Anda di halaman 1dari 7

KEANEKARAGAMAN FAUNA TANAH DI KAWASAN TAMAN WISATA

ALAM GUNUNG TUNAK LOMBOK TENGAH PADA TAHUN 2019

Peni Rahmawati, Nurul Hidayah, Juhaeriah, Indra Ariani


Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Mataram
*E-mail: penirahmawati91@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman fauna tanah yang
terdapat di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tunak Kabupaten Lombok Tengah.
Jenis penelitain ini adalah deskriftif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
melakukan deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenia fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi daerah tertentu. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
pitfall trap yang dilakukan dengan cara memasang perangkap berupa gelas plastik berisi
formalin dan larutan deterjen. Analisisi data dilakukan untuk mengetahui
keanekaragaman, kelimpahan dan kerapatan relatif fauna tanah yang ditemukan di
kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tunak. Hasil analisis data menunjukkan
keanekaragaman fauna tanah di Taman Wisata Alam Gunung Tunak berada dalam
kategori sedang dengan nilai keanekaragaman menurut Indek Keanekaragaman Shanon-
Weiner adalah sebesar 1.766529.

Kata kunci: Keanekaragaman, fauna tanah, TWA Gunung Tunak.

ABSTRACT
This study aims to determine the diversity of soil fauna found in the area of
Gunung Tunak Nature Park in Central Lombok Regency. This type of research is
quantitative descriptive, namely research carried out by carrying out a systematic,
factual, and accurate description of the facts and characteristics of a particular
regional population. Sampling was carried out using the pitfall trap method which was
carried out by placing traps in the form of plastic cups containing formalin and
detergent solution. Data analysis was conducted to determine the diversity, abundance
and relative density of soil fauna found in the Natural Tourist Park of Tunak Mount
area. The results of the data analysis showed that the diversity of soil fauna in Natural
Tourist Park of Tunak Mount was in the moderate category with diversity values
according to The Diversity Index of Shanon-Weiner is 1.766529.

Keywords: Diversity, soil fauna, Mount Tunak TWA


PENDAHULUAN bioindikator karena keberadaan fauna
Fauna tanah adalah hewan yang tanah sangat bergantung dengan faktor
hidup di tanah, baik yang hidup di biotik dan abiotik tentang peran tanah.
permukaan tanah maupun yang terdapat di Makrofauna tanah mempunyai peranan
dalam tanah. Peranan fauna tanah adalah besar untuk memperbaiki sifat-sifat
untuk mengubah bahan organik baik yang fungsional tanah (Nurrohman dkk, 2015).
masih segar maupun setengah segar atau Kehidupan hewan tanah sangat
sedang melapuk sehingga menjadi bentuk bergantung pada habitatnya, karena
senyawa lain yang bermanfaat bagi keberadaan dan kepadatan populasi suatu
kesuburan tanah. Berdasarkan ukurannya, jenis hewan tanah di suatu daerah sangat
fauna tanah dibedakan atas mikrofauna ditentukan oleh keadaan daerah tersebut.
(berukuran 0,02 mm – 0,17 mm), Kepadatan populasi suatu jenis atau
mesofauna (berukuran 0,18 mm – 10,4 kelompok hewan tanah dapat dinyatakan
mm) dan makrofauna (berukuran > 10,4 dalam bentuk jumlah atau biomassa per
mm). Fauna tanah yang termasuk dalam unit contoh, atau per satuan luas, atau per
jenis makrofauna tanah adalah cacing satuan volume, atau per satuan
tanah (klas Oligochaeta), dan penangkapan. Kepadatan populasi sangat
makroarthropoda mencakup rayap (ordo penting untuk menghitung produktivitas.
Isopetera), semut (ordo Hymenoptera), Untuk membandingkan suatu komunitas
moluska (ordo Gastropoda), milipida dengan komunitas lainnya biasanya
(ordo Diplopoda) dan Sentipida (ordo digunakan kepadatan relatif. Kepadatan
Chilopoda) (Arief, 2001; Aminullah dkk, relatif dihitung dengan membandingkan
2015). kepadatan suatu jenis dengan kepadatan
Peran aktif makrofauna tanah semua jenis yang terdapat dalam unit
dalam menguraikan bahan organik tanah contoh tersebut. Kepadatan relatif
dapat mempertahankan dan dinyatakan dalam bentuk presentase
mengembalikan produktivitas tanah (Hariyanto dkk, 2008).
dengan didukung faktor lingkungan Fauna tanah secara sinergi bekerja
disekitarnya. Keanekaragaman biota sama dengan mikroba tanah memelihara
dalam tanah dapat digunakan sebagai kesinambungan aliran energi dan daur
indikator biologis kualitas tanah. Setiap unsur hara untuk memenuhi hubungan
grup fauna tanah dapat dijadikan saling ketergantungan di dalam ekosistem
tanah. Ekosistem tanah merupakan Penelitian ini dilaksanakan pada
lingkungan hidup bagi biodiversitas tanah tanggal 15 sampai dengan 16 Juni 2019 di
(soil biodiversity), baik yang ada di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung
tanah maupun yang di atas permukaan Tunak Kabupaten Lombok Tengah dan
tanah. Fauna tanah akan berkembang biak identifikasi dilaksanakan di Laboratorium
dan beraktivitas memmbentuk biopori, Biologi FKIP Universitas Mataram sejak
mengunyah dan memperkecil ukuran tanggal 17 Juni 2019 sampai dengan 20
sampah organik, serta mencampurkannya Juni 2019. Populasi dalam penelitian ini
dengan mikroba yang dapat mempercepat adalah semua jenis fauna tanah yang
proses pelapukan sampah organik menjadi ditemukan di kawasan Taman Wisata
kompos dan senyawa humus yang dapat Alam Gunung Tunak Kabupaten Lombok
memperbaiki kondisi tanah. Selain itu, Tengah. Sampel pada penelitian ini adalah
fauna tanah juga dapoat mengurangi emisi tanah dan fauna tanah yang ditemukan di
CO2 dan metan yang merupakan gas kawasan Taman Wisata Alam Gunung
rumah kaca penyebab pema-nasan global Tunak Kabupaten Lombok Tengah.
(global warming) (Brata dan Nelistya, Bahan yang digunakan dalam
2003). penelitian ini adalah air, deterjen dan
formalin yang dilarutkan dalam perangkap
METODE PENELITIAN berupa wadah atau gelas pelastik. Alat
Jenis penelitian yang digunakan yang digunakan adalah perangkap pitfall
pada penelitian ini adalah penelitian trap dan wadah penampung plastik.
deskriftif kuantitatif. Menurut (Sugiyono, Adapun untuk keperluan identifikasi
2009 & Suryana, 2010) dalam digunakan mikroskop dan buku
(Aminullah, 2015) penelitian deskriftif identifikasi. Metode yang digunakan ialah
kuantitatif yaitu deskripsi secara metode pitfall trap yang dilakukan dengan
sistematis, faktual, dan akurat mengenia cara memasang perangkap berupa gelas
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah plastik yang telah diisi dengan Formalin
tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk 4% ditambah dengan larutan deterjen
mendapatkan fakta dan data tentang kurang lebih ¼ tinggi gelas.
keanekaragaman jenis fauna tanah di Perangkap pitfall trap dipasang
kawasan Taman Wisata Alam Gunung pada beberapa stasiun yang dipilih secara
Tunak Kabupaten Lombok Tengah. random dan terdiri dari beberapa plot.
Perangkap pitfall trap diberi tudung atau dan
penutup yang terbuat dari seng berukuran H’ > 3.5 = tingkat keanekaragaman
20 x 20 cm yang dipasang setinggi ±15cm tinggi.
daiatas permukaan tanah. Tudung pitfall (Adnan et al., 2008).
ini berfungsi untuk menghindari
masuknya air hujan maupun sinar HASIL DAN PEMBAHASAN
matahari yang mungkin bisa masuk ke 1. Keanekaragaman Fauna Tanah
dalam perangkap pitfall trap. Perangkap Hasil identikasi fauna tanah
yang telah dipasang kemudian didiamkan menunjukkan terdapat sebanyak 14
selama ±12 jam yakni dari jam 6 sore spesies fauna tanah yag ditemukan di
sampai dengan jam 6 pagi. Fauna yang lokasi penelitian dari 11 famili yang
tertangkap kemudian diawetkan dan berbeda. Nama-nama famili, spesies serta
diidentifikasi dengan mikroskop binokuler jumlah individu dari masing-masing
dan buku identifikasi. spesies disajikan dalam tabel 1.
Analisisi data dilakukan untuk Tabel 1. Jenis-jenis fauna tanah yang
mengetahui keanekaragaman, kelimpahan ditemukan di TWA Gunung
dan kerapatan relatif fauna tanah yang Tunak
ditemukan di kawasan Taman Wisata
Nama Family Nama Spesies Jumlah
Alam Gunung Tunak. Analisis
keanekaragamn dilakukan dengan Anisolabis
Anisolabididae 139
maritima
menggunakan Indeks Keanekaragaman Omophron spp. 8
Buprestidae
Shanon-Weinner dengan rumus sebagai Bothrideres spp. 2
Clubionidae Clubiona spp. 1
berikut. Scirpophaga
Crambidae 2
innonata
′ = −∑ ln Blatta
Ectobiidae 12
germanica
Dimana: Odonthoponera
66
denticulata
H’ = Indek keanekaragaman Aphaenogaster
Formicidae 202
Pi = Proporsi spesies dibagi grachilyma
Camponotus
total individu (n/N) 108
spp.
Dengan kriteria: Gryllidae Ocholaris spp. 61
Porrhomma
H’ < 1.5 = keanekaragaman rendah, Linyphiidae 5
pigmaeum
1.5 ≤ H’ ≥ 3.5 = keanekaragaman sedang, Lygaeidae Metopoplax spp. 1
Micropezidae Rainieria 4
antennaepes jumlah individu populasi suatu spesies
Oonopoides hewan. Dengan kelimpahan, ukuran
Oonopidae 3
spp.
populasi di seluruh area yang ditempati
Fauna-fauna tanah di kawasan indvidu populasi tidak mungkin bisa
TWA Gunung Tunak paling banyak ditentukan, apalagi untuk hewan yang
ditemukan dari famili Formicidae dan berukuran kecil. Oleh karenanya,
merupakan famili dengan kekayaan jenis diperlukan perhitungan kerapatan yang
yang tertinggi yang ditemukan di lokasi merupakan tingkat kelimpahan populasi
penelitan. Selain itu, spesies per satuan ruang yang ditempati oleh
Aphaenogaster grachilyma dari famili hewan. Pengukuran kelimpahan dilakukan
yang sama juga merupakan spesies dengan menggunakan kelimpahan relatif
dengan jumlah yang paling melimpah yang dinyatakan dalam gambar 1.
yang ditemukan di lokasi penelitian. Gambar 1. Kerapatan relatif spesies fauna
Hasil analisis data dengan tanah yang ditemukan di TWA
menggunakan Indeks Keanekaragaman Gunung Tunak
Shanon-Weiner didapatkan nilai H’
sebesar 1.766529 yang menunjukkan
bahwa keanekaragaman fauna tanah di
kawasan Taman Wisata Alam (TWA)
Gunung Tunak berada dalam kategori
sedang. Kawasan TWA Gunung Tunak
memiliki keanekaragaman fauna tanah
yang cukup disebabkan karena kehidupan Kerapatan relatif diperoleh dari
flora dan fauna di kawasan ini belum jumlah individu dari masing-masing
banyak diganggu oelh aktifitas manusia spesies per jumlah total individu dikali
sehingga menyebabkan kawasan ini 100%. Hasil analisis data menunjukkan
dijadikan sebagai daerah konservasi dan bahwa spesies Aphaenogaster grachilyma
taman wisata. dari famili Formicidae memiliki kerapatan
tertinggi sebesar 32,9 % yang sekaligus
2. Kerapatan Relatif menunjukkan bahwa spesies tersebut
Kelimpahan merupakan ukuran merupakan spesies yang paling melimpah
tinggi rendahnya atau sedikt banyaknya yang ditemukan di TWA Gunung Tunak.
Hal ini juga dapat dilihat dari jumlah KESIMPULAN
individu Aphaenogaster grachilyma yang 1. Fauna tanah yang paling banyak
memiliki jumlah individu terbanyak ditemukan di kawasan Taman Wisata
dibandingkan dengan spesies fauna tanah Alam Gunung Tunak adalah spesies
lainnya yang ditemukan di TWA Gunung Aphaenogaster grachilyma dari falili
Tunak. Formicidae.
Aphaenogaster grachilyma 2. Keanekaragaman fauna tanah di
merupakan spesies dari famili Formicidae kawasan Taman Wisata Alam
atau semut-semutan khususnya semut Gunung Tunak termasuk kategori
hitam (Formicidae). Spesies ini paling sedang dengan nilai H’ sama dengan
banyak ditemukan dikarenakan ukurannya 1.766529.
yang sangat kecil sehingga memiliki 3. Kerapatan relatif fauna tanah di
kerapatan yang paling besar di antara kawasan Taman Wisata Alam
spesies-spesies lainnya yang ditemukan di Gunung Tunak dengan nilai kerapatan
lokasi penelitian. Hal ini secara teori tertinggi dimiliki oleh spesies
sesuai dengan kecenderungan ekologis Aphaenogaster grachilyma falili
dimana kerapatan berbanding terbalik Formicidae dengan nilai KR sebesar
dengan ukuran tubuh. Hewan yang 32,9 %.
memiliki ukuran tubuh besar biasanya
memiliki kerapatan yang relatif rendah. UCAPAN TERIMA KASIH
Sebaliknya, hewan yang ukuran tubuhnya Ucapan terima kasih ditujukan
kecil biasanya memiliki kerapatan yang kepada seluruh teman-teman Prodi
tinggi dibandingkan hewan yang ukuran Pendidikan Biologi FKIP angkatan 2016,
tubuhnya besar. Hasil ini sesuai dengan kakak-kakak Co. Asst. Ekologi Hewan,
penelitian yang dilakukan oleh (Patech Dosen Ekologi Hewan dan semua pihak
dan Rahmatullah, 2018; Aminullah, 2015) yang terlibat dalam penelitian ini.
dimana famili Formicidae merupakan
spesies fauna tanah merupakan spesies DAFTAR PUSTAKA
yang paling melimpah dan memiliki Adnan, H. Djuhendi Tadjudin, E. Linda
kerapatan yang paling tinggi dibandingkan Yuliani, Heru Komarudin, Dicky
dengan spesies faunatanah lainnya. Lopulana, Yuliana L. Sigian,
Dani Wahyu Munggoro. 2008.
Belajar Dari Bungo Mengelola Tanah (Pitfall Trap) di Taman
Sumber Daya Alam di Era Wisata Alam Desa Suranadi,
Desentralisasi. Bogor: CIFOR. Kecamatan Narmada, Kabupaten
Aminullah, Y., et al. 2015. Lombok Barat, Provinsi Nusa
Keanekaragaman Makrofauna Tenggara Barat. 1-7.
Tanah Daerah Pertanian Apel
Semi Organik dan Pertanian Apel
Non Organik Kecamatan Bumiaji
Kota Batu Sebagai Bahan Ajar
Biologi SMA. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia. 1 (2). 2442-
3750. 178-187.
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Brata, K.R., Anne Nelistya A. 2008.
Lubang Resapan Biopori.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Hariyanti, S. 2008. Teori dan Praktik
Ekologi. Surabaya. Airlangga
University Press.
Nurrohman, E., et al. 2015.
Keanekaragaman Makrofauna
Tanah di Kawasan Perkebunan
Coklat (Theobroma cacao L.)
Sebagai Bioindikator Kesuburan
Tanah dan Sumber Belajar
Biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia. 1 (2). 2442-
3750. 197-208.
Patech, L.R., Muhammad Januardi
Rahmatullah. 2018. Kelimpahan
Jenis Serangga pada Permukaan

Anda mungkin juga menyukai