Anda di halaman 1dari 9

Journal Of Marine Research

Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Komposisi Dan Kelimpahan Plankton Di Perairan Kayome


Kepulauan Togean Sulawesi Tengah

Philipus Uli Basa Hutabarat*), Sri Redjeki, Retno Hartati


Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
024

Email : philipus.hutabarat@gmail.com

ABSTRAK

Plankton merupakan sekelompok organisme yang menyusun rantai dasar ekosistem perairan.
Plankton
lankton dapat dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui komposisi, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi
fitoplankton dan zooplankton di Perairan Kayome, Kepulauan Togean,, Sulawesi Tengah. Metode yang
digunakan dalam penelitian
enelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Pengambilan sampel dilakukan pada
tanggal 5-77 Oktober 2013 pada 5 stasiun yang berbeda yang merupakan kawasan penangkapan ikan
karang. Sampel fitoplankton diambil dengan cara pasif dengan menyaring 100 L air laut. lau Sampel
zooplankton diambil menggunakan metode aktif dengan menyaring air laut secara horisontal dan di
tarik perahu 100 m. Hasil penelitian menunjukkan fitoplankton ditemukan 2 kelas, yaitu
Bacillariophyceae (6 genera) dan Dinophyceae (1 genus). Kelimpahan han berkisar 8.000-22.000 sel/l,
genus yang sering ditemukan antara lain Chaetoceros, Pleurosigma, dan Ceratium. Indeks
keanekaragaman 0,377-1,386 (rendah-sedang), indeks keseragaman 0,544 544-1 (sedang-tinggi) dan
indeks dominansi 0-0,456 (tidak ada dominansi).
dominansi Zooplankton ditemukan 5 fila, yaitu Annelida (2
genera dari 1 kelas), Arthropoda (12 genera dari 2 kelas), Chaetoagnatha (1 genus dari 1 kelas),
Chordata (1 kelas), Mollusca (4 genera dari 2 kelas). Kelimpahan berkisar antara 309-796 ind./l,
genus yang paling sering ditemukan, yaitu Acartia dan Calanus.
Calanus. Indeks keanekaragaman 0,467-1,04
(rendah-sedang),), indeks keseragaman 0,337-0,541
0, (rendah-sedang)) dan indeks dominansi 0,459-
0,
0,663 (ada dominansi).

Kata Kunci : Fitoplankton, Zooplankton, Komposisi, Kelimpahan

ABSTRACT

Plankton is a group of organism that compose lowest chain of aquatic ecosystem. Plankton can
be divided into phytoplankton and zooplankton. Purpose of this study was to determine the
composition, abundance, diversity index, uniformity index, dominance index of phytoplankton and
zooplankton in the Kayome Waters, Togean Islands, Central Sulawesi. The method used is decriptive
exploratory. Sampling was conducted on October 5th-7th 2013 on 5 different stations, which are the
location of reef fishing. Phytoplankton samples were taken by using passive method by filtering 100
Liters of water. Zooplankton samples were taken by using active method by filtering water horizontally
and pull the boat 100 m.. Study results show phytoplankton found 2 classes of Bacillariophyceae (6
genera) and Dinophyceae (1 genus). Abundance values obtained ranged between 8000-22000
8 cells/L,
genus that found frequently are Chaetoceros, Pleurosigma, and Ceratium.
Ceratium. Diversity index of 0.377-
0.377
1.386 (low-medium),
medium), uniformity index of 0.544-1
0.544 (medium-high),
high), and dominance index of 0-0,456
0
(no dominance). Zooplankton found 5 phyla, which consist of Annelids ( 2 genera of 1 class),
Arthropods (12 genera of 2 classes), Chaetoagnatha (1 genus of 1 class), Chordate (1 class),
class) Molluscs
(4 genera of 2 classes). Abundance values ranged between 309-796
309 796 specimen/L. Diversity index of
0.467-1.04 (low-medium),, uniformity index of 0.337-0.541 (low-medium)) and dominance index i of
0.459-0.663
0.663 (existance of genus dominance).

Keywords : Phytoplankton , Zooplankton , Composition , Abundance

*)
Penulis penanggung jawab
447
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

PENDAHULUAN Plankton memiliki peran yang


Kepulauan Togean Kepulauan penting pada ekosistem perairan, yaitu
Togean adalah kawasan pulau-pulau
pulau kecil sebagai produsen primer dan sekunder.
yang terletak di Teluk Tomini, berada di Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
dalam Kabupaten Tojo Una--Una, Provinsi mengenai komposisi dan kelimpahan
Sulawesi Tengah.. Kepulauan Togean plankton di Perairan Kepulauan Togean,
mempunyai tujuh pulau utama yang Sulawesi Tengah.
membentang dari barat ke timur, yaitu Tujuan dari penelitian
pene ini adalah
Pulau Batudaka, Togean, Talakatoh, Una- Una untuk mengetahui komposisi, kelimpahan,
Una, Malenge, Walea Kodi, dan Walea indeks keanekaragaman, indeks
Bahi. Kepulauan Togean dikelilingi keseragaman, indeks dominansi
berbagai macam wilayah perairan, seperti fitoplankton dan zooplankton di Perairan
Perairan Kayome,, Pomangana, Malenge, Kayome, Kepulauan Togean, Sulawesi
dan lain sebagainya. Perairan Kepulauan Tengah.
Togean dimanfaatkan sebagai objek
wisata bahari, kawasan konservasi Materi dan Metode
maupun daerah penangkapan ikan atau Materi yang digunakan dalam
fishing ground ikan karang seperti penelitian
tian ini adalah plankton (fitoplankton
berbagai jenis ikan kerapu dan kakap dan zooplankton) yang diambil dari
(Sundjaya, 2008). Perairan Kayome,, Kepulauan Togean,
Plankton adalah sekelompok Sulawesi Tengah.
organisme mikroskopis yang hidup Metode yang digunakan adalah
melayang diperairan
iperairan dengan kemampuan deskriptif eksploratif,, yaitu penelitian yang
berenang yang rendah. (Astuti dan Satria, berusaha membuat pencandraan secara
2009). Plankton berperan sebagai sistemetis, faktual, l, dan akurat terhadap
makanan alami bagi organisme perairan.
perairan kejadian populasi tertentu pada suatu
Plankton dapat dibedakan menjadi wilayah tertentu (Suryabrata, 1992).
fitoplankton
plankton dan zooplankton (Nontji, Pengumpulanulan data dilakukan dengan
2008). sample survey y method,
method yaitu metode
Fitoplankton adalah tumbuhan pengumpulan data dengan cara mencatat
mikroskopis bersel tunggal yang hidup sebagian kecil dari populasi dan
terapung atau melayang di permukaan diharapkan dapat mengambarkan dari
maupun kolom air. Fitoplankton memiliki sifat keseluruhan populasi yang diselidiki
kandungan klorofil dalam selnya, sehingga (Suwignyo, 1976).
mampu melakukan fotosintesis. Lokasi
okasi pengambilan sampel
Fitoplankton merupakan komponen dasar ditentukan dengan metode purposive
penyusun rantai makanan di ekosistem sampling,, yaitu pemilihan sekelompok
perairan atau disebut juga produsen subjek didasarkan atas ciri-ciri
ciri yang sudah
primer. diketahui sebelumnya (Hadi, 1979). Lima
Zooplankton merupakan hewan
hewan- stasiun pengambilan sampel merupakan
hewan hidupnya mengap
mengapung atau daerah penangkapan ikan karang dan
melayang di dalam laut, sehingga disebut jalur lalu lintas perahu menuju kawasan
juga plankton hewani. Dalam rantai wisata bahari.
makanan,
anan, zooplankton memakan Stasiun I memiliki kedalaman 20–25 20
fitoplankton, sehingga berperan sebagai m dengan substrat berupa rubble
produsen sekunder. Zooplankton dapat (pecahan karang mati). Stasiun II
terbagi menjadi holoplankton (plankton memiliki kedalaman 20 – 25 m dengan
sejati) dan meroplankton (plankton substrat berupa rubble (pecahan karang
sementara). mati). Jarak Stasiun I dan II adalah 150
448
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

m. Stasiun III memiliki kedalaman 15–20


15 Jarak Stasiun IV dan V adalah 410 m.
m dengan substrat berupa karang masif. Stasiun V memiliki kedalaman 15–20
15 m
Jarak Stasiun II dan III adalah 294 m. dengan substrat berupa karang masif dan
Stasiun IV memiliki kedalaman 15–20
15 m pasir (Gambar 1).
dengann substrat berupa pasir berbatu.

Gambar 1. Stasiun Pengambilan Sampel Plankton di Perairan Kayome,


Kayome Kepulauan Togean,
Sulawesi Tengah.
Tengah

Pengambilan sampel fitoplankton


dilakukan di permukaan perairan dengan Sampel fitoplankton yang tersaring
sistem pasif, yaitu dengan mengambil diambil sebanyak 1 ml untuk dilakukan
sampel air menggunakan ember sebanyak pencacahan menggunakan sedgwick-rafter
100 liter lalu menyaringnya
yaringnya dengan yang bervolume 1000 mm3. Sampel
fitoplanktonet untuk mengambil zooplankton yang tersaring dimasukkan
fitoplankton. Air yang tersaring ke dalam plankton divider untuk dibagi
dimasukkan kedalam botol sampel dengan hingga menjadi volume 12,5 ml.
volume 300 ml. Pengambilan sampel Kemudian pencacahan
encacahan zooplankton
zooplankton dilakukan secara horizontal dilakukan dengan cawan petri.
petri Identifikasi
dengan sistem aktif, yaitu zooplanktonet plankton (fitoplankton dan zooplankton)
ditarik menggunakan perahu selama 10 dilakukan dengan mikroskop binokuler
menit sejauh 100 m. Air ir yang tersaring 10x dan menggunakan literatur
dimasukkan kedalam botol sampel dengan identifikasi plankton seperti Yamaji (1979)
volume 300 ml. Pada botol sampel dan LIPI (2007).
fitoplankton dan zooplankton ditambahkan
formalin 4% sebagai pengawet.
449
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

H′
e
H ′ maks
Keterangan :
Kelimpahan Plankton
e =Indeks keseragaman
Kelimpahan plankton dapat dihitung
menggunakan rumus menurut Welch, H’ =Indeks keanekaragaman
(1952) : H’ maks=ln jumlah genus (s) untuk
a x 1000 x c
N fitoplankton
V
Keterangan : log2 jumlah genus (s) untuk
N = kelimpahan per liter zooplankton
A = rerata cacah plankton dari semua Kriteria Menurut Krebs (1985):
hitungan dalam SRCC (Sedgewick
Sedgewick
e < 0,4 : Kategori rendah
Rafter Caunting Cell)) dengan
kapasitas 1 ml 0,4 < e < 0,6 : Kategori sedang
c = volume air tersaring (ml) e > 0,6 : Kategori tinggi
V = volume air disaring (L)

Indeks Keanekaragaman Indeks Dominansi


Menurut Odum (1971) indeks Indeks dominansi dapat diketahui
keanekaragam dapat dihitung dengan dengan rumus Pielou (1968) dalam Odum
rumus : (1971):
- Fitoplankton D 1 e

H′ ln Keterangan :
D = Indeks dominansi

- Zooplankton e = Indeks Keseragaman


Kriteria menurut Simpson (1949) dalam
H′
Odum (1971):
Keterangan : 0 < D < 0,5 = Tidak ada dominansi
H’ = Indeks keanekaragaman jenis 0,5 < D < 1 = Ada Dominansi
s = Jumlah spesies
Pi = Kelimpahan relatif (ni/N) Regresi Linier
ni = Jumlah individu spesies ke-i
ke Untuk mengetahui hubungan antara
N = Jumlah total individu kelimpahan fitoplankton dan zooplankton,
digunakan Regresi Linier :
Kreteria menurut Prawiradilaga et al.
(2003): $ %&
H’ < 1 : Keanekaragam rendah Keterangan
terangan : Y = variabel terikat

H’ = 1–3 : Keanekaragaman sedang X = variabel bebas

H’ > 3 : Keanekaragaman tinggi a = intersep atau titik


potong dengan sumbu
Y
Indeks Keseragaman
b = koefisien regresi/slope
Menurut Arinardi et al. (1996) dapat
dihitung menggunakan rumus:
450
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Hasil dan Pembahasan yaitu 12 genus.. Zooplankton dari Filum


Berdasarkan hasil penelitian, Arthropoda tersebut sebagian besar
ditemukan 7 genera fitoplankton yang merupakan anggota Subfilum Crustacea
termasuk ke dalam 2 kelas, yaitu dan Subkelas Copepoda. Hal yang tidak
Bacillariophyceae (6 genera) dan berbeda dinyatakan oleh Thoha (2007)
Dinophyceae (1 genus). Dari ke enam yang melakukan penelitian di Perairan
genera anggota Kelas Bacillariophyceae, Teluk Gilimanuk, Bali Barat, yaitu
Chaetoceros dan Pleurosigma merupakan Subkelas Copepoda
opepoda merupakan komponen
dua genus yang sering ditemukan pada dominan dalam komunitas zooplankton
setiap stasiun penelitian. Hal ini tidak pada ekosistem perairan. Beberapa genus
berbeda dengan penelitian yang dilakukan yang sering ditemukan pada setiap
oleh Thoha dan Rachman (2013) di stasiun, yaitu Acartia dan Calanus. Hal
Perairan Kepulauan Banggai yang yang sama juga dinyatakan oleh
mengatakan Chaetoceros juga merupakan Endrawati et al. (2000) yang melakukan
jenis fitoplankton yang sering ditemukan. penelitian di Perairan Teluk Awur, Jepara,
Penelitian
enelitian sejenis yang dilakukan oleh yaitu Genus Acartia dan Calanus
Haumahu (2005) di Perairan Teluk Haria mendominansi sampel zooplankton yang
Saparua, Maluku Tengah juga diambil. Mudahnya ditemukan Acartia dan
menunjukkan hal yang sama, yaitu Calanus pada setiap stasiun penelitian
Chaetoceros merupakan salah satu genus diduga sebagai akibat adanya persediaan
fitoplankton dari Kelas Bacillariophyceae makanan atau nutrisi yang cukup yang
yang dapat ditemukan pada setiap dibutuhkan oleh zooplankton tersebut,
stasiun. Dalam penelitian ini hanya yang dalam hal ini adalah fitoplankton.
ditemukan 1 genus fitoplankton dari Kelas Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Dinophyceae, yaitu Ceratium. Meskipun Nontji (2008), yaitu zooplankton Subkelas
demikian, Ceratium memiliki tingkat Copepoda merupakan pemangsa terbesar
kehadiran yang tinggi. Hal tersebut dari fitoplankton di dunia.
terlihat dari pengamatan, yaitu Ceratium Nilai kelimpahan fitoplankton
fitopl yang
selalu ditemukan pada setiap stasiun, st diperoleh dalam penelitian ini berkisar
kecuali Stasiun I. Hal yang tidak berbeda antara 8.000 – 22.000 sel/L. Kisaran
juga dinyatakan oleh Haumahu (2005) kelimpahan tersebut lebih tinggi apabila
yang melakukan penelitian sejenis di dibandingkan dengan hasil penelitian yang
Perairan Teluk Haria Saparua, Maluku dilakukan oleh Thoha dan Rachman
Tengah yaitu fitoplankton dari Kelas (2013) di Perairan Kepulauan Banggai,
Dinophyceae yang paling sering yaitu 4,053 – 154,539 sel/L. Namun,
ditemukan disetiap stasiun penelitian
pe apabila dibandingkan dengan hasil
adalah Ceratium. Peneli
Penelitian yang penelitian yang dilakukan oleh Haumahu
dilakukan oleh Hasani et al. (2012) juga (2005) di Perairan Teluk Haria Saparua,
menyatakan bahwa fitoplankton dari Kelas Maluku Tengah dengan kisaran
Dinophyceae yang dapat ditemukan pada kelimpahan 34.253 – 1.145.000 sel/L.
setiap stasiun adalah Genus Ceratium. Perbedaan kisaran kelimpahan ini diduga
Hasil penelitian menemukan 5 fila terjadi akibatt perbedaan kondisi perairan
zooplankton yang terdiri ri dari Annelida (2 di setiap lokasi penelitian. Kelimpahan
genera dari 1 kelas), Arthropoda (12 fitoplankton tertinggi berada pada stasiun
genera dari 2 kelas), Chaetoagnatha (1 1, yaitu 22000 sel/L, sedangkan yang
genus dari 1 kelas), Chordata (1 kelas), terendah berada pada stasiun 2, yaitu
Mollusca (4 genera dari 2 kelas). Filum 8000 sel/L (Gambar 2).
Arthropoda merupakan filum yang
mempunyai jumlah genus terbanyak,
451
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

25000 22000

Kelimpahan (Sel/L) 20000


16000
15000
10000 10000
10000 8000 Fitoplankton

5000

0
1 2 3 4 5

Stasiun

Gambar 2. Grafik
fik Kelimpahan Fitoplankton (sel/l) di Perairan Kayome,
Kayome Kepulauan Togean,
Sulawesi Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian di dengan penelitian yang dilakukan oleh
Perairan Kayome, Kepulauan Togean, Rachman dan Asniariati (2012) di Perairan
kelimpahan zooplankton pada kelima Kepulauan Banggai, yaitu 0,339 – 1,722
stasiun tersebut berada pada kisaran 309 ind./L. Namun apabila dibandingkan
– 796 ind./L. Kelimpahan zooplankton dengan penelitian yang dilakukan oleh
tertinggi berada pada stasiun 5 (lima), Hibatul et al. (2013) yang dilakukan di
yaitu 796 ind./L, sedangkan yang Perairan Teluk Awur dengan kisaran
terendah
endah berada pada stasiun 1 (satu), kelimpahan 2718,056 – 3845,482 ind./L,
yaitu 309 ind./L. Kelimpahan tersebut maka kisaran kelimpahan tersebut masih
masih lebih tinggi apabila dibandingkan lebih rendah (Gambar 3).

900
796
800

700
Kelimpahan (Ind./L)

600 532
500
398
400 356
309 Zooplankton
300

200

100

0
1 2 3 4 5

Stasiun

Gambar 3. Grafik Kelimpahan Zooplankton (ind./L) di Perairan Kayome, Kepulauan Togean, Sulawesi
Tengah.

452
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Nilai indeks keanekaragaman Batudaka. Nilai parameter lingkungan


fitoplankton di Perairan Kayome, yang digunakan terdiri dari suhu, salinitas,
Kepulauan Togean
ogean berada pada kisaran kecerahan, derajat keasaman atau pH,
0,377–1,386
1,386 dan termasuk dalam oksigen terlarut atau DO, konsentrasi
kategori rendah hingga sedang. Indeks nitrat (NO3), dan Fosfat (PO4).
keseragaman fitoplankton
ankton memiliki
Berdasarkan analisa regresi liner
kisaran 0,544–1,01,0 dan masuk dalam yang sudah dilakukan
ilakukan (Gambar 4), dapat
kategorii sedang hingga tinggi. Indeks
dikatakan bahwa kelimpahan fitoplankton
dominansi fitoplankton memiliki kisaran dan zooplankton di Perairan Kayome,
0–0,456.
0,456. Indeks dominansi yang tertinggi
t
Kepulauan Togean memiliki hubungan
ada pada Stasiun 3, yaitu 0,456 yang positif karena garis regresi linier
sedangkan yang terendah ada pada
berada diatas sumbu positif x dan y, serta
Stasiun 2, yaitu 0. Menurut Odum (1971) nilai R2 sebesar 0,360 yang artinya artiny
indeks dominansi tersebut menunjukkan
sangat jauh dari 1. Hal tersebut berarti
tidak adanya genus tertentu yang bahwa nilai kelimpahan zooplankton
mendominansi.
ditentukan oleh nilai kelimpahan
Nilai indeks
ndeks keanekaragaman fitoplankton. Hubungan yang terjadi
zooplankton di Perairan Kayom
Kayome, antara zooplankton dan fitoplankton
Kepulauan
an Togean berkisar antara 0,467–
0,467 diduga berupa hubungan predator – prey
1,040 dan masuk dalam kategori rendah atau pemangsa – mangsa. Hal tersebut terseb
hingga sedang. Nilai indeks keseragaman berkaitan dengan fungsi fitoplankton pada
zooplankton berada pada kisaran 0,337–
0,337 ekosistem perairan sebagai produsen
0,434 dan termasuk dalam kategori primer dan zooplankton yang merupakan
rendah hingga sedang. Nilai indeks konsumen utama fitoplankton. Hal ini
dominansi zooplankton memiliki
memilik kisaran sesuai dengan pendapat Thoha dan
0,459 – 0,663. Odum (1993) menyatakan Rachman (2013) yang menyatakan bahwa
bahwa indeks dominansi yang mendekati hubungan predator
predator-prey antara
1 menunjukkan adanya spesies yang zooplankton dan fitoplankton dapat
dominan. Berdasarkan hasil pengamatan mengendalikan pola distribusi dan
terhadap sampel, maka dapat diketahui kelimpahan kedua komunitas tersebut.
beberapa genus yang mendominansi
800
stasiun pengambilan sampel, yaitu di y = -0.018x + 717.8
Zooplankton

Stasiun I Genus Pinctada, Stasiun II dan 600 R² = 0.360


III Genus Limacina, dan Stasiun V Genus
400 Fitoplankton
Lucifer. Akan tetapi pada Stasiun IV tidak
Zooplankton
ditemukan dominansi oleh Genus tertentu 200
karena nilai indeks dominansinya berada 0
dibawah 0,5 yaitu 0,459.
0 20000 40000
Dalam penelitian ini, nilai parameter Fitoplankton
lingkungan diperoleh dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Akbar (2012) dan Gambar 4. Grafik Hubungan Kelimpahan
Sulistiawati (2011). Data parameter Fitoplankton Terhadap Zooplankton di
lingkungan tersebut dipilih dengan Perairan Kayome, Kepulauan Togean,
pertimbangan Perairan Kayome yang Sulawesi Tengah.
merupakan lokasi pengambilan sampel
adalah bagian dari Perairan Pulau
Kesimpulan
453
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Komposisi fitoplankton yang karena nilai indeks dominansinya berada


diperoleh dalam penelitian ditemukan 7 dibawah 0,5
,5 yaitu 0,459.
jenis fitoplankton yang termasuk ke dalam
2 kelas, yaitu Bacillariophyceae (6 genus)
dan Dinophyceae (1 genus)
genus). Nilai
kelimpahan fitoplankton yang diperoleh
dalam penelitian ini berkisar antara
an 8.000
– 22.000 sel/L. Nilai indeks
keanekaragaman fitoplankton di Perairan Ucapan Terimakasih
Kayome, Kepulauan Togean ogean berada pada Penulis mengucapkan terima kasih
kisaran 0,377–1,386
1,386 dan termasuk dalam kepada WWF Indonesia yang telah
kategori rendah hingga sedang. Indeks mendanai penelitian ini serta semua
s pihak
keseragaman fitoplankton
ankton memiliki yang telah membantu dalam pelaksanaan
kisaran 0,544–1,01,0 dan masuk dalam penelitian ini.
kategorii sedang hingga tinggi. Indeks
dominansi fitoplankton memiliki kisaran
0–0,456. Indeks
ndeks dominansi tersebut Daftar Pustaka
menunjukkan tidak adanya genus tertentu Akbar, M. 2012. Analisis Kerentanan
yang mendominansi. Pulau-Pulau
Pulau Kecil Di Kecamatan
Komposisi zooplankton yang Togean Provinsi Sulawesi Tengah
diperoleh dalam penelitian, yaitu 5 fila (Studi Kasus P. Kukumbi, P. Enam,
yang terdiri dari Annelida (2 genera dari 1 P. Mogo, P. Kadidiri, P. Pagempa,
kelas), Arthropoda (12 genera dari 2 P. Tongkabo). [Tesis]. Sekolah
kelas), Chaetoagnatha (1 genus dari 1 Pascasarjana, Institut Pertanian
kelas), Chordata (1 kelas), Mollusca (4 Bogor, Bogor, 143 hlm.
genera dari 2 kelas). Nilai kelimpahan Arinardi, O. H., Triaminingsih, dan
zooplankton kisaran 309 – 796 ind./L. Sudirjo.
dirjo. 1997. Kisaran Kelimpahan
Nilai indeks keanekaragaman an zooplankton dan Komposisi Plankton
di Perairan Kayome, Kepulauan
Kepulau Togean Predominan Di Kawaan Timur
berkisar antara 0,467–1,040
1,040 dan masuk Indonesia. LPO3-LIPI.
LPO3 Jakarta. 139
dalam kategori rendah hingga sedang. hlm.
Nilai indeks keseragaman zooplankton
Astuti, L. P dan H. Satria. 2009.
berada pada kisaran 0,337–0,434
0,337 dan
Kelimpahan dan Komposisi
termasuk dalam kategori rendah hingga
Fitoplankton Di Danau Sentani,
sedang. Nilai indeks
ks dominansi
Papua. LIMNOTEK, 16(2):88-98.
16(2):88
zooplankton memiliki kisaran 0,459 –
0,663. Odum (1993) menyatakan bahwa Endrawati, H., M. Zainuri, dan Hariyadi.
indeks dominansi yang mendekati 1 2000. The Abundance of
menunjukkan adanya spesies yang Zooplankton as Secondary
dominan. Berdasarkan hasil pengamatan Producer at Awur Bay in the
terhadap sampel, maka dapat diketahui Northern Central Java Sea. Journ.
beberapa genus yang mendominansi
mendomin Coast. Dev. 4 (1):481–489.
(1):481
stasiun pengambilan sampel, yaitu di Hadi, S. 1979. Metodologi Research.
Stasiun I Genus Pinctada, Stasiun II dan Penulis Paper, Skripsi, Thesis dan
III Genus Limacina, dan Stasiun V Genus Disertasi. Yayasan Pe
Penerbit
Lucifer. Akan tetapi pada Stasiun IV tidak Fakultas Psikologi UGM,
ditemukan dominansi oleh Genus tertentu Yogyakarta, 75 hlm.

454
Journal Of Marine Research
Volume 3,3 Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 447-455 5
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Hasani, Q., E. M. Adiwilaga, dan N. T. M. Teknologi Kelautan Tropis,


Pratiwi. 2012. The Relationship 4(2):247-258.
258.
between the Harmful Algal Blooms
Sulistiawati, D. 2011. Model Integrasi
(HABs) Phenomenon with Nutrients
Wisata Perikanan Di Gugus Pulau
at Shrimp Farms and Fish Cage
Batudaka, Kabupaten Tojo Una-Una
Culture Sites in Pesawaran District
Una Provinsi Sulawesi Tengah.
Lampung Bay. Makara Journal of
[Disertasi]. Sekolah Pascasarjana,
Science, 16(3):183–191.
191. Institut Pertanian Bogor, Bogor,
Haumahu, S. 2005. Distribusi Spasial 291 hlm.
Fitoplankton di Perairan Teluk Haria
Sundjaya. 2008. Menjadi Konservasionis:
Saparua, Maluku Tengah.
Konstruksi Identitas Sosial
Sosia oleh
Indonesian Journal of Marine
Orang Bajo dalam Program
Science, 10(3):126–134.
134. Konservasi Alam di Kepulauan
Hibatul, T., I. Riniatsih, dan R. Azizah TN. Togean, Sulawesi Tengah. [Tesis].
2013.
13. Struktur Komunitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Zooplankton di Ekosistem Lamun Politik (FISIP), Universitas
Alami dan Berbagai Lamun Buatan Indonesia, Depok, 168 hlm.
Perairan Teluk Awur, Jepara.
Suryabrata, S. 1992. Metodologi
Journal of Marine Research,
Penelitian. Cetakan VII. Rajawali
2(4):16-22. Press, Jakarta,
karta, 79 hlm.
Krebs, C. J. 1985. Ecology. The
Suwignyo, P. 1976. Metode dan Teknik
Experimental Analysis of
Penelitian dalm Bidang Biologi
Distribution Abundance. Third
Perikanan. Bogor, 45 hlm.
Edition. Harperr and Row Publicer,
New York, 776 pp. Thoha, H.. 2007. Kelimpahan Plankton Di
Ekosistem Perairan Teluk
LIPI. 2007. Identification Manual For
Gilimanuk, Taman Nasional, Bali
Southeast Asian Coastal
Barat. Makara Sains, 11(1): 44-48.
44
Zooplankton. LIPI Press, Jakarta.
dan
an A. Rachman. 2013.
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. LIPI Press,
Kelimpahan dan Distribusi Spasial
Jakarta, 331 hlm.
Komunitas Plankton di Perairan
Odum, E. P. 1971. Fundamental of Kepulauan Banggai. Jurnal Ilmu
Ecology. WB. Sanders. 577 pp. dan Teknologi Kelautan Tropis,
Prawiradilaga, D. M., A. Suyanto, W. A. 5(1):145-161.
161.
Noerdjito, A. Saim, Purwaningsih, Welch, P. S. 1952. Limnology, 2nd ed.
I. Rachmatika, S. Susiarti, I. McGraw-Hill,
Hill, New York. 538 pp.
Shidiq, A. Marakarmah, M. H. Yamaji, I. 1979. Illustration
Illustra of Marine
Sinaga, E. Chalik, Ismael, M.
Plankton of Japan. Hoikusha
Maharani, Y. Purwanto, E. B. Publishing Co. Ltd. Japan, 5-197
5
Waluyo. 2003. Final Report on
pp.
Biodiversity of Tesso Nilo. Research
R
Center for Biology – LIPI and WWF
Indonesia. Jakarta. 4 hlm.
Rachman, A. dan E. Asniariati. 2012.
Zooplankton Spatial Distribution
and Community Structure in
Banggai Sea. Jurnal Ilmu dan
455

Anda mungkin juga menyukai