OLEH :
Nama : Erni Rahayu
Nim : A1C420014
Kelas : Reguler C / R-003
A. Latar Belakang
Konservasi Sumber daya alam hayati merupakan pemanfaatan yang dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya, dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas serta kuantitas keanekaragam dan nilainya. Populasi rusa di alam
mengalami penurunan karena adanya perburuan liar yang tidak terkendali dan rusaknya
habitat. Menghindari kepunahan dan sekaligus memanfaatkan rusa secara optimal dan
berkelanjutan dapat dilakukan kegiatan konservasi melalui penangkaran di luar habitat
aslinya (konservasi ex-situ). Indonesia dikenal empat jenis rusa yang dikategorikan
sebagai satwa langka sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan, yaitu rusa jawa atau rusa
timor (Cervus timorensis), rusa sambar (Cervus unicolor), rusa bawean (Axis kulhi), dan
rusa totol (Axis axis).
Model penangkaran jenis satwa liar dapat diterapkan di berbagai daerah. Studi ini
dititik beratkan pada dua aspek kegiatan utama, yaitu kondisi populasi dan habitat rusa.
Populasi rusa yang hidup di zona rusa perlu dibatasi sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Di sisi lain terdapat jenis satwaliar lain di zona rusa yang harus juga
diperhitungkan dari segi daya dukung lingkungannya. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisis berapa jumlah ideal populasi rusa agar mereka dapat hidup secara wajar dan
sejahtera sesuai dengan daya dukung lingkungannya.
B. Tujuan
Untuk menentukan populasi dan kondisi habitat sebagai dasar pengelolaan berbagai
macam rusa yang terancam punah.
C. Manfaat
penelitian ini dipandang penting dan menarik untuk dilakukan dalam mengetahui populasi
rusa dan upaya pengelolaan pengembangan penangkaran rusa.
BAB II
ISI
P-ISSN : 1411-9447
E-ISS :2686-4894
Accred : Sinta 4
Email : agummuladi77@gmail.com
Publikasi : Ekologi
Website : https://journal.unpak.ac.id/index.php/ekologia
Jurnal 2
Accred : Sinta 4
Jurnal 3
Accred : Sinta 4
Email : Feraharahap@gmail.com
Adapun hasil identifikasi, klasifikasi, penghitungan bobot faktor internal dan faktor
eksternal pengembangan sanctuaryrusa timor di TWA Gunung Tunak berdasarkan kondisi di
lapangan dan wawancara yang disajikan menggunakan maktriks SWOT. Faktor kekuatan
mendapat total 4,40 dan faktor kelemahan memiliki total 1,81. Sedangkan faktor peluang
memiliki total 2,75 dan faktor ancaman memiliki total 1,55. Keempat faktor tersebut
memiliki selisih yang tidak berbeda jauh namun demikian faktor kekuatan perlu
dimaksimalkan agar faktor kelemahan dapat semakin berkurang. Begitu pula dengan faktor
peluang perlu dimaksimalkan agar faktor ancaman berkurang sehingga proses
pengembangan sanctuary rusa timor TWA Gunung Tunak menjadi lebih terarah. Adapun
faktor kekuatan internalnya yaitu : anggaran jelas, SDM terpantau, lokasi aman, dan banyak
daya atraksi wisata. Faktor kelemahan internalnya yaitu : lahan pakan terbatas, biaya cost
tinggi untuk pakan, bukan profit orientit, dan akses menuju kawasan relatif rendah.
Sedangkan faktor peluang eksternalnya yaitu : Kerjasama penguatan fungsi dengan
Pertamina, Rilis setiap tahun, Penyedia indukan rusa, dan Keterlibatan kelompok masyarakat
‘Tunak Besopok” Dan faktor ancaman ekternal yaitu : danya predator (anjing liar), Akses
(jalan, sinyal), Rentan stress pada rusa timor, dan Interaksi pengunjung dengan rusa timor.
Analisis Populasi Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol (Axis axis)
DI TAMAN MONAS JAKARTA
Populasi rusa yang hidup di zona rusa perlu dibatasi sesuai dengan daya dukung
lingkungannya Oleh karena itu perlu dilakukan analisis berapa jumlah ideal populasi rusa
agar mereka dapat hidup secara wajar dan sejahtera sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Jumlah total vegetasi pohon berdasarkan hasil observasi lapang sebanyak 795
pohon terdiri dari 41 jenis pohon. Jenis pohon yang mendominasi adalah kupu-kupu
(Bohemia sp), trembesi (Salmania saman), zaitun (Ficus sp), dan jeunjing (Albizia falcatoria).
Kondisi vegetasi yang berfungsi sebagai shelter, sangat rimbun dan telah dapat memenuhi
fungsinya sebagai tempat berlindung bagi populasi rusa dari terik matahari, terpaan.
Penghitungan tingkat mortalitas dihitung berdasarkan pembagian jumlah rusa yang mati
dalam satu periode dengan jumlah populasi rusa yang masih hidup. Kondisi saat ini jumlah
rumput yang tersedia sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan pakan sejumlah 73 individu
rusa. Karena daya dukung rumput di zona rusa tidak dapat memenuhi kebutuhan maka perlu
didatangkan tambahan rumput dari luar setiap hari untuk memenuhi kebutuhan pakan rusa
dan mencegah terjadinya kerusakan zona rumput akibat over populasi Untuk mengurangi
tingkat kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan rusa totol di Taman Monas
seyogyanya perlu ditanam vegetasi yang berfungsi meredam kebisingan yang berasal dari
arah jalan Merdeka Selatan.
Metode pengambilan data yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara.
Wawancara dilakukan kepada 2 unit manajemen pengelola TWA Gunung Tunak sebagai
responden dalam penelitian ini. Responden dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi strategi pengembangan sanctuary rusa timor di TWA Gunung Tunak. Sedangkan
data sekunder terdiri atas rencana pengelolaan dan pengembangan sanctuary rusa.
Analisis Populasi Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol (Axis axis)
DI TAMAN MONAS JAKARTA
Metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan studi literatur, wawancara, dan
pengamatan langsung di lapangan. Data-data hasil pengukuran dan pengamatan serta
wawancara, dianalisis dan dikaji secara deskriptif. Penghitungan populasi menggunakan
metode sensus, yaitu penghitungan total pada seluruh individu rusa di lokasi penelitian
Penghitungan distribusi kelas umur berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur (remaja,
dewasa, dan anak).
Studi Bio-Ekologi Rusa di Penangkaran Cinta Pesona Ladangku (CPL)
Kuala Bekala Sumatera Utara
Metode pengambilan data yang digunakan yaitu data recording, data kusioner,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tiga cara, yaitu studi
literatur, wawancara dan observasi langsung di lapangan. Metode yang digunakan dalam
penelitian berupa metode deskriptif dengan teknik studi kasus. Perbandingan sex ratio
dalam suatu kelas umur dan suatu populasi dalam suatu lokasi penangkaran.
D. Keunikan
Dengan menggunakan metode matriks SWOT kita dapat memahami apa yang
menjadi faktor internal dan eksternal dari sanctuary rusa timor di TWA Gunung Tunak.
Analisis Populasi Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol (Axis axis)
DI TAMAN MONAS JAKARTA
Dengan menggunakan metode Perbandingan sex ratio dalam suatu kelas umur dan
suatu populasi dalam suatu lokasi penangkaran dapat diketahui Kondisi habitat penangkaran
khususnya secara ex-situ dibuat menyerupai kondisi habitat satwa liar di temapat asalnya,
terkhusus satwa liar yang dilindungi.
E. Kesimpulan
Adapun hasil identifikasi, klasifikasi, penghitungan bobot faktor internal dan faktor
eksternal pengembangan sanctuaryrusa timor di TWA Gunung Tunak berdasarkan kondisi di
lapangan dan wawancara yang disajikan menggunakan maktriks SWOT. Faktor kekuatan
mendapat total 4,40 dan faktor kelemahan memiliki total 1,81. Sedangkan faktor peluang
memiliki total 2,75 dan faktor ancaman memiliki total 1,55. Faktor kelemahan internalnya
yaitu : lahan pakan terbatas, biaya cost tinggi untuk pakan, bukan profit orientit, dan akses
menuju kawasan relatif rendah. Sedangkan faktor peluang eksternalnya yaitu : Kerjasama
penguatan fungsi dengan Pertamina, Rilis setiap tahun, Penyedia indukan rusa, dan
Keterlibatan kelompok masyarakat ‘Tunak Besopok" Dan faktor ancaman ekternal yaitu :
danya predator , Akses , Rentan stress pada rusa timor, dan Interaksi pengunjung dengan rusa
timor.
Populasi rusa yang hidup di zona rusa perlu dibatasi sesuai dengan daya dukung
lingkungannya Oleh karena itu perlu dilakukan analisis berapa jumlah ideal populasi rusa
agar mereka dapat hidup secara wajar dan sejahtera sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Karena daya dukung rumput di zona rusa tidak dapat memenuhi kebutuhan
maka perlu didatangkan tambahan rumput dari luar setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
pakan rusa dan mencegah terjadinya kerusakan zona rumput akibat over populasi Untuk
mengurangi tingkat kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan rusa totol di Taman
Monas seyogyanya perlu ditanam vegetasi yang berfungsi meredam kebisingan yang berasal
dari arah jalan Merdeka Selatan. Penangkaran CPL masuk ke dalam kategori penangkaran
konservasi.
BAB III
PENUTUP
A. Refleksi Akhir Tugas
Nim : A1C420014
Email : ernirahayu084@gmail.com
Dosen Pengampu :
Refleksi
Pada lembar refleksi tugas ini dilakukan untuk beberapa hal berikut:
Pengalaman belajar yang didapatkan dalam membuat tugas riview jurnal yakni
terdapat interaksi kepada teman terkait pemilihan judul maupun topik yang akan di buat,
agar nanti nya ketika membuat riview tidak menemukan kesamaan dalam pembuatan
topik pada riview jurnal.
Melalui tugas review jurnal ini saya memperoleh pengalaman dalam pengembangan
diri yang mana saya harus menentukan topik yang relevan terkait 3 jurnal yang saling
berkaitan dan juga mengetahui cara mencari jurnal dalam websita sinta dalam
menyelesaikan tugas riview jurnal.
c. Pengembangan diri sebagai makhluk sosial
Pengembangan diri yaitu sebagai mahkluk sosial membutuhkan makhluk lain dalam
berinteraksi dimana dalam pengembangan diri ini berinteraksi dengan teman sejawat terkait
topik yang akan dibuat kemudian permasalahan topik riview yang dibuat dengan saling
memberikan ide dan pendapat untuk menyelesiakan tugas ini.
2. Membangun Pengetahuan
a. Kognitif
b. Afektif
Dalam segi afektif yaitu, dapat melatih kemampuan diri saya ketika akan membuat
riview jurnal dari segi minat dan semangat dalam pengerjaan tugas review jurnal tersebut.
c. Psikomotor