Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH KSDHP

PELAKSANAAN KONSERVASI SATWA LANGKA DAN


DILINDUNGI JENIS IKAN PARI MANTA (Manta sp) DI
INDONESIA

Di Susun Oleh :

Herliza Khairani Syahputri 1804111613


Lina Seminarti 1804111079
Marchya Audhya Wulandari 1804112629
Harmelita 1804124969
Mei Kristiani Simanjuntak 1804112525

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan makalah Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan yang berjudul

“Pelaksanaan Konservasi Satwa Langka Dan Dilindungi Jenis Ikan Pari Manta

(Manta Sp) Di Indonesia”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen

Pengampuhmata kuliah Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan Fakultas Perikanan

dan Kelautan Universitas Riau, yang telah membimbing penulis dan memberikan

pengarahan mengenai penulisan makalah ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah

ini.Oleh sebab itu, jika terdapat kesalahan kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.Akhir kata

penulis ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Isi Halaman

..................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan dan Manfaat

II. PEMBAHASAN

2.1 Ikan Pari Manta

2.2 Konservasi Ikan Pari Manta

III. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak di wilayah beriklim tropis, Secara

geografis, Indonesia diapit oleh dua benua,yaitu benua Asia dan benua Australia serta

Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letaknya yang strategis ini, menjadikan

Indonesia sebagai negara maritim terbesar karena memiliki 25% panjang pantai di

dunia. Kekayaan laut milik Indonesia sangat beraneka ragam dibandingkan negara-

negara lainnya karena hewan elasmobranch atau ikan bertulang rawan seperti hiu dan

pari ada di negara kita. Salah satu diantaranya adalah spesies  ikan  dari famili

Mobulidae (Pari). Kemunculan  pari  manta dipengaruhi banyak faktor  diantaranya

adalah,  suhu perairan, kesuburan  perairan  yang dipengaruhi  oleh  musim,  pasang

surut yang dipengaruhi fase bulan, bahkan aktifitas manusia seperti perikanan

maupun pariwisata bahari (Ichsan dkk., 2013).

Ikan pari manta. Pari manta (Manta birostris) adalah salah satu spesies ikan pari

terbesar di dunia. Manta dapat ditemukan dilautan tropis seluruh dunia kurang lebih

antara 35 derajat lintang utara hingga 35 derajat lintang selatan. Persebarannya yang

luas dan penampilannya yang unik menyebabkan ikan ini memiliki banyak nama

mulai dari “manta pasifik”, “manta atlantik”, “devil fish”, hingga “sea devil”. Di

indonesia sendiri, pari manta memiliki nama lokal seperti cawang kalung,

plampangan, serta pari kerbau (mungkin karena bagian tubuh mirip tanduk di

kepalanya sehingga ia dianggap mirip dengan kerbau) (Widodo dkk., 2010). Ini
2

adalah salah satu spesies ikan terbesar di dunia yang memiliki lebar tubuh 7 meter

(kemungkinan lebih besar karena menurut laporan ada ikan Pari jenis Manta yang

lebarnya mencapai 9,1 meter. Bobot terberat ikan tersebut yang pernah diukur adalah

3 ton (Ragam, 2012).

            Secara ekonomis, pari manta adalah salah satu objek perikanan dan

pariwisata, namun dalam beberapa dekade terakhir, jumlahnya menurun drastis

karena tangkap lebih (over fishig) pada jenis hewan pari manta. Penangkapan pari

manta masih banyak dilakukan oleh nelayan lokal yang menangkap pari manta untuk

diambil sirip dan insangnya, kemudian dijual sebagai makanan atau obat (Clarck,

2010). Banyaknya penangkapan yang menyebabkan langkanya hewan pari manta ini

maka Pada bulan Februari 2014, KEPMEN-KP No. 4/2014 membuat penetapan

tentang status perlindungan ikan pari manta ditandatangani oleh Menteri, dan

sekarang dengan telah diloloskannya peraturan baru ini, sangat penting bagi KKJI

(Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan) untuk memfokuskan usaha yang

signifikan dalam mengelola pari mantadi Indonesia secara cepat mengurangi

tindakan-tindakan eksploitasi yang tidak berkelanjutan terhadap pari manta.

2.1. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahui jenis ikan

pari manta yang di lindungi dan pelaksanaan konservasi satwa langka pari manta

tersebut yang bisa memberikan manfaat terhadap sumberdaya hayati laut, mayarakat

sekitar dan juga pemerintah.


3

Adapun materi dari pembuatan makalah ini yaitu dapat memberikan

pemahaman yang lebih luas bagi pembaca mengenai Pelaksanaan Satwa Langka dan

Dilindungi Jenis Ikan Pari Manta ( Manta sp) di Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ikan Pari Manta

Pari manta (Manta Rays) terdapat 2 spesies, yaitu Manta alfredi (reef manta)

dan Manta birostris (oceanic manta) yang merupakan ikan bertulang rawan yang

memiliki besar hingga kurang lebih 6 meter. Pari manta terdapat di beberapa perairan

di Indonesia, seperti di pulau Weh, Derawan, Bali, Kepulauan Komodo, Kepulauan

Raja Ampat, dan juga perairan lain yang merupakan jalur migrasi dari hewan yang

beratnya dapat mencapai ribuan kilo ini. Pari manta merupakan ikan pari terbesar di

dunia dengan bentang sayap bisa mencapai 5 meter, tidak berbahaya, dan tidak

memiliki racun yang membuat ekornya berbahaya. Hewan laut yang diketahui

sebagai pemangsa utama pari manta adalah ikan-ikan hiu seperti hiu macan

(Galeocerdo cuvier). Pari manta tidak memiliki alat pertahanan seperti gigi tajam atau

sengat sehingga ia mengandalkan kemampuan berenangnya untuk melarikan diri dari

musuhnya (termasuk dengan melompat keluar dari air). Manta juga diketahui bisa

memakai sirip dadanya untuk memukul penyerangnya (Sadili et al, 2015).

Perbedaan antara Manta birostris dan Manta alfredi terletak pada warnanya,

pada Manta birostris terdapat tanda warna yang jelas di bagian dorsal (punggung),

sedangkan pada Manta alfredi terdapat gradasi warna. Pada bagian ventral (perut)

Manta birostris tidak terdapat noktah di antara kedua baris insang dan memiliki warna

hitam di dekat mulut sementara Manta alfredi memiliki noktah, diantara kedua baris

insang namun bagian mulut tetap berwarna terang. Perbedaan lainnya adalah pada
5

bagian pangkal ekor Manta birostris terdapat tonjolan tulang belakang sedangkan

pada Manta alfredi tidak ada. Pada penampakan sekilas Manta birostris memilki

ukuran relatif besar, setidaknya memiliki lebar 700 cm dan maksimum 910 cm,

sedangkan Manta alfredi kira-kira hanya memiliki lebar 500 cm (Dewar, 2002).

2.2. Klasifikasi Ikan Pari Manta

Klasifikasi ikan pari manta menurut (Jalesveva, 2013) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

SubPhylum : Vertebrata

Class : Chondrichthyes

Subclass : Elasmobranchii

SubOrdo : Batoidea

Ordo : Myliobatiformes

Family : Mobulidae

Subfamily : Myliobatidae

Genus : Manta

Species : Manta birostris dan Manta alfredii

2.3. Mofologi Ikan Pari Manta

Pari Manta merupakan jenis pari terbesar di dunia dan termasuk salah satu

ikan terbesar di dunia. Pari Manta Karang bisa tumbuh hingga 4,5 meter (dari ujung

sayap ke ujung sayap yang lainnya), sedangkan Pari Manta Oseanik bisa tumbuh

hingga 8 meter. Pari Manta betina butuh 8-10 tahun hingga mencapai kedewasaan

seksual, dan bisa melahirkan hanya 1 ekor anak setiap 2-5 tahun.
6

Manta memiliki fisik yang secara umum mirip dengan kebanyakan ikan pari

dengan sirip dada yang lebar serta ekor kecil seperti cambuk. Sirip dadanya yang

lebar membuat tubuhnya terlihat pipih. Manta bergerak memakai sirip dadanya

dengan cara mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke belakang tubuh

sehingga saat dilihat, pari manta seolah-olah sedang terbang di dalam laut.

Ekor manta sendiri lebih pendek dibandingkan dengan ekor ikan pari

kebanyakan dan tidak bersengat.Kulit manta juga diselubungi lapisan lendir yang

jauh lebih tebal dibandingkan ikan pari kebanyakan. Lapisan lendir ini diduga ada

hubungannya untuk melindungi kulitnya yang rentan

Manta juga memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan ikan pari lain

dan hiu kerabatnya sehingga mereka dianggap lebih cerdas dibandingkan kerabatnya

yang lain.Di dalam mulutnya juga terdapat 300 gigi kecil berbentuk pasak dan nyaris

tersembunyi di bawah kulit. Gigi ini tidak digunakan untuk makan, namun mungkin

gigi ini berguna saat manta melakukan perkawinan.

Manta juga memiliki lima pasang celah insang di bagian bawah tubuhnya

untuk mengeluarkan air yang masuk melalui mulutnya. Di bagian dalam celah

insangnya terdapat tapis insang atau piringan penyaring (filter plate) yang berfungsi

untuk memerangkap plankton yang masuk bersama dengan air laut.

2.2. Konservasi Ikan Pari Manta


Ikan Pari merupakan salah satu sumberdaya ikan demersal yang memiliki

kebiasaan hidup didasar laut. Ikan Pari merupakan salah satu ikan tangkapan nelayan

Kabupaten Bintan. Ikan ini digemari, selain dagingnya enak kulitnya dapat dijadikan
7

bahan baku dan diolah menjadi suatu kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi, salah

satunya seperti pembuatan tas bagi sebagian masyarakat (Amanda et al., 2016).

Ada beberapa jenis ikan pari yang dilindungi menurut Jayadi (2011), namun

umumnya sebagian masyarakat tidak memperdulikan jenis ikan pari yang mereka

tangkap termasuk ukuran, serta aspek biologis dan morfologis penting lainnya.

Padahal ini berpengaruh terhadap kondisi pemanfaatan yang semakin mengancam

keberadaan populasi ikan Pari. Oleh karena itu perlu di lakukan suatu pendekatan

mengenai data morfologis hasil tangkapan oleh nelayan untuk data gambaran kondisi

biologisnya untuk arah pengelolaan ikan pari yang berkelanjutan sebagai upaya

konservasi ikan pari. Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap

memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap

mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa

depan.

Menurut peneliti dari balai penelitian dan pengembangan - Kementerian

Kelautan dan perikanan (Litbang – KKP), dalam 10 tahun terakhir penurunan jumlah

pari manta bisa mencapai 30%. Ancaman utama kepunahan pari manta disebabkan

oleh berbagai sebab. Selain secara biologi ikan pari manta rawan mengalami

kepunahan, tingginya permintaan terhadap insang manta disinyalir juga menjadi

penyebab utama penurunan populasi pari manta dunia, termasuk di ndonesia.

Sejak awal tahun 2014, Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan

Perikanan telah menetapkan kedua jenis manta yakni pari Manta karang (Manta

alfredi) dan Manta oseanik (Manta birostris) sebagai jenis ikan yang dilindungi

secara penuh melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
8

4/KEPMEN-KP/2014. Proses penetapan status perlindungan pari manta ini diinisiasi

oleh Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Ditjen PRL dengan

mengacu pada kriteria sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60

tahun 2007 tentang “Konservasi Sumber Daya Ikan”.

Proses penetapan status perlindungan ini dilakukan berdasatkan prosedur yang

telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3 tahun

2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35

tahun 2013 tentang “Tata Cara Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan”. Lima

tahapan telah dilalui dalam proses penetapan status perlindungan yaitu : usulan

inisiatif, konsultasi publik, penyusunan dokumen analisis kebijakan, rekomendasi

ilmiah dari Otoritas Ilmiah (LIPI) dan penetapan status perlindungan oleh Menteri

Kelautan dan Perikanan. Konsultasi publik dilakukan melalui pertemuan tatap muka

dengan stakeholders terkait, termasuk kalangan nelayan pada beberapa lokasi yang

merupakan lokasi penangkapan pari manta yang utama yaitu, Sibolga, NTT, NTB,

Jakarta dan Surabaya.

Penetapan status perlindungan pari manta dilakukan dengan pertimbangan

bahwa saat ini pari manta mengalami ancaman kepunahan yang cukup serius, kriteria

dasar yang menjadi dasar pertimbangan diantaranya adalah : telah terjadi penurunan

populasi secara drastis di habitat alam, langka, jumlah anakan yang dihasilkan sedikit

(fekunditas rendah, jumlah anakan hanya 1 - 2 ekor/siklus reprouksi) dan usia matang

seksual pertama juga lama (pemijahan pertama terjadi pada usia sekitar 8 - 10 tahun

dengan siklus produksi 2 - 5 tahun sekali). Selain mempertimbangkan aspek

kelangkaan dan ancaman kepunahan spesies, pertimbangan aspek ekonomi juga


9

menjadi salah satu pertimbangan kuat dalam penetapan status perlindungan pari

manta di Indonesia. Secara umum, ikan pari manta tidak menjadi target utama

penangkapan nelayan dan hanya tertangkap sebagai by-catch, namun demikian

sebagian nelayan di wilayah NTB dan NTT melakukan kegiatan penangkapan pari

manta untuk dijual insangnya.

Pasca ditetapkannya status perlindungan pari manta, agar regulasi

perlindungan dapat berjalan secara efektif di tingkat lapangan, Direktorat Konservasi

dan Keanekaragaman Hayati Laut telah melakukan langkah-langkah antisipasi,

diantaranya :

1. Sosialisasi regulasi perlindungan kepada stakeholders terkait, diantaranya,

aparat pengawas perikanan, polisi perairan, nelayan, HNSI serta petugas

karantina dan bea-cukai. Materi sosialisasi regulasi perlindungan pari manta

juga disampaikan dalam setiap pertemuan konservasi jenis, baik yang

dilakukan oleh Dit. KKJI maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

Balai/Loka PSPL dan kegiatan dekosentrasi di Dinas Kelautan dan Perikanan.

2. Penyusunan pedoman pengenalan pari manta. Pari manta secara morfologi

mempunyai kemiripan dengan beberapa spesies pari jenis mobula, pedoman

ini berisi petunjuk untuk membedakan pari manta dan pari mobula.

3. Penyusunan pedoman pengenalan insang manta. Bagian tubuh pari manta

yang banyak diperjualbelikan secara internasional adalah insang. Buku

pedoman ini berisi petunjuk teknis untuk membedakan insang pari manta

dengan insang beberapa jenis pari mobula.


10

4. Bimbingan teknis pengenalan morfologi dan bagian insang pari manta dengan

jenis pari mobula. Bimbingan teknis ini diikuti oleh instansi yang mempunyai

fungsi pengawasan dan pengendalian peredaran, diantaranya adalah :

pengawas perikanan, petugas karantina ikan, bea-cukai, polisi perairan,

petugas di pelabuhan perikanan serta Dinas Kelautan dan Perikanan.

Dengan adanya petunjuk teknis dan bimbingan teknis, pelaksanaan pengawasan

dan pengendalian peredarannya dapat dilakukan secara efektif serta tidak terjadi

kesalahan dalam penerapannya di tingkat lapangan, karena jenis pari manta ini

mempunyai kemiripan dengan beberapa spesies pari jenis mobula. Program

konservasi pari manta selain bertujuan menyelamatkan pari manta dari ancaman

kepunahan juga ditujukan untuk menjaga keberlanjutan industri pariwisata pari manta

di Indonesia. Keanggunan dan keelokan pari manta mempunyai daya tarik yang

besar bagi para penyelam dan berpotensi sebagai salah satu aset penting dalam

pengembangan wisata bahari di Indonesia. Kegiatan pariwisata bahari yang

berkembang akan memberikan manfaat secara ekonomi tidak hanya kepada pelaku

wisata semata, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat nelayan.

Apabila dilihat dari sisi ekonomi, model pemanfaatan pari manta melalui kegiatan

wisata bahari merupakan alternatif yang menjanjikan. Berdasarkan hasil kajian

terhadap kegiatan pariwisata pari manta pada daerah yang kegiatan wisata selamnya

maju, 1 (satu) ekor pari manta sebagai aset wisata bahari dapat menyumbangkan nilai

ekonomi mencapai Rp. 243,75 juta/tahun atau setara dengan Rp. 9,75 milyar selama

hidupnya (40 tahun). Nilai ekonomi pari manta sebagai aset wisata penyelaman

tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan nilai jual daging dan insang pari manta di
11

pasaran, dimana 1 ekor pari manta hanya mempunyai nilai jual sekitar Rp. 1 juta

rupiah. Indonesia saat ini memiliki industri pariwisata manta kedua terbesar di dunia

dengan perkiraan nilai tahunannya dapat mencapai 245 miliar rupiah.


BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Indonesia  adalah  salah  satu  negara 

yang beriklim tropis dianggap sebagai satu dari megadiverse countries Indonesia

yang kaya akan keanekaragaman organisme endemic, juga di jadikan tempat

migrasi hewan hewan langka, Penyebab  ikan

pari manta dilindungi adalah populasinya karna terancam punah, masuk dalam

kategori biota langka,karna terjadi penurunan jumlah populasi ikan di alam secara

drastis atau karna tingkat reproduksi yang rendah. Strategi konservasi yang bisa

dilakukan yaitu membuat rencana pengolahan jejaring dan rencana tata ruang pesisir

dan laut yang lebih besar, membangun dukungan para pemangku kepenitngan melalui

penyebaran materi materi komunikasi, penjangkauan dan pendidikan yang berkualitas

tinggi, memberdayakan pemerintah daerah, masyarakat dan perikanan untuk

menekan tingkat pencurian ikan dan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal di

KKDP.Upaya konservasi ikan pari manta meliputi penetapan Wilayah suaka,

menutup kegiatan penangkapan pari manta dindonesia, perkembangan Wisata bahari

dan monitoring keberadaan Pari Manta.

4.2 Saran

Sebaiknya sebelum membuat makalah penulis harus mencari sumbr-sumber

bacaan atau materi dari buku, jurnal, dan artikel agar menguatkan materi yang
13

terdapat di makalah ini.Serta penulis mendiskusikan bagian-bagian pembuatan

makalah dengan baik sehingga makalah dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, T. R., A. Pratomo, R. D. Putra. 2016. Status Konservasi Jenis Ikan Pari

yang Ditangkap Nelayan Pada Bulan Mei – Juli 2016 di Kabupaten Bintan

Kepulauan Riau.

Clarck, T. B. 2010. Abundance, home range, and movement patterns of manta rays

(Manta alfredi, M. Birostris) in Hawai’i. [Disertasi]. University of Hawai’i.

Manoa.

Clarck, T. B. 2010. Abundance, home range, and movement patterns of manta rays

(Manta alfredi, M. Birostris) in Hawai’i. [Disertasi]. University of Hawai’i.

Manoa.

Dewar, H. (2002). Preliminary report: Manta harvest in Lamakera.p. 3 p. Oceanside,


USA: Report from the Pfleger Institue of Environmental Research and the
Nature Conservancy.

Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut. 2018. Program Konservasi

Pari Manta

Ichsan, M., D. Iriana., dan M. Y. Awaluddin. 2013. Pengaruh fase bulan dan pasang

surut terhadap kemunculan pari manta (Manta alfredi) di Perairan Karang

Makassar, Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur. Universitas

Padjajaran. Bandung. Vol 2 No. (2) : 87-91

Jalesveva.2013. Kajian Pustaka Klasifikasi Ikan Pari Manta.


15

Jayadi, M. I. 2011. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Pari (Dasyatis Kuhlii Müller &

Henle, 1841) yang Didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere Makassar.

Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang Penetapan

Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta. KEPMEN-KP No.4 Tahun

2014.

Ragam. 2012. Pari Manta, Ikan yang Bisa Terbang Tinggi. Suara Merdeka.

Semarang.

Sadili, D., Fahmi, Dharmadi, Sarmintohadi dan Ramli, l. 2015. Pedoman Pendataan

dan Survei Populasi Pari Manta (Manta alfredi dan Manta birotris). Direktorat

Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Suntari, Tri., S. Amini, G. Wijaya, Lathifah, Zahria A. N. 2015. Konservasi Ikan Pari

Manta (Manta alfredi dan Manta birostris).

Widodo, A. A., B. I. Prisantoso., dan R. T. Mahulette. Jenis dan Distribusi Ukuran

Ikan Hasil Tangkap Sampingan (by catch) pada Perikanan Tuna di

Samudera Pasifik. Badan Riset  Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai