2015
Vol 4 (1) :
Makrofauna Tanah
Chilliany Ara, Heru Kesuma, Putri Arisya, Rajoi Theofani, Heleria Turi, Emmayuni Lastiur,
Lidia Alostina
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
Pontianak, email: pputriarisya@gmail.com
Abstrak
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen
dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di
Indonesia. Tanah merupakan habitat dimana terdapat berbagai macam biota tanah yang melakukan berbagai
proses biologi untuk memelihara keberlanjutan fungsi agroekosistem. Metode Pitfall trap, hand shorting,
metode jelajah, dan yellow pan rap merupakan metode penangkapan hewan dengan sistem perangkap,
khususnya untuk organisme yang hidup dipermukaan tanah atau di bagian serasah contohnya serangga.
Tujuan penelitian ini untuk yaitu untuk mengetahui fauna-fauna apa saja yang terdapat di dalam tanah.
Penelitian dilakukan selama sehari pada tanggal 13 November 2021. Penelitian ini dilakukan melalui
pengumpulan data dan perhitungan dari hasil pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa fauna yang
paling banyak di dapatkan yaitu pada plot yellow pantrap didapatkan paling banyak adalah Ocheteliius sp.,
sedangkan handshorting yang paling banyak adalah pheretima sp, metode jelajah rata-rata hanya berjumlah
8 sesies perkelmpok, an metode pit fall trap adalah rta-rata brjumla 5 spesies perkelompok.
Kata kunci: Pit fall trap, Yellow pan trap, Hand shorting
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Yellow Pan
November 2021 pada pukul 07.30 WIB sampai Trap
selesai. Penelitian dilaksanakan di Lapangan
Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan Hand-shorting
sawah Universitas Tanjungpura Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah cangkul, sarung tangan, plastik packing,
air detergent, botol selai, dan nampan kuning.
Cara Kerja dan Metode
Tentukan dan pilih area yang akan digunakan
dalam percobaan dan catat rona lingkungan.
Dibersihkan area yang akan digunakan yang akan
di plot baik itu dari rumput maupun sampah,
diukur plot kuadran dengan luas 30 cm x 30 cm,
dan 50 cm x 50 cm. Kemudian disiram dengan
larutan deterjen pada luas plot tersebut dan tunggu
hingga 5 menit. Setelah itu, digali dan diambil
tanah dengan kedalaman 30 cm, dan 50 cm serta
dilakukan sortir fauna yang ditemukan
menggunakan tangan. Dihitung jumlah dan
tentukan jenis fauna yang ditemukan pada plot
tersebut dan dicatat hasil pada tabel. Metode yang
digunakan adalah metode hand sorting. Sedangkan
metode yellow pan trap adalah meletakan nampan
di area terbuka setelah itu diberi seperti tenda
menggunaan pancang dan plastik packing. Sama
seperti pit fall trap dengan menanamkan botol selai
Tabel 3. Tabel Hasil Pengamatan Metode jelajah
yang diisi dengan larutan deterjen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil praktikum diperoleh sebagai berikut :
mikrofauna dan pergerakan fauna tanah (Chotimah Collembola yang hidup pada tanah yang basa
et al., 2020). disebut dengan Collembola kalsinofil, sedangkan
yang dapat hidup pada tanah yang asam dan basa
Populasi makrofauna tanah sangat mepunyai
disebut Collembola golongan inddifferent.
hubungan erat dengan keadaan lingkungan dimana
Adapun nilai pH tanah ini menurut Hakim (1986)
makrofauna tanah tersebut berada. Lingkungan
dapat berubah-ubah ini disebabkan karena
yang dimaksud adalah totalitas kondisi-kondisi
pengaruh lingkungan yang berupa introduksi
fisik, kimia, biotik dan makanan atau faktor yang
bahan-bahan tertentu ke dalam tanah sebagai
secara bersama-sama dapat mempengaruhi
akibat dari aktivitas alam yang berupa hujan,
populasi makrofauna. Selanjutnya dijelaskan
letusan gunung berapi, pasang surut dan
bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
sebagainya. Di samping itu, pH tanah juga di
populasi makrofauna tanah adalah kelembapan
pengaruhi oleh kegiatan aktivitas manusia dalam
suhu, pH tanah, bahan organik tanah, serta
mengolah tanah seperti pemupukan, pemberian
vegetasi yang terdapat dilinkungan (Fitri et al,
kapur dan insktisida. Pada saat praktikum
2015).
dilakukan pengukuran pH tanah yang
Prinsip kerja dari metode hand sorting yaitu menunjukan angka 6,5 yang menandakan pH
dengan cara mengambil secara langsung fauna tanah tersebut dalam keadaan netral. Maka dari
yang berada di tanah dengan menggunakan itu banyak terdapat serangga serangga yang
tangan. Sampel diambil secara langsung pada plot- berada di dalam tanah.
plot yang sudah ditentukan. Sebelum dilakukan
Dalam metode pitfall trap digunakan cairan
pengambilan sampe pada plot yang sudah
detergen yang dimasukan ke dalam cup. Fungsi
ditentukan, terlebih dahulu dilakukan penyiraman
pemasukan larutan detergen pada metode pitfall
larutan detergen pada bagian permukaan tanah.
trap ini yaitu untuk mengunci serangga yang
Tujuan penyiraman dengan menggunakan larutan
masuk agar tidak dapat keluar dari jebakan
detergen yaitu untuk menaikan pH tanah, sehingga
karena larutan detergen yang licin sehingga
hewan yang berada di dalam tanah dan membuat
serangga akan sulit untuk keluar dan akan segera
fauna yang berada di dalam bergerak keluar
mati karena terendam di dalam larutan detergen
sehingga mudah untuk diamati (Latumahina,
(Siregar et al., 2014). Prinsip kerja dari metode
2020).
pit fall trap yaitu menggunakan botol selai atau
Dari hasil praktikum diketahui beberapa spesies cup kecil dengan dibenamkan dalam tanah yang
dari frekuensi kehadirannya. Praktikum ini berisikan larutan detergen. Berdasarkan
diketahui yang paling sering ditemukan adalah penelitian Kamiswari (2013) dimana detergen
cacing tanah yang dapat dikatakan konstan serta bersifat racun yang kuat yang dapat digunakan
beberapa insecta dengan frekuensi kehadiran sebagai larutan pembunuh. Penambahan detergen
aksidental. Hal ini juga serupa dengan penelitian yang dimasukkan kedalam perangkap adalah
Situngmorang (2020) yang paling banyak sebagai agen penjebak atau pembunuh bagi
ditemukan adalah cacing dan dilengkapi beberapa hewan yang terperangkap (Hanafiah, 2007).
insecta. Faktor lingkungan tidak selalu dapat
Pada metode pitfall trap lokasi di sekitaran mulut
menetukan banyak atau tidak suatu spesies
botol/cup posisinya disejajarkan dengan tanah.
makrofauna tanah, tergantung pada suatu spesies
Tujuan posisi tersebut disejajarkan dengan tanah
tersebut (Situmorang , 2020).
yaitu agar fauna-fauna tanah yang melewati jalur
Pengaruh atau faktor lingkungan terhadap hasil tersebut tidak curiga dan lebih mudah untuk
yang diperoleh adalah pH tanah. Heddy (1994) terjatuh ke dalam lubang perangkap. Tujuan lain
menyatakan bahwa derajat keasaman (pH) tanah dari peletakan mulut jebakan dengan tanah untuk
merupakan faktor pembatas bagi kehidupan memudahkan serangga masuk kedalam jebakan
organism baik flora maupun fauna. pH tanah sehingga serangga dapat terjebak. Fungsi
dapat menjadikan organism mengalami dibersihkan lahan yaitu supaya memudahkan
kehidupan yang tidak sempurna atau bahkan dalam pengamatan dan tidak ada sampah yang
akan mati pada kondisi pH yang terlalu asam masuk kedalam jebakan dan menganggu
atau terlalu basa. Suin (2012) menyatakan bahwa pengamatan. Hal ini dapat memudahkan dalam
ada serangga tanah yang dapat hidup pada tanah pengamatan (Paulson, 2005).
yang pH nya asam dan basa, yaitu Collembola.
DAFTAR PUSTAKA
Collembola yang memilih hidup pada tanah yang
asam disebut Collembola golongan asidofil,
3
Protobiont
2015
Vol 4 (1) :
4
Protobiont
2015
Vol 4 (1) :
LAMPIRAN