Oleh:
BIOLOGI KONSERVASI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2017
UPAYA KONSERVASI BERUANG MADU DIKAWASAN WISATA
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP (KWPLH) BALIKPAPAN
Abstrak
I. PENDAHULUAN
Beruang madu memiliki habitat alami di area hutan hujan tropis yang terdistribusi
di area Asia Tenggara seperti bagian timur dan selatan Sumatra, Borneo, bagian
selatan provinsi Yunnan China, timur laut India dan Bangladesh. Saat ini status
beruang madu pada posisi yang rentan (Vulnerable (V) berdasarkan IUCN Red
List of Threatened Species) (Fredriksson et al., 2008). Hal ini terjadi akibat
adanya perubahan habitat oleh campur tangan manusia serta perburuan liar yang
bertujuan untuk mengambil bagian tubuh beruang madu untuk bidang pengobatan
tradisional sehingga jumlah populasi beruang madu yang ada sekarang telah
menurun lebih dari 30% selama 30 tahun (3 generasi beruang), meskipun juga
secara kuantitatif kesulitan mendapatkan data tentang jumlah populasi beruang
secara keseluruhan (Sharp, 2014).
Berdasarkan hal tersebut, Walikota Balikpapan meluncurkan kebijakan dengan
Keputusan Walikota Balikpapan No.188.45-72 (2005) yang menyatakan bahwa
lokasi KM 23 semula merupakan lokasi Kawasan Agrowisata seluas 15 hektar
berada pada Hulu Hutan Lindung Sungai Manggar, mempunyai nilai strategis dan
memiliki fungsi sebagai kawasan percontohan pemeliharaan satwa Beruang Madu
(enclosure). Kawasan tersebut adalah Kawasan Wisata Pendidikan KWPLH
dimana beruang madu pada saat ini berada. KWPLH beruang madu terletak jalan
Sukarno-Hatta Km 23 Karang Joang (poros Balikpapan-Samarinda) Kecamatan
Balikpapan Utara Kalimantan Timur. Konservasi yang dilakukan ini
menggunakan metode konservasi ex-situ .
Konservasi ex-situ merupakan metode konservasi yang mengkonservasi spesies di
luar distribusi alami dari populasi tertuanya. Konservasi beruang madu secara ex-
situ telah dilakukan oleh KWPLH Balikpapan sejak tahun 2006. Konservasi
beruang madu di KWPLH Balikpapan memiliki cara konservasi ex-situ terbaik di
Asia. Pengamatan ini dilakukan dikawasan KWPLH dengan mengukur faktor
abiotik dan kekayaan spesies tanaman yang menunjang kehidupan beruang madu.
Kemudian dilakukan metode wawancara kepada bebrapa petugas tentang cara
bagaimana sistem konservasi beruang madu dikawasan tersebut.
II. METODE
IV. KESIMPULAN
Metode konservasi dengan mendirikan kawasan KWPLH yang secara fisik,
kologis, dan aspek sosial masyarakat dapat membantu dalam melindungi
keberadaan beruang madu, akan tetapi ada beberapa kekurangan yang perlu
diperhatikan. Salah satu contoh metode yang mungkin bisa diterapkan yaitu
metode Quisionary survey dan metode jebakan kamera.
DAFTAR PUSTAKA