Anda di halaman 1dari 12

(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya

Vol. 7 No. 2, 2020


p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
JENIS KUMBANG TINJA (Scarabaeidae) PADA TINJA SAPI (Bos
taurus) DI KAWASAN HUTAN KONSERVASI BUKIT MANGKOL
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DAN SUMBANGANNYA PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA
M. Alfijar Andika, Riyanto dan Adeng Slamet
Pendidikan Biologi FKIP Universutas Sriwijaya
*Corresponding author E-mail: riyanto@fkip.unsri.ac.id

Received: 04.03.2020, Revised: 11.11.2020, Accepted: 30.11.2020.

ABSTRACT
This study aims to determine the types of dung beetles that live in the Bukit Mangkol conservation forest area,
Bangka Islands. This descriptive research is done using the Baited Pitfall Trap technique and hand collecting.
Data collection is carried out at several elevation points based on the type of vegetation (100, 200, 300 and 400
masl). The results of this study found 76 individual dung beetles consisting of eight species, two genera, two
tribus and two subfamilies. Dung beetles found include Onthophagus gazella, Onthophagus productus,
Polyphemi Onthophagus, Onthophagus sp. 1, Onthophagus sp. 2, Onthophagus sp. 3, Onthophagus sp. 4 and
Serica sp. Based on the results, the diversity of dung beetle communities in the Bukit Mangkol conservation
forest area is moderate. The results of this study are expected to provide additional information on the types of
dung beetles and as biology enrichment material for class X senior high school.
Keywords: Cow Feces, Dung beetle, and Scarabaeidae

ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis kumbang tinja yang hidup di kawasan hutan konservasi Bukit
Mangkol Kepulauan Bangka telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengambilan data
digunakan teknik Baited Pitfall Trap menggunakan umpan berupa tinja sapi serta hand collecting. Pengambilan
data dilakukan pada beberapa titik ketinggian berdasarkan jenis vegetasinya (100, 200, 300 dan 400 mdpl). Hasil
penelitian ini ditemukan 76 individu kumbang tinja yang terdiri dari delapan spesies, dua genus, dua tribus dan
dua subfamili. Jenis kumbang tinja yang ditemukan antara lain Onthophagus gazella, Onthophagus productus,
Onthophagus polyphemi, Onthophagus sp.1, Onthophagus sp.2, Onthophagus sp.3, Onthophagus sp.4 dan
Serica sp.1. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka keanekaragaman komunitas kumbang tinja di Kawasan
Hutan Konservasi Bukit Mangkol tergolong sedang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan mengenai jenis kumbang tinja dan sebagai materi pengayaan Biologi SMA Kelas X.
Kata kunci: Kumbang tinja, Scarabaeidae dan Tinja Sapi

PENDAHULUAN dari ordo Coleoptera yang memiliki sekitar


Indonesia adalah negara kepulauan 6.000 spesies di dunia (Puker, 2013).
beriklim tropis terletak di antara Asia dan Kumbang tinja (dung beetles) lebih dikenal
Australia serta diapit Samudra Hindia dan sebagai scarab. Kumbang tinja yang sering
Samudra Pasifik. Indonesia juga mempunyai ditemukan pada kotoran hewan, yaitu dari
kekayaan jenis fauna dan flora yang sangat subfamili Scarabaeinae dan Aphodiinae
tinggi atau mega biodiversity. Salah satu (Borror, dkk., 1989).
fauna yang memiliki keanekaragaman tinggi Kumbang tinja adalah komponen
adalah adalah serangga. Di antara kelompok dekomposer yang penting di ekosistem
serangga, kumbang (Coleoptera) adalah hutan sekunder. Kumbang tinja memiliki
kelompok terbesar (sekitar 40%) serta lebih peran penting sebab kumbang ini memiliki
dari 350.000 jenis telah diketahui namanya peran menguraikan kotoran hewan. Dengan
(Borror dkk., 1989). Di antara ordo kata lain, kumbang tinja terlibat dalam
Coleoptera yang memiliki keanekeragaman siklus hara, agen penyebar biji tumbuhan,
tinggi adalah kumbang tinja (Scarabaeidae). dan berperan mensintesis senyawa
Kumbang tinja adalah salah satu famili antimikroba. Hal ini terbukti bahwa
Page | 74
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
kumbang tinja dapat hidup dan Indonesia belum banyak dilaporkan atau
berkembangbiak pada kotoran hewan yang tergolong sedikit. Beberapa peneliti telah
mengandung berbagai jenis mikroba seperti melaporkan. Putri (2014) menemukan 18
jamur dan bakteri (Sari, 2015). Muhaimin, jenis kumbang tinja di kawasan Cagar Alam
dkk. (2015) dalam Malina (2018) Lembah Harau. Sari (2015) menemukan 10
menyatakan kumbang tinja dapat dijadikan jenis kumbang tinja di Hutan Pendidikan
sebagai bioindikator kerusakan habitat pada dan Penelitian Biologi (HPPB) Universitas
ekosistem hutan tropis. Hal ini disebabkan Andalas. Malina (2018) telah menemukan
kumbang tinja lebih sensitif ketika terjadi 32 jenis kumbang tinja di Taman Nasional
perubahan vegetasi, iklim mikro dan satwa Gunung Palung Kalimantan Barat. Selain
yang ada di habitatnya. itu, penelitian topik ini, belum pernah
Indonesia adalah negara kepulauan yang dilaporkan di Program Studi Pendidikan
memiliki banyak provinsi. Salah kelompok Biologi FKIP Unsri. Untuk itu peneliti
pulau-pulau yang menjadi provinsi adalah merasa perlu dilakukan penelitian terkait
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. jenis kumbang tinja di kawasan Hutan
Kepulauan Bangka Belitung memiliki salah Konservasi Bukit Mangkol.
satun bukit yang terkenal, yaitu Bukit Adapun rumusan masalah dalam
Mangkol dengan ketinggian 400 mdpl serta penelitian ini adalah apa saja jenis kumbang
luasnya sekitar 6.009, 51 Ha. Sebagai tinja yang terdapat di kawasan hutan
kawasan hutan konservasi, bukit ini konservasi Bukit Mangkol? Bagaimana
memiliki kawasan hutan hujan tropis. karakteristik morfologi jenis kumbang tinja
Dengan demikian, bukit Mangkol tentu yang ditemukan di kawasan hutan
dihuni oleh berbagai macam serangga. Hasil konservasi Bukit Mangkol? Bagaimana
observasi di lapangan salah satunya adalah karakteristik komunitas kumbang tinja di
golongan kumbang tinja yang luput dari kawasan hutan konservasi Bukit Mangkol
inventarisasi. Kumbang tinja berperan berdasarkan indeks keanekaragaman
sangat vital dalam ekosistem hutan, yaitu komunitas, indeks kekayaan Jenis dan
sebagai detritivor (Shahabuddin, 2005). indeks kemerataan jenis? Batasan masalah
Kawasan hutan konservasi Bukit dalam penelitian ini adalah jenis kumbang
Mangkol di Kepulauan Bangka Belitung tinja yang diamati fase imago (dewasa).
merupakan tempat yang potensial untuk Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
mempelajari jenis-jenis kumbang tinja. Putri untuk mempelajari jenis-jenis kumbang tinja
(2014) menyatakan tempat yang paling yang terdapat di kawasan hutan konservasi
potensial bagi kumbang tinja, yaitu Bukit Mangkol Provinsi Kepulauan Bangka
memiliki vegetasi dominan berupa perdu, Belitung. Untuk mengetahui karakteristik
kelembaban udara tinggi, dan keberadaan komunitas kumbang tinja di kawasan hutan
makhluk hidup lainnya. Sebagai daerah konservasi Bukit Mangkol. Adapun manfaat
konservasi Bukit Mangkol belum dilaporkan penelitian ini adalah untuk mempelajari
adanya pendataan jenis kumbang tinja. karakteristik umum kumbang tinja yang
Salah satu usahanya adalah dengan terdapat di kawasan hutan konservasi Bukit
penelusuran kajian pustaka secara online, Mangkol Kepulauan Bangka Belitung.
peneliti belum mendapatkan informasi Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini
terkait jenis kumbang tinja. Oleh sebab itu, dapat digunakan untuk membandingkan
sudah semestinya memiliki pendataan jenis kumbang tinja di lokasi-lokasi lain di
tentang fauna khususnya kumbang tinja Indonesia guna mempelajari pengaruh
yang ada di dalam kawasan tersebut. Hal ini kondisi geografis terhadap karakter
sangat bermanfaat dalam pendataan morfologi dan karakter taksonomi kumbang
keanekaragaman hayati. tinja. Selain itu, hasil penelitian ini dapat
Penelitian tentang kumbang tinja di dijadikan masukkan materi pembelajaran

Page | 75
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
Biologi kelas X pada materi dan air panas (80oC-1000C).
keanekaragaman hayati K.D 3.2
Menganalisis data hasil observasi tentang Metode Penelitian
berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Jenis penelitian deskriptif. Metode
Indonesia serta ancaman dan pengambilan data menggunakan teknik
pelestariannya. jelajah, yaitu dengan mengikuti jalur ke
puncak Bukit Mangkol yang melingkar
BAHAN DAN METODE dengan ketinggian 100, 200, 300 dan 400
Lokasi dan Waktu Penelitian mdpl. Koleksi sampel menggunakan dua
Lokasi penelitian adalah hutan metode, yaitu 1. Metode Baited Pitfall Trap
konservasi Bukit Mangkol terletak di Desa dengan menggunakan attractan atau umpan
Teru, Kecamatan Simpang Katis, Kepulauan berupa tinja sapi yang baru. 2. Metode Hand
Bangka Belitung (Gambar 1). Luas Hutan Collecting dilakukan dengan mengamati
konservasi Bukit Mangkol adalah 6.009,51 jejak-jejak tinja hewan yang ada di
Ha dengan ketinggian 400 mdpl serta sepanjang jalur penelitian. Sampel kumbang
didominasi hutan hujan tropis (Gambar 1). tinja selanjutnya disterilkan dengan alkohol
70% untuk diidentifikasi di Laboratorium
Pendidikan Biologi FKIP Unsri.

Cara Kerja
Cara kerja dibagi menjadi tiga langkah,
yaitu persiapan, koleksi sampel dan
A B pengukuran faktor fisik lingkungan.
Gambar 2. A) Bukit Mangkol, B) Kondisi Persiapan Penelitian
hutan hujan tropis di kawasan hutan konservasi
Persiapan yang perlu dilakukan antara
Bukit Mangkol.
lain:
Waktu Penelitian 1. Lokasi diobservasi dengan melihat
Sampel kumbang yang didapat langsung lokasi penelitian.
diidentifikasi di Laboratorium Pendidikan 2. Ditentukan titik-titik untuk pemasangan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu pitfall trap pada masing-masing titik
Pendidikan Palembang. Penelitian ketinggian.
dilaksanakan pada Bulan Mei 2018 sampai 3. Disiapkan botol koleksi dengan cara
bulan Januari 2019. memberi label pada tiap botol (kode
spesimen, tanggal, nama kolektor, lokasi
sarang di dalam tanah, di daun, di batang,
Alat dan Bahan atau di buah) (Hashimoto dan Rahman,
Alat dan bahan yang digunakan saat di 2003)
lapangan adalah toples sampel, cawan
plastik, kamera digital, soil tester, thermo- Koleksi Sampel
higrometer, lux meter, altimeter, tabel Sampel kumbang tinja dikoleksi dari
identifikasi, baskom, tinja sapi, sampel perangkap jebak (baited pitfall trap)
kumbang tinja, alkohol 70%, dan larutan sebanyak empat buah pada masing-masing
detergen. Alat dan bahan yang digunakan ketinggian serta hand collecting.
saat di laboratorium adalah sarung tangan, Pemasangan perangkap jebak dilakukan
kamera digital, alat suntik, penggaris, lup, mulai pukul 08.00 – 11.00 WIB. Kemudian
tabel identifikasi, styrofoam, jarum perangkap jebak dipantau kurang lebih 24
spesimen, jarum pentul, pinset, mikroskop jam setelah pemasangan selama 13 hari
stereo, sampel kumbang tinja, formalin 4%, berturut-turut.

Page | 76
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
1. Sampel kumbang tinja yang terperangkap Pengidentifikasian dimulai dengan
dikoleksi pada botol berisi alkohol 70%. menghitung panjang total kumbang (ujung
2. Untuk kepentingan identifikasi sampel anterior tubuh hingga bagian tubuh
kumbang tinja difoto melalui pandang posterior). Dilihat apakah tubuh berbentuk
dorsal dan ventral. bulat, cembung, memanjang atau silindris.
Apakah tubuh berwarna metalik atau non-
Pengukuran Faktor Fisik Lingkungan metalik. Untuk menentukan jenis spesies
Pengukuran faktor fisik lingkungan agar lebih akurat, misalnya pada bagian
dilakukan pada saat pemasangan pitfall trap. kepala dilihat apakah bisa digerakkan atau
Pengukuran faktor fisik pada ketinggian dari tidak. Apakah antena memiliki ruas atau
100 mdpl sampai 400 mdpl dilakukan mulai tidak, bila ada ruas dihitung jumlah ruasnya.
pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Bagian labrum apakah terpisah atau tidak
Pengukuran faktor fisik lingkungan terpisah. Sisi clypeal, dilengkapi tanduk
meliputi: (tuberkel) atau tidak. Bagian maksila dan
1. Pengukuran suhu udara dengan mandibula, berukuran kecil atau besar serta
thermohygrometer yang digantung pada memiliki ruas atau tidak. Apakah elitra
tanaman di dekat pitfall trap. Alat ini memiliki Striae (guratan) atau tidak serta
didiamkan kurang lebih 10 menit lalu bentuknya apakah pipih atau cembung.
dicatat hasilnya. Apakah skutelium diantara celah elitra
2. Pengukuran kelembaban udara dengan berbentuk segitiga atau parabola. Pada
thermohygrometer. Pada dry token bagian kaki dihitung jumlah ruasnya, dilihat
terdapat tabel persen kelembaban yang jenis cakarnya, serta tarsisnya. Diamati
dibagi menjadi lima kolom. Untuk bentuk sayap depan (Forewings) dan sayap
menentukan kelembaban udara pada belakang (Hindwings). Setiap spesies
tabel tersebut, maka dihitung selisih suhu kumbang yang berhasil diidentifikasi dibuat
antara dry token dan wet token. datanya dalam tabel habitat dan
3. Pengukuran pH tanah dengan soil tester aktivitasnya. Dalam tabel dimuat spesies
yang ditancapkan ke dalam tanah. Posisi atau nomornya, habitat ditemukan, aktivitas
elektroda terbenam dalam tanah, alat kumbang (nokturnal atau diurnal), metode
didiamkan selama 10 menit, lalu dicatat penangkapan (pitfall trap atau hand
hasilnya. collecting) serta kondisinya saat ditemukan
4. Pengukuran kelembaban tanah dengan (terperangkap pitfall trap atau sedang
soil tester ditancapkan selama 10 menit. hinggap di tinja).
Tekan tombol yang terdapat pada soil Identifikasi mengacu pada buku, artikel
tester. Baca indikator yang tertera di jurnal ilmiah dan situs internet. Buku yang
bawah indikator pH, kemudian dicatat digunakan antara lain: Borror dkk.(1989),
hasilnya. Triplehorn (2005), Gullan(2010),
5. Pengukuran intensitas cahaya dengan Lux Resh(2009), Arnett (2002). Jurnal yang
Meter. Buka karet penutup sensor cahaya digunakan antara lain: Sari (2015), Putri
Lux Meter. Pegang sensor cahaya di area (2014) dan Malina (2018). Situs internet
yang diukur intensitas cahayanya. Baca yang digunakan antara lain: Bugguide.net
nilai intensitas cahaya yang ditampilkan, yang dikelola oleh Dr. John Van Dyk di
lalu tekan hold dicatat hasilnya. Iowa State University Department of
Entomology dan Beetle-diversity.com yang
Identifikasi dikelola oleh Boris Büche yang meneliti
Putri (2014) dan Sari (2015) menyatakan kumbang di wilayah Asia Tenggara.
identifikasi kumbang dimulai dengan
melihat ciri kepala, toraks, dan abdomen Analisis Data
serta kaki (femur, tarsus dan tibia). Kumbang tinja dikelompokkan

Page | 77
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
berdasarkan subfamili, genus dan jenis, serta Berdasarkan Tabel 1 subfamili
dihitung total jumlah individu. Morfologi Scarabaeinae memiliki jumlah spesies
setiap jenis dibuat deskripsinya. Kelimpahan terbanyak, yaitu tujuh spesies, sedangkan
kumbang tinja dihitung dan dibuat dalam subfamili Melolonthinae memiliki jumlah
bentuk tabulasi. spesies paling sedikit, yaitu satu spesies.
Analisis kelimpahan kumbang tinja di Pada penelitian ini hanya ditemukan dua
kawasan hutan konservasi Bukit Mangkol genus.
Kepulauan Bangka Belitung. Ada beberapa
aspek yang dihitung untuk mencari Kunci Determinasi Spesies Kumbang
kelimpahan kumbang tinja seperti indeks Kumbang Tinja di Kawasan Hutan
kekayaan jenis digunakan indeks diversitas Konservasi Bukit Mangkol
Margalef’s (Dmg). Nilai keanekagaman Berdasarkan karakter morfologi dapat
komunitas digunakan indeks Shannon- disusun kunci determinasi. Adapun
Wiener (H’). Nilai kemerataan jenis penyusunan kunci determinasi ini bertujuan
digunakan indeks Shannon (J’). untuk memudahkan dalam memastikan
nama spesies kumbang tinja. Kunci
HASIL determinasi yang dibuat, yaitu kunci
Jenis kumbang tinja di kawasan hutan determinasi tingkat spesies. Penyusunan
konservasi Bukit Mangkol Kepulauan kunci determinasi menggunakan tipe
Bangka Belitung dikotom, yaitu tipe dengan dua kolom yang
Hasil penelitian di kawasan hutan masing-masing karakteristiknya berbeda.
konservasi Bukit Mangkol Kepulauan Dari enam subfamili kumbang tinja
Bangka Belitung ditemukan 76 individu. hanya dua subfamili yang berhasil
Delapan spesies kumbang tinja yang didapatkan, Scarabaeinae dan
tergolong ke dalam dua subfamili, yaitu Melolonthinae. Kunci determinan
Scarabaeinae dan Melolonthinae (tabel 1). spesiesnya adalah sebagai berikut:
Kunci determinasi tingkat spesies
Tabel 1. Ragam jenis kumbang tinja famili kumbang tinja di hutan kawasan Bukit
Scarabaeidae di kawasan hutan Mangkol.
konservasi Bukit Mangkol Kepulauan 1 a.Kepala memiliki tanduk.............. Onthophagus
b.Kepala tidak memiliki tanduk ... productus
Bangka Belitung (2)
2 a.Skutelium terlihat secara pandang Serica sp. 1
Subfamili Tribus Genus Spesies dorsal ...........................................
Scarabaei Onthopha Ontho 1.Onthophagu b.Skutelium tidak terlihat secara
nae gini phagus s pandang dorsal ............................. (3)
gazellla 3 a.Tubuh tidak memiliki lubang- Onthophagus
2.Onthophag lubang kecil b.Tubuh memiliki polyphemi
lubang-lubang kecil ................ (4)
us productus
3.Onthophag 4 a.Warna tubuh non-metalik ............ Onthophagus
b.Warna tubuh metalik ................... gazellla
us polyphemi (5)
4.Onthophag 5 a.Pronotum memiliki tanduk .......... Onthophagus
us sp.1 b.Pronotum tidak memiliki tanduk .. sp. 3
5.Onthophag (6)
6 a.Warna tubuh lebih dari satu Onthophagus
us sp. 2 sp. 2
warna .............................................
6.Onthophag
b.Warna tubuh hanya satu warna (7)
us sp. 3
........................................................
7. 7 a.Jumlah striae pada masing- Onthophagus
Onthophagus masing elitra enam ........................ sp.1
sp. 4 b.Jumlah striae pada masing-
Onthophagus
Melolont Sercini Serica 8. Serica sp. sp.4
masing elitra tujuh ......................
hinae 1
Kelimpahan kumbang tinja di kawasan

Page | 78
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
hutan konservasi Bukit Mangkol 3 Onthophagus 5 0,07 -2,72 -0,18
polyphemi
Hasil penelitian di kawasan hutan 4 Onthophagus sp.1 6 0,08 -2,54 -0,20
konservasi Bukit Mangkol ditemukan 5 Onthophagus sp. 17 0,02 -1,50 -0,33 1, 1, 0,93
2 93 62
sebanyak 76 individu kumbang tinja. 6 Onthophagus sp. 14 0,18 -1,69 -0,31
Kumbang tinja yang ditemukan terdiri dari 3
7 Onthophagus sp. 14 0,18 1,69 -0,31
dua subfamili, dua tribus, dua genus dan 4
delapan spesies. Adapun data tersebut dapat 8 Onthophagus 2 0,03 -3,64 -0,10
gazellla
dilihat pada tabel 2. Jumlah 76 -0,93

Tabel 2. Kelimpahan kumbang tinja di kawasan


hutan konservasi Bukit Mangkol. Kondisi Fisik Lingkungan pada Lokasi
Taksa Jumlah (∑)
Penelitian
Famili Scarabaeinae
1) Onthophagus gazellla 7 Kondisi fisik lingkungan yang diukur adalah
2) Onthophagus productus 11 pH tanah, kelembaban udara (moisture),
3) Onthophagus polyphemi 5 intrensitas cahaya, suhu udara dan kelembaban
4) Onthophagus sp.1 6 udara (humidity). Pada ketinggian 100 mdpl
5) Onthophagus sp. 2 17** didapatkan pH tanah 6,6, kelembaban tanah
6) Onthophagus sp. 3 14
7) Onthophagus sp. 4 14 1,5%, suhu udara 270C dan kelembaban udara
Subfamili Melolonthinae 84% serta vegetasi dominan berupa perdu. Pada
8) Serica sp. 1 2* ketinggian 200 mdpl didapatkan pH tanah 6,6,
Jumlah 76 kelembaban tanah 1,0%, suhu udara 260C dan
Keterangan: ** jumlah individu paling banyak * kelembaban udara 84% serta vegetasi dominan
jumlah individu paling sedikit. berupa pohon. Pada ketinggian 300 mdpl
didapatkan pH tanah 6,4, kelembaban tanah 2,0%,
Berdasarkan Tabel 2, didapatkan bahwa
suhu udara 280C dan kelembaban udara 77% serta
spesies Onthophagus sp. merupakan
vegetasi dominan berupa pohon. Pada ketinggian
kumbang tinja terbanyak yang ditemukan
400 mdpl didapatkan pH tanah 6,0, kelembaban
dengan jumlah sebanyak 17 individu,
tanah 1,0%, suhu udara 260C dan kelembaban
sedangkan spesies Serica sp.1 merupakan
udara 92% serta vegetasi dominan berupa pohon.
spesies kumbang tinja yang paling sedikit
ditemukan dengan jumlah sebanyak dua
PEMBAHASAN
individu. Adapun data terkait kelimpahan
Berdasarkan hasil penelitian di kawasan
jenis kumbang tinja di kawasan hutan
hutan konservasi Kepulauan Bangka Belitung
konservasi Bukit Mangkol yang dihitung
ditemukan sebanyak dua subfamili, dua tribus,
antara lain, indeks keanekaragaman
dua genus dan delapan spesies dari 76 individu
komunitas, indeks dominansi jenis dan
kumbang tinja. Spesies kumbang tinja yang
indeks keseragaman jenis yang tersajikan di
ditemukan antara lain, Onthophagus gazella,
tabel 3.
Onthophagus productus, Onthophagus
Tabel 3. Indeks kekayaan jenis, indeks
keanekaragaman komunitas dan polyphemi, Onthophagus sp.1, Onthophagus sp.2,
indeks kemerataan jenis kumbang Onthophagus sp.3, Onthophagus sp.4 dan Serica
tinja di kawasan hutan konservasi sp.1 (tabel 1 dan tabel 2). Dari dua genus tersebut,
Bukit Mangkol genus Onthophagus memiliki jumlah spesies
terbanyak yaitu tujuh spesies. Jumlah ini jauh
N Nama spesies n (ni/ LnP Pi H lebih banyak bila dibandingkan dengan genus
o l N) i Ln ” Serica yang hanya memiliki satu spesies. Genus
Pi Pi Onthophagus termasuk ke dalam tribus
1 Onthophagus 7 0,09 -2,38 -0,22
gazellla
Onthophagini, sedangkan genus Serica termasuk
2 Onthophagus 11 0,14 -1,93 -0,28 ke dalam tribus Sercini.
productus Menurut Arnett (2002), tribus

Page | 79
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
Onthophagini memiliki panjang tubuh dua berwarna jingga, sedangkan bagian tepi berwarna
hingga 12 mm. Bentuk tubuhnya bulat atau cokelat tua. Hampir pada seluruh bagian tubuh
cembung. Skutelium pada umumnya yang berbuku-buku terdapat rambut halus, salah
tersembunyi di bawah elitra yang memiliki satunya pada tepi pronotum dan pigidum rambut
tujuh striae. Tribus ini memiliki sepasang halus tersebut terlihat jelas. Ciri khas kumbang ini
antenna dengan sembilan ruas pada masing- dibandingkan kumbang lainnya adalah tubuhnya
masing antenna (tiga segmen club). Tarsus berwarna cokelat tua non-metalik dengan corak
dan cakar tarsusnya dijumpai pada seluruh jingga di tepi pronotum dan di tepi elitra. Selain
tungkai. Tibia tengah dan tibia belakangnya itu, Onthophagus gazella adalah satu-satunya
mengalami perluasan pada bagian jenis kumbang tinja dengan warna tubuh non-
puncaknya. Selain itu, dimorfisme seksual metalik dengan komposisi warna pada tubuhnya.
anatara jantan dan betina pada tribus Kumbang ini ditemukan pada ketinggian 100
Onthophagini sangat jelas terlihat mdpl dan terjebak di dalam pitfall trap.
perbedaannya. Pejantan memiliki tanduk Onthophagus productus secara taksonomi
yang berkembang dengan baik pada kepala tergolong ke dalam genus Onthophagus, tribus
dan/atau pronotum, sedangkan betina tidak Onthophagini dan subfamili Scarabaeinae.
memiliki tanduk, baik pada kepala maupun Kumbang ini memiliki panjang tubuh 7,35- 12,50
pronotum. Genus Onthophagus termasuk ke mm dan lebar tubuh 4,00- 6,50 mm dengan
dalam tribus Onthophagini. Menurut bentuk tubuh cembung. Tubuh bagian dorsal dan
Triplehorn (2005) genus Onthophagus pada ventralnya berwarna hitam pekat metalik dengan
umumnya hanya mengkonsumsi kotoran. lubang-lubang kecil. Hampir pada semua bagian
Menurut Arnett (2002), tribus Sercini tubuh yang berbuku-buku terdapat rambut halus,
(Melolonthinae) memiliki panjang tubuh salah satunya pada tepi pronotum dan pigidium,
tiga hingga 58 mm dengan tubuh bagian rambut halus tersebut dapat terlihat dengan jelas.
dorsal secara mencolok tertutup setose atau Ciri khas kumbang ini dibandingkan kumbang
sisik. Warna tubuhnya mulai dari cokelat lainnya adalah tubuhnya berwarna hitam pekat
kemerahan, biru metalik, kilauan hijau atau metalik berlubang-lubang kecil, dengan kepala
hitam. Kepala tidak ada tanduk. Antenna dilengkapi dengan tanduk. Kumbang ini
memiliki 10 ruas dengan tiga hingga tujuh ditemukan pada ketinggian 100 mdpl dan terjebak
segmen club. Sisipan antenna tidak terlihat didalam pitfall trap. Di dalam ekosistem,
melalui pandang dorsal. Toraks tidak Onthophagus gazella memiliki peran yang cukup
memiliki tanduk, serta skutelium dapat vital, yaitu menurunkan populasi lalat dari tinja
terlihat dari pandang dorsal. Batas elitra hewan. Menurut Thomas (2011) populasi lalat
terlihat lurus, tanpa cekukan dari prosterior pada tinja yang didatangi oleh kumbang ini
ke humerus. Tungkai dilengkapi dengan menurun secara signifikan, yakni hingga 95%
cakar sederhana. Abdomen memiliki tujuh dibandingkan kotoran sapi tanpa kumbang ini.
spirakel pada bagian sternite. Onthophagus polyphemi secara taksonomi
Onthophagus gazella atau dikenal sebagaitergolong ke dalam genus Onthophagus, tribus
Gazelle Scarab secara taksonomi tergolong keOnthophagini dan subfamili Scarabaeinae.
dalam genus Onthophagus, tribus OnthophaginiKumbang ini memiliki panjang tubuh 4,39 – 9,50
dan subfamili Scarabaeinae. Kumbang inimm dan lebar tubuh 1,34 – 4,30 mm dengan
memiliki panjang tubuh 5,74 mm – 11,50 danbentuk tubuh cembung. Tubuh bagian dorsalnya
lebar tubuh 2,70 – 6,00 mm dengan bentuk tubuhberwarna hitam pekat, sedangkan tubuh bagian
cembung. Pada tubuh bagian ventral, terdapatventralnya berwarna hitam kemerahan. Warna
perbedaan warna yang sangat signifikan terutamakemerahan tersebut sangat terlihat jelas di bagian
kaki dan abdomen. Pada kaki khususnya femur,tungkai (femur, tibia dan tarsus). Rambut halus
bagian tengahnya berwarna jingga, sedangkanpada kumbang ini terlihat sangat jelas pada kaki
pada bagian tepi femur berwarna cokelat tua.dan sternumnya. Tanduk tidak ditemukan pada
Pada abdomen, di bagian tengah sternumkepala maupun pronotum atau polos. Ciri khas

Page | 80
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
yang membedakan kumbang ini dengan kumbangmetalik dengan lubang-lubang kecil di
lain adalah seluruh tubuhnya tidak terdapatseluruh permukaannya. Bagian pronotum
lubang-lubang kecil seperti kumbang lainnya.kumbang ini membentuk lekukan ke arah
Permukaan pronotum dan elitra kumbang ini jugaluar pada bagian distalnya, namun mendatar
sangat polos dan terlihat licin. Kumbang inipada bagian tengahnya. Elitra berwarna
ditemukan pada ketinggian 100 mdpl dan terjebakhitam dan terdapat rambut-rambut halus di
di dalam pitfall trap. permukaan atasnya. Kumbang ini ditemukan
Onthophagus sp.1 secara taksonomi pada ketinggian 100 mdpl dan terjebak di
tergolong ke dalam genus Onthophagus, dalam pitfall trap.
tribus Onthophagini dan subfamili Onthophagus sp.3 secara taksonomi
Scarabaeinae. Kumbang ini memiliki tergolong ke dalam genus Onthophagus,
panjang tubuh 3,86 – 12,00 mm dan lebar tribus Onthophagini dan subfamili
tubuh 1,84 – 5,40 mm dengan bentuk tubuh Scarabaeinae. Kumbang ini memiliki
cembung. Tubuh bagian dorsalnya berwarna panjang tubuh 6,94 – 10,50 mm dan lebar
hitam pekat, sedangkan tubuh bagian tubuh 3,80 – 5,10 mm dengan bentuk tubuh
ventralnya berwarna hitam kemerahan. cembung. Tubuhnya berwarna merah dan
Warna kemerahan tersebut terlihat sangat jingga metalik. Rambut halus pada kumbang
jelas di bagian tungkai (femur, tibia dan ini terlihat sangat jelas pada bagian kaki dan
tarsus). Rambut halus pada kumbang ini sternumnya. Kepala tidak bertanduk, namun
terlihat sangat jelas pada bagian kaki dan tanduk ditemukan di pronotum.
sternumnya. Tanduknya tidak ditemukan, Pronotumnya berwarna merah metalik
baik pada kepala maupun pronotum atau dengan lubang-lubang kecil di seluruh
polos. Apabila dilihat sekilas Onthophagus permukaannya. Bagian pronotum kumbang
sp.1 dengan Onthophagus polyphemi, tidak ini membentuk lekukan ke arah luar pada
ada perbedaan yang mencolok. Namun saat bagian distalnya, namun mendatar pada
dilihat, Onthophagus sp.1 ini memiliki bagian tengahnya. Elitra berwarna jingga
lubang-lubang kecil hampir di seluruh tubuh dan sedikit warna merah, terdapat rambut-
bagian dorsal dan ventral. Bagian pronotum rambut halus di atas permukaannya.
kumbang ini membentuk lekukan ke arah Sternum berwarna jingga cerah, terdapat
luar menyerupai segitiga. Berbeda dengan rambut-rambut halus baik di tiap sternum
Onthophagus polyphemi yang membentuk maupun di celah antar sternum. Kumbang
lekukan ke arah dalam menyerupai setengah ini ditemukan pada ketinggian 100 mdpl dan
lingkaran. Pada permukaan pronotum terjebak di dalam pitfall trap.
maupun elitra Onthophagus sp.1 memiliki Onthophagus sp.4 secara taksonomi
lubang-lubang kecil. Kumbang ini tergolong ke dalam genus Onthophagus,
ditemukan pada ketinggian 100 mdpl dan tribus Onthophagini dan subfamili
terjebak di dalam pitfall trap. Scarabaeinae. Kumbang ini memiliki
Onthophagus sp.2 secara taksonomi panjang tubuh 7, 00 – 12, 50 mm dan lebar
tergolong ke dalam genus Onthophagus, tubuh 4,00 – 6,00 mm dengan bentuk tubuh
tribus Onthophagini dan subfamili cembung. Tubuhnya berwarna hitam pekat
Scarabaeinae. Kumbang ini memiliki metalik. Pada bagian kepala tidak
panjang tubuh 6,00 – 12,00 mm dan lebar ditemukan tanduk, namun pada bagian
tubuh 3,25 – 6,40 mm dengan bentuk tubuh pronotum terdapat tanduk. Bentuk pronotum
cembung. Tubuhnya berwarna hitam dan Onthophagus sp.4 hampir menyerupai
merah metalik. Rambut halus pada kumbang Ontophagus sp.3, bagian pronotum
ini terlihat sangat jelas pada bagian kaki dan kumbang ini membentuk lekukan ke arah
sternumnya. Tanduknya tidak ditemukan, luar pada bagian distalnya namun mendatar
baik pada kepala maupun pronotum atau pada bagian tengahnya. Elitra berwarna
polos. Pronotumnya berwarna merah hitam pekat dan seluruh permukaannya

Page | 81
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
terdapat lubang-lubang kecil. Rambut halus seimbang, menyebabkan penurunan
pada kumbang ini terlihat sangat jelas pada keanekaragaman hayati, salah satunya
bagian kaki, sternum dan pigidiumnya. adalah populasi kumbang tinja. Menurut
Kumbang ini ditemukan pada ketinggian Andresen (2003) penurunan jumlah spesies
100 mdpl dan terjebak di dalam pitfall trap. kumbang tinja terjadi secara signifikan
Serica sp.1 secara taksonomi tergolong seiring dengan penurunan luas hutan. Hal ini
ke dalam genus Serica, tribus Sercini dan sesuai dengan penelitian Putri (2014) dan
subfamili Melolonthinae. Kumbang ini Sari (2015) yang menunjukkan terjadinya
memiliki panjang tubuh 4, 30 - 5, 60 mm penurunan jumlah spesies kumbang tinja
dan lebar tubuh 3, 10 - 3, 57 mm dengan seiring dengan perubahan vegetasi pada tiap
bentuk tubuh cembung. Tubuhnya bagian ketinggian suatu tempat. Hal ini bisa saja
dorsal berwarna jingga metalik, sedangkan terjadi karena perbedaan faktor lingkungan
tubuh bagian ventral berwarna jingga non- pada masing-masing ketinggian.
metalik. Seluruh permukaan tubuh bagian Pada ketinggian 100 mdpl vegetasi
dorsal terdapat lubang-lubang kecil. didominasi oleh perdu serta pepohonan dan
Skutelium dapat terlihat jelas dari pandang terdapat sumber mata air. Pada ketinggian
dorsal dan berbentuk segitiga. Pada elitra ini memiliki pH tanah sebesar 6,6,
terlihat lubang-lubang kecil di kelembaban tanah sebesar 1,5%, suhu udara
permukaannya serta terdapat rambut-rambut sebesar 270C dan kelembaban udara sebesar
halus di tepinya. Ciri khas kumbang ini 84%. Selain itu, aktivitas manusia pada
adalah femur posterior berukuran dua kali ketinggian ini sangat rendah. Pada
lebih besar dari femur bagian tengah, namun ketinggian 200 mdpl vegetasi berupa pohon
tarsus bagian tengahnya berukuran lebih dan permukaan tanah bersih dari perdu.
panjang dari pada tarsus posterior. Baik Sumber mata air jauh dari ketinggian ini.
tarsus maupun tibia anterior berukuran lebih Ketinggian ini memiliki pH tanah sebesar
kecil dari bagian lainnya. Ciri khas 6,6, kelembaban tanah sebesar 1,0%, suhu
kumbang ini tidak mengalami penyempitan udara sebesar 260C serta kelembaban udara
pada bagian tengah sternumnya, sedangkan sebesar 84%. Ketinggian 200 mdpl,
genus Onthophagus pada bagian tengah khususnya pada area pemasangan pitfall
sternumnya mengalami penyempitan trap, telah mengalami alih fungsi hutan
(Arnett, 2002). Kumbang ini ditemukan menjadi area perkebunan durian. Oleh
pada ketinggian 100 mdpl dan terjebak di karena itu, aktivitas manusia pada
dalam pitfall trap. ketinggian ini sangatlah tinggi. Pada
Dari beberapa ketinggian yang ketinggian 300 mdpl vegetasi berupa pohon,
ditentukan untuk pemasangan baited pitfall dan permukaan tanah bersih dari perdu.
trap, mulai dari 100, 200, 300 dan 400 Dekat dengan sumber mata air. Ketinggian
mdpl, hanya pada ketinggian 100 mdpl ini memiliki pH tanah sebesar 6,4,
ditemukan spesies kumbang tinja. Pada kelembaban tanah sebesar 2,0%, suhu udara
ketinggian 200, 300 dan 400 mdpl tidak sebesar 280C serta kelembaban udara
ditemukan spesies kumbang tinja, diduga sebesar 77%. Sama seperti ketinggian 200
karena faktor lingkungan yang tidak mdpl, pada titik ini juga telah mengalami
mendukung. Adapun faktor-faktor alih fungsi hutan menjadi perkebunan lada.
lingkungan yang dapat mempengaruhi Oleh karena itu, aktivitas pada ketinggian
eksistensi kumbang tinja di suatu ekosistem ini tidak jauh berbeda dengan ketinggian
antara lain seperti titik lintang, ketinggian 200 mdpl. Pada ketinggian 400 mdpl yang
tempat, ukuran kotoran hewan, musim, merupakan puncak Bukit Mangkol serta titik
perbedaan lokasi, waktu, tipe ekosistem dan akhir pemasangan pitfall trap, bervegetasi
tipe vegetasi (Putri, 2014). Apabila ada pohon walaupun dalam jumlah yang tidak
faktor lingkungan yang hilang atau tidak terlalu banyak. Tidak ditemukan sumber

Page | 82
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
mata air alami, hanya terdapat tempat sedangkan apabila nilai indeks kemerataan
penampungan air buatan. Pada ketinggian rendah menunjukkan kelimpahan jenis
ini memiliki pH tanah sebesar 6, 0, individu yang rendah, hal ini menunjukkan
kelembaban tanah sebesar 1, 0%, suhu udara bahwa terjadi dominasi spesies pada habitat
sebesar 260C serta kelembaban udara tertentu. Pada kasus ini, kawasan hutan
sebesar 92%. Sama seperti titik ketinggian konservasi Bukit Mangkol menunjukkan
200 mdpl dan 300 mdpl, titik ketinggian ini bahwa kondisi habitat pada ketinggian 100
juga telah mengalami alih fungsi hutan mdpl memiliki ketersediaan sumber hidup
menjadi pusat stasiun televisi, terdapat yang dapat menunjang kehidupan kumbang
tower pemancar dan generator yang menjadi tinja, seperti vegetasi perdu, ketersediaan
polusi tersendiri bagi ekosistem kumbang makanan, tempat berlindung dan lain
tinja pada titik ketinggian tersebut. sebagainya (Priyono, & Abdullah, 2013).
Keberadaan vegetasi perdu sangatlah
penting bagi kelangsungan hidup spesies Sumbangan terhadap Pembelajaran
kumbang tinja. Kumbang tinja memerlukan Biologi SMA
vegetasi perdu untuk aktivitas terbangnya Hasil penelitian jenis kumbang tinja
(Putri, 2014). Keberadaan vegetasi yang (Scarabaeidae) pada tinja sapi di kawasan
berlimpah sangat berperan dalam menjaga hutan konservasi Bukit Mangkol Kepulauan
suhu dan kelembaban sehingga Bangka Belitung ini dapat dijadikan sebagai
memungkinkan kelembaban tubuh kumbang sumber belajar Biologi pada materi
dan tinja (yang merupakan makanan utama Keanekaragaman Hayati di kelas X Sekolah
kumbang tersebut) tidak cepat kering. Selain Menengah Atas pada KD 3.2 yaitu
itu, suhu yang tinggi serta kelembaban yang Menganalisis berbagai tingkat
rendah menyebabkan tinja menjadi lebih keanekaragaman hayati di Indonesia beserta
cepat kering dan menurunkan kualitas tinja ancaman dan pelestariannya beserta
(Malina, 2018). ancaman dan pelestariannya. Sumbangan
Berdasarkan hasil analisis didapatkan penelitian ini dibuat dalam bentuk perangkat
nilai indeks keanekaragaman komunitas pembelajaran, seperti silabus, RPP, Lembar
sebesar 1, 93, indeks kekayaan jenis sebesar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Booklet.
1, 62 dan indeks kemerataan jenis 0, 93. LKPD sebagai salah satu sumber belajar
Oleh karena itu, keanekaragaman komunitas bagi peserta didik harus memenuhi kriteria-
kumbang tinja di kawasan hutan konservasi kriteria dalam pembuatannya agar dapat
Bukit Mangkol tergolong sedang, dengan digunakan. LKPD divalidasi oleh dua orang
kekayaan jenis kumbang tinja yang rendah validator, yaitu satu orang dosen FKIP
dan kemerataan jenis yang merata tanpa ada Biologi Universitas Sriwijaya sebagai ahli
dominansi salah satu jenis kumbang tinja. satu, dan satu orang guru biologi kelas X
Nilai indeks keanekaragaman komunitas SMA Negeri 5 Palembang sebagai ahli dua.
yang rendah menunjukkan keanekaragaman Lembar validasi LKPD terdiri dari 13 poin
jenis yang rendah. Sebaliknya, apabila nilai kriteria yang terdiri dari tiga kategori.
indeks keanekaragaman komunitas yang Penilaian dilakukan dengan cara memberi
tinggi menunjukkan tingkat tanda centang pada pernyataan setuju atau
keanekaragaman komunitas yang tinggi. tidak setuju. Ahli satu dan dua memberikan
Nilai indeks kekayaan jenis yang rendah, centang pada semua pernyataan setuju
menunjukkan bahwa tingkat kekayaan jenis sehingga masing-masing poin dari kedua
yang rendah. Sebaliknya apabila nilai indeks ahli adalah 13. Jumlah poin tersebut
kekayaan jenis tinggi menunjukkan tingkat dihitung menggunakan rumus koefisien
kekayaan jenis yang tinggi. Nilai indeks Kappa dan didapatkan hasil K=1 dengan
kemerataan yang tinggi menunjukkan interpretasi sempurna. LKPD ini berarti
kelimpahan jenis individu yang merata, telah valid dan dapat digunakan oleh peserta

Page | 83
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
didik sebagai media pembelajaran Biologi laboratorium Indralaya dan Palembang,
materi keanekaragaman hayati. Budi Eko Wahyudi, S.Pd. dan Novran
Kesuma, S.Pd. Terima kasih atas masukan
SIMPULAN dan sarannya untuk penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan di kawasan hutan konservasi REFERENSI
Bukit Mangkol Kepulauan Bangka Belitung Andresen, E. (2003). Effect of forest fragmentation
ditemukan delapan jenis kumbang tinja yang on dung beetle communities and functional
consequences for plant regeneration.
tergolong ke dalam dua tribus, dua subfamili Ecography 26(1): 87-97.
dan 76 individu. Jenis kumbang tinja yang Arnett, Ross H., & Thomas, M. C. (2002).
ditemukan antara lain Onthophagus gazella, AMERICAN BEETLES, Polyphaga:
O. polyphemi, O. productus, O. sp.1, O. Scarabaeoidea through Curculionoidea.
sp.2, O.sp.3, O.sp.4 dan Serica sp.1. Florida: CRC Press LCC.
Borror, D.J., C.A. Triplehorn, and N.F. Johnson.
Karakteristik morfologi kumbang tinja (1989). Introduction to the Study of Insects.
pada penelitian ini memberikan gambaran 7th edition. New York: Saunders College
umum struktur morfologi dan taksonomi Publishing.
kumbang tinja dari dua subfamili, Gullan, Penny J., Peter S.Cranston. (2010). The-
Scarabaeinae dan Melolonthinae. Subfamili Insect: An Outline of Entomology. 4th
edition. USA: Wiley-Blackwell.
Scarabaeinae memiliki bentuk kepala Hashimoto, Y. dan H. Rahman. (2003). Inventory &
setengah lingkaran yang kadang memiliki Collection Total Protocol for Understanding
sudut tegas, pronotum dan klipeus terkadang of Biodiversity. Research and Education
dilengkapi tanduk (tuberkel) serta bentuk Component BBCE Programme. Sabah.
dan ukuran kaki yang berbeda, umumnya Malina, V. C. (2018). Spesies Kumbang Kotoran
(Coleoptera: Scarabaeidae) di Taman
kaki bagian belakang yang paling panjang Nasional Gunung Palung Kalimantan
(femur, tibia dan tarsus). Subfamili Barat.Protobiont, 7(2):47–54.
Melolonthinae memiliki bentuk kepala Priyono, B., & Abdullah, M. (2013).
setengah lingkaran tanpa sudut tegas, Keanekaragaman jenis kupu-kupu di Taman
pronotum dan klipeus tidak memiliki tanduk Kehati UNNES. Biosaintifika: Journal of
Biology & Biology Education, 5(2), 100-
(tuberkel) serta bentuk dan ukuran kaki 105.
yang berbeda, umumnya kaki bagian tengah Puker, Anderson. (2013). Dung Beetles (Coleoptera:
yang paling panjang (femur, tibia dan Scarabaeidae) Attracted to Dung of the
tarsus). Largest Herbivorous Rodent on Earth: A
Berdasarkan hasil analisis didapatkan Comparison with Human Feces.
Environmental Entomology, 42(6): 1218-
nilai indeks keanekaragaman komunitas 1225.
sebesar 1, 93, indeks kekayaan jenis sebesar Putri, Rahmatika. (2014). Jenis-Jenis Kumbang Tinja
1, 62 dan indeks kemerataan jenis 0, 93. (Coleoptera: Scarabaeidae) di Kawasan
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka Cagar Alam Lembah Harau, Sumatera
keanekaragaman komunitas kumbang tinja Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas,
3(2): 135-140.
di Kawasan Hutan Konservasi Bukit Resh, Vincent H., Ring, T.Cardé. (2009).
Mangkol tergolong sedang, dengan Encyclopedia of Insects. 2nd edition. USA:
kekayaan jenis kumbang tinja yang rendah Academic Press.
dan kemerataan jenis yang merata tanpa ada Sari, Indah Yuliana. (2015). Jenis-Jenis Kumbang
dominansi salah satu jenis kumbang tinja. Tinja (Coleoptera: Scarabaeidae) di Hutan
Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB)
Universitas Andalas, Padang. Jurnal Biologi
ACKNOWLEDGEMENTS Universitas Andalas, 4(3): 193-199.
(PENGHARGAAN) Shahabuddin. (2005). Penelitian Biodiversitas
Ucapan terima kasih disampaikan Serangga di Indonesia: Kumbang Tinja
kepada dosen pembimbing Dr. Riyanto, (Coleoptera: Scarabaeidae) dan Peran
Ekosistemnya. Biodiversitas, 6(2): 141-146.
M.Si, dan Dr. Adeng Slamet, M.Si. Kepala Thomas, M.L. (2001). Dung Beetle Benefits in the

Page | 84
(JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya
Vol. 7 No. 2, 2020
p-issn : 2355-7192; e-issn : 2613-9936
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
Pasture Ecosystem. NCAT Agriculture
Intern. www.attra.org/attra-
pub/PDF/dungbeetle.pdf.

Triplehorn, C. A., & Johnson, N. F. (2005). Borror


and delong’s introduction to the study of insects.
Brooks. Cole, Belmont, California, USA.

Page | 85

Anda mungkin juga menyukai