Anda di halaman 1dari 14

LITERATUR RIVIEW

MATA KULIAH EKOLOGI UMUM

OLEH :
Nama : Erni Rahayu
Nim : A1C420014
Kelas : Reguler C / R-003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konservasi Sumber daya alam hayati merupakan pemanfaatan yang dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya, dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas serta kuantitas keanekaragam dan nilainya. Populasi rusa di alam
mengalami penurunan karena adanya perburuan liar yang tidak terkendali dan rusaknya
habitat. Menghindari kepunahan dan sekaligus memanfaatkan rusa secara optimal dan
berkelanjutan dapat dilakukan kegiatan konservasi melalui penangkaran di luar habitat
aslinya (konservasi ex-situ). Indonesia dikenal empat jenis rusa yang dikategorikan
sebagai satwa langka sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan, yaitu rusa jawa atau rusa
timor (Cervus timorensis), rusa sambar (Cervus unicolor), rusa bawean (Axis kulhi), dan
rusa totol (Axis axis).

Pemanfaatan rusa sebagai jenis yang dilindungi telah dilakukan berdasarkan PP


Nomor 8 Tahun 1999 tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar. Rusa memiliki
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap variasi kondisi topografi hingga ketinggian
3000 mdpl dan terhadap beberapa tipe vegetasi. Rusa merupakan satwa liar yang
produktif dengan masa reproduksi 1,5-12 tahun dengan masa bunting antara 7,5-8,3 bulan
sehingga dapat melahirkan anak satu tahun satu ekor. Pertumbuhan populasi rusa akan
meningkat 50% pada penangkaran dengan sistem ranch. Penangkaran adalah upaya
perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar
dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Beberapa penangkaran masih
mengalami kesulitan dalam perawatannya, hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber
daya manusia dalam melakukan perawatan kandang satwa maupun kesehatannya, serta
manajemen penangkaran yang kurang baik.

Model penangkaran jenis satwa liar dapat diterapkan di berbagai daerah. Studi ini
dititik beratkan pada dua aspek kegiatan utama, yaitu kondisi populasi dan habitat rusa.
Populasi rusa yang hidup di zona rusa perlu dibatasi sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Di sisi lain terdapat jenis satwaliar lain di zona rusa yang harus juga
diperhitungkan dari segi daya dukung lingkungannya. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisis berapa jumlah ideal populasi rusa agar mereka dapat hidup secara wajar dan
sejahtera sesuai dengan daya dukung lingkungannya.

B. Tujuan

Untuk menentukan populasi dan kondisi habitat sebagai dasar pengelolaan berbagai
macam rusa yang terancam punah.

C. Manfaat

penelitian ini dipandang penting dan menarik untuk dilakukan dalam mengetahui populasi
rusa dan upaya pengelolaan pengembangan penangkaran rusa.
BAB II

ISI

A. Artikel Ilmiah Yang di Review


 Jurnal 1

EKOLOGI : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup

P-ISSN : 1411-9447

E-ISS :2686-4894

Judul : Strategi Pengembangan Sanctuary Rusa Timor (Rusa timorensis)


Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok Tengah

Accred : Sinta 4

Vol dan Hal : Vol. 22 (2), 2022: 44-57

Penulis : Lutfia Azizah dan Agum Muladi

Email : agummuladi77@gmail.com

Diterima : 12 Juni 2022

Disetujui : 31 Oktober 2022

Office : Muhammadiyah Mataram, Nusa Tenggara Barat

Prodi : Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Publikasi : Ekologi

Website : https://journal.unpak.ac.id/index.php/ekologia

 Jurnal 2

Judul : Analisis Populasi Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol


(Axis axis) DI TAMAN MONAS JAKARTA

Accred : Sinta 4

Vol dan Hal : Vol. XI (2), 2006 : 46-51


Penulis : Hasnawati, Hadi S Alikodra, Abdul Haris Mustari

Diterima : 10 Januari 2006

Disetujui : 9 April 2006

Office : Departemen KSH , Bogor

Prodi : Fakultas Kehutanan IPB, Program Magister, Profesi Konservasi


Biodiversitas Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor

Publikasi : Media Konservasi

 Jurnal 3

Judul : Studi Bio-Ekologi Rusa di Penangkaran Cinta Pesona Ladangku (CPL)


Kuala Bekala Sumatera Utara

Accred : Sinta 4

Penulis : Andika Fera Waty Harahap , Pindi Patana, Siti Latifah

Email : Feraharahap@gmail.com

Office : Universitas Sumatra Utara , Medan

Prodi : Kehutanan Fakultas Pertanian

B. Ringkasan Isi Artikel


 Strategi Pengembangan Sanctuary Rusa Timor (Rusa timorensis) Taman
Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok Tengah

Adapun hasil identifikasi, klasifikasi, penghitungan bobot faktor internal dan faktor
eksternal pengembangan sanctuaryrusa timor di TWA Gunung Tunak berdasarkan kondisi di
lapangan dan wawancara yang disajikan menggunakan maktriks SWOT. Faktor kekuatan
mendapat total 4,40 dan faktor kelemahan memiliki total 1,81. Sedangkan faktor peluang
memiliki total 2,75 dan faktor ancaman memiliki total 1,55. Keempat faktor tersebut
memiliki selisih yang tidak berbeda jauh namun demikian faktor kekuatan perlu
dimaksimalkan agar faktor kelemahan dapat semakin berkurang. Begitu pula dengan faktor
peluang perlu dimaksimalkan agar faktor ancaman berkurang sehingga proses
pengembangan sanctuary rusa timor TWA Gunung Tunak menjadi lebih terarah. Adapun
faktor kekuatan internalnya yaitu : anggaran jelas, SDM terpantau, lokasi aman, dan banyak
daya atraksi wisata. Faktor kelemahan internalnya yaitu : lahan pakan terbatas, biaya cost
tinggi untuk pakan, bukan profit orientit, dan akses menuju kawasan relatif rendah.
Sedangkan faktor peluang eksternalnya yaitu : Kerjasama penguatan fungsi dengan
Pertamina, Rilis setiap tahun, Penyedia indukan rusa, dan Keterlibatan kelompok masyarakat
‘Tunak Besopok” Dan faktor ancaman ekternal yaitu : danya predator (anjing liar), Akses
(jalan, sinyal), Rentan stress pada rusa timor, dan Interaksi pengunjung dengan rusa timor.

 Analisis Populasi Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol (Axis axis)
DI TAMAN MONAS JAKARTA

Populasi rusa yang hidup di zona rusa perlu dibatasi sesuai dengan daya dukung
lingkungannya Oleh karena itu perlu dilakukan analisis berapa jumlah ideal populasi rusa
agar mereka dapat hidup secara wajar dan sejahtera sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Jumlah total vegetasi pohon berdasarkan hasil observasi lapang sebanyak 795
pohon terdiri dari 41 jenis pohon. Jenis pohon yang mendominasi adalah kupu-kupu
(Bohemia sp), trembesi (Salmania saman), zaitun (Ficus sp), dan jeunjing (Albizia falcatoria).
Kondisi vegetasi yang berfungsi sebagai shelter, sangat rimbun dan telah dapat memenuhi
fungsinya sebagai tempat berlindung bagi populasi rusa dari terik matahari, terpaan.
Penghitungan tingkat mortalitas dihitung berdasarkan pembagian jumlah rusa yang mati
dalam satu periode dengan jumlah populasi rusa yang masih hidup. Kondisi saat ini jumlah
rumput yang tersedia sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan pakan sejumlah 73 individu
rusa. Karena daya dukung rumput di zona rusa tidak dapat memenuhi kebutuhan maka perlu
didatangkan tambahan rumput dari luar setiap hari untuk memenuhi kebutuhan pakan rusa
dan mencegah terjadinya kerusakan zona rumput akibat over populasi Untuk mengurangi
tingkat kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan rusa totol di Taman Monas
seyogyanya perlu ditanam vegetasi yang berfungsi meredam kebisingan yang berasal dari
arah jalan Merdeka Selatan.

 Studi Bio-Ekologi Rusa di Penangkaran Cinta Pesona Ladangku (CPL)


Kuala Bekala Sumatera Utara

Penangkaran CPL masuk ke dalam kategori penangkaran konservasi. Sistem


penangkaran yang digunakan oleh pengelolah adalah sistem semi intensif dengan model
kandang ranch yaitu rusa dilepas dalam areal terbuka yang sekelilingnya dipagari dimana
kebutuhan pakan rusa dari dalam penangkaran atau dari luar penangkaran erbandingan sex
ratio dalam suatu kelas umur dan suatu populasi dalam suatu lokasi penangkaran digunakan
perhitungan Piramida Populasi enangkaran CPL masuk ke dalam kategori penangkaran
konservasi.Sistem penangkaran yang digunakan oleh pengelolah adalah sistem semi intensif
dengan model kandang ranch yaitu rusa dilepas dalam areal terbuka yang sekelilingnya
dipagari dimana kebutuhan pakan rusa dari dalam penangkaran atau dari luar
penangkaran. perbandingan sex-ratio untuk jenis rusa sambar dan rusa bawean belum
memenuhi standar pedoman penangkaran rusa Pola kelahiran rusa sambar di penangkaran
CPL rata-rata terjadi pada bulan Juli dan September. Jenis tumbuhan hijau yang dimakan
rusa di penangkaran CPL berupa : daun cabe-cabe (Asystasia spp), maman ungu (Cleome
rutidospermae), rumput gegenjuran (Paspalum comersonii), daun asma (euphorbia hirta),
litlite (Borreria latifolia), dan rumput gajah (Oxonopus compressus). Secara fisik kondisi air
di penangkaran CPL terlihat jernih, segar dan baik diminum rusa.

C. Relevansi jenis/metode yang digunakan

 Strategi Pengembangan Sanctuary Rusa Timor (Rusa timorensis) Taman


Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok Tengah

Metode pengambilan data yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara.
Wawancara dilakukan kepada 2 unit manajemen pengelola TWA Gunung Tunak sebagai
responden dalam penelitian ini. Responden dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi strategi pengembangan sanctuary rusa timor di TWA Gunung Tunak. Sedangkan
data sekunder terdiri atas rencana pengelolaan dan pengembangan sanctuary rusa.

 Analisis Populasi Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol (Axis axis)
DI TAMAN MONAS JAKARTA

Metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan studi literatur, wawancara, dan
pengamatan langsung di lapangan. Data-data hasil pengukuran dan pengamatan serta
wawancara, dianalisis dan dikaji secara deskriptif. Penghitungan populasi menggunakan
metode sensus, yaitu penghitungan total pada seluruh individu rusa di lokasi penelitian
Penghitungan distribusi kelas umur berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur (remaja,
dewasa, dan anak).
 Studi Bio-Ekologi Rusa di Penangkaran Cinta Pesona Ladangku (CPL)
Kuala Bekala Sumatera Utara

Metode pengambilan data yang digunakan yaitu data recording, data kusioner,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tiga cara, yaitu studi
literatur, wawancara dan observasi langsung di lapangan. Metode yang digunakan dalam
penelitian berupa metode deskriptif dengan teknik studi kasus. Perbandingan sex ratio
dalam suatu kelas umur dan suatu populasi dalam suatu lokasi penangkaran.

D. Keunikan

 Strategi Pengembangan Sanctuary Rusa Timor (Rusa timorensis) Taman


Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok Tengah

Dengan menggunakan metode matriks SWOT kita dapat memahami apa yang
menjadi faktor internal dan eksternal dari sanctuary rusa timor di TWA Gunung Tunak.

 Analisis Populasi Habitat Sebagai Dasar Pengelolaan Rusa Totol (Axis axis)
DI TAMAN MONAS JAKARTA

Dengan menggunakan metode data primer dan data sekunder Penghitungan


pertumbuhan populasi dilakukan berdasarkan data populasi tahun-tahun sebelumnya dari
catatan petugas. dengan demikian jumlah populasi pada periode tersebut dapat di ketahui
berapa Penghitungan tingkat mortalitas dihitung berdasarkan pembagian jumlah rusa yang
mati dalam satu periode dengan jumlah populasi rusa yang masih hidup.

 Studi Bio-Ekologi Rusa di Penangkaran Cinta Pesona Ladangku (CPL)


Kuala Bekala Sumatera Utara

Dengan menggunakan metode Perbandingan sex ratio dalam suatu kelas umur dan
suatu populasi dalam suatu lokasi penangkaran dapat diketahui Kondisi habitat penangkaran
khususnya secara ex-situ dibuat menyerupai kondisi habitat satwa liar di temapat asalnya,
terkhusus satwa liar yang dilindungi.
E. Kesimpulan

Adapun hasil identifikasi, klasifikasi, penghitungan bobot faktor internal dan faktor
eksternal pengembangan sanctuaryrusa timor di TWA Gunung Tunak berdasarkan kondisi di
lapangan dan wawancara yang disajikan menggunakan maktriks SWOT. Faktor kekuatan
mendapat total 4,40 dan faktor kelemahan memiliki total 1,81. Sedangkan faktor peluang
memiliki total 2,75 dan faktor ancaman memiliki total 1,55. Faktor kelemahan internalnya
yaitu : lahan pakan terbatas, biaya cost tinggi untuk pakan, bukan profit orientit, dan akses
menuju kawasan relatif rendah. Sedangkan faktor peluang eksternalnya yaitu : Kerjasama
penguatan fungsi dengan Pertamina, Rilis setiap tahun, Penyedia indukan rusa, dan
Keterlibatan kelompok masyarakat ‘Tunak Besopok" Dan faktor ancaman ekternal yaitu :
danya predator , Akses , Rentan stress pada rusa timor, dan Interaksi pengunjung dengan rusa
timor.

Populasi rusa yang hidup di zona rusa perlu dibatasi sesuai dengan daya dukung
lingkungannya Oleh karena itu perlu dilakukan analisis berapa jumlah ideal populasi rusa
agar mereka dapat hidup secara wajar dan sejahtera sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Karena daya dukung rumput di zona rusa tidak dapat memenuhi kebutuhan
maka perlu didatangkan tambahan rumput dari luar setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
pakan rusa dan mencegah terjadinya kerusakan zona rumput akibat over populasi Untuk
mengurangi tingkat kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan rusa totol di Taman
Monas seyogyanya perlu ditanam vegetasi yang berfungsi meredam kebisingan yang berasal
dari arah jalan Merdeka Selatan. Penangkaran CPL masuk ke dalam kategori penangkaran
konservasi.
BAB III
PENUTUP
A. Refleksi Akhir Tugas

Nama : Erni Rahayu

Nim : A1C420014

Kelas : R-003 ( 2020)

Email : ernirahayu084@gmail.com

Mata Kuliah : Ekologi Umum

Dosen Pengampu :

1. Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D.


2. Dr. Agus Subagyo, S.Si., M.Si.
3. Winda Dwi Kartika, S.Si, M.Si.
4. Dian Arisandy Eka Putra Sembiring, M.Pd.

Refleksi

Pada lembar refleksi tugas ini dilakukan untuk beberapa hal berikut:

1. Pengalaman dalam belajar

a. Interaksi sesama teman

Pengalaman belajar yang didapatkan dalam membuat tugas riview jurnal yakni
terdapat interaksi kepada teman terkait pemilihan judul maupun topik yang akan di buat,
agar nanti nya ketika membuat riview tidak menemukan kesamaan dalam pembuatan
topik pada riview jurnal.

b. Pengembangan Diri sebagai Individu

Melalui tugas review jurnal ini saya memperoleh pengalaman dalam pengembangan
diri yang mana saya harus menentukan topik yang relevan terkait 3 jurnal yang saling
berkaitan dan juga mengetahui cara mencari jurnal dalam websita sinta dalam
menyelesaikan tugas riview jurnal.
c. Pengembangan diri sebagai makhluk sosial

Pengembangan diri yaitu sebagai mahkluk sosial membutuhkan makhluk lain dalam
berinteraksi dimana dalam pengembangan diri ini berinteraksi dengan teman sejawat terkait
topik yang akan dibuat kemudian permasalahan topik riview yang dibuat dengan saling
memberikan ide dan pendapat untuk menyelesiakan tugas ini.

2. Membangun Pengetahuan

a. Kognitif

Dalam pengetahuan secara kognitif, saya memperoleh pemahaman tentang topik


yang dibahas dalam jurnal yang saya pilih, yaitu tentang populasi dan penangkaran rusa di
berbagai daerah di indonesia. Kemudian dikembangkan secara kritis mengenai topik yang
dibahas.

b. Afektif

Dalam segi afektif yaitu, dapat melatih kemampuan diri saya ketika akan membuat
riview jurnal dari segi minat dan semangat dalam pengerjaan tugas review jurnal tersebut.

c. Psikomotor

Dalam segi psikomotor yaitu, dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan


dalam menulis, meriview dan menuangkan hasil pemikiran yang di dapatkan kemudian di
implementasikan dalam sebuah tulisan.
d. Metakognitif

Dalam segi metakognitif, tugas review jurnal memberikan pengembangan serta


pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun dan merencanakan kerangka maupun
strategi untuk bisa menyelesaikan tugas dengan menyusun kalimat dengan baik dan
efesien dan mudah dipahami bagi pembacaSehingga tugas ini mampu mengembangkan
metakognitif.
Lampiran Artikel

Anda mungkin juga menyukai