[Zooplankton Daily Vertical Migration Patterns at Various Depths in the Waters of the
Island of Bungkutoko in the Abeli district]
Abstrak
Keberadaan zooplankton di perairan sangat penting mengingat zooplankton adalah penghubung antara produsen primer
dengan hewan-hewan pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola migrasi
vertikal harian zooplankton pada berbagai kedalaman di perairan pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Provinsi Sulawesi
Tenggara. Penelitian di lakukan pada bulan November 2017 sampai Mei 2018. Metode pengambilan sampel zooplankton
dalam penelitian ini menggunakan plankton net dengan ukuran mata jaring no. 25 µm dan pompa yang dimodifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 25 jenis zooplankton, dimana jenis Copepoda sp memiliki komposisi
jenis tertinggi berkisar antara 25-39 % dikuti oleh Nauplius sp berkisar 25-29%. Sementara itu, kelimpahan zooplankton
tertinggi pada kedalaman 0,2; 5; dan 10 m berkisar 50 ind/mL diperoleh pada pukul 06.00; 10.00; 14.00; 20.00 dan 24.00
di bulan November. Secara umum tidak terdapat pola migrasi harian zooplankton pada bulan Januari dan Mei namun
pada bulan November terlihat adanya pola migrasi dimana puncak atau kelimpahan zooplankton tertinggi diperoleh pada
pukul 06.00 dan 20.00 untuk kedalaman 5 dan 10 m, sementara untuk kedalaman 0,2 m puncak atau kelimpahan tertinggi
diperoleh pada pukul 10.00 dan 20.00.
Abstract
The presence of zooplankton in the waters is very important because zooplankton links primary producers and animals at
higher tropic level. The purpose of this study was to determine the daily vertical migration patterns of zooplankton at
various depths in the waters of Bungkutoko Island, Abeli District, Southeast Sulawesi Province. The research was carried
out from November 2017 to May 2018. The method of zooplankton sampling in this study used plankton net with mesh
size no.25 µm and a modified pump. There were 25 species of zooplankton found in the study. Copepoda sp. has the
highest species composition ranging from 25-39% followed by Nauplius sp. at around 25-29%. Meanwhile, the highest
abundance of zooplankton at 0.2; 5; and 10 m was around 50 ind/mL at 06.00; 10.00; 14.00; 20.00; and 24.00 in
November. In general, there was no zooplankton migration in January and May. However, zooplankton migration pattern
was observed in November in which the peaks or the highest abudance of zooplankton occurred at 06.00 am and 20.00
pm at 5 and 10 m depths whereas at 0.2 m, the peaks occurred at 10.00 am and 20.00 pm.
Pendahuluan
Zooplankton merupakan konsumen memengaruhi kehidupan zooplankton
pertama yang memanfaatkan produksi primer meliputi intensitas cahaya matahari,
yang dihasilkan oleh fitoplankton. Peranan makanan, predator suhu, kedalaman,
zooplankton di perairan laut sangat penting kecerahan, arus, salinitas, dan pH. Cahaya,
untuk diketahui, mengingat zooplankton makanan, dan predator merupakan parameter
adalah organisme yang dapat memanfaatkan yang paling utama memengaruhi migrasi
proses dan pemindahan energi karena zooplankton. Secara umum zooplankton
menjadi penghubung antara produsen dengan menghindari sinar matahari, dengan sifatnya
hewan-hewan pada tingkat tropik yang lebih yang fototaksis negatif, penangkapan
tinggi. Parameter-parameter lingkungan yang beberapa larva ikan pelagis ditemukan lebih
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton
banyak pada malam hari dibandingkan pada ekosistem perairan akan merugikan para
siang hari. Zooplankton akan banyak terdapat nelayan, karena ikan akan melimpah saat
di dasar perairan pada siang hari dan akan makanan ikan seperti plankton melimpah di
naik kepermukaan pada malam hari atau pagi perairan.
hari (Haney et al.,1990).
Migrasi vertikal merupakan migrasi Bahan dan Metode
harian yang dilakukan oleh organisme Penelitian ini dilaksanakan bulan
zooplankton tertentu ke arah dasar laut pada November 2017 sampai Mei 2018, bertempat
siang hari dan ke arah permukaan pada di Perairan Pulau Bungkutoko Kecamatan
malam hari. Hewan mikrokopis ini menyukai Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi
perairan yang lebih dingin (fototaksis Tenggara. Analisis kualitas perairan dan
negatif), secara umum pergerakan identifikasi zooplankton dilaksanakan di
zooplankton ke bawah untuk menghindari Laboratorium Pengujian Fakultas Perikanan
predator pada waktu keadaan terang pada dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo.
siang hari. Sebaliknya pergerakan ke atas Pengambilan sampel zooplankton
pada waktu keadaan gelap bertujuan untuk dilakukan pada tiga stasiun pengamatan yang
mencari makan sekaligus memperkecil resiko berbeda di Perairan Pulau Bungkutoko pada
pemangsangan oleh predator (Sutomo et al., tiga kedalaman berbeda yaitu 0,2; 5; dan 10
1991). Zooplankton dalam bidang perikanan m dengan interval waktu pengambilan
memiliki manfaat pada bidang ekonomi sampel sebulan sekali. Pengambilan sampel
perikanan, karena semua jenis kehidupan zooplankton untuk kedalaman 0,2 m
ikan berawal dari plankton, baik telur dan diakukan dengan cara menyaring air laut
larva. Pengetahuan telur dan larva planktonik menggunakan plankton net no. 25 μm
(iktioplankton) banyak membantu untuk sedangkan untuk kedalaman 5 dan 10 m
menentukan lokasi pemijahan jenis-jenis ikan sampling dilakukan dengan cara
tertentu dan langkah langkah yang diperlukan memasukkan pipa sesuai kedalaman
untuk melestarikannya. sampling dan sampel air dipompa ke
Berdasarkan uraian diatas, maka permukaan untuk ditampung sebanyak 50
diperlukan penelitian mengenai pola migrasi liter. Air yang ditampung selanjutnya difilter
vertikal harian zooplankton di berbagai dengan menggunakan planton net. Waktu
kedalaman perairan pulau bungkutoko sampling dilakukan pada pukul 06.00; 10.00;
kecamatan abeli. Karena tempat tersebut 14.00; 20.00; 24.00; dan 04.00 WITA
sering terjadi pengubahan ekosistem perairan (Muhiddin et al., 2014). Sampel air yang
dengan tujuan tertentu yang akan membawa tersaring oleh plankton net selanjutnya
pengaruh yang kurang baik bagi biota laut diawetkan dengan menambahkan 2-3 tetes
khususnya zooplankton. Pengubahan formalin 4%.
62
Wati dkk.,
63
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton
Kelas Oligotrichea
- Codonellopsis sp. + + +
- Tintinnopsis sp. + + +
Kelas Ciliatea
- Favella sp. + + +
- Spathidinium sp. - + -
Kelas Monogononta
- Brachionus sp. - + -
Kelas Eurotatoria
- Colurella sp. + + +
Kelas Tubulinea
- Sentropisis sp. - + +
Keterangan :
+ : ada
- : tidak ada
64
Komposisi jenis zooplankton (%) Komposisi jenis zooplankton (%) Komposisi jenis zooplankton (%)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Jenis zooplankton
Wati dkk.,
Colurella sp.
Jenis zooplankton
Jenis zooplankton
Polychaeta sp. Polychaeta sp.
Polychaeta sp.
Onychocamptus sp. Onychocamptus sp.
Onychocamptus sp.
Balanus sp. Balanus sp.
Balanus sp.
Codonellopsis sp. Codonellopsis sp.
Codonellopsis sp.
Echinocamptus sp. Echinocamptus sp.
Echinocamptus sp.
Spathidinium sp. Spathidinium sp.
Spathidinium sp.
Brachyura larva sp. Brachyura larva sp.
Brachyura larva sp.
salinitas (euryhaline).
stasiun 3
satsiun 2
stasiun 1
Stasiun 3
Stasiun 2
Stasiun 1
stasiun 3
satsiun 2
stasiun 1
65
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton
30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6 10 14 20 24 4
06.00 10.00 14.00 20.00 24.00 04.00
Waktu Pengamatan
Januari
Kelimpahan zooplankton
50
40
ind/mL
30
20
stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.0 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
Mei
50
Kelimpahan zooplankton
40
30
ind/mL
20
stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
66
Wati dkk.,
67
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton
.
November
Kelimpahan zooplankton
50
40
ind/mL
30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton
Januari
50
40
ind/mL
30
20
stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton
50 Mei
40
ind/mL
30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6 10 14 20 24 4
06.00 10.00 14.00 20.00 24.00 04.00
Waktu Pengamatan
68
Wati dkk.,
Kelimpahan zooplankton
November
50
ind/mL 40
30
stasiun 1
20
stasiun 2
10
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton
50 Januari
40
ind/mL
30
20 stasiun 1
10 stasiun 2
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
Kelimpahan zooplankton
50 Mei
40
ind/mL
30
stasiun 1
20
stasiun 2
10
stasiun 3
0
6
06.00 10
10.00 14
14.00 20
20.00 24
24.00 4
04.00
Waktu Pengamatan
69
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton
60
November
50
40
30 0,2 m
20 5m
10 10 m
0
6:00 10:00 14:00 20:00 0:00 4:00
Waktu
60
Kelimpahan
50 Januari
40
30 0,2 m
20 5m
10 10 m
0
6:00 10:00 14:00 20:00 0:00 4:00
Waktu
Gambar 9. Pola Migrasi Zooplankton pada bulan Januari.
60
Mei
50
40
30 0,2 m
20 5m
10 10 m
0
6:00 10:00 14:00 20:00 0:00 4:00
Waktu
Menurut Huys dan Boxshall, (1991) bulan November terlihat adanya pola migrasi
menyatakan bahwa sebagian spesies dimana kelimpahan zooplankton pada masing-
Copepoda Harpacticolda hidup berkumpul masing kedalaman memperlihatkan fluktuasi
dengan organisme lain dan beradaptasi di yang cukup besar pada masing-masing waktu
lingkungan pada kedalaman yang berbeda pengamatan berkisar 15-50 ind/mL. Hal ini
yaitu 17 m. Sedangkan Nauplius sp. terlihat diduga berhubungan dengan kondisi cuaca
melimpah di Stasiun I pukul 14.00 bulan yang sangat berbeda saat dilakukan sampling
Januari dan pukul 10.00; 14.00 bulan Mei dimana bulan November merupakan waktu
pada Staiun I. Hal ini diduga Nauplius sp. peralihan dari musim kemarau ke musim
menyukai benda-benda yang terendam penghujan dan sampling yang dilakukan pada
disebabkan oleh adanya aktivitas masyarakat. bulan November kondisi cuacanya cerah
Menurut Rosmimohtarto (2011) sepanjang hari. Sebaliknya bulan Januari dan
dimungkinkan di sekitar stasiun pengamatan Mei sudah masuk musim penghujan dan
terdapat jembatan-jembatan bambu yang sampling dilakukan saat kondisi cuaca
tiangnya di bawah air, menjadi substrat yang mendung dan hujan. Hal ini didukung oleh
sangat baik bagi Nauplius sp. Namun pada pernyataan Nugraha et al., (2008) menyatakan
70
Wati dkk.,
bahwa faktor yang berperan dalam migrasi terlihat adanya pola migrasi dimana
vertikal zooplankton adalah cahaya. Saat puncak atau kelimpahan zooplankton
kondisi cuaca yang cerah umumnya tertinggi diperoleh pada pukul 06.00 dan
zooplankton akan bergerak menjauhi 20.00 untuk kedalaman 5 dan 10 m.
permukaan menuju kedalaman kecuali Sementara itu kedalaman 0,2 m
zooplankton jenis Copepoda sp akan tetap kelimpahan tertinggi diperoleh pada pukul
ditemukan melimpah dekat permukaan karena 10.00 dan 20.00.
pada saat intensitas cahaya tinggi maka
fitoplankton yang merupakan makanan Saran
zooplankton juga akan melimpah. Sebaliknya Diharapkan hasil penelitian ini dapat
pada intensitas cahaya rendah zooplankton dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
akan menyebar merata pada hampir semua penelitian selanjutnya dengan melihat pola
kedalaman dan bahkan bergerak dekat ke migrasi vertikal di berbagai kedalaman pada
permukaan. Namun karena fitoplankton juga musim barat pada lokasi yang sama.
kurang maka kelimpahan zooplanktonnya juga Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
menurun. Dari hasil pengukuran intensitas informasi dasar dalam mendukung kehidupan
cahaya diperoleh bahwa intensitas cahaya biota pada tingkat tropik yang lebih tinggi
tertinggi didapatkan pada bulan November dalam jejaring rantai makanan.
pada kedalaman 0,2 m dan terendah bulan
Januari. Zooplankton cenderung berada jauh Daftar Pustaka
di bawah permukaan air pada siang hari dan Adinugroho, M., Haeruddin, dan Subiyanto.
muncul pada malam harinya. Menurut 2014. Komposisi dan Distribusi
Nybakken (1992) menyatakan bahwa pada Plankton di Perairan Teluk Semarang.
siang hari zooplankton tidak berada di Saintifika. 16(2):39-48.
permukaan karena mereka memberikan (APHA) American Public Health
tanggapan negatif terhadap cahaya matahari Association. 2005. Standard Methods
Selain faktor cahaya, migrasi vertikal for the Examination of Water and
yang dilakukan oleh zooplankton Wastewater. 21th Edition. Washington
berhubungan dengan pemangsaan. Menurut DC (US): American Public Health
Liu et al., (2003), banyak kemungkinan Assosiation American Water Work
mekanisme yang mendasari migrasi vertikal Association/Water Enviroment
yang telah dilaporkan sebelumnya dan salah Federation.
satunya adalah pemangsaan oleh predator. Arinardi, O.H., Sutomo, A.B., Yusuf, S.A.,
Selanjutnya Hays (2003) menyatakan bahwa Trimaningsih, Asnaryanti, E., dan
baik itu cahaya matahari maupun cahaya Riyono, S.H. 1996. Kisaran dan
bulan menjadi salah satu pengaruh yang besar Komposisi Plankton Predominan di
terhadap tingkah laku Copepoda sp. terhadap Perairan Kawasan Timur Indonesia.
pemangsaannya. Kondisi cahaya normal untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan
distribusi vertikal dapat dijadikan sebagai Oseanologi. Lembaga Ilmu
perlindungan dari penglihatan predator (Hays, Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
2003). Asriyana dan Yuliana. 2012. Produktivitas
Perairan. Cetakan Pertama. Bumi
Simpulan Aksara. Jakarta. hal. 3, 156-160.
1. Zooplankton jenis Copepoda sp. memiliki Baars, M.A., Sutomo, A.B., Oosterhuis, S.S.,
komposisi jenis tertinggi pada semua and Arinardi, O.H. 1990. Zooplankton
Stasiun kedalaman yaitu berkisar 30- Abundance in the Eastern Banda Sea
38%. and Northern Arafura Sea During and
2. Kelimpahan zooplankton tertinggi berkisar After the Upwelling Season, August
33-50 indi/mL pada kedalaman 0,2; 5; dan 1984-February 1985. Netherlands
10 m ditemukan terbanyak pada bulan Journal of Sea Research 25 (4): 527-
November yakni pada pukul 10.00, 20.00, 543.
dan 24.00. Barnes, R.D. 1974. Invertebrta Zoology
3. Secara umum tidak nampak adanya Thirdd Edition. W.B. Soundress. Co.
migrasi zooplankton pada bulan Januari Philadelphia Londen Toronato.
dan Mei namun pada bulan November
71
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton
Basmi, J. 1995. Planktonologi Produksi Handayani, S., M.P. Patria. 2009. Komunitas
Primer. Fakultas Perikanan Institut Zooplankton di Perairan Waduk
Pertanian Bogor. Bogor. hal. 26-28. Krenceng, Cilegon Banten. Makara
Chua, T.E. 1970. A Premilinary Study on the Sains. 9(2). pp.75-80.
Plankton of the Pongol Estuary. Hutabarat, S, dan Evans, 2000. Pengantar
Hidrobiologi 34 (1): 254-272. Oseanografi. Universitas Indonesia-
Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Press, Jakarta. hal. 25-27.
Ed.Ke-3. Illionis : Waveland Press, Hawkes, Y. 1978. Invertebrata As Indicator
Inc. of River Water Quality: James and I.
Damar, A. 2003. Effects of Eenrichment on Evinson (Eds). Biological Indicator of
Nutrient Dynamics, Phytoplankton Water Quality. John Wiley and Sons.
Dynamics, Productivity in Indonesian Toronto.
Tropical Waters: a Comparison Ilahude, A.G. 1999. Sebaran Parameter
between Jakarta Bay, Lampung Bay, Hidrologi di Laut Banda Timur. LIPI
and Semangka Bay. (Dissertation) zur Jakarta, hal. 15-53.
Erlangsung des Doktorgrades der Jeffries, M., Mills, D. 1996. Freswater
Mathematisch Naturwissens Ecologi, Principles and Applications.
Chaftlichen Fakultat der Christian- John Wiley and Sons. Chichester. UK.
Albrechts-Universitat zu Kiel. 229 p. hal. 30-31.
Efriyeldi, 1997. Struktur Komunitas Kaswadji RF, Widjaya F, dan Wardianto Y.
Makrozobentos Keterkaitannya dengan 1993. Produktivitas Primer dan Laju
Karakteristik Sedimen di Muara Pertumbuhan Fitoplankton di Perairan
Sungai Batam Tengah Riau. Tesis Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-ilmu
Program Pascasarjana, IPB. Bogor. Perairan dan Perikanan Indonesia
Eloire, D., P.J. Somerfield, D.V.P. Conway, I(2):1-15.
C. Halsband Lenk, R. Harris, and D. Kennish, M.J. 1987. Ecology of Estuary
Bonnet. 2010. Temporal Variability Volume II Biological Aspect, United
and Community Composition of State. CRC Press. hal. 16-18.
Zooplankton at Station L4 in the Koesoebiono. 1981. Biologi laut Diktat
Western Channel: 20 years of Kuliah Fakultas Perikanan. IPB.
sampling. J.of Plankton Research, Bogor.
32(5):657-679. Kirk, R.E. and Othmer, V.R., 1994,
Fadiyni, N. 2015. Keragaman Fitoplankton Encyclopedia of Chemical
Berdasarkan Kedalaman Perairan pada Technology, Vol.11 Flavor
Daerah Terumbu Karang Di Perairan Characterization to Fuel Cells, 4 th ed.,
Pulau Hari. Skripsi. FPIK. Universitas John Wiley & Sons Inc., New York.
Halu Oleo. Kendari. Liu, S.H., S. Sun, and B.P. Han. 2003. Diel
Gocalo, G.G. Mano Katsuragawa and Ilson Vertical Migration of Zooplankton
Catios Almeida dan Silveira. 2011. Following Optimal Foo Intake Under
Patterns of Distribution and Abudance Predation. J. Plankton Res. 25; 1.069-
or Larval Phosichthyidae 1,077.
(Actinopterygii, Stomiiformes) in Mason C. F. (1981). Biology of Freshwater
Southeastem Brazilian Water, Pollution. London : Longman Group
Brazilian. Journal of Oceanography. Limited..250 p.
59(3):213-229. Muhiddin, A.H., Malida, S.H., Tamburu, R.
Hays, R., dan G. A. Boxshall. 1991. Copepod 2014. Analisis Perubahan Kepadatan
Evolution. Ray Society. London. Zooplankton Berdasarkan Kelimpahan
Hays, G. C. 2003. A Review of the Adaptive Fitoplankton dan Berbagai Waktu dan
Significance and Ecosystem Kedalaman di Perairan Pulau Badi
Conceqnences of Zooplankton Diel Kabupaten Pangkep. Jurnal Ilmu
Vertkal Migrations, Hydrobiologia. Kelautan dan Perikanan. Vol.24 (3)
503:163-170. 40-48.
Haney, J.F. 1990. Diel patterns of Mulyadi. 2004. Calanoid Copepods in
zooplankton behaviour. Bull Mar Sci Indonesian Waters. Res. Center for
43: 583-603. Biology, Indonesian Institute of
72
Wati dkk.,
Scinces, Bogor, Indonesia. ISBN 979- Ruyitno. 1980. Lingkungan Laut dan
579-053-6. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Nontji, A. 1984. Biomassa dan Produktivitas Lingkungan Laut. Pewarta Oseana
Fitoplankton di Perairan Teluk Jakarta ThV/1.
serta Kaitannya dengan Faktor-faktor Sari, A.N., Hutabarat, S. dan Soedarsono, P.
Lingkungan (Disertasi). Bogor. 2014. Struktur Komunitas Plankton
Fakultas Pasca Sarjana Institut Pada Padang Lamun Di Pantai Pulau
Pertanian Bogor. hal. 31-32. Panjang, Jepara. Diponegoro Journal
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit of Maquares 3(2): 82 – 91.
Djambatan. Jakarta. Setijanto, Chaeri A, dan Nursid M. 2003.
Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Kelimpahan Larva Ikan Engraulidae
Jakarta. 372 hlm. dan Hubungannya dengan Parameter
Nugraha, M.F.I., Sumiarsa., G.S., Hanafi., Lingkungan di Estuary Segara Anakan
A., & Septory, R. 2007. Pola Sebaran Cilacap, Jawa Tengah Indonesia.
Horizontal Copepoda di Perairan Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
Gondol Bali. Pengembangan Iptek 9(7):59-66.
Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan Silva, A.M.A., P.R. de Medeires, M.C.B.C.
dalam Mendukung Pembangunan dan Silva, dan J.E.L. Barbosa. 2009.
Nasional. Prosiding Seminar Nasional Dien Vertikal Migration and
Perikanan dan Kelautan. Fakultas Distribution of Zooplankton in a
Perikanan dan ilmu Kelautan Tropical Brazilian Reservoir. Brazil,
Universitas Diponegoro. Badan Biotemas, 22: 49-57.
Penerbit Universitas, di Ponegoro, Situmorang. T. N. K. 2007.
hlm. 9-17. Pembudidayaan Artemia sp. Sebagai
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pakan Alami Perikann dalam Upaya
Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia, Menunjang Pembangunan Perikanan
Jakarta. 459 p. yang Berkelanjutan. Sekolah
Odum, E. P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Pascasarjana Universitas Sumatera
Edisi Ketiga (Terjemahan Ir. Tjahjono Utara, Medan.
Samingan, MSc). Gajah Mada Susanti, N., R. Widiana, dan Abizar. 2012.
University Press. Yogyakarta. 697 hal. Fluktuasi Harian Plankton Di Danau
Omori, M. dan Ikeda, T. 1984. Method in Diatas Kabupaten Solok. Skripsi
Marine Zooplankton Ecology. Krieger Jurusan Pendidikan Biologi. STKIP
Pub Co. 332p. PGRI Sumatera Barat Padang.
Plourdei S, Dadson JJ, Runge AJ, dan Sutomo, A.B. 1991. Migrasi Vertikal
Therriault JC. 2002. Spatial and Zooplankton Di Laut Timur Agustus-
Temporal Variations in Copepod September. Balitbang Oseanografi-
Community Structure in The Lower st. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta.
Lawrence Estuary, Canada. Marine hal. 110-112.
Ecology Progress Series 230:211-224. Tilman, H.. K., J., Hesse, F. Coljin. 2000.
Raymont, J.E.G. 1980. Plankton and Planctonic Primary Production in The
Productivity In the Oceans (Secand German Wadden Sea. Journal Plankton
Edition). Vol.1: Phytoplankton. Research, 22(7):1253-1276.
Pergamon Press., Oxford: 273-275 pp. Van, H.H., Tanya, J., Compton. 2013. Diel
Rezai, H., F.Md. Yusoff, A. Arshad, A. Vertical Migration In Deep Sea
Kawamura, S. Nishida, and O.B.Hj. Plankton is Finely Tuned to
Ross. 2004. Spatial and Temporal Lantitudinal and Seasonal Day Length.
Distribution of Copepods in The Strait 8(5)e 64435.
of Malacca. Zoological Studies, Wenno Y, Denisia A. W. 2011. Hubungan
43(2):486-497. Antara Beberapa Faktor Lingkungan
Rosmomohtarto, K. 2010. Komposisi dan Dengan Kelimpahan Zooplankton di
Sebaran Zooplankton. (elib.pdii.lipi. Perairan Teluk Baguala, Ambon.
go.id/kataloh/index.php/searchkatalog/ Jurnal Perikanan dan Kelautan,
..../5027.pdf), Diunduh tanggal 22 November 2011, 7(2):50-51.
Januari 2013.
73
Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton
74