Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 4(3): 243-249, e-ISSN 2503 4286

STUDI KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ZOOPLANKTON DI


PERAIRAN TELUK STARING DESA PUASANA KECAMATAN
MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN

[Study Was to Determine Abundance and Dicersity of Zooplankton in Staring Bay Puasana
Village North Moramo District South Konawe Selatan Regenci Southeast Sulawesi]

Sri Hardiyanti1,Farid Yasidi2, Salwiyah3


1
Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jl. HAE Mokodompit Kampus Bumi Tridarma Anduonohu Kendari 93232. Telp/Fax: (0401) 3193782
1
Surel: srihardianti72@yahoo.co.id

Diterima: 25 April 2019; Disetujui: 25 Agustus 2019

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman zooplankton di Perairan Teluk Staring Desa
Puasana Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitaian ini dilakukan dari bulan Jani- Juli 2018.
Sampling dilakukan sebanyak tiga kali dengan interval waktu 14 hari dengan cara menyaring air sebanyak 50 L
menggunakan plankton net. Sampel yang tersaring kemudian diawetkan dengan lugol sebanyak 2-4 tetes. Data yang
diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan nilai kelimpahan,indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan
indeks dominansi. Hasil analisis kelimpahan zooplankton berkisar 142-367 ind/L. Hasil pengukuran nilai indeks
keanekaragaman (H’),Keseragaman (E),dan Dominasi (C) masing - masing berkisar antara 0.015-165,0.011-
0.140,dan 0.002-0.047. Nilai keanekaragaman menunjukkan kategori rendah, Indeks keseragaman menunjukkan
seimbang atau jumlah individu masing-masing spesies tidak jauh berbeda,sedangkan nilai indeks dominansi
menunjukkan tidak terjadi dominasi dalam komunitas.
Kata Kunci: Keanekaragaman, Kelimpahan, Teluk Staring, Zooplankton

Abstract
The aim of this study was to determine abundance and diversity of zooplankton in Staring Bay, Puasana village, North
Moramo District,South Konawe Selatan Regensi,southeas Sulawesi Province.This study was counducted from June-July
2018. Sampling was done 3 time at 14 days interval by filtering 50 liters of water using a plankton net. The filtered
samples were the preserved with 2 to 4 drops of lugol solution. The obtained data were then analyzed to determine the
abundance,Diversity index (H’),Unifornity (E),and Dominace (C) of the zooplankton The results showed that the
abundance of zooplankton ranged from 140-367 ind/L. The diversity uniformity and dominancy ranged from 0.015-
0.165,0.011-0.140 and 0.002-0.047,respectively.Diversity index indicated the low category.Unifornity index was balance
indicating that there was no different in the number of individuals whereas the dominancy index showed no dominancy in
the community.
Keywords: Abundance, Diversity, Staring Gulf, Zooplankton

Pendahuluan
Perairan Teluk Staring merupakan bermukim di sekitar teluk yang menjadi
perairan semi terbuka yang berada di wilayah sumber mata pencaharian untuk mendukung
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten perekonomian sehari-hari. Secara langsung
Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara maupun tidak langsung ikan-ikan diperairan
dengan memiliki beberapa Desa yaitu Desa teluk staring memanfaatkan zooplankton
Mata Lamokula, Lamokula, Mekar Jaya, sebagai sumber makanan alami yang
Sanggula, Lombueya, Mata Wawatu, mengakibatkan produktivitas ikan di perairan
Wawatu, Tanjung Tiram, Kelurahan Teluk Staring tinggi yang disebabkan oleh
Lalowaru, dan Desa Puasana. Salah satu ketersediaan pakan alami yang cukup
Desa yang memiliki perairan yang terutama zooplankton. Mengingat pentingnya
dimanfaatkan oleh nelayan adalah Desa zooplankton tersebut dalam rantai makanan
Puasana. Keberadaan Teluk ini khususnya di di ekosistem perairan, maka diperlukan
Kelurahan Puasana banyak dimanfaatkan penelitian mengenai studi kelimpahan dan
oleh masyarakat setempat untuk melakukan keanekaragaman zooplankton di Perairan
berbagai aktivitas salah satunya adalah Teluk Staring Desa Puasana Kecamatan
perikanan tangkap. Kegiatan tersebut Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan.
merupakan kegiatan utama masyarakat yang

243
Studi Kelimpahan dan Keanekaragaman Zooplankton

Teluk Staring merupakan teluk semi Bahan dan Metode


terbuka yang memiliki sumberdaya Penelitian ini dilaksanakan pada
peraikanan cukup besar, sumberdaya perairan bulan Juni - Juli selama 1 bulan dengan
di Teluk Staring selain ikan dan tumbuhan air frekuensi pengambilan sampel 3 kali dengan
juga terdapat biota lain yaitu plankton. interval waktu pengambilan 14 hari.
Plankton baik fitoplankton maupun Pengambilan sampel bertempat di Perairan
zooplankton memiliki peranan penting bagi Teluk Staring Desa Puasana Kecamatan
perairan atau ekosistem laut, karenaplankton Moramo Utara Kabupaten Konawe
menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis Selatan.Analisis sampel dilakukan di
hewan perairan lainnya.Walaupun daya gerak Laboratorium Perikanan Fakultas Perikanan
dari zooplankton terbatas dan distribusinya dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
ditentukan oleh keberadaan makanannya, Kendari.
zooplankton berperan pada tingkat energi Metode yang digunakan adalah
yang keduanya menghubungkan produsen purposive sampling metode ini merupakan
utama (fitoplankton) dengan konsumen suatu metode yang digunakan untuk
dalam tingkat makanan yang lebih tinggi. menentukan stasiun dengan memperhatikan
Peranan zooplankton sebagai konsumen kondisi pada daerah penelitian yang dapat
pertama sangat berpengaruh dalam rantai mewakili kondisi perairan.
makanan suatu ekosistem perairan. Sebaran Penentuan stasiun untuk
dan kelimpahan zooplankton juga merupakan pengambilan sampel air dan zooplankton
salah satu indikator kualitas biologi suatu adalah sebagai berikut.
perairan. Dalam manfaatnya sebagai kawasan Stasiun I : Stasiun pengambilan sampel
perairan maka peran zooplankton sangat ini berada pada 040 00' 13''
penting dalam meningkatkan produktifitas LS dan 1220 39' 35.2'' BT .
perairan di Teluk Staring. Dengan Stasiun II : Stasiun ini berada pada 040
mengetahui kelimpahan zooplankton di 00' 26.7'' LS dan 122 0 40'
perairan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan 39.1'' BT .
suatu kajian untu kmengetahui kelimpahan Stasiun III : Stasiun ini berada pada 040
dan keanekaragaman zooplankton di Perairan 00' 6.4'' LS dan 1220 40'
Teluk Staring Desa Puasana Kecamatan 12.2'' BT. Stasiun penelitian
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Analisis Data .....................................(1)


Kelimpahan Zooplankton (N)
Kelimpahan zooplankton dihitung Keterangan :
berdasarkan formula dari APHA (2005) yaitu K = Kelimpahan zooplankton (ind/L)
pada persamaan (1) berikut: N = jumlah total individu
Sri Hardiyanti dkk.,

Ac = luas amatan (mm2) satu dapat dikatakan keseragaman antar


At = luas penampang permukaan spesies tergolong merata atau sama. Fachrul
SRC(mm2) (2007) mengemukakan bahwa nilai indeks
Vs = volume kosentrat dalam SRC keseragaman berkisar 0–1. Jika indeks
(ml) keseragaman mendekati 1 (>0,5) berarti
Vt = volume kosentrat botol contoh keseragaman organisme dalam suatu perairan
plankton (ml) berada dalam keadaan seimbang, berarti tidak
As = volume air yang di saring (L) terjadi persaingan baik terhadap tempat
maupun terhadap makanan, sebaliknya jika
Keanekaragaman Jenis Zooplankton (H') indeks keseragaman mendekati 0 (<0,5).
Rumus yang digunakan untuk Menurut Siagian (2012), terjadinya
menentukan indeks keanekaragaman jenis perbedaan nilai indeks keseragaman pada
zooplankton digunakan rumus Shannon- setiap stasiun dapat terjadi karena jumlah
Wienner (1949), sebagaimana pada jenis dan kelimpahan jenis masing-masing
persamaan (2) berikut: zooplankton berbeda sehingga akan
H'=-∑ pi ln pi…………………..(2) memengaruhi nilai indeks keseragaman.
Keterangan : Dominansi Jenis Zooplankton (C)
H' = indeks keanekaragaman Shannon- Rumus yang digunakan untuk
Wienner menghitung dominansi jenis zooplankton
ni = jumlah individu jenis ke-i disuatu perairan maka digunakan rumus
pi = ni/N indeks dominansi Simpson menurut Odum
N = jumlah total individu (1996).Dominansi oleh spesies tertentu pada
suatu populasi sebagaimana pada rumus
Kisaran indeks keanekaragaman persamaan (4) berikut:
Shannon-Wienner dapat dikategorikan C = ∑ (ni/N)2 ............................(4)
sebagai berikut: Keterangan :
H' <1 = keanekaragaman rendah dan C = indeks dominansi
kestabilan komunitas rendah ni = jumlah individu jenis ke-i
1− 3 = keanekaragaman sedang dan N = jumlah total individu
kestabilan komunitas sedang
H' > 3 = keanekaragaman tinggi dan Indeks dominansi berkisar 0 1, bila
kestabilan komunitas tinggi nilai indeks dominansi (C) mendekati 0
Weber (1973) mengemukakan bahwa berarti dalam struktur komunitas biota yang
indeks keanekaragaman organisme pada diamati tidak terdapat spesies yang secara
suatu komunitas sangat ditentukan oleh ekstrim mendominasi spesies lainnya dan
banyaknya jenis dan jumlah individu jenis. bila nilai nilai indeks dominansi (C)
Keseragaman Jenis Zooplankton (E) mendekati 1 berarti di dalam struktur
Indeks keseragaman fitoplankton komunitas yang sedang diamati dijumpai
dihitung dengan rumus dari Odum (1996), spesies yang mendominasi spesies lainnya
sebagaimana pada persamaan (3) berikut: (Odum, 1996).
E= ............................................(3)
Hasil
Komposisi Zooplankton
Keterangan : Secara umum, pada perairan Teluk
E = indeks keseragaman Staring ditemukan 6 kelas zooplankton yaitu
H' = indeks keanekaragaman Crustaceae, Ciliatea, Pseudodiaptomidae,
H'maks = lon S Eurotatoria, Monogonota, dan
S = jumlah spesies yang Chrysophyceae yang terdiri dari 55 Genus
ditemukan yang disajikan pada Tabel 1.
Menurut Pirzan et al. (2005), ketika
nilai indeks keseragaman mendekati nol
berarti keseragaman antar spesies didalam
komunitas tergolong rendah dan sebaliknya
ketika nilai indeks keseragaman mendekati

245
Studi Kelimpahan dan Keanekaragaman Zooplankton

Tabel 1. Komposisi Zooplankton di Teluk Staring


Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
No Genus
0,5 m 5m 10 m 0,5 m 5m 10 m 0,5 m 5m 10 m
1 Acartia       
2 Allonella   
3 Apocyclopas         
4 Balanus    
5 Batrachos permum  
6 Brachionus   
7 Brachyura    
8 Calanus 
9 Carolella     
10 Centrophisis  
11 Cepapoda  
12 Cletocamtus 
13 Colonoid 
14 Copepoda      
15 Cylopoid 
16 Diaphonosama  
17 Ealonella 
18 Echinocamptus      
19 Encicamplus 
20 Eunotia    
21 Euplotes  
22 Fabrea  
23 Favella     
24 Labidocera       
25 Lecane  
26 Lucicutia  
27 Microsetella       
28 Moina   
29 Nauplius        
30 Noticula 
31 Oithona         
32 Onychocamptus   
33 Ostracoda  
34 Pediastrum 
35 Polychaeta    
36 Pseudocalanu  
37 Schmackeria     
38 Spathidium 
39 Tartanus  
40 Temora        
41 Tintinnopsis         
42 Tortanus      
43 Uroglenpopsis 
Keterangan :
 = Ditemukan (kedalaman 0,5 meter)
 = Ditemukan (kedalaman 5 meter)
 = Ditemukan (kedalaman 10 meter)
Kelimpahan Jenis Zooplankton zooplankton terdapat pada stasiun 1 dengan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kedalaman 0,5 meter yaitu 142 ind/L.
dilakukan di peroleh nilai kelimpahan 3. Keanekaragaman (Hʹ)
zooplankton yang disajikan pada Gambar 2. Berdasarkan hasil pengamatan selama
Dari hasil pengamatan dapat dikatakan penelitian yang dilakukan, nilai rata-rata
bahwa nilai kelimpahan zooplakton pada indeks keanekaragaman (H’) selama
perairan teluk staring terdapat pada stasiun 2 penelitian berkisar antara nilai 0,015-0,165
dengan kedalamana 5 meter yaitu 367 ind/L ind/L dimana Nilai tertinggi berada pada
sedangkan nilai terendah kelimpahan angka 0,165 dan terendah berada pada angka
0,015 (Gambar 3).
Sri Hardiyanti dkk.,

Gambar 5. Indeks Dominansi

Gambar 2. Kelimpahan Zooplankton Pembahasan


berdasarkan Kedalaman Kelimpahan Zooplankton

Kelimpahan tertinggi terdapat pada


stasiun II dengan kedalaman 5 meter dan
kelimpahan terendah terdapat pada stasiun I
dengan kedalaman 0,5 meter (Gambar 4).
Kelimpahan zooplankton yang ditemukan di
perairan teluk staring pada setiap stasiun
pengamatan dan kedalaman 0,5 m, 5 m, dan
10 m memperlihatkan perbedaan yang
Gambar 3. Indeks keanekaragaman bervariasi. Gambar 4 menunjukkan bahwa
nilai kelimpahan mengalami penaikan yang
Keseragaman (E) diikuti oleh bertambahnya kedalaman
Berdasarkan hasil pengamatan perairan. Namun pengamatan pada stasiun II
selama penelitian yang dilakukan, nilai rata- memiliki nilai kelimpahan yang naik turun
rata indeks keseragaman (E) selama dengan bertambahnya kedalaman
penelitian berkisar antara nilai 0,011-0,140 perairan.Diduga hal ini disebabkan oleh
ind/L. Nilai tertinggi berada pada angka sebaran zooplankton pada kolom perairan
0,140 dan terendah berada pada angka 0,011 dalam mencari makanan.Hal ini sesuai
(Gambar 4). dengan pernyataan Augusta (2013)
penurunan kelimpahan zooplankton pada
zona pengamatan disebabkan adanya
peristiwa grazing (pemangsaan) oleh ikan.
Selanjutnya Kusmeri dan Rosanti (2015)
Tingginya kelimpahan zooplankton diduga
karena pada kawasan ini banyak ditemukan
tumbuhan purun dan kedai makanan,
sehingga sisa-sisa bahan organik yang
dibuang pada kawasan ini menyebabkan
nutrien yang cukup banyak ke perairan. Hal
ini diperkuat oleh pernyataan Indriawati, dkk
Gambar 4. Indeks keanekaragaman (2012) bahwa kelimpahan zooplankton
rendah ketika kelimpahan fitoplankton tinggi.
Dominansi ( C ) Keanekaragaman (Hʹ)
Berdasarkan hasil pengamatan Rendahnya nilai keanekaragaman
selama penelitian yang dilakukan, nilai rata- serta menurunnya kelimpahan zooplankton
rata indeks Dominansi (C) selama penelitian pada perairan diduga diakibatkan oleh
berkisar antara nilai 0,011-0,140 ind/L. Nilai beberapa faktor atau proses yang terjadi
tertinggi berada pada angka 0,140 dan dalam suatu ekosistem seperti faktor biotik
terendah berada pada angka 0,011 seperti unsur hara dan faktor abiotik seperti
(Gambar 5). pemangsaan atau persaingan. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa keanekaragaman
zooplankton pada kedalaman 0,5 m, 5 m, dan
10 m berada dalam kategori keanekaragaman

247
Studi Kelimpahan dan Keanekaragaman Zooplankton

rendah yang dikarenakan menurunnya Dominansi ( C )


kelimpahan zooplankton pada kedalaman Secara keseluruhan nilai indeks
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat dominansi yang diperoleh menunjukkan
Siagian (2012)bahwa nilai indeks bahwa pada lokasi penelitian tidak terdapat
keanekaragaman fitoplankton pada suatu genus zooplankton yang dominan walaupun
komunitas rendah maka kelimpahan ada genus tertentu yang selalu muncul pada
fitoplankton semakin menurun karena setiap periode pengamatan namun
keanekaragaman organisme ditentukan oleh kelimpahannya tidak menunjukan adanya
jumlah jenis dan jumlah individu dalam suatu dominansi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
komunitas. Selanjutnya Wibowo, dkk (2004) Prima (2014) bahwa dominasi rendah
bahwa zooplankton dapat terganggu karena plankton mengindikasikan bahwa tidak
banyaknya fitoplankton, sehingga tidak dapat terdapat jenis yang secara ekstrim
berkembang biak dengan optimal. mendominasi jenis lainnya serta di dukung
Keseragaman (E) oleh kondisi lingkungan yang stabil sehingga
Tingginya nilai indeks keseragaman tidak terjadi tekanan ekologis terhadap biota
pada stasiun 1 dengan kedalaman 0,5 m pada di ingkungan tersebut. Individu-individu
saat pengambilan sampel di kedalaman 0,5 m dalam populasi pada lokasi perairan selama
menunjukkan bahwa pada saat itu tidak ada pengamatan mempunai komposisi yang
genus yang mendominasi atau penyebaran seragam dan tidak ada yang berdominansi.
tiap genus cenderung merata. Hal ini diduga Selanjutnya Purwanti, dkk (2011)
karena kondisi parameter fisika kimia Teluk menyatakan bahwa nilai indeks dominansi
Staring pada saat itu memilikidaya dukung yang rendah menunjukkan tidak terjadi suatu
yang baik seperti suhu (25-31oC), salinitas dominasi spesies tertentu pada perairan
(25-39 ppt), pH (6), kecepatan arus (0,08- tersebut.
0,33 m/detik), kecerahan (5,6-12 m), dan Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah :
oksigen terlarut (6,95-7,81mg/L) (Tabel 5).
Nilai indeks keseragaman zooplankton yang 1. Kelimpahan zooplankton diperairan Teluk
Staring selama periode penelitian berkisar
terukur masuk dalam kategori merata karena
indeks keseragaman yang terukur 142-367ind/L. Nilai kelimpahan setiap
mempunyai nilai 0,1. Keseragaman kedalaman yang didapatkan dalam
zooplankton setiap kedalaman tidak berbeda penelitian ini bervariasi yang disebabkan
oleh sebaran zooplankton dalam mencari
nyata, dari hasil analisis menunjukkan bahwa
makan.
nilai keseragaman mendekati satu yang
2. Indeks keanekaragaman(H’) zooplankton
artinya tidak ada jenis zooplankton yang
mendominasi pada perairan Teluk Staring (0,1649– 0,0147) termasuk dalam
apalagi pada kedalaman yang berbeda. Hal komunitas rendah, keseragaman(E)
ini sesuai pernyataan Tamanmpo dkk., (2013) (0,0047-0,0609) termasuk dalam kategori
bahwa kisaran nilai indeks keanekaragaman komunitas labil hingga stabil serta jumlah
0-1 menunjukkan bahwa daerah tersebut spesies tidak jauh berbeda, dominansi(D)
(0,0471 -0,0017) yang menandakan
terdapat tekanan ekologis yang tinggi dan
indeks keanekaragaman spesies rendah bahwa tidak ada jenis zooplankton
dengan sebaran individu tidak merata dan tertentu yang mendominasi dalam
kestabilan komunitas rendah. Selanjutnya toleransi kehidupan zooplankton.
Augusta (2013) bahwa nilai indeks Saran
Penelitian plankton masih sangat
keseragaman pada kedua sampling tidak
berbeda jauh yaitu nilai mendekati satu. Hal penting untuk pengelolaan perairan, sehingga
disarankan agar perlu dilakukan kajian
ini menunjukkan bahwa penyebaran individu
antar jenis relatif merata dan tidak ada tentang profil klorofil.
kecenderungan terjadi dominasi oleh suatu Daftar Pustaka
jenis diduga pada semua zona pengamatan APHA (American Public Health Association.
2005. Standard Methods for the
intensitas cahaya matahari dan ketersediaan
unsur hara yang cukup. Examination of Water and Wastewater
21th Edition. Washington.
APHA.AWWA (American Waters
Sri Hardiyanti dkk.,

Works Association) and WPCF (Water Utara. Jurnal Penelitian


Pollution Control Federation). P 3-42. PerikananIndonesia, 11(5): 43-50.
Asriyana., Yuliana. 2012. Produktivitas Prima D. 2014. Keanekaragaman dan
Perairan. Bumi Aksara. Jakarta. 278 Kelimpahan Zooplankton Di Sungai
hal. Ekang Anculai Kecamatan Teluk
Augusta, T, S. 2013. Struktur Komunitas Sebong Kabupaten Bintan. Jurusan
Zooplankton Di Danau Hanjalutung Manajemen Sumberdaya Perairan,
Berdasarkan Jenis Tutupan Vegetasi. FIKP UMRAH, Kabupaten Bintan,
Program Studi Budidaya Perairan Kepulauan Riau
Universitas Kristen Palangka Ray. Purwanti, S., Hariati, R., Wirani, E. 2011.
Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 2. Komunitas Plankton pada saat Pasang
No. 2. ISSN : 2301-7783 dan Surut di Pearairan Muara Sungai
Efrizal, T. 2006. Hubungan Beberapa Demak Kabupaten Jepara. Skripsi. 8
Parameter Kualitas Air dengan hal.
KelimpahanFitoplankton di Perairan Shannon, C.E., W. Wiener. 1949. The
Pulau Penyengat Kota Tanjung Mathematical Theory of
PinangProvinsiKepulauan Riau. Communication.University of Illinois
Universitas Raja Ali Haji. Tanjung Press. Urbanan.
Pinang. Siagian, M. 2012. Jenis dan Keanekaragaman
Fachrul, F.M., H. Haeruman., L.C. Sitepu. Fitoplankton di
2005. Komunitas FitoplanktonSebagai Waduk.LaboratoriumLimnologi.Progr
Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk am Studi Manajemen
Jakarta. Seminar NasionalFakultas SumberdayaPerikanan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan
Alam, Universitas Indonesia. Jakarta. Universitas Riau.Pekanbaru.Bumi
Diakses pada Tanggal 19 September Lestari,7(1):99-105.
2016 Simanjuntak, M. 2009. Hubungan Faktor
Indriyawati N,Abida I. W, dan Triajie H. Lingkungan Kimia, Fisika Terhadap
2012. Hubungan antara Kelimpahan Distribusi Plankton Di Perairan
Fitoplankton Dengan Zooplankton Di Belitung Ti Mur, Bangka Belitung.
Perairan Sekitar Jembatan Suramadu Pusat Penelitian Oseanografi -LIPI , Jl,
Kecamatan Labang Kabupaten Pasir Putih 1, Telp, 021-64713850,
Bangkalan. Jurusan Ilmu Kelautan Jakarta. Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.)
Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal XI (1 ): 31-45 ISSN: 0853-6384
Kelautan, Volume 5, No.2. ISSN : Tamanampo J .F, Liwutang Y .E, dan
1907-9931 Manginsela F .B. 2013. Kepadatan dan
Kusmeri, L, dan Rosanti D. 2015. Struktur Keanekaragaman Fitoplankton Di
Komunitas Zooplankton di Danau Opi Perairan Sekitar Kawasan Reklamasi
Jakabaring Palembang. Alumni Pantai Manado. Program Studi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Manajemen Sumberdaya Perairan
PGRI Dosen pada Jurusan Biologi FPIK-UNSRAT, Manado. Jurnal
Fakultas MIPA Universitas PGRI Ilmiah Platax Vol. 1:(3), ISSN: 2302-
Palembang. 12 (1) : 8-20. 3589
Odum. 1996. Dasar–Dasar Ekologi. Gajah Wibowo A, Wiryanto, dan Sutomo A.B.
Mada University Press. Edisi 2004.Keanekaragaman,
3.Yogyakarta. kemelimpahan, dan Sebaran
Pirzan, A.M., Utojo., M. Atmomarso., M. Zooplankton di Perairan Digul Laut
Atmomarso., M. Tjaronge., Arafura, Papua. Jurusan Biologi
A.M.Tangko., Hasnawi. 2005. Potensi FMIPA Universitas Sebelas Maret
Lahan Budidaya Tambak dan Laut Surakarta. BioSMARTVolume 6,
diKabupaten Minahasa, Sulawesi Nomor 1. ISSN: 1411-321X.

249

Anda mungkin juga menyukai