Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 4(1): 61-73

Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton pada Berbagai Kedalaman Di


Perairan Pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli

[Zooplankton Daily Vertical Migration Patterns at Various Depths in the Waters of the
Island of Bungkutoko in the Abeli district]

Mulia Wati1, Nur Irawati2, dan Indrayani3


1
Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Halu Oleo
Jl. HEA. Mokodompit Kampus Bumi Tridharrma Anduonohu Kendari. 93232 Telp/Fax (0401) 3193782
2
Surel : nur_irawati78@yahoo.com
3
Surel : indrayani_tajudin@yahoo.com.au

Diterima: 9 Januari 2019; Disetujui : 10 Januari 2019

Abstrak
Keberadaan zooplankton di perairan sangat penting mengingat zooplankton adalah penghubung antara produsen primer
dengan hewan-hewan pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola migrasi
vertikal harian zooplankton pada berbagai kedalaman di perairan pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Provinsi Sulawesi
Tenggara. Penelitian di lakukan pada bulan November 2017 sampai Mei 2018. Metode pengambilan sampel zooplankton
dalam penelitian ini menggunakan plankton net dengan ukuran mata jaring no. 25 µm dan pompa yang dimodifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 25 jenis zooplankton, dimana jenis Copepoda sp memiliki komposisi
jenis tertinggi berkisar antara 25-39 % dikuti oleh Nauplius sp berkisar 25-29%. Sementara itu, kelimpahan zooplankton
tertinggi pada kedalaman 0,2; 5; dan 10 m berkisar 50 ind/mL diperoleh pada pukul 06.00; 10.00; 14.00; 20.00 dan 24.00
di bulan November. Secara umum tidak terdapat pola migrasi harian zooplankton pada bulan Januari dan Mei namun
pada bulan November terlihat adanya pola migrasi dimana puncak atau kelimpahan zooplankton tertinggi diperoleh pada
pukul 06.00 dan 20.00 untuk kedalaman 5 dan 10 m, sementara untuk kedalaman 0,2 m puncak atau kelimpahan tertinggi
diperoleh pada pukul 10.00 dan 20.00.

Kata kunci : Migrasi, zooplankton, kedalaman, Pulau Bungkutoko.

Abstract
The presence of zooplankton in the waters is very important because zooplankton links primary producers and animals at
higher tropic level. The purpose of this study was to determine the daily vertical migration patterns of zooplankton at
various depths in the waters of Bungkutoko Island, Abeli District, Southeast Sulawesi Province. The research was carried
out from November 2017 to May 2018. The method of zooplankton sampling in this study used plankton net with mesh
size no.25 µm and a modified pump. There were 25 species of zooplankton found in the study. Copepoda sp. has the
highest species composition ranging from 25-39% followed by Nauplius sp. at around 25-29%. Meanwhile, the highest
abundance of zooplankton at 0.2; 5; and 10 m was around 50 ind/mL at 06.00; 10.00; 14.00; 20.00; and 24.00 in
November. In general, there was no zooplankton migration in January and May. However, zooplankton migration pattern
was observed in November in which the peaks or the highest abudance of zooplankton occurred at 06.00 am and 20.00
pm at 5 and 10 m depths whereas at 0.2 m, the peaks occurred at 10.00 am and 20.00 pm.

Keywords: Migration, zooplankton, depth, Bungkutoko Island.

Pendahuluan
Zooplankton merupakan konsumen memengaruhi kehidupan zooplankton
pertama yang memanfaatkan produksi primer meliputi intensitas cahaya matahari,
yang dihasilkan oleh fitoplankton. Peranan makanan, predator suhu, kedalaman,
zooplankton di perairan laut sangat penting kecerahan, arus, salinitas, dan pH. Cahaya,
untuk diketahui, mengingat zooplankton makanan, dan predator merupakan parameter
adalah organisme yang dapat memanfaatkan yang paling utama memengaruhi migrasi
proses dan pemindahan energi karena zooplankton. Secara umum zooplankton
menjadi penghubung antara produsen dengan menghindari sinar matahari, dengan sifatnya
hewan-hewan pada tingkat tropik yang lebih yang fototaksis negatif, penangkapan
tinggi. Parameter-parameter lingkungan yang beberapa larva ikan pelagis ditemukan lebih
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton

banyak pada malam hari dibandingkan pada ekosistem perairan akan merugikan para
siang hari. Zooplankton akan banyak terdapat nelayan, karena ikan akan melimpah saat
di dasar perairan pada siang hari dan akan makanan ikan seperti plankton melimpah di
naik kepermukaan pada malam hari atau pagi perairan.
hari (Haney et al.,1990).
Migrasi vertikal merupakan migrasi Bahan dan Metode
harian yang dilakukan oleh organisme Penelitian ini dilaksanakan bulan
zooplankton tertentu ke arah dasar laut pada November 2017 sampai Mei 2018, bertempat
siang hari dan ke arah permukaan pada di Perairan Pulau Bungkutoko Kecamatan
malam hari. Hewan mikrokopis ini menyukai Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi
perairan yang lebih dingin (fototaksis Tenggara. Analisis kualitas perairan dan
negatif), secara umum pergerakan identifikasi zooplankton dilaksanakan di
zooplankton ke bawah untuk menghindari Laboratorium Pengujian Fakultas Perikanan
predator pada waktu keadaan terang pada dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo.
siang hari. Sebaliknya pergerakan ke atas Pengambilan sampel zooplankton
pada waktu keadaan gelap bertujuan untuk dilakukan pada tiga stasiun pengamatan yang
mencari makan sekaligus memperkecil resiko berbeda di Perairan Pulau Bungkutoko pada
pemangsangan oleh predator (Sutomo et al., tiga kedalaman berbeda yaitu 0,2; 5; dan 10
1991). Zooplankton dalam bidang perikanan m dengan interval waktu pengambilan
memiliki manfaat pada bidang ekonomi sampel sebulan sekali. Pengambilan sampel
perikanan, karena semua jenis kehidupan zooplankton untuk kedalaman 0,2 m
ikan berawal dari plankton, baik telur dan diakukan dengan cara menyaring air laut
larva. Pengetahuan telur dan larva planktonik menggunakan plankton net no. 25 μm
(iktioplankton) banyak membantu untuk sedangkan untuk kedalaman 5 dan 10 m
menentukan lokasi pemijahan jenis-jenis ikan sampling dilakukan dengan cara
tertentu dan langkah langkah yang diperlukan memasukkan pipa sesuai kedalaman
untuk melestarikannya. sampling dan sampel air dipompa ke
Berdasarkan uraian diatas, maka permukaan untuk ditampung sebanyak 50
diperlukan penelitian mengenai pola migrasi liter. Air yang ditampung selanjutnya difilter
vertikal harian zooplankton di berbagai dengan menggunakan planton net. Waktu
kedalaman perairan pulau bungkutoko sampling dilakukan pada pukul 06.00; 10.00;
kecamatan abeli. Karena tempat tersebut 14.00; 20.00; 24.00; dan 04.00 WITA
sering terjadi pengubahan ekosistem perairan (Muhiddin et al., 2014). Sampel air yang
dengan tujuan tertentu yang akan membawa tersaring oleh plankton net selanjutnya
pengaruh yang kurang baik bagi biota laut diawetkan dengan menambahkan 2-3 tetes
khususnya zooplankton. Pengubahan formalin 4%.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

62
Wati dkk.,

Pengamatan zooplankton dilakukan di Pola migrasi vertikal harian


Laboratorium Perikanan Fakultas Perikanan zooplankton dilihat berdasarkan waktu dan
dan ILmu Kelautan menggunakan mikroskop kedalaman yang berbeda, mulai jam 06.00-
dengan pembesaran 10-40 x. Selanjutnya di 04.00 (hari berikutnya) dengan selang waktu
analisis menggunakan buku identifikasi empat jam (mulai pukul 06.00; 10.00; 14.00;
plankton. 20.00; 24.00; dan 04.00 WITA). Dengan
Parameter fisika kimia yang diukur kedalaman mulai dari kedalaman 0,2; 5; dan
meliputi suhu, kecepatan arus, kecerahan, 10 m. Menurut (Soetomo et al., 1991) untuk
salinitas, pH, dan intensitas cahaya matahari. mendapatkan migrasi vertikal zooplankton
Intensitas cahaya matahari diukur dilihat pada perpindahan dua dan tiga lapisan
menggunakan Luxmeter yang dilakukan perairan.
setiap 30 menit sekali yang dimulai pada
pukul 06.00 sampai 18.00 WITA. Menurut Hasil dan Pembahasan
Hukum Beer-Lamber (Cole, 1988) distribusi Terdapat 25 jenis zooplankton yang
intensitas cahaya matahari di setiap ditemukan di Perairan Bungkutoko selama
kedalaman kolom air ditentukan oleh penelitian. Komposisi jenis zooplankton yang
persamaan berikut: ditemukan bervariasi berdasarkan kedalaman.
Iz = I0𝑒 ¯𝑘𝑧 Perbedaan jenis zooplankton yang ditemukan
Keterangan : pada kedalaman berbeda, sangat dipengaruhi
Iz = Intensitas cahaya pada suatu kedalaman oleh faktor abiotik yang menyebabkan
I0 = Intensitas cahaya pada permukaan zooplankton tersebut hanya ditemukan pada
perairan kedalaman tertentu (Susanti, dkk 2012).
e = Bilangan dasar logaritma (2,70) Selain itu, komposisi jenis zooplankton di
k = Koefisien peredupan (k = 0,191+1,242 / pengaruhi oleh adanya ketersediaan pakan,
Sd) (r2 = 0,853) oksigen, cahaya matahari, hembusan angin
z = Kedalaman (Nugraha et al., 2007).
Koefisien peredupan pada kolam Zooplankton jenis Copepoda sp.
perairan dihitung dengan membaca memiliki komposisi jenis tertinggi pada hampir
kedalaman keping secchi disk (Sd (m) semua kedalaman dan stasiun pengamatan. Hal
dengan menggunakan persamaan empiris ini disebabkan karena Copepoda sp.
Tillman et al., 2000 (k = 0,191+1,242 / Sd) merupakan herbivora utama alami di perairan
(r2 = 0,853). laut. Menurut Nybakken (1992) menyatakan
Komposisi jenis zooplankton pada bahwa Copepoda sp. berperan sebagai mata
masing-masing stasiun dihitung dengan rantai yang amat penting antara produksi
menggunakan rumus Odum (1996), sebagai primer fitoplankton dengan karnivora kecil.
berikut: Selain itu, kelompok Copepoda (Nauplius,
𝑛𝑖 Branchionus) merupakan kelompok
Pi = 𝑁 x 100
zooplankton yang memiliki penyebaran yang
Keterangan : luas dan dapat hidup di berbagai tipe perairan.
Pi= Komposisi jenis (%) Tingginya persentase komposisi Copepoda sp.
ni= Jumlah individu tiap jenis ke-i (ind) juga diduga terkait dengan kemampuannya
N= Jumlah total individu (ind) dalam beradaptasi terhadap kondisi oseanografi
Kelimpahan Zooplabkton dihitung di daerah pesisir yang sangat dinamis
dengan menggunakan rumus APHA (2005) (temperatur dan salinitas) bila dibandingkan
berdasarkan persamaan berikut : dengan kelompok zooplankton yang lain
K = N/Ac x At/Vs x Vt/As sehingga kelimpahan Copepoda sp. akan lebih
Keterangan :
tinggi (Chua, 1970). Sementara itu Nauplius sp.
K= Kelimpahan Plankton (ind L-1) merupakan zooplankton dengan komposisi
N= Jumlah plankton yang diamati jenis kedua terbesar setelah Copepoda sp.
Ac= luas amatan (mm2) Menurut Situmorang (2007), toleransi Nauplius
At= Luas penampang permukaan SRC (mm2) artemia sp. terhadap suhu cukup luas yaitu
Vs= volume konsentrat dalam SRC (ml) pada kisaran 6-35oC. Jenis-jenis zooplankton
Vt= volume konsentrat botol contoh plankton yang ditemukan di Pulau Bungkutoko pada
(mI) kedalaman yang berbeda dapat dilihat pada
As= volume air disaring (L) Tabel 1.

63
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton

Tabel 1. Jenis-jenis zooplankton yang ditemukan pada masing-masing kedalaman


Kedalaman
Jenis-jenis Zooplankton
0,2 m 5m 10 m
Kelas Crustacea
- Copepoda sp. + + +
- Temora sp. + + +
- Schmackeria sp. + + +
- Tortanus sp. + + +
- Nauplius sp. + + +
- Polychaeta sp. + + +
- Baraehyura sp. + + +
- Brachyura Larva sp. + + +
- Ostracoda sp. + - +
Kelas Hexanauplia
- Oithona sp. + + +
- Apocyclopas sp. + + +
- Echinocamptus sp. + + +
- Microsetella sp. + + +
- Cleotocamptus sp. - + +
- Labidocera sp. + + +
- Onychocamptus sp. + + +
Kelas Maxillopoda
- Balanus sp. + + -
- Acartia sp. + + +

Kelas Oligotrichea
- Codonellopsis sp. + + +
- Tintinnopsis sp. + + +
Kelas Ciliatea
- Favella sp. + + +
- Spathidinium sp. - + -
Kelas Monogononta
- Brachionus sp. - + -
Kelas Eurotatoria
- Colurella sp. + + +
Kelas Tubulinea
- Sentropisis sp. - + +
Keterangan :
+ : ada
- : tidak ada

Secara umum terlihat adanya dan stasiun pengamatan. Adanya faktor


perubahan kelimpahan zooplankton dari jumlah makanan di perairan dapat
waktu ke waktu pada kedalaman berbeda. mempengaruhi tingkah laku Copepoda sp.
Kelimpahan zooplankton tertinggi 50 ind/mL Hal ini didukung oleh Williamson, (1981)
diperoleh pada bulan November pada semua menyatakan bahwa Copepoda sp.
kedalaman dan terendah pada bulan Januari mempunyai kemampuan untuk merespon
pada kedalaman 5 m dengan kelimpahan pertukaran dan kepadatan jumlah makanan
pada semua stasiun dan waktu pengamatan (fitoplankton dan diatom) di lingkungan
kurang dari 25 ind/mL. Copepoda sp peraiaran. Menurut Mulyadi (2004) beberapa
merupakan jenis zooplankton yang paling jenis Copepoda, Acartia erythrea, A.
melimpah ditemukan pada semua kedalaman pacifica, dan Acrocalanus gibber termasuk

64
Komposisi jenis zooplankton (%) Komposisi jenis zooplankton (%) Komposisi jenis zooplankton (%)

0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
5
10
15
20
25
30
35
40

Favella sp. Favella sp. Favella sp.


Oithona sp. Oithona sp. Oithona sp.
Brachionus sp. Brachionus sp. Brachionus sp.
Copepoda sp. Copepoda sp. Copepoda sp.
Labidocera sp. Labidocera sp. Labidocera sp.
Microsetella sp. Microsetella sp. Microsetella sp.
Temora sp. Temora sp. Temora sp.
Apocyclopas sp. Apocyclopas sp. Apocyclopas sp.
Nauplius sp. Nauplius sp. Nauplius sp.
Tintinnopsis sp. Tintinnopsis sp. Tintinnopsis sp.
Acartia sp. Acartia sp.
Acartia sp.
Baraehyura sp. Baraehyura sp.
Baraehyura sp.
dalam kelompok lebih toleran terhadap

Ostracoda sp. Ostracoda sp.


Ostracoda sp.
Sentropisis sp. Sentropisis sp.
Sentropisis sp.
Colurella sp. Colurella sp.

Jenis zooplankton
Wati dkk.,

Colurella sp.
Jenis zooplankton

Jenis zooplankton
Polychaeta sp. Polychaeta sp.
Polychaeta sp.
Onychocamptus sp. Onychocamptus sp.
Onychocamptus sp.
Balanus sp. Balanus sp.
Balanus sp.
Codonellopsis sp. Codonellopsis sp.
Codonellopsis sp.
Echinocamptus sp. Echinocamptus sp.
Echinocamptus sp.
Spathidinium sp. Spathidinium sp.
Spathidinium sp.
Brachyura larva sp. Brachyura larva sp.
Brachyura larva sp.
salinitas (euryhaline).

Tortanus sp. Tortanus sp.


Tortanus sp.
Gambar 2. Komposisi jenis zooplankton pada kedalaman 0,2 m.

Cleotocamptus sp. Cleotocamptus sp.

Gambar 3. Komposisi jenis zooplankton pada kedalaman 5 m.


Cleotocamptus sp.

Gambar 4. Komposisi jenis zooplankton pada kedalaman 10 m.


Schmackeria sp. Schmackeria sp.
Schmackeria sp.

stasiun 3
satsiun 2
stasiun 1
Stasiun 3
Stasiun 2
Stasiun 1

stasiun 3
satsiun 2
stasiun 1

65
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton

Kelimpahan zooplankton November


50
40
ind/mL

30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6 10 14 20 24 4
06.00 10.00 14.00 20.00 24.00 04.00
Waktu Pengamatan

Januari
Kelimpahan zooplankton

50
40
ind/mL

30
20
stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.0 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan

Mei
50
Kelimpahan zooplankton

40

30
ind/mL

20
stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan

Gambar 5. Kelimpahan Zooplankton pada Kedalaman 0,2 m.

Bames (1974) menyatakan bahwa tentu didukung oleh dengan ketersediaan


Copepoda jenis Acartia termasuk Copepoda fitoplankton yang menjadi pakan alaminya.
khas perairan pesisir yang ditemukan dalam Menurut Baars et al., (1990); Arinardi
jumlah yang melimpah. Selain itu, (1996); Rezai et al., (2004) dan Elore et al.,
Copepoda sp. memiliki kemampuan dalam (2010) menyatakan bahwa Copepoda sp.
beradaptasi terhadap kondisi oseanografi di melimpah di perairan pesisir dengan nilai
daerah pesisir yang sangat dinamis seperti lebih dari 50% dari total zooplankton.
suhu, dan salinitas sehingga bila Kecepatan arus yang bervariasi juga
dibandingkan dengan kelompok menyebabkan kelimpahan zooplankton
zooplankton yang lain maka kelimpahan bervariasi. Menurut Odum (1998), arus
Copepoda sp. akan lebih tinggi. Kondisi ini merupakan faktor utama yang membatasi

66
Wati dkk.,

penyebaran biota dalam perairan termasuk zooplankton.

67
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton

.
November
Kelimpahan zooplankton
50
40
ind/mL

30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton

Januari
50
40
ind/mL

30
20
stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00

Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton

50 Mei

40
ind/mL

30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6 10 14 20 24 4
06.00 10.00 14.00 20.00 24.00 04.00

Waktu Pengamatan

Gambar 6. Kelimpahan Zooplankton pada Kedalaman 5 m

Pada bulan November di kedalaman 5 ind/mLdiperoleh di stasiun II pada pukul


m terlihat sama sekitar 50 ind/mL diperoleh 06.00; 10.00; 20.00 dan 24.00. Pada bulan
pada stasiun I pukul 14.00 dan 24.00 Januari kelimpahan zooplankton menurun
sementara pada stasiun III diperoleh pukul pada hampir semua stasiun dan waktu
20.00.. Sedangkan pada bulan Januari pengamatan kecuali pada stasiun II pukul
kelimpahan tertinggi sekitar 29 ind/mL pada 14.00 dengan kelimpahan tertinggi mencapai
Stasiun II pukul 04.00. Kemudian pada bulan 30 ind/mL. Pada bulan Mei kelimpahan
Mei kelimpahan tertinggi 42 ind/mL zooplankton kembali mengalami peningkatan
diperoleh pada Stasiun II pukul 06.00. dengan kelimpahan tertinggi mencapai 49
(Gambar 6). ind/mL pada pukul 14.00 di Stasiun I diikuti
Pada kedalaman 10 m tertinggi oleh satsiun II berkisar 40-45 ind/mL pada
didapatkan pada bulan November dengan pukul 10.00 dan 24.00 (Gambar 7).
kelimpahan zooplankton mencapai 50

68
Wati dkk.,

Kelimpahan zooplankton
November
50
ind/mL 40
30
stasiun 1
20
stasiun 2
10
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00

Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton

50 Januari
40
ind/mL

30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton

50 Mei
40
ind/mL

30
stasiun 1
20
stasiun 2
10
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan

Gambar 7. Kelimpahan Zooplankton pada Kedalaman 10 m

Tidak terdapat pola migrasi Pola migrasi harian zooplankton


zooplankton pada berbagai kedalaman di berdasarkan kedalaman pada bulan Januari
bulan Januari dan Mei (Gambar 9 dan 10), dan Mei hampir tidak nampak adanya pola
namun pada bulan November terlihat adanya migrasi dimana kelimpahan zooplankton
pola migrasi pada berbagai kedalaman pada kedalaman dan waktu pengamatan yang
dimana puncak atau kelimpahan zooplankton berbeda tidak jauh berbeda berkisar antara
tertinggi diperoleh pada pukul 06.00 dan 10-30 ind/mL. Zooplankton jenis Copepoda
20.00 dan terendah pada pukul 14.00 dan sp. dan Nauplius sp. memiliki pola migrasi
04.00 untuk kedalaman 5 dan 10 m yang berbeda dengan zooplankton yang lain,
sementara pada kedalaman 0,2 m kelimpahan hal ini diduga adanya perubahan faktor
tertinggi diperoleh pada pukul 10.00 dan lingkungan yaitu intensitas cahaya matahari
20.00 dan terendah pada pukul 06.00, 14.00 pada bulan Januari dan Mei memengaruhi
dan 04.00 (gambar 8). tingkah laku Copepoda sp. dan Nauplius sp.

69
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton

60
November
50
40
30 0,2 m
20 5m
10 10 m
0
6:00 10:00 14:00 20:00 0:00 4:00
Waktu

Gambar 8. Pola Migrasi Zooplankton pada bulan November.


Zooplankton (ind/mL)

60
Kelimpahan

50 Januari
40
30 0,2 m
20 5m
10 10 m
0
6:00 10:00 14:00 20:00 0:00 4:00
Waktu
Gambar 9. Pola Migrasi Zooplankton pada bulan Januari.

60
Mei
50
40
30 0,2 m
20 5m
10 10 m
0
6:00 10:00 14:00 20:00 0:00 4:00
Waktu

Gambar 10. Pola Migrasi Zooplankton pada bulan Mei.

Menurut Huys dan Boxshall, (1991) bulan November terlihat adanya pola migrasi
menyatakan bahwa sebagian spesies dimana kelimpahan zooplankton pada masing-
Copepoda Harpacticolda hidup berkumpul masing kedalaman memperlihatkan fluktuasi
dengan organisme lain dan beradaptasi di yang cukup besar pada masing-masing waktu
lingkungan pada kedalaman yang berbeda pengamatan berkisar 15-50 ind/mL. Hal ini
yaitu 17 m. Sedangkan Nauplius sp. terlihat diduga berhubungan dengan kondisi cuaca
melimpah di Stasiun I pukul 14.00 bulan yang sangat berbeda saat dilakukan sampling
Januari dan pukul 10.00; 14.00 bulan Mei dimana bulan November merupakan waktu
pada Staiun I. Hal ini diduga Nauplius sp. peralihan dari musim kemarau ke musim
menyukai benda-benda yang terendam penghujan dan sampling yang dilakukan pada
disebabkan oleh adanya aktivitas masyarakat. bulan November kondisi cuacanya cerah
Menurut Rosmimohtarto (2011) sepanjang hari. Sebaliknya bulan Januari dan
dimungkinkan di sekitar stasiun pengamatan Mei sudah masuk musim penghujan dan
terdapat jembatan-jembatan bambu yang sampling dilakukan saat kondisi cuaca
tiangnya di bawah air, menjadi substrat yang mendung dan hujan. Hal ini didukung oleh
sangat baik bagi Nauplius sp. Namun pada pernyataan Nugraha et al., (2008) menyatakan

70
Wati dkk.,

bahwa faktor yang berperan dalam migrasi terlihat adanya pola migrasi dimana
vertikal zooplankton adalah cahaya. Saat puncak atau kelimpahan zooplankton
kondisi cuaca yang cerah umumnya tertinggi diperoleh pada pukul 06.00 dan
zooplankton akan bergerak menjauhi 20.00 untuk kedalaman 5 dan 10 m.
permukaan menuju kedalaman kecuali Sementara itu kedalaman 0,2 m
zooplankton jenis Copepoda sp akan tetap kelimpahan tertinggi diperoleh pada pukul
ditemukan melimpah dekat permukaan karena 10.00 dan 20.00.
pada saat intensitas cahaya tinggi maka
fitoplankton yang merupakan makanan Saran
zooplankton juga akan melimpah. Sebaliknya Diharapkan hasil penelitian ini dapat
pada intensitas cahaya rendah zooplankton dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
akan menyebar merata pada hampir semua penelitian selanjutnya dengan melihat pola
kedalaman dan bahkan bergerak dekat ke migrasi vertikal di berbagai kedalaman pada
permukaan. Namun karena fitoplankton juga musim barat pada lokasi yang sama.
kurang maka kelimpahan zooplanktonnya juga Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
menurun. Dari hasil pengukuran intensitas informasi dasar dalam mendukung kehidupan
cahaya diperoleh bahwa intensitas cahaya biota pada tingkat tropik yang lebih tinggi
tertinggi didapatkan pada bulan November dalam jejaring rantai makanan.
pada kedalaman 0,2 m dan terendah bulan
Januari. Zooplankton cenderung berada jauh Daftar Pustaka
di bawah permukaan air pada siang hari dan Adinugroho, M., Haeruddin, dan Subiyanto.
muncul pada malam harinya. Menurut 2014. Komposisi dan Distribusi
Nybakken (1992) menyatakan bahwa pada Plankton di Perairan Teluk Semarang.
siang hari zooplankton tidak berada di Saintifika. 16(2):39-48.
permukaan karena mereka memberikan (APHA) American Public Health
tanggapan negatif terhadap cahaya matahari Association. 2005. Standard Methods
Selain faktor cahaya, migrasi vertikal for the Examination of Water and
yang dilakukan oleh zooplankton Wastewater. 21th Edition. Washington
berhubungan dengan pemangsaan. Menurut DC (US): American Public Health
Liu et al., (2003), banyak kemungkinan Assosiation American Water Work
mekanisme yang mendasari migrasi vertikal Association/Water Enviroment
yang telah dilaporkan sebelumnya dan salah Federation.
satunya adalah pemangsaan oleh predator. Arinardi, O.H., Sutomo, A.B., Yusuf, S.A.,
Selanjutnya Hays (2003) menyatakan bahwa Trimaningsih, Asnaryanti, E., dan
baik itu cahaya matahari maupun cahaya Riyono, S.H. 1996. Kisaran dan
bulan menjadi salah satu pengaruh yang besar Komposisi Plankton Predominan di
terhadap tingkah laku Copepoda sp. terhadap Perairan Kawasan Timur Indonesia.
pemangsaannya. Kondisi cahaya normal untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan
distribusi vertikal dapat dijadikan sebagai Oseanologi. Lembaga Ilmu
perlindungan dari penglihatan predator (Hays, Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
2003). Asriyana dan Yuliana. 2012. Produktivitas
Perairan. Cetakan Pertama. Bumi
Simpulan Aksara. Jakarta. hal. 3, 156-160.
1. Zooplankton jenis Copepoda sp. memiliki Baars, M.A., Sutomo, A.B., Oosterhuis, S.S.,
komposisi jenis tertinggi pada semua and Arinardi, O.H. 1990. Zooplankton
Stasiun kedalaman yaitu berkisar 30- Abundance in the Eastern Banda Sea
38%. and Northern Arafura Sea During and
2. Kelimpahan zooplankton tertinggi berkisar After the Upwelling Season, August
33-50 indi/mL pada kedalaman 0,2; 5; dan 1984-February 1985. Netherlands
10 m ditemukan terbanyak pada bulan Journal of Sea Research 25 (4): 527-
November yakni pada pukul 10.00, 20.00, 543.
dan 24.00. Barnes, R.D. 1974. Invertebrta Zoology
3. Secara umum tidak nampak adanya Thirdd Edition. W.B. Soundress. Co.
migrasi zooplankton pada bulan Januari Philadelphia Londen Toronato.
dan Mei namun pada bulan November

71
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton

Basmi, J. 1995. Planktonologi Produksi Handayani, S., M.P. Patria. 2009. Komunitas
Primer. Fakultas Perikanan Institut Zooplankton di Perairan Waduk
Pertanian Bogor. Bogor. hal. 26-28. Krenceng, Cilegon Banten. Makara
Chua, T.E. 1970. A Premilinary Study on the Sains. 9(2). pp.75-80.
Plankton of the Pongol Estuary. Hutabarat, S, dan Evans, 2000. Pengantar
Hidrobiologi 34 (1): 254-272. Oseanografi. Universitas Indonesia-
Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Press, Jakarta. hal. 25-27.
Ed.Ke-3. Illionis : Waveland Press, Hawkes, Y. 1978. Invertebrata As Indicator
Inc. of River Water Quality: James and I.
Damar, A. 2003. Effects of Eenrichment on Evinson (Eds). Biological Indicator of
Nutrient Dynamics, Phytoplankton Water Quality. John Wiley and Sons.
Dynamics, Productivity in Indonesian Toronto.
Tropical Waters: a Comparison Ilahude, A.G. 1999. Sebaran Parameter
between Jakarta Bay, Lampung Bay, Hidrologi di Laut Banda Timur. LIPI
and Semangka Bay. (Dissertation) zur Jakarta, hal. 15-53.
Erlangsung des Doktorgrades der Jeffries, M., Mills, D. 1996. Freswater
Mathematisch Naturwissens Ecologi, Principles and Applications.
Chaftlichen Fakultat der Christian- John Wiley and Sons. Chichester. UK.
Albrechts-Universitat zu Kiel. 229 p. hal. 30-31.
Efriyeldi, 1997. Struktur Komunitas Kaswadji RF, Widjaya F, dan Wardianto Y.
Makrozobentos Keterkaitannya dengan 1993. Produktivitas Primer dan Laju
Karakteristik Sedimen di Muara Pertumbuhan Fitoplankton di Perairan
Sungai Batam Tengah Riau. Tesis Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-ilmu
Program Pascasarjana, IPB. Bogor. Perairan dan Perikanan Indonesia
Eloire, D., P.J. Somerfield, D.V.P. Conway, I(2):1-15.
C. Halsband Lenk, R. Harris, and D. Kennish, M.J. 1987. Ecology of Estuary
Bonnet. 2010. Temporal Variability Volume II Biological Aspect, United
and Community Composition of State. CRC Press. hal. 16-18.
Zooplankton at Station L4 in the Koesoebiono. 1981. Biologi laut Diktat
Western Channel: 20 years of Kuliah Fakultas Perikanan. IPB.
sampling. J.of Plankton Research, Bogor.
32(5):657-679. Kirk, R.E. and Othmer, V.R., 1994,
Fadiyni, N. 2015. Keragaman Fitoplankton Encyclopedia of Chemical
Berdasarkan Kedalaman Perairan pada Technology, Vol.11 Flavor
Daerah Terumbu Karang Di Perairan Characterization to Fuel Cells, 4 th ed.,
Pulau Hari. Skripsi. FPIK. Universitas John Wiley & Sons Inc., New York.
Halu Oleo. Kendari. Liu, S.H., S. Sun, and B.P. Han. 2003. Diel
Gocalo, G.G. Mano Katsuragawa and Ilson Vertical Migration of Zooplankton
Catios Almeida dan Silveira. 2011. Following Optimal Foo Intake Under
Patterns of Distribution and Abudance Predation. J. Plankton Res. 25; 1.069-
or Larval Phosichthyidae 1,077.
(Actinopterygii, Stomiiformes) in Mason C. F. (1981). Biology of Freshwater
Southeastem Brazilian Water, Pollution. London : Longman Group
Brazilian. Journal of Oceanography. Limited..250 p.
59(3):213-229. Muhiddin, A.H., Malida, S.H., Tamburu, R.
Hays, R., dan G. A. Boxshall. 1991. Copepod 2014. Analisis Perubahan Kepadatan
Evolution. Ray Society. London. Zooplankton Berdasarkan Kelimpahan
Hays, G. C. 2003. A Review of the Adaptive Fitoplankton dan Berbagai Waktu dan
Significance and Ecosystem Kedalaman di Perairan Pulau Badi
Conceqnences of Zooplankton Diel Kabupaten Pangkep. Jurnal Ilmu
Vertkal Migrations, Hydrobiologia. Kelautan dan Perikanan. Vol.24 (3)
503:163-170. 40-48.
Haney, J.F. 1990. Diel patterns of Mulyadi. 2004. Calanoid Copepods in
zooplankton behaviour. Bull Mar Sci Indonesian Waters. Res. Center for
43: 583-603. Biology, Indonesian Institute of

72
Wati dkk.,

Scinces, Bogor, Indonesia. ISBN 979- Ruyitno. 1980. Lingkungan Laut dan
579-053-6. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Nontji, A. 1984. Biomassa dan Produktivitas Lingkungan Laut. Pewarta Oseana
Fitoplankton di Perairan Teluk Jakarta ThV/1.
serta Kaitannya dengan Faktor-faktor Sari, A.N., Hutabarat, S. dan Soedarsono, P.
Lingkungan (Disertasi). Bogor. 2014. Struktur Komunitas Plankton
Fakultas Pasca Sarjana Institut Pada Padang Lamun Di Pantai Pulau
Pertanian Bogor. hal. 31-32. Panjang, Jepara. Diponegoro Journal
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit of Maquares 3(2): 82 – 91.
Djambatan. Jakarta. Setijanto, Chaeri A, dan Nursid M. 2003.
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Kelimpahan Larva Ikan Engraulidae
Jakarta. 372 hlm. dan Hubungannya dengan Parameter
Nugraha, M.F.I., Sumiarsa., G.S., Hanafi., Lingkungan di Estuary Segara Anakan
A., & Septory, R. 2007. Pola Sebaran Cilacap, Jawa Tengah Indonesia.
Horizontal Copepoda di Perairan Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
Gondol Bali. Pengembangan Iptek 9(7):59-66.
Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan Silva, A.M.A., P.R. de Medeires, M.C.B.C.
dalam Mendukung Pembangunan dan Silva, dan J.E.L. Barbosa. 2009.
Nasional. Prosiding Seminar Nasional Dien Vertikal Migration and
Perikanan dan Kelautan. Fakultas Distribution of Zooplankton in a
Perikanan dan ilmu Kelautan Tropical Brazilian Reservoir. Brazil,
Universitas Diponegoro. Badan Biotemas, 22: 49-57.
Penerbit Universitas, di Ponegoro, Situmorang. T. N. K. 2007.
hlm. 9-17. Pembudidayaan Artemia sp. Sebagai
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pakan Alami Perikann dalam Upaya
Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia, Menunjang Pembangunan Perikanan
Jakarta. 459 p. yang Berkelanjutan. Sekolah
Odum, E. P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Pascasarjana Universitas Sumatera
Edisi Ketiga (Terjemahan Ir. Tjahjono Utara, Medan.
Samingan, MSc). Gajah Mada Susanti, N., R. Widiana, dan Abizar. 2012.
University Press. Yogyakarta. 697 hal. Fluktuasi Harian Plankton Di Danau
Omori, M. dan Ikeda, T. 1984. Method in Diatas Kabupaten Solok. Skripsi
Marine Zooplankton Ecology. Krieger Jurusan Pendidikan Biologi. STKIP
Pub Co. 332p. PGRI Sumatera Barat Padang.
Plourdei S, Dadson JJ, Runge AJ, dan Sutomo, A.B. 1991. Migrasi Vertikal
Therriault JC. 2002. Spatial and Zooplankton Di Laut Timur Agustus-
Temporal Variations in Copepod September. Balitbang Oseanografi-
Community Structure in The Lower st. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta.
Lawrence Estuary, Canada. Marine hal. 110-112.
Ecology Progress Series 230:211-224. Tilman, H.. K., J., Hesse, F. Coljin. 2000.
Raymont, J.E.G. 1980. Plankton and Planctonic Primary Production in The
Productivity In the Oceans (Secand German Wadden Sea. Journal Plankton
Edition). Vol.1: Phytoplankton. Research, 22(7):1253-1276.
Pergamon Press., Oxford: 273-275 pp. Van, H.H., Tanya, J., Compton. 2013. Diel
Rezai, H., F.Md. Yusoff, A. Arshad, A. Vertical Migration In Deep Sea
Kawamura, S. Nishida, and O.B.Hj. Plankton is Finely Tuned to
Ross. 2004. Spatial and Temporal Lantitudinal and Seasonal Day Length.
Distribution of Copepods in The Strait 8(5)e 64435.
of Malacca. Zoological Studies, Wenno Y, Denisia A. W. 2011. Hubungan
43(2):486-497. Antara Beberapa Faktor Lingkungan
Rosmomohtarto, K. 2010. Komposisi dan Dengan Kelimpahan Zooplankton di
Sebaran Zooplankton. (elib.pdii.lipi. Perairan Teluk Baguala, Ambon.
go.id/kataloh/index.php/searchkatalog/ Jurnal Perikanan dan Kelautan,
..../5027.pdf), Diunduh tanggal 22 November 2011, 7(2):50-51.
Januari 2013.

73
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton

Wiadnyana, N. N., Wagey, G. A. 2004. Williamson, C.E. 1981. Foraging behavior of


Plankton, Produktivitas dan Ekosistem a freshwater copepod: Frequency
Perairan. DKP dan LIPI. Jakarta. changes in looping behavior at high
Departemen Perikanan dan Kelautan- and low prey densities. Oecologia, 50:
Balai Riset Kelautan dan Perikanan- 332336.
PRPT dan LIPI Pusat Penelitian
Oseanografi.

74

Anda mungkin juga menyukai