Anda di halaman 1dari 12

Penyusunan Panduan Identifikasi ....

(Hening Triandika R) 435

PENYUSUNAN PANDUAN IDENTIFIKASI SPESIES CAPUNG BERDASARKAN


PENELITIAN KEANEKARAGAMAN CAPUNG DI RAWA JOMBOR KLATEN

Compiling Dragonfly Species Guide Based On Dragonfly Diversity


In Jombor Swamp Research

Oleh : Hening Triandika Rachman1,4, Sukarni Hidayati, M.Si.2,4 , Triatmanto, M.Si.2,4,


1
Mahasiwa (12317244025) / Email: heningtriandika @gmail.com
2
Dosen Pembimbing I / Email: sukarni@uny.ac.id
3
Dosen Pembimbing II / Email: tribiola@yahoo.com
4
Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Karangmalang Yogyakarta 55281

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyusunan aplikasi, kualitas dan kelayakan media
Penyusunan Panduan Identifikasi Spesies Capung, Berdasarkan Penelitian Keanekaragaman Capung di
Rawa Jombor Klaten ditinjau dari aspek isi, tampilan, serta nilai fungsional sebagai alternatif sumber
belajar menurut penilaian pakar dan tanggapan siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Research and Development (R & D). Model yang digunakan dalam penelitian model ADD terbatas
(Analysis, Design, Development) mengacu Robert Maribe Branch, 2009. Penelitian dan
pengembangan sumber belajar biologi menghasilkan produk prototype sumber belajar berupa
Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies Capung. Hasil penelitian menunjukan proses dan produk
penelitian berpotensi sebagai bahan ajar dalam bentuk aplikasi panduan identifikasi capung. Kualitas
aplikasi panduan identifikasi capung berdasarkan hasil validasi oleh ahli media, ahli materi dan Guru
Biologi dikatakan berkualitas baik. Kelayakan aplikasi menurut ahli materi, ahli media, Guru Biologi
dan peserta didik, dikatakan kategori sangat baik.

Kata kunci : Panduan Identifikasi, Capung, Rawa Jombor

Abstract
This research aims to understand compiling process; the quality; and the properness of
Dragonfly Identification guide Based on Dragonfly Diversity in Jombor Swamp Research, observed
by content, display, also functional value as learning sources alternative, according to expert
judgements and students responses . This research kind is Research and Development (R&D).
Model that used in thi research is ADD limited (Analysis, Design, Development) according to Robert
Maribe Branch, 2009. Research and development of learning sources produce a prototype learning
sources which is Application Identification Guide of Dragonfly Species. The research result show
that process and product research potential as learning sources Application Identification Guide of
Dragonfly Species. Application quailty based on expert science and expert media assesment is good.
Application properness based on expert science, expert media assesment, biology teacher and
student is very good.

Keywords: Siam weed (Chromolaena odorata), Rhizosphere, Nematode comunity


436 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017

PENDAHULUAN terjun dan rawa sehingga dapat digunakan


Indonesia merupakan Negeri Mega sebagai bioindikator suatu perairan.
Biodiversitas yang memiliki tingkat Kondisi habitat perairan saat ini menemui
keragaman sangat tinggi dibanding negara banyak perubahan diakibatkan kegiatan
lainnya. Salah satu kemelimpahan manusia, baik secara langsung maupun
biodiversitas Indonesia yakni memiliki tidak langsung.
15% jumlah serangga yang ada di dunia. Habitat perairan yang mengalami
Serangga yang umum dijumpai di gangguan disebabkan manusia contohnya
Indonesia adalah Capung / Odonata. Di pada Rawa Jombor, Klaten. Rawa Jombor
Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari terletak di Desa Krakitan, Bayat, Klaten,
700 spesies capung, 142 spesies ditemukan Provinsi Jawa Tengah sekitar 45 Kilometer
di Pulau Jawa (Lieftinck. 1927). Capung dari Yogyakarta (Monografi Desa Krakitan
memiliki peranan penting bagi manusia , 2007;44). Rawa Jombor merupakan
karena merupakan salah satu bioindikator kawasan air tawar yang memiliki aliran air
untuk memantau kualitas air. Nimfa tenang, dulunya merupakan resapan air
capung tidak bisa hidup pada air yang alami yang berbentuk rawa. Rawa Jombor
tercemar atau yang tidak bervegetasi dimanfaatkan sebagai irigasi perkebunan
(Susanti, 1998: 24). Selain itu, capung juga tebu di sekitarnya, kemudian sebagian dari
berperan dalam bidang kesehatan maupun kawasan rawa tersebut dibangun tanggul
pertanian. Nimfa capung berperan sebagai yang bentuknya mengelilingi rawa hingga
pemangsa jentik-jentik nyamuk, sedangkan menjadi waduk seperti saat ini. Rawa
capung dewasa dikenal sebagai pengendali Jombor terbentang seluas 18.900 m2,
hama tanaman. Capung dewasa memangsa (Endri Priyanto, 2009: 1-2).
serangga lain seperti walang sangit dan Rawa Jombor mewakili beberapa tipe
ngengat (Mareyke Moningka, 2012: 91). habitat dalam satu wilayah yakni rawa,
Kehidupan capung sangat bergantung waduk, sawah, sungai, genangan air dan
pada kondisi suatu perairan, hal ini parit. Beragamnya jenis habitat ini menjadi
dikarenakan capung menghabiskan ekosistem yang potensial bagi
sebagian masa hidupnya dalam wujud perkembangbiakan capung dan nimfa.
nimfa yang hidup di dalam air. Nimfa Waduk Jombor menjadi induk
capung memiliki sensitivitas yang beragam penampungan air yang menampung
tiap – tiap spesiesnya, ada yang mampu seluruh aliran air masuk sehingga
hidup di sungai bersih, sungai kotor, mengandung berbagai jenis unsur cemaran
kolam, sawah, genangan air, waduk, air air, ditambah dalam waduk itu sendiri
Penyusunan Panduan Identifikasi ....(Hening Triandika R) 437

digunakan sebagai tambak ikan sehingga menumbuhkan rasa memiliki dan peduli
terjadi eutrofikasi dan ledakan populasi terhadap capung maupun makhluk lainnya.
enceng gondok yang hampir memenuhi Diharapkan siswa lebih mendalami materi
permukaan waduk. Adanya pencemaran mata pelajaran Biologi khususnya
air dan kegiatan manusia di sekitar habitat berkaitan dengan keanekaragaman hayati
perairan menjadi ancaman yang serius bagi melalui media belajar tersebut.
nimfa capung dalam jangka panjang, oleh Penyelenggaraan Kurikulum 2013 KD
karenanya perlu diperhatikan supaya 3.2, menuntut siswa untuk mampu
pengelolaan habitat perairan tidak menganalisis data hasil obervasi tentang
menyebabkan ancaman bagi organisme berbagai tingkat keanekaragaman hayati
yang hidup di perairan. (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
Berdasarkan penelitian Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman
Keanekaragaman Capung di beberapa tipe Lapangan di kelas X MAN Yogyakarta III
habitat perairan Rawa Jombor yang menunjukkan siswa kurang memahami
dilakukan oleh Tria Septiani Subagyo pada keanekaragaman khususnya gen dan jenis
bulan Februari sampai April 2016 ketika guru hanya menyampaikan contoh –
dihasilkan terdapat 30 spesies capung yang contoh dari buku saja terlebih jika guru
terdapat di kawasan Rawa Jombor, 2 tidak memberikan contoh lain yang dekat
spesies di antaranya tidak tertangkap dan mudah dipahami siswa. Miskonsepsi
namun teridentifikasi keberadaanya. peserta didik terbukti saat penilaian
Tingginya keanekaragaman capung di kognitif siswa cenderung salah ketika
kawasan yang terancam ini merupakan mendapati jenis soal analisis yang
potensi untuk pelestarian capung, salah objeknya belum pernah digunakan sebagai
satunya dengan jalan edukasi. Dalam contoh, sementara sejatinya soal tersebut
kehidupan siswa, capung adalah serangga memiliki konsep yang sama.
yang dekat karena mudah dijumpai dan Dalam mengatasi masalah
menarik bagi anak – anak. Potensi ketidakpahaman peserta didik dalam
kedekatan dengan objek belajar dan mendalami materi keanekaragaman hayati
peserta didik ini menjadikan capung layak dapat memanfaatkan berbagai media
digunakan sebagai alternatif sumber belajar yang didesain secara khusus. Cara
belajar. Melalui sumber belajar ini membuat sumber belajar dapat dilakukan
diharapkan siswa mengetahui bahwa Rawa dengan mengemas hasil penelitian yang
Jombor mempunyai keanekaragaman telah diidentifikasi proses dan produknya,
capung yang cukup tinggi, kemudian seleksi dan modifikasi hasil, serta
438 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017

penerapan dan pengembangan hasil dengan objek belajar mutlak diperlukan


penelitian sebagai sumber belajar (Suhardi. dalam belajar biologi.
2008: 3-17). Seorang guru adalah mediator antara
Umumnya guru sudah memberikan siswa dan objek belajar, sehingga dituntut
media dalam menunjang proses untuk bisa mengintegrasikan antara
pembelajaran, namun hal ini terkendala kegiatan belajar dengan fenomena yang
oleh ruang dan waktu yang tersedia. ada di lingkungan sekitar. Siswa dalam
Masalah ini dapat diatasi dengan mempelajari suatu objek dituntut untuk
menyusun suatu media pembelajaran yang aktif belajar melalui informasi-informasi
fleksibel dan dapat digunakan oleh siswa yang diperoleh dari lingkungan, sehingga
di mana dan kapan saja. Media siswa dapat memperoleh pemahaman yang
pembelajaran yang dibutuhkan adalah utuh serta mengubah sikap siswa ke arah
media yang menarik, padat dan mampu yang lebih baik dalam mehadapi objek dan
menjelaskan materi keanekaragaman fenomena di sekitarnya. Hanya saja
hayati secara detail yaitu dengan keterbatasan pengetahuan seorang guru
menyusun Aplikasi Panduan Identifikasi dan kurang pekanya siswa terhadap
Capung Rawa Jombor Klaten Sebagai fenomena di alam menjadikan kurang
Alternatif Sumber Belajar Materi optimalnya pemanfaatan fenomena alam
Keanekaragaman Hayati Untuk Siswa dalam pembelajaran biologi.
SMA Kelas X . Melalui Aplikasi Panduan Identifikasi
Belajar dengan mengahadapi Capung diharapkan siswa dapat
permasalahan nyata yang ada di terfasilitasi secara ruang dan waktu di
lingkungan sekitar akan lebih memberikan kelas serta memanfaatkan waktu di luar
pengalaman belajar yang bernilai. Djohar jam belajar untuk mendalami materi
(dalam Suratsih, 2010: 8) mengatakan, keanekaragaman hayati seehingga
proses belajar biologi merupakan pemahaman akan keanekaragaman hayati
perwujudan dari interaksi subjek didik dapat lebih mudah tercapai. Berdasarkan
(siswa) dengan objek yang terdiri dari latar belakang di atas, maka penulis
benda dan kejadian, serta proses dan melakukan penelitian dengan judul
produk. Suhardi (2012: 4) menambahkan “Penyusunan Panduan Identifikasi Spesies
bahwa hal tersebut menjadi alasan untuk Capung Berdasarkan Penelitian
tidak mengesampingkan peranan sumber Keanekaragaman Capung Di Rawa Jombor
belajar dan media belajar dalam proses Klaten”.
pembelajaran. Interaksi antara subjek didik
Penyusunan Panduan Identifikasi ....(Hening Triandika R) 439

didik. Instrumen yang digunakan dalam


penelitian ini adalah lembar penilaian ahli
materi, ahli media, guru, serta lembar angket
METODE PENELITIAN tanggapan siswa.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
dan pengambangan atau R&D (Research and Populasi dan Sampel Penelitian
Development). Pengembangan modul Populasi penelitian yaitu seluruh siswa
dilakukan menggunakan model desain kelas X di MAN Yogyakarta III. Sampel
ADDIE. ADDIE merupakan model desain penelitian ini yakni 12 siswa yang ikut serta
penelitian R&D yang meliputi 5 tahap atau dalam uji coba terbatas.
langkah pengembangan yaitu (Analysis,
Design, Development, Implementation dan Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Evaluation) mengacu pada Robert Branch Data dalam penelitian ini berupa data
2009. Tetapi penyusunan modul pengayaan penilaian kelayakan modul pengayaan oleh
yang dilakukan peneliti hanya menggunakan 3 ahli materi, ahli media, guru, dan peserta
tahap yakni Analysis, Design and didik. Instrumen yang digunakan dalam
Development. penelitian ini adalah lembar penilaian ahli
materi, ahli media, guru, serta lembar angket
Tempat dan Waktu Penelitian tanggapan siswa.
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2016
sampai dengan Bulan Februari 2017 di Teknik Analisis Data
FMIPA UNY dan Uji coba terbatas Data yang berupa penilaian kelayakan
dilaksanakan pada Januari 2017 di MAN modul pengayaan dianalisis secara deskriptif
Yogyakarta III. menggunakan perhitungan persentase
kemunculan masing-masing penilaian (Anas
Subjek Penelitian Sudjiono, 2008: 43). Kriteria yang digunbakan
Subjek penelitian ini adalah peserta dalam penilaian kelayakan modul adalah
didik kelas X MAN Yogyakarta III. sangat baik, baik, kurang dan sangat kurang.
Berikut adalah rumus untuk menghitung
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data persentase masing-masing kriteria penilaian:
Data dalam penelitian ini berupa data
penilaian kelayakan modul pengayaan oleh F kemunculan tiap kriteria
ahli materi, ahli media, guru, dan peserta % tiap kriteria = X 100 %
∑F seluruh kriteria
440 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017

Klasifikasi Capung; Panduan dalam


mengidentifikasi capung; Keanekaragaman
HASIL PENELITIAN capung di Rawa Jombor. Selama proses
Penelitian dimulai dengan tahap konsultasi diperoleh beberapa saran dan
Analisis yang terbagi menjadi : Analisis penilaian terhadap aplikasi yang
Potensi Hasil Penelitian Sebagai Sumber dikembangkan. Berikut adalah penilaian dosen
Belajar, Analisis Peserta Didik, Analisis ahli materi :
Kompetensi / Kurikulum, Analisis
Instruksional . Hasil analisis menyatakan data
primer dari penelitian keanekaragaman spesies Tabel 1. Hasil penilaian kebenaran konsep
capung di Rawa Jombor oleh Tria Septiani Aplikasi Panduan Pengamatan oleh ahli materi
Subagyo berpotensi dan sesuai dengan Ahli Materi Persentase Penilaian
kebenaran konsep
tuntutan kurikulum 2013. Benar Salah
Tahap kedua adalah Desain, yang terbagi 1. Triatmanto, 94,79 % 5,21 %
M.Si
menjadi : Penyusunan Kerangka Aplikasi, 2. Suhandoyo, 90.62 % 9,38 %
M.Si
Penyusunan Materi Dalam Aplikasi,
3. Diagal 90.62 % 9,38 %
Penyusunan Sistematika Produk, Pembuatan Wisnu P, S.Si
Rata – rata 92,01 % 7,99 %
Skenario, Tombol Fungsi Dan Story Board,
Perancangan Alat Evaluasi. Tahap Desain Berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli
sudah menghasilkan sebuah prototype aplikasi dapat diketahui bahwa kriteria benar
panduan pengamatan capung. Aplikasi yang kemunculan terbanyak yakni 92,01 %,
dihasilkan diteliti kualitas dan kelayakanya sedangkan kriteria salah memiliki frekuensi
melalui serangkaian validasi dan uji coba kemunculan sebesar 7,99 %. Artinya kriteria
terbatas pada tahap selanjutnya. benar menjadi modus dalam penelitian ini.
Tahap ke tiga adalah validasi dari Ahli Sehingga konserp dalam aplikasi ini secara
Materi, Ahli Media, Guru Biologi dan Siswa. umum sudah sesuai dengan referensi.
Penilaian oleh dosen ahli materi ditinjau dari Beberapa konsep yang belum sesuai dengan
aspek kebenaran konsep yang dilakukan referensi diperbaiki sesuai saran dari ahli
melalui konsultasi selama proses penyusunan materi.
modul. Melalui proses konsultasi kepada Penilaian oleh dosen ahli media ditinjau
dosen ahli materi, kemudian aplikasi panduan dari empat aspek yaitu: aspek materi, aspek
pengamatan capung disusun dengna memuat penyajian, aspek desain dan aspek bahasa.
materi. Antara lain: Keanekaragaman Selama proses konsultasi diperoleh beberapa
(gen,spesies,ekosistem) khususnya capung;
Penyusunan Panduan Identifikasi ....(Hening Triandika R) 441

saran dan penilaian terhadap aplikasi yang perlu dilakukan perbaikan kembali sesuai
dikembangkan. Berikut adalah penilaian dosen masukan dan saran.
ahli media : Aplikasi yang telah divalidasi oleh ahli
media dan ahli materi kemudian di revisi.
Tabel 2. Hasil penilaian kelayakan
Aplikasi Panduan Pengamatan oleh ahli media Produk revisi ini kemudian di uji keterbacaan

Aspek Ahli Frekuensi


pada 3 orang Guru Biologi dan 12 orang
Penilaian Media Sudah Belum peserta didik kelas X semester di MAN
Baik Baik
Aspek 1 6 0 Yogyakarta III, Sleman. Hasil penilaian
Materi 2 6 0 kelayakan modul oleh guru biologi dan peserta
3 5 1
∑f 17 1 didik sebagai berikut :
% 94,44% 5,56% Tabel 3. Hasil Penilaian Guru Terhadap
Aspek 1 8 1 Aplikasi
Penyajian 2 7 2
3 7 2 Aspek Guru Frekuensi
∑f 22 5 Penilaian Sudah Belum
% 81,48% 18,52% Baik Baik
Aspek 1 14 0 Aspek 1 6 0
Desain 2 13 1 Materi 2 6 0
3 11 3 3 4 2
∑f 38 4 ∑f 16 2
% 90,48% 9,52%
% 88,88 11,12
Aspek 1 10 1
Bahasa 2 11 0 Aspek 1 9 0
3 8 3 Penyajian 2 8 1
∑f 29 4 3 6 3
% 87,88% 12,12% ∑f 23 4
Total Frekuensi Tiap 106 14
Aspek % 85,18 14,82
Rata-rata Persentase 88,57% 11,43% Aspek 1 12 2
Keterangan : Desain 2 14 0
Ahli Media 1. Handziko Christy, M.Pd 3 1 13
Ahli Media 2. Ciptono M.Si ∑f 39 3
Ahli Media 3. Yuni Wibowo M.Pd
% 92,85 7,15
Persentase penilaian aplikasi panduan Aspek 1 9 0
Bahasa 2 9 0
pengamatan capung secara keseluruhan
3 7 2
ditinjau dari aspek materi, aspek penyajian, ∑f 25 2
aspek desain dan aspek bahasa sebesar 88,57% % 92,59 7,41
dikatakan sudah baik dan 11,43% dikatakan Total Frekuensi Tiap 103 11
belum baik oleh alhi media sehingga masih Aspek
Rata-rata Persentase 90,35 9,65
Keterangan :
442 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017

Guru Biologi 1. Rini Utami, S.Pd Hasil penilaian aspek materi oleh Guru
Guru Biologi 2. Siti Mahmudah, S.Pd
Biologi menunjukkan bahwa persentase aspek
Guru Biologi 3. Siti Nur Rochmah, S.Pd, MA
penyajian desain sebesar 92,59% sudah baik
Penilaian oleh guru biologi di tinjau dari dan 7,41% dikatakan belum baik oleh Guru
empat aspek utama, yaitu aspek materi, aspek Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa secara
penyajian, aspek desain dan aspek bahasa. umum aplikasi ini sudah baik karena modus
Berikut adalah hasil penilaian guru terhadap dengan persentase baik jauh lebih tinggi.
aplikasi panduan pengamatan capung: Persentase penilaian aplikasi panduan
pengamatan capung secara keseluruhan
(1) Aspek Materi
ditinjau dari aspek materi, aspek penyajian,
Hasil penilaian aspek materi oleh Guru
aspek desain dan aspek bahasa sebesar 90,35
Biologi menunjukkan bahwa persentase aspek
%dikatakan sudah baik dan 9,65% dikatakan
materi sebesar 88,88% sudah baik dan
belum baik oleh Guru Biologi.
11,12% dikatakan belum baik oleh guru
Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi
Tanggapan peserta didik terhadap
ini sudah baik karena modus dengan
kelayakan modul pengayaan ini dilakukan
persentase baik jauh lebih tinggi.
oleh 12 peserta didik kelas X MAN
(2) Aspek Penyajian
Yogyakarta III. Berikut adalah hasil penilaian
Hasil penilaian aspek penyajian oleh Guru
kelayakan modul oleh peserta didik :
Biologi menunjukkan bahwa persentase aspek
Tabel 4. Hasil tanggapan peserta didik
penyajian materi sebesar 85,18% sudah baik
terhadap kelayakan aplikasi
dan 14,82% dikatakan belum baik oleh Guru
Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa secara
Persentase Kriteria Penilaian
umum aplikasi ini sudah baik karena modus Aspek Kelayakan
dengan persentase baik jauh lebih tinggi. penilaian Sangat Kurang Tidak
Setuju
setuju setuju setuju
(3) Aspek Desain Aspek 47,92 % 47,92 % 4,16 % 0,00 %
Hasil penilaian aspek materi oleh Guru Penyajian
Aspek 38,89 % 58,32 % 2,79 % 0,00 %
Biologi menunjukkan bahwa persentase aspek Bahasa
penyajian desain sebesar 92,85% sudah baik Aspek 75,00 % 25,00 % 0,00 %
Pelaksanaan 0,00 %
dan 7,15% dikatakan belum baik oleh Guru Aspek 33,33 % 58,33 % 8,34 % 0,00 %
Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa secara Kemandirian
Aspek 51,67 % 48,33 % 0,00 %
umum aplikasi ini sudah baik karena modus Manfaat 0,00 %
dengan persentase baik jauh lebih tinggi. Rata-Rata
Persentase 49,36% 47,58% 3,06% 0,00%
(4) Aspek Bahasa
Penyusunan Panduan Identifikasi ....(Hening Triandika R) 443

(1) Aspek Kelayakan Penyajian 0,00 % dikatakan tidak setuju. Hasil tersebut
Hasil tanggapan peserta didik terhadap menunjukkan bahwa sangat setuju merupakan
aspek kelayakan isi pada aplikasi panduan modus dalam tanggapan peserta didik karena
pengamatan capung ini menunjukkanbahwa mempunyai frekuensi kemunculan paling
persentase kelayakan penyajian sebesar 47,92 banyak. Disimpulkan kelayakan aplikasi ini
% dikatakan sangat setuju, 47,92 % dikatakan sangat baik menurut peserta didik.
setuju, 4,16 % dikatakan kurang setuju, dan (4) Aspek Kelayakan Kemandirian
0,00 % dikatakan tidak setuju. Hasil tersebut Hasil tanggapan peserta didik terhadap
menunjukkan bahwa sangat setuju merupakan aspek Kelayakan Kemandirian pada aplikasi
modus dalam tanggapan peserta didik karena panduan pengamatan capung ini menunjukkan
mempunyai frekuensi kemunculan paling bahwa persentase kelayakan Kemandirian
banyak. Disimpulkan kelayakan aplikasi ini sebesar 33,33 % dikatakan sangat setuju,
sangat baik menurut peserta didik. 58,33 % dikatakan setuju, 8,34 % dikatakan
(2) Aspek Kelayakan Bahasa kurang setuju, dan 0,00 % dikatakan tidak
Hasil tanggapan peserta didik terhadap setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
aspek Kelayakan Bahasa pada aplikasi setuju merupakan modus dalam tanggapan
panduan pengamatan capung ini menunjukkan peserta didik karena mempunyai frekuensi
bahwa persentase kelayakan bahasa sebesar kemunculan paling banyak. Disimpulkan
38,89 % dikatakan sangat setuju, 58,32 % kelayakan aplikasi ini baik menurut peserta
dikatakan setuju, 2,79 % dikatakan kurang didik.
setuju, dan 0,00 % dikatakan tidak setuju. (5) Aspek Kelayakan Manfaat
Hasil tersebut menunjukkan bahwa setuju Hasil tanggapan peserta didik terhadap
merupakan modus dalam tanggapan peserta aspek Kelayakan Kemandirian pada aplikasi
didik karena mempunyai frekuensi panduan pengamatan capung ini menunjukkan
kemunculan paling banyak. Disimpulkan bahwa persentase kelayakan Kemandirian
kelayakan aplikasi ini baik menurut peserta sebesar 51,67 % dikatakan sangat setuju,
didik. 48,33 % dikatakan setuju, 0,00% dikatakan
(3) Aspek Kelayakan Pelaksanaan kurang setuju, dan 0,00 % dikatakan tidak
Hasil tanggapan peserta didik terhadap setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
aspek Kelayakan Pelaksanaan pada aplikasi sangat setuju merupakan modus dalam
panduan pengamatan capung ini menunjukkan tanggapan peserta didik karena mempunyai
bahwa persentase kelayakan bahasa sebesar 75 frekuensi kemunculan paling banyak.
% dikatakan sangat setuju, 25 % dikatakan Disimpulkan kelayakan aplikasi ini baik
setuju, 0,00 % dikatakan kurang setuju, dan menurut peserta didik.
444 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017

1. Penyusunan Aplikasi Panduan Identifikasi


Persentase tanggapan peserta didik MAN Spesies Capung dilakukan melalui
Yogyakarta III terhadap kelayakan aplikasi penelitian Research and Development
panduang pengamatan capung secara (RnD)dengan model Analysis, Design,
keseluruhan ditinjau dari 4 aspek adalah Development (ADD) terbatas.
sebagai berikut : sebesar 49,36% dikatakan 2. Penilaian Aplikasi yang telah dilakukan
sangat setuju, 47,58% dikatakan setuju, oleh dosen dan ahli, menyatakan Panduan
3,06% dikatakan kurang setuju, dan 0,00% Identifikasi Spesies Capung Sebagai
dikatakan tidak setuju. Hasil ini menunjukkan Alternatif Sumber Belajar Berdasarkan
bahwa aplikasi panduan pengamatan capung Penelitian Keanekaragaman Capung di
ini secara keseluruhan memiliki kelayakan Rawa Jombor untuk siswa kelas X SMA
sangata baik untuk digunakan. berkualitas baik.
3. Penilaian aplikasi yang telah dilakukan
Masukan dan saran yang diberikan oleh oleh dosen, ahli dan Guru Biologi,
guru dan peserta didik dijadikan dasar untuk menyatakan Aplikasi Panduan Identifikasi
revisi panduan belajar sebagai revisi akhir Spesies Capung Sebagai Alternatif Sumber
sehingga didapatkan produk akhir berupa Belajar Berdasarkan Penelitian
Aplikasi Panduan Pengamatan Capung untuk Keanekaragaman Capung di Rawa Jombor
mempelajari materi keanekaragaan hayati layak digunakan untuk siswa kelas X
Indonesia bagi peserta didik kelas SMA kelas SMA.
X. Salah satu revisi media yakni
menambahkan menu panduan identifikasi DAFTAR PUSTAKA
capung, sehingga pengguna mengetahui cara A.G. Orr. 2005. A Pocket Guide Dragonflies
of Peninsular Malaysia and Singpore.
mengidentifikasi capung mulai dari yang
Kinabalu, Malaysia : Natural History
sederhana seperti teknik menangkap capung Publications (Borneo) Sdn. Bhd.
hingga langkah yang rumit seperti
Akbar Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat
mengidentifikasi. Hasil dari revisi akhir ini Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
adalah Aplikasi Panduan Pengamatan Capung Brata, Dan dan Ales Dolny . 2013.
yang diharapkan sudah berkualitas baik dan Dragonflies of Sungai Wain: Ecological
Field Guide to the Odonata of Lowland
layak digunakan. Mixed Dipterocarp Forest of Southeastern
Kalimantan. Republik Ceko : Taita
Publishers.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Bun, Hung Tang., Wang Luan Kang., dan
Matti Hamalainen. 2010. A Photographic
ini adalah :
Penyusunan Panduan Identifikasi ....(Hening Triandika R) 445

Guide to The Dragonflies of Singapore. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional


Singapore : National University of Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Singapore. Menyenangkan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Dewi, Padmo. 2004. Peningkatan Kalitas
Belajar Melalui Teknologi Pembelajaran.
Jakarta : Pusat Teknologi Komunikasi dan Prawoto. 1992. Pemanfaatan Sumber Belajar
Informasi. Melalui Usaha Simplifikasi dan
Manipulasi. Makalah Lokakarya
Djohar. 1987. Peningkatan Proses Belajar Pengabdian Masyarakat. Yogyakarta:
Sains Melalui Pemanfaatan Sumber IKIP Yogyakarta.
Belajar. Yogyakarta : IKIP.
Rahardi, Wahyu Sigit. 2013. Naga Terbang
Wendit. Malang: Indonesia Dragonfly
Nusa Putra. 2015. Research & Development, Society.
Penelitian dan Pengembangan : Suatu
Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Redaksi Ensiklopedi Indonesia. 1989. Redaksi
Persada. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: PT
Intermassa.
Mappa, Syamsu dan Basleman, Anisa. 1994.
Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Rustaman, Nuryani Y. 2005. Strategi Belajar
PPPMTK Dirjen DIKTI, Depdikbud. Mengajar Biologi. Yogyakarta : JICA.

Mareyke, Moningka. 2012. Keanekaragaman Shanti Susanti. 1998. Seri Panduan


Jenis Musuh Alami Pada Serangga Hama Lapangan: Mengenal Capung. Bogor :
Padi Sawah di Kabupaten Minahasa Puslitbang Biologi LIPI.
Selatan. Jurnal Eugenia Volume 18 No.
2. Fakultas Pertanian UNSTRAT Manado. Silsby, Jill. 2001. Dragonflies of The World.
Washington DC : National History
Mark Klym Dan Mike Quin, 2003. Museum.
Introduction To Dragonflies And
Damselflies Watching. Texas: Texas Siti Nurul indah Hidayah. 2008.
Parks And Wildife Departement. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung
(Ordo Odonata) di Kebun Raya Bogor.
Martono, Kurniawan Teguh. 2014. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Implementation Of Android Based Mobile Speight, Martin S., Mark D. Hunter., Allan D.
Learning Application As A Flexible Watt. 2008. Ecology of Insect: Concepts
Learning Media. International Journal of and Applications Second Edition. Oxford,
Computer Science Issues, Vol. 11, Issue UK : Wiley-BlackWell.
3, No 1. Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Semarang. Subagyo, Tria Septiani. 2016.
Keanekaragaman Odonata (Capung) Di
Melati Ferianita Fachrul. 2007. Metode Kawasan Rowo Jombor, Klaten, Jawa
Sampling Bioekologi. Jakarta : PT. Bumi Tengah. Skripsi. Universitas Negeri
Aksara. Yogyakarta.

Michael. J. Samways. 2008. Dragonflies and Sudarwadi., Indri Hendarwati., dan Tris Haris
Damselflies of South Africa. Sofia- Ramadhan. 2012. Fluktuasi Populasi Kutu
Moscow : Pensoft. Daun Toxoptera citricidus (Kirkaldy)
446 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017

Pada Tanaman Jeruk Siam. Pontianak :


Universitas Tanjung Pura.

Sudjoko. 1984. Membantu Siswa Belajar IPA.


Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.

Suhara. 2014. Modifikasi Bentuk Kaki, Sayap,


dab Antena Serangga. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi Universitas
Pendidikan Indonesia.

Suhardi. 2007. Pengembangan Sumber


Belajar Biologi. Yogyakarta : FMIPA
UNY.

Suratsih. 2010. Pengembangan Modul


Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi
Lokal dalam Kerangka Implementasi
KTSP SMA di Yogyakarta. Laporan
Penelitian. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

Suryadarma, I.G.P. 1997. Biologi Umum.


Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suryadarma, I.G.P. 2013. Usul Penelitian


Hibah Pasca Grand Design Edutourism
Terintegrasi Karakter Berbasis Potensi
Lokal dalam rangka Aktualisasi DIY
sebagai Kota Pendidikan, Wisata, dan
Budaya Menyongsong Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Tabah Heksanto. 2013. Spot Mancing


Potensial di Jogja. Diunduh dari
http://Pengenmancing.blogspot.com/2013/
07/spot-mancing-potensial-di-jogja.html
pada tanggal 13 september 2014.

Wardana, Prajawan Kusuma. 2016.


Keanekaragaman Capung Di Jogja
Adventure Zone Sebagai Bahan
Penyusunan LKS Keanekaragaman
Hayati Bagi Siswa Kelas X SMA.Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Wuryadi. 1971. IPA Sebagai Alat Pendidikan.


Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai