik Hiu Martil (Sphryna lewini)
Hiu Martil mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk
melindungi kulit mereka dari kerusakan, infeksi yang disebabkan oleh parasit.
Mereka mempunyai beberapa deret gigi, yang proses pergantiannya berlangsung
terus sepanjang hidupnya (Nontji, 1987).
Hiu martil dari genus Sphyrna adalah anggota dari famili Sphyrnidae
diketahui memiliki panjang antara 2 hingga 6 meter (6.5 hingga 20 kaki), dan
semua spesies memiliki proyeksi kepala menyerupai martil gepeng bila dilihat
dari salah satu sisi. Mata dan lubang hidup ada di ujung kepala. Hiu martil adalah
predator agresif yang memakan ikan, ikan pari, cumi-cumi, dan udang-udangan.
Mereka ditemukan di perairan hangat sepanjang garis pantai, dan paparan benua.
Bentuk kepalanya yang seperti martil menyebabkan mereka mampu berbelok
dengan benar. Seperti semua hiu, hiu martil memiliki pori sensor electrolocation
yang disembut ampullae of Lorenzini. Dengan menyebarkan reseptor di berbagai
area, hiu martil dapat mencari mangsa dengan lebih efektif. Hiu ini mampu
mendeteksi sinyal listrik setengah miliar Volt. Kepala yang berbentuk seperti
martil juga memberikan keuntungan berupa area penciuman yang lebih luas,
meningkatkan potensi menemukan partikel di air sedikitnya 10 kali dibandingkan
dengan hiu lainnya. Bentuk kepala aneh hiu ini dapat dianalogikan dengan antena
seekor serangga.
Celah insang ikan hiu martil terletak di belakang mata pada kedua sisi
kepalanya, biasanya berjumlah lima buah, tetapi pada famili Hexanchidae
mempunyai enam sampai tujuh celah insang (Compagno, 1984). Selain itu hiu
berenang dengan menggunakan daya dorong yang berasal dari gerakan berkelok-
kelok dari badannya, sementara siripnya yang tidak lenturdigunakan sebagai
pengendali arah. Sebagian jenis hiu tidak hanya merupakan perenang cepat, tetapi
dapat juga melompat keluar permukaan air. Pada Elasmobranchii tidak ditemukan
paru-paru dan kantung udara namun memiliki liver pengapung, yang mengisi
sebagian besar rongga badan internal. Saluran intestin spiral yang berukuran besar
atau pada jenis tertentu berbentuk seperti lembaran-lembaran kertas gulung yang
12
panjang juga ditemukan pada rongga tubuh lasmobranchii sebagai salah satu
organ pencernaan (Ferno dan Olsen, 1994).
Reproduksi hiu Martil terjadi selama 1 tahun sekali. Hiu Martil melahirkan
berkisar 20 hingga 40 anak. Perkawinan hiu martil merupakan hubungan yang
kasar. Jantan akan menggigit betina sampai betina tenang, membiarkan
perkawinan terjadi. Tidak seperti kebanyakan spesies hiu lain, reproduksi hiu
martil terjadi secara fertilisasi internal di mana membuat lingkungan aman agar
sperma bisa melebur dengan sel telur. Embrio berkembang di dalam plasenta
betina dan diberi makan melalui tali pusar, sama seperti mammalian. Kehamilan
dari hiu Martil berkisar antara 10 hingga 12 bulan.Setelah anak hiu dilahirkan,
induk mereka tidak tinggal bersama dan mereka ditinggalkan untuk mengurus diri
mereka sendiri. Rekor dunia hiu martil betina yang sedang hamil ditangkap di
Boca Grande, Florida pada 23 Mei, 2006 berbobot 1280 pon (580 kg), hiu ini
mengandung 55 anak.
Habitat
Hiu martil biasa hidup di perairan hangat sepanjang garis pantai (Apriyani,
2014).Jenis yang paling umum dodaerah tropis, dijumpai diperairan kepulauan
dan paparan benua mulai dari lapisan permukaan hingga kedalaman 275 m.
Sebaran seluruh perairan Indonesia.
Fakta Unik
Pada Mei 2007, para ilmuwan menemukan bahwa hiu martil dapat
bereproduksi secara aseksual melalui partenogenesis, di mana mereka memiliki
kemampuan untuk menyuburkan telur mereka sendiri.
G. Pari Manta (Manta birostris)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
13
Sub kelas : Elasmobranchii
Ordo : Myliobatiformes
Famili : Mobulidae
Genus : Genus
Ikan pari manta adalah jenis spesies pari yang paling besar, yang memiliki
banyak common name seperti Devil ray, blanketfish, prince alfred ray,dan giant
manta. Ikan ini sering disebut Plampangan di daerah pulau Jawa.Ikan pari ini
tergolong dalam filum chordate, Ordo Myliobatiformes dan family Mobulidae.
Karakteritik Pari Manta (Manta birostris)
Ikan pari manta memiliki tubuh yang pipih, sirip dada lebar (sayap), 5
pasang celah insang di bagian bawah dan ekor kecil tidak bersengat. Lebar sayap
ikan pari manta mencapai 7 meter sehingga dapat disebut sebagai ikan pari
terbesar, dan mempunyai bobot mencapai 3 ton. Manta bergerak memakai sirip
dada, dengan cara mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke
belakang tubuh. Ciri khas manta adalah sepasang "tanduk" (sirip sefala) di dekat
mulutnya yang berguna untuk membantu memasukan makanan ke dalam
mulutnya. Kulitnya dilapisi lendir yang lebih tebal dan ukuran otak lebih besar
dibanding ikan pari yang lain. Pari manta cenderung memiliki pergerakan yang
tenang dan gemulai, sehingga sangat disukai para penyelam. Menyukai perairan
hangat yang kaya plankton dan kadang terlihat di area cleaning station di sekitar
terumbu karang (Monga, 2013). Manta tidak menunjukkan tanda-tanda
berkelompok (soliter) dan bersimbiosis dengan ikan remora. Manta merupakan
filter feeder dan pemburu pasif, yaitu mancari mangsa hanya dengan
memanfaatkan arus dan membuka mulutnya serta memanfaatkan sepasang sirip
sefalanya untuk membantu mengarahkan makanannya ke dalam mulutnya.
Perilaku lain yang seringkali mencuri perhatian manusia adalah sering melompat
dari air, diduga manta melakukannya untuk:
1. Melarikan diri dari pemangsa
14
2. Melepas parasite
3. Berkomunikasi
4.Menarik perhatian
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
15
Kelas : Chondrichthyes
Ordo : Orectolobiformes
Genus : Hemiscyllium
(Itis.gov)
Memiliki nama lokal Hiu Berjalan, merupakan spesies H. Halmahera. Hal
ini dikaremakan hiu ini ditemukan di Halmahera. Tergolong dalam kelas
Chondrichthyes atau hiu tulang rawan.
Karakteristik
Memiliki tubuh ramping, kira-kira dengan panjang kurang lebih 40 cm.
Hiu ini memiliki kulit dengan totol – totol pada tubuhnya. Memiliki sirip
berjumlah 4 yang digunakan berjalan. Kemudian pada bagian punggung terdapat
dua sirip. Memiliki moncong yang pendek dan siripnya yang berotot dan sangat
kuat. Hiu ini merupakan hiu yang jinak dan makanan utamanya adalah udang,
kepiting, dan hewan-hewan laut lainya. Hiu ini sering berjalan daripda renang.
Kemampuan berenangnya hanya digunakan saat ada predator atau saat dirinya
merasa terancam. Satwa ini mendiami perairan yang dangkal dengan daerah
persebaran yang terbatas.
Habitat
Hiu ini pertama kali ditemukan di perairan Halmahera, salah satu pulau
dari Kepulauan Maluku yang terletak di sebelah Barat Papua Nugini. Ikan ini
hidup di perairan tropis. Hiu ini merayap di dsar laut atau dikatakan sebagai
berjalan. Mereka bergerak mencari makan berupa ikan kecil, krustasea (seperti
kepiting dan udang), dan moluska pada malam hari.
Fakta Unik
Spesies ini mirip dengan hiu karpet tutul yang di temukan atau edemik dari
Papua. Hiu berjalan ini menggunakan sirip pektoral yang digunakan untuk
berjalan di dasar laut. Banyak bintik bewarna kegelapan menyelubungi kulit hiu
berjalan. Warna dari kulit hiu ini secara umum adalah coklat dan dihiasi oleh
16
bintik-bintik poligonal berwarna gelap, dengan suatu jarak tertentu. Pada hiu ini,
ditemukan bintik hitam berukuran relatif besar pada daerah moncong, sepasang
tanda gelap pada bagian ventral (bagian bawah) kepala, dan belang berbentuk
huruf U pada bagian atas (dorsal). Ditemukan juga tanda horizontal bewarna gelap
berjumlah 7 hingga 8, di antara abdomen (perut) dan dasar sirip kaudal (caudal-fin
base). Pada hiu ini ditemukan kurang lebih 25 bintik-bintik pada tubuh ikan hiu
ini.
2. Holocephali
Sub kelas Holocephali didefinisikan dengan memiliki satu bukan insang
setiap sisi kepala, piringgigi menyatu, dan sirip punggung pertama dengan
memanjang tulang belakang. Hal ini diwakili oleh tiga keluarga dari urutan
Chimaeriformes: plownosechimera (Callorhinchidae,1sp.), Shortnosechimera,
Dan Longnosechimera. Sub kelas Holocephali adalah takson ikan bertulang
rawan, dimana urutan Chimaeriformes adalah satu-satunya kelompok yang masih
hidup.
Ciri-ciri secara umum dari Holocephali adalah mempunyai empat pasang
insang, memiliki gill cleft satu pasang. Tidak memiliki spiracle, tidak bersisik.
Tidak memiliki kloaka, pada jantan sirip ventral dilengkapi dengan clasper,
memiliki rahang serta notokord seperti rantai manik.
Klasifikasi Chimaera monstrosa
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrictyes
Sub Kelas : Holochepali
Ordo : Chimaeriformes
Genus : Chimaera
Spesies : Chimaera monstrosa
(Itis.gov)
Chimaera montrosa adalah kelompok dari kelas Chondrictyes, sub kelas
Holochepali dan Genus Chimera. Chimaera monstrosamerupakan ikan
17
kartilaginosa dalam urutan Chimaeriformes, dikenal secara informal sebagai hiu
hantu, ratfish, spookfish (dari keluarga Opisthoproctidae), atau baronang (dari
keluarga Siganidae). Mereka mungkin menjadi "kelompok ikan tertua dan paling
misterius yang masih hidup". Kerabat terdekat mereka adalah hiu , mereka
berevolusi hampir 400 juta tahun yang lalu dan tetap terisolasi sejak saat itu.
Karakteristik
Memiliki ciri ciri tubuh memanjang, lunak, dengan kepala besar dan satu
insang pembuka. Mereka memiliki panjang dari sekitar 60 sampai 200 cm (24-80
inci ) dan dalam warna dari keperakan ke kehitaman. anggota mahluk lainnya dari
kelas Chondrichthyes , hiu hantu memiliki kerangka terbuat dari tulang rawan.
Kulit mereka halus dan sebagian besar ditutupi oleh sisik placoid , Beberapa
spesies memiliki warna antara hitam menjadi abu-abu kecoklatan. Untuk
pertahanan, hiu hantu memiliki bisa yang berada pada tulang belakangnya yang
terletak di depan sirip punggung. Mereka juga berbeda dari hiu biasa dalam
bentuk rahang atas mereka yang menyatu dengan tengkorak mereka dan mereka
memiliki anal dan urogenital terpisah. Mereka tidak memiliki banyak gigi tajam
seperti hiu lainnya dan hanya memiliki tiga pasang. Ketika dewasa mereka
memiliki penutup insang atau operkulum seperti ikan bertulang. Chimaera
monstrosa adalah hewan vertebrata karena memiliki tulang belakang dan memiliki
sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan massa, dan juga sistem saraf pusat
yang biasanya terletak di dalam tulang belakang.
Habitat
Chimaera monstrosa tinggal dilaut pada kedalaman 2.600 meter (8.500
kaki), dan beberapa berada di laut dangkal pada kedalaman 200 meter (660 kaki).
Dan berada di Eropa.
2.4 Osteicthyes
Osteichtyes adalah kelompok ikan yang rangkanya tersusun dari tulang
sejati. Kulitnya banyak mengandung kelenjar mukosa, biasanya diliputi oleh sisik,
beberapa spesies tidak meiliki sisik bersirip pada mediannya, pada bagian dorsal
atau ventral Sirip ikan kelas ini biasanya disokong oleh jari duri yang terbentuk
dari tulang rawan. Mulut terletak di ujung dan bergigi rahang tumbuh dengan baik
18
dan bersendi pada tulang tempurung kepala. Bentuk vertebrae bermacam-macam,
pinna caudalisnya biasanya homocercal, sisa-sisa notochord masih nampak
seperti rantai manik kecil (Radiopoetra, 1991).
Jenis ikan osteichtyes terbagi menjadi 2 subkelas yaitu :
1. Sub kelas Sarcopterygii
Ikan pada sub kelas ini memiliki sirip yang berpasangan berbentuk
menonjol (lobate) yang berdaging. Sisik mempunyai basis tulang
endoskeletal yang kuat. Biasanya lubang hidung berhubungan dengan
rongga mulut pada ikan-ikan paru (lungfishes), kecuali pada ikan lobefins
(Latimeria) (Umar dan Kartamihardja, 2008).
Dibedakan atas 2 ordo utama yaitu :
a. Ordo Coelacanthiformes
b. Ordo Dipteriformes
2. Subkelas Actinopterygii
Ikan dengan sub kelas ini memiliki Rangka yang terdiri dari tulang sejati,
tetapi ada juga yang terdiri dari tulang rawan dan diperkuat oleh pelat
tulang sejati. Ruas tulang punggung (vertebrae) mempunyai pusat yang
cekung sebelah depan atau tipe “procoelous”, tetapi pada umumnya masuk
tipe “amphicoelous” (pusat vertebrae) cekung ke dua belahnya.
Sub Kelas Actinopterygii terbagi menjadi 2 ordo :
a. Ordo Cypriniformes
b. Ordo Atheriniformes (itis.gov)
Endemik Osteicthyes di Indonesia
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas :Sarcopterygii
Ordo : Coelacanthiformes
19
Famili : Latimeriidae
Genus : Latimeria
(www.itis.gov)
20
Fakta unik
Ciri unik coelacanth yaitu fakta bahwa mereka merupakan hewan
ovovivipar yang menetaskan telurnya di dalam perut dan melahirkan anaknya.
Mereka juga mampu menurunkan metabolisme tubuhnya sendiri. Coelacanth
adalah karnivora, predator yang bahkan sanggup memangsa hiu kecil sekalipun.
B. ikan bilih (Mystacoleucus padangensis )
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinoidea
Genus : Mystacoleucus
21
Ikan bilih melakukan reproduksi atau pemijahan dengan cara
menyongsong aliran air di sungai yang bermuara di danau. Induk jantan dan
betina berupaya ke arah sungai dengan kecepatan arus air ke arah sungai berkisar
antara 0,3-0,6 m/detik dan dangkal dengan kedalama air antara 10-20 cm. Habitat
pemijahan ikan bilih adalah perairan sungai yang jernih dengan suhu air relatif
rendah, berkisar antara 24,0-26,0°C, dan dasar sungai yang berbatu kerikil dan
atau pasir. Dalam hal ini, faktor lingkungan yang mempengaruhi pemijahan ikan
bilih adalah arus air dan substrat dasar. Ikan bilih menuju ke daerah pemijahan
menggunakan orientasi visual dan insting. Sesampainya di habitat pemijahan
tersebut, ikan bilih betina melepaskan telur dan bersamaan dengan itu juga ikan
jantan melepaskan sperma untuk membuahi telur tersebut. Telur ikan bilih yang
telah dibuahi berwarna transparan dan tenggelam berada di dasar sungai untuk
kemudian hanyut terbawa arus air masuk ke danau (Kartamihardja, E.S dan
Sarnita, A.S.2008).
Habitat
Ikan bilih tidak dapat hidup dil luar habitat aslinya danau Singkarak.
Pernah suatu kali ilmuwan Amerika berkunjung dan membawa bibit bilih ini ke
negeri Paman Sam itu untuk dikembangkan, namun hasilnya nihil, meski
menggunakan teknologi dan peralatan canggih jenis apapun ikan bilih tetap tak
bisa hidup. Hal ini dikarenakan oleh adaptasi ikan yang luar biasa terhadap
susunan kimia air danau Singkarak yang unik.
Fakta unik
Ikan ini sangat unik, karena tidak dapat bertahan hidup di daerah lain,
bahkan akuarium sekalipun.Ikan bilih pun ternyata sulit dibudidayakan di luar
Singkarak. Bahkan, ketika dibudidayakan dalam jala terapung di Danau Singkarak
pun rasanya pasti berbeda.
C. Ikan batak (Neolissochilus thienemanni)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
22
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinoidea
Genus : Neolissochilus
Ihan (ikan batak) merupakan jenis ikan tawar sumatera yang hanya terdapat di
sekitar perairan danau toba. Ikan Ihan yang mempunyai nama latin
Neolissochillus Thienemanni sumatranus termasuk ke dalam kerabat IkanMas
(Cyprinus carpio).
Karakteristik ikan batak (Neolissochilus thienemanni)
Lebar badan 4 kali lebih pendek dari pada panjang standar; 10 sisik
didepan sirip punggung; 10 baris pori-pori yang tidak teratur (masing-
masingmemiliki tubus yang keras) pada masing-masing sisi moncong dibawah
mata; alur dari bagian belakang sampai ke bibir bawah terputus dibagian tengah.
Habitat ikan batak (Neolissochilus thienemanni)
Habitatnya adalah perairan jernih dan deras di sekitar danau toba dan
sungai yang mengalir menuju danau toba, tentu berbeda dengan ikan mas atau
ikan lele yang bisa hidup di air yang agak keruh. Diperairan Danau Toba sendiri,
saat ini Ikan Ihan sudah jarang ditemukan, penyebabnya adalah habitatnya yang
rusak (kondisi danau toba yang semakin memprihatinkan).
Fakta unik
Ikan batak sekilas mirip sekali dengan ikan jurung, semah, kancra, ataupun
ikan dari Marga Tor.Perbedaannya, pada ikan batak terdapat 10 baris pori-pori
yang tidak teratur (masing-masing memiliki tubus atau titik yang keras) pada
masing-masing sisi moncong dan di bawah mata serta alur dari bagian belakang
sampai ke bibir bawah terputus di bagian tengah (Azhari.2011).
D. Ikan Pelangi merah (Glossolepis incisus)
Klasifikasi
23
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Atheriniformes
Famili : Melanotaniidae
Genus : Glossolepis
Spesies : Glossolepis incises
Ikan ini sudah terkenal di Eropa untuk ikan hias akuarium, Ikan ini
pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber yang melakukan ekspedisi Papua
Barat antara tahun 1890 sampai 1900. Pada tahun 1973, A. Werner, Jr dari
Munich, dan E. Frech dari Memmingen, Peneliti Werner dan Frech juga
memperkenalkan ikan rainbowfish yang indah dan menarik bagi penghobi ikan
akuarium(Allen.1991).
Karakteristik ikan pelangi merah (glossolepis incisus)
Ikan betina dan jantan terdapat perbedaan yaitu warna pada ikan jantan
dan betina yang berbeda. Hal ini terjadi setelah ikan ini menjelang dewasa, ikan
betina memiliki warna jauh lebih sedikit dan sirip transparan lebih memanjang
dan memiliki warna kuning zaitun. Sedangkan pejantan akan berubah menjadi
warna merah terang setelah mencapai ukuran 5 cm. Panjang ikan ini masksimal
dapat mencapai 15 cm meski ukuran tadi jarang ditemui di alam bebas, ukuran
yang paling sering ditemui adalah sekitar 10 cm.
Habitat ikan pelangi merah (glossolepis incisus)
Glossolepis incisus hanya ditemukan di Danau Sentani. Danau Sentani
terletak sekitar 20 kilometer barat Jayapura. Danau Sentani adalah sebuah danau
berbentuk tidak teratur dengan dimensi perkiraan 28 km (EW) dengan 19 km (NS)
dan luas permukaan 104 km. Warna biruhijau air yang dihiasi dengan setidaknya
16 pulau-pulau kecil, dan dikelilingi oleh perbukitan di selatan dan Pegunungan
Cyclops di utara, yang memisahkan danau dari Samudra Pasifik (Allen, 1991).
E. Ikan jeler (Nemacheilus chrysolaimos)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
24
Filum : Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Balitoridae
Genus : Nemacheilus
adalah sejenis ikan air tawar bertubuh kecil, anggota suku Balitoridae. Ikan yang
hidup di sungai-sungai kecil ini diketahui menyebar di Jawa bagian barat.
Karakteristik ikan jeler (Nemacheilus chrysolaimos)
Bentuk tubuhnya memanjang dengan warna abu-abu keperakan,
mempunyai sungut di pangkal mulutnya, Mulutnya terletak di bawah moncong,
melengkung seperti busur. Di sekitar mulut terdapat tiga pasang sungut pendek.
Pasangan sungut moncong (rostral barbels) yang sebelah dalam ujungnya
mencapai tengah mata bagian bawah. Pasangan sungut moncong sebelah luar dan
sungut rahang atas (maxillary barbels) ujungnya dapat mencapai paruh kedua
wilayah post-orbital di sisi kepala. Tonjolan di atas lubang hidung (nares) bagian
depan berupa tabung pendek yang terpangkas miring, Umurnya + 15 bulan
(Fujaya, Y, 2004).
Habitat ikan jeler (Nemacheilus chrysolaimos)
Ikan ini memiliki habitat di sekitar aliran sungai yang jernih di indonesia
terutama wilayah jawa dan sumatera dan mempunyai kebiasaan berlindung
dibawah substrat pasir, ikan ini hidup di pinggiran anak sungai yang pinggirannya
terdapat semak, dan merupakan ikan yang rakus.
Fakta unik
Ikan ini termasuk dalam jenis ikan lele yang berukuran sangat kecil dan
hidup dengan memakan serangga-serangga kecil di permukaan air, ikan ini
menggunakan tubuhnya yang kecil untuk bergerak lincah dan gesit menangkap
mangsa dan melarikan diri dari predator.
25
F. Ikan penang (Clarias microstomus)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
26
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Gennus : Rasbora
Karakteristik
Ikan wader jenis ini berukuran kecil-sedang, panjang total (dengan ekor)
umumnya hingga 100mm; jarang lebih besar, namun dapat mencapai 170mm.
Bersungut empat di ujung moncongnya, dan dengan gurat sisi yang sempurna
(tidak terputus) berjumlah 23-27. Sirip dorsal (punggung) dengan 4 duri dan 8
jari-jari lunak; duri yang terakhir bergerigi di belakangnya. Awal sirip dorsal
berjarak 4½ sisik dengan gurat sisi. Warna dan bentuk tubuh ikan ini amat
berubah-ubah. Kebanyakan berwarna abu-abu kehijauan, zaitun, atau keperakan,
dengan warna yang lebih gelap di bagian punggung berangsur-angsur memucat
dan keputihan di sisi dada dan perut.
Ikan ini hidup di wilayah Sumatera bagian tengah. Ia adalah ikan air tawar
yang hidup di wilayah beriklim tropis. Ikan jenis ini hanya didapati di wilayah
Indonesia. Ikan ini adalah ikan khas Danau Toba di Sumatera Utara.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
27
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Gennus : Chanos
28
juga runcing di bagian ujung. Sirip ini berfungsi untuk mengemudi kecepatan
berang pada ikan bandeng.
Habitat
Perlu di ketahui bahwa ikan bandengan adalah salah satu jenis ikan
eurihalin, yang dapat berkembangbiak di sungai air tawar, air payau, dan air laut.
Fakta unik
untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan bandeng ini sangat relatif
cepat yaitu 1-2 kg per ekornya bahkan juga bisa lebih tergantung pemeliharan
ikan bandeng.
I. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : cichlidae
Gennus : Oreochromis
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini berasal dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian timur kini ikan ini menjadi ikan peliharaan yang populer di
kolam-kolam air tawar di Indonesia dan juga hama di setiap sungai dan danau
Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia (Saanin, H, 1986).
Karakteristik
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap
melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis
tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip
punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim
29
berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat
keseimbangan ikan pada saat berenang
Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya.
Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara
jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada
lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di
samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil
meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan
juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang
memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya
besar.
Habitat atau Persebaran
Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai
dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberiayaitu di
Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Di indonesia
sendiri ikan ini banyak didapatkan di aliran-aliran sungai dan danau yang ada di
seluruh indonesia karena ikan ini sudah menjadi ikan invasif di indonesia.
Fakta Unik
Ikan ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap
kualitas air pada kisaran yang luas. Anggota-anggota ikan jenis nila ini dapat
hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem sekalipun, karena ikan ini sering
ditemukan hidup normal pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya
tak dapat hidup.
J. Ikan Tuna Besar (Thunnus obesus)
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
30
Ordo : Perciformes
Gennus : Thunnus
(Itis.gov)
Tuna mata besar (Thunnus obesus) mata besar adalah spesies ikan dari golongan
tuna sejati dari genus Thunnus, dan termasuk familia Skombride. Ikan ini adalah
ikan konsumsi tangkapan penting dalam industri perikanan ataupun sebagai target
penangkapan ikan rekreasi. Ikan ini dikenal dalam berbagai nama di nusantara,
yaitu tuna mata lebar, tuna mata belo, sisiak bonta, bet, jabrig, bungkulis, atau
kadang disebut tuna saja. Dalam bahasa Hawaii ikan ini dikenal sebagai salah satu
spesies ʻahi; yang lain adalah tuna sirip kuning (Clover, 2004).
Karakteristik
Memiliki badan yang memanjang, langsing dan seperti terpedo. Memiliki
tapisan insang 20-30 pada busur insang pertama. Dua sirip punggung, sirip
punggung kedua diikuti 8-10 jari-jari sirip tambahan. Memiliki sisik – sisik yang
halus dan kecil. Warna ikan ini hitam dan keabu-abuan pada bagian atas, putih
perak pada bagian bawah. Memiliki warna seperti pelangi yang membaur pada
sepanjang sisi badan. Sirip punggung pertama berwarna kuning padam (abu-abu
kekuningan). Ukuran dapat mencapai 236 cm, umumnya 60-180 cm.
Habitat atau Persebaran
Di perairan Indonesia, daerah penyebaran tuna mata besar terdapat di Laut
Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, Samudra Hindia, perairan di utara Papua.
Fakta Unik
Kadar protein pada ikan tuna hampir dua kali kadar protein pada telur
yang selama ini dikenal sebagai sumber protein utama. Ikan tuna adalah jenis ikan
dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna
mengandung protein antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging. Kadar protein per 100
gram ikan tuna dan telur masing-masing 22 g dan 13 g. Konsumsi ikan 30 gram
sehari dapat mereduksi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50 persen.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikan (Pisces) merupakan hewan akuatik, bernapas dengan insang,
kadang-kadang terdapat gelembung renang atau gelembung udara sebagai
alat bantu pernapasan.Pisces merupakan hewan berdarah dingin
(poikiloterm), artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan suhu air
ditempat dia hidup.
Agnatha sebagian besar tidak memiliki sirip yang berpasangan dan
sebenarnya merupakan hewan yang tinggal di dasar perairan yang
bergeliat di sepanjang hamparan arus dasar laut, tetapi ada juga beberapa
spesies yang lebih aktif dan memiliki sirip berpasangan. Sebagian besar
merupakan penyedot lumpur atau pemakan pemakan suspensi yang
mengambil sedimen dan serpihan bahan organic yang tersuspensi melalui
mulutnya kemudian meneruskan melalui celah insang yang tmpat
terperangkapnya makanan. Hanya ditemukan di Eropa dan Amerika Utara.
Condricthyes, kelas ini meliputi ikan-ikan yang yang mempunyai
rahang dan sisik-sisik.Skeleton (rangka tubuh) seluruhnya tersusun atas
cartilage atau tulang rawan. Keanekaragaman dari hewan ini banyak
ditemukan persebaranya di Indonesia.
Osteichtyes adalah kelompok ikan yang rangkanya tersusun dari
tulang sejati. Persebaran dari golongan ini sangat besar di Indonesia. Serta
kebutuhan tingkat konsumsi pada golongan ini sangat tinggi, misalnya
pada lele, gurami, dan lai sebagainya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Clover, Charles. 2004.The End of the Line: How overfishing is changing the
world and what we eat.London:Ebury Press
Ferno, F. & S. Olsen. 1994. Marine fish behavior in capture and abundance
estimation. Fishing News Book. London. 222.
33
Jasin, Maskoeri.1991.Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi.Surabaya.:Sinar
Wijaya.
Kartamihardja, E.S dan Sarnita, A.S, 2008. Populasi Ikan Bilih di Danau Toba.
Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perikanan,
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.
34