Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN EKOLOGI HEWAN PERMUKAAN

TANAH METODE PERANGKAP JEBAK


(Pit Fall Trap)

Disusun Oleh :
Kelompok V

1. Ade Utari Jasri 1714042016


2. Nurasia Amin 1714040004
3. Norazmaniar 1714041004
4. Nurul Fadhila Ridwan 1714042046

“JUJUR, AKURAT, TELITI DAN RAPI”

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
ESTIMASI POPULASI HEWAN PERMUKAAN TANAH METODE
PERANGKAP JEBAK (Pit Fall Trap)

A. Dasar Teori
Kehadiran hewan tanah bergantung pada ada tidaknya sumber energi.
Perkembangan dan aktivitas hewan tanah akan berlangsung baik apabila faktor
lingkungan baik dan secara timbal balik akan memberikan dampak positif bagi
kesuburan tanah. Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beraneka ragam
dan salah satu diantara hewan tanah tersebut adalah kelompok arthropoda dari
kelas insekta atau serangga.
Suatu populasi akan selalu berada dalam keadaan keseimbangan
dengan populasi lainnya dalam komunitasnya bila kondisi tersebut tetap
stabil. Keseimbangan ini terjadi karena adanya mekanisme pengendalian yang
bekerja secara umpan balik negatif yang berjalan pada tingkat antar spesies
(persaingan predasi), dan tingkat inter spesies (persaingan teritorial). Proses
identifikasi suatu komunitas dalam suatu habitat tertentu salah satunya bisa
dengan metode Pitfall trap. Metode Pitfall trap merupakan metode
penangkapan hewan dengan sistem perangkap, khususnya untuk organisme
yang hidup dipermukaan tanah atau di bagian serasah contohnya serangga.
Pitfall Trap merupakan jenis perangkat yang cukup sederhana namun
efektif dan sangat berguna untuk menjerat serangga.Terdiri dari piring atau
baskom kecil, kaleng atau bak kecil. Perangkat jebakan dibenamkan di dalam
tanah dimana permukaan tanah sejajar dengan ujung atas bibir kaleng /bak
yang berisi cairan alkohol atau etilen glikol sebagai agen pembunuh. Pitfall trap
biasanya digunakan untuk menangkap dan mempelajari serangga penggali
tanah, rayap, kumbang ataupun serangga-serangga lain yang mempunyai
mobilitas di atas tanah. Perangkat jebakan dibenamkan di dalam tanah dimana
permukaan tanah sejajar dengan ujung atas bibir kaleng atau gelas plastik yang
berisi cairan alkohol. Bagian atas perangkat jebakan sebaiknya ditutup dengan
sebuah cover atau pelindung lainnya untuk mencegah masuknya air hujan
maupun vertebrata kecil jatuh ke sumur jebakan. Metode pitfall trap merupakan
suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kerapatan atau kelimpahan
makrofauna tanah. Pitfall trap merupakan metode yang paling baik untuk
menjebak serangga aktif di atas permukaan tanah.
B. Tujuan
Untuk menaksir komunitas hewan yang aktif di permukaan tanah
C. Alat dan bahan
1. Alkohol 70%
2. Formalin 4%
3. Eter /Cloroform
4. Bejana (botol selai, gelas atau ember kecil)
5. Cawan petri
6. Botol koleksi
7. Kuas kecil
8. Pinset
D. Cara kerja
1. Tentukan habitat yang akan ditaksir kepadatan populasi hewannya, lalu
buat lubang tempat meletakkan bejana sebagai perangkap.
2. Tanamkan bejana sampai permukaannya sejajar dengan permukaan tanah.
Jarak antara bejana lebih kurang lima meter.
3. Masukkan kurang lcbih 200 ml alkohol 70% atau formalin 4% sebagai
larutan pembunuh dan pengawet dalam bejana yang telah ditanam
4. Jika pemasangan perangkap dilakukan pada musim hujan, maka perangkap
dipayungi dengan setinggi kurang lebih 20 cm dari permukaan tanah
5. Pasanglah perangkap ini selama 24 jam (boleh juga 72 jam), setelah itu
ambillah perangkap dan hewan yang terperangkap pindahkan ke botol
koleksi dan selanjutnya dibawa ke laboratorium
6. Identifikasikan dan kelompokkan hewan tanah tersebut menurut taksanya
dan hitunglah jumlahnya.
7. Catatlah suhu tanah, pH tanah, kadar air tanah dan keadaan vegetasi di
sekitar lokasi tempat pemasangan perangkap.
8. Dari hasil identifikasi dan penghitungan jumlah individu, hitunglah
kepadatan dan frekuensi kehadiran.
E. Hasil
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan
Pit Fall Jenis Jumlah Indeks Keragaman
Individu
1 Laba-laba 1 0,93
(Daeng Tata
Semut hitam 3 0,43
III)
2 Laba-laba 1 0,93
(Daeng Tata
III)
3 Semut hitam 0,93
(Daeng Tata 1
III)

F. Pembahasan

Gambar Pengamatan pada Pit Fall I

Gambar Pengamatan pada Pit Fall II


Gambar Pengamatan pada Pit Fall III
Kehidupan hewan tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena
keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah
sangat ditentukan keadaan daerah itu. Dengan perkataan lain keberadaan dan
kepadatan suatu populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat
tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan
biotik.
Kondisi lingkungan yang kami amati dilihat dari tekstur tanahnya tidak
kering, cocok ungtuk perkembangan ekosistem yang ada disana. Selain itu
tanah telihat subur berdasarkan kandungan bahan orgaiknya didata pada
percobaan pengukuran kadar material organik.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan 3 Pit
Fall yang ditempatkan ditempat yang sama dengan jarak antar botol Pit Fall
adalah 10 meter dan disimpan minimal selama 24 jam. Adapun hasil
pengamatan yang dilakukan berdasarkan data dari tabel pengamatan diatas
dapat diketahui bahwa semuanya terdapat hewan tanah yang terjebak
didalamnya yaitu pada pada Pit Fall pertama terdapat dua spesies hewan yang
berbeda yaitu laba-laba berjumlah 1 dan semut berjumlah 3. Pada Pit Fall
kedua, terdapat satu spesies yaitu laba-laba berjumlah 1, dan pada Pit Fall ke
tiga terdapat satu spesies yaitu semut berjumlah 1.
Adapun indeks keragaman dari masing masing-masing Pit Fall, Pit Fall
pertama yaitu laba-laba indeks keragamannya 0,93, semut indeks
keragamannya 0,43. Pada Pit Fall kedua laba-laba indeks keragamannya yaitu
0,93. Sedangkan pada Pit Fall ketiga indeks keragamannya yaitu 0,93.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
hewan yang terjebak di Pit Fall. Dari hasil indeks keragaman yang telah
dihitung jenis hewan yang paling banyak ditemukan adalah semut hitam
dengan rata-rata indeks keragamannya 0,93. Hal ini karena ekosistem yang
berada di sekitar Pit Fall adalah ekosistem yang alami yang banyak terdapat
serangga.
H. Daftar Pustaka
Jaya, Surya A., dan Widayat Widayat. 2018. Pengaruh Umpan Terhadap
Keefektifan Pitfall Trap untuk Mendukung Praktikum Ekologi Hewan di
Laboratorium Ekologi FMIPA Unsyiah. Jurnal Bioleuser. Vol 2 (3).

Sugiyarto,Dhini Wijaya., dan Suci Yuliati Rahayu. 2002. Biodiversitas Hewan


Permukaan Tanah Pada Berbagai Tegakan Hutan di Sekitar Goa Jepang,
BKPH Nglerak, Lawu Utara, Kabupaten Karanganyar. Jurnal
Biodiversitas. Vol 3(1).ISSN: 1412-033X.

Ovy, Dwi R, Wahyu P, Roro E S. 2016.Keanekaragaman Serangga Permukaan


Tanah Di Arboretum Sumber Brantas Batu-Malang Sebagai Dasar
Pembuatan Sumber Belajar Flipchart. Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai