9 (2) : 161-166
Abstract
Capapuya or Barbourula kalimantanensis is an endemic lungless frog in Borneo that live in water, but data
on this frog's habitat is still very limited. This study aims to obtain data on habitat characteristics and in the
Melawi sub-watershed, namely the Mentatai and Ella stream. The research was conducted in August-
December 2019. Each location is divided into three stations with each station divided into three points. Data
were collected during the day and night by measuring the characteristics of water, vegetation, and recording
temperature and humidity. The results of this study found three individuals of B. kalimantanensis in the
Mentatai and one individual in the Ella stream. The habitat of B. kalimantanensis in the Mentatai and Ella
stream is characterized by a rocky substrate, shallow water (<1 m), high dissolved oxygen content, low carbon
dioxide content and riparian vegetation dominated by Dipterocarpace.
Keywords: Barbourula kalimantanensis, Habitat Characteristics, West Kalimantan
161
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 161-166
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Sub-DAS Mentatai dan Sub-DAS Ella (TNBBBR, 2020)
162
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 161-166
Gambar 2. Katak Capapuya (B. kalimantanensis) yang ditemukan di, A. Sub-DAS Mentatai, B. Sub-DAS Ella pada
malam hari
Pengumpulan Data dan Pengukuran Parameter Bentuk tubuh dan kepala pipih dengan moncong
Lingkungan yang membulat. Kulit dari B. kalimantanensis
berkerut (rugose), longgar dan berlendir. Kulit
Pengumpulan data dilakukan sebanyak empat kali,
bagian dorsal lebih kasar dan berkerut dibanding-
pada siang hari dimulai dari pukul 09.00-13.00
kan dengan kulit di bagian ventral. Jari-jari pada
WIB dan pada malam hari dimulai dari pukul
kedua tungkai berselaput penuh. Warna tubuh
19.00-23.00 WIB mencakup data morfometrik
sama, yaitu bagian dorsal berwarna hitam pekat
sungai, faktor fisika dan kimia air, fisika udara, dan
dengan bintik-bintik warna kuning dan bagian
vegetasi riparian. Data morfometrik sungai
ventral cerah dengan banyak bintik-bintik putih.
meliputi lebar dan kedalaman sungai, tipe substrat
serta kecepatan arus. Data faktor fisik-kimia air Stasiun tempat spesimen ditemukan di Sub-DAS
adalah suhu air, kecerahan, pH air, kelembaban Ella lebih lebar dibandingkan stasiun penemuan di
udara, DO (Dissolved Oxygen) dan CO2 Sub-DAS Mentatai. Kedalaman dan kecerahan
(karbondioksida) bebas. Pengamatan vegetasi rata-rata lebih tinggi di Sub-DAS Mentatai.
riparian sungai diidentifikasi sampai tingkat famili Kecepatan arus Sub-DAS Mentatai lebih cepat
dan dianalisis secara deskriptif vegatasi yang dibandingkan Sub-DAS Ella dengan kedua tipe
dominan. substrat sungai yaitu batu cadas (Tabel 1).
Analisis Data Suhu air pada siang dan malam hari pada dua Sub-
DAS tidak jauh berbeda, sedangkan untuk kan-
Data parameter lingkungan fisika-kimia Sub-DAS dungan oksigen terlarut lebih tinggi terdapat di
Mentatai dan Ella dianalisis menggunakan Uji Sub-DAS Ella. Nilai pH pada Sub-DAS Mentatai
Kolmogorov-Smirnov untuk melihat normalitas lebih tinggi dibandingkan dengan Sub-DAS Ella.
data dari ke dua lokasi. Uji lanjutan menggunakan Kandungan karbondioksida dan padatan terlarut di
Uji t untuk melihat perbedaan kedua sungai. dua Sub-DAS tidak jauh berbeda, namun kadar
Analisis tersebut menggunakan aplikasi SPSS padatan tersuspensi lebih tinggi terdapat pada Sub-
Statistics versi 24. DAS Ella. Suhu udara dan kelembaban di siang dan
malam hari di kedua Sub-DAS tidak berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data parameter lingkungan dari kedua
Hasil
lokasi penelitian, Sub-DAS Mentatai dan Ella
Penelitian ini menemukan empat individu adalah setipe (similar). Hasil analisis Uji t kedua
Capapuya (B. kalimantanensis). Tiga individu Sub-DAS berdasarkan karakteristik fisik-kimia air
ditemukan pada Sub-DAS Mentatai yaitu di menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
Stasiun Lengkung Beloyang (Gambar 2. A) dan (p=0,85). Vegetasi riparian di kedua stasiun
satu individu di Sub-DAS Ella yaitu di Stasiun III penemuan B. kalimantanensis didominasi oleh
(Gambar 2. B). Semua spesimen di kedua lokasi famili Dipterocarpaceae terdiri atas empat spesies,
ditemukan pada malam hari. yaitu Dipterocarpus lineuris, Dipterocarpus
oblongifolius, Elaeocarpus sp., dan Ficus sp.
163
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 161-166
164
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 161-166
Kadar CO2 di Stasiun Lengkung Beloyang tidak Bickford, BA, Iskandar, DT & Barlian, A, 2008, 'A
jauh berbeda dengan Stasiun Hilir. Kandungan Lungless Frog Discovered on Borneo', Current
senyawa ini khususnya di lokasi penemuan B. Biology, vol. 8, no. 9, hal. 37-47.
kalimantanensis masih dalam batas toleransi
Ferianita, FM, 1993, Studi Kualitas Air Waduk
kehidupan biota air tawar. Kandungan karbondiok- Setiabudi Jakarta Ditinjau dari Sifat Fisika
sida bebas dalam suatu perairan apabila lebih tinggi Kimia Air, Struktur Komunitas dan Produktivitas
dari 15 mg/L dapat membahayakan kehidupan Primer Fitoplankton, Tesis, Institut Pertanian
organisme perairan (Tresna, 1991). Bogor, Bogor.
Suhu udara siang dan malam pada penelitian ini Gemilang, WA, Guntur, AR & Ulung, JW, 2017, 'Kua-
lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian sebelum- litas Perairan Teluk Ambon Dalam Berdasarkan
nya. Maisyara (2019) mendapatkan hasil yaitu Parameter Fisika dan Kimia pada Musim Peralih-
berkisar antara 24-30°C di siang hari dan di malam an I', Enviro Scienteae, vol. 13, no. 1, hal. 79-90.
hari berkisar antara 22-28°C. Suhu udara berban-
ding terbalik dengan kelembaban, ketika suhu Iskandar, DT, 1978, 'A New Species of Barbourula:
First Record of A Disclogossidae Anuran in
udara tinggi maka kelembaban udara akan menu-
Borneo', Copeia, vol. 4, no. 6, hal. 564-566.
run dan sebaliknya ketika suhu udara rendah maka
kelembaban udara meningkat (Tjasyono, 1999). Iskandar, DT, 1995, 'Note on The Second Specimen of
Barbourula kalimantanensis (Amphibia: Anura:
Vegetasi riparian pada stasiun penemuan
Discoglossidae)', Raffles Bulletin of Zoology, vol.
didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, terdiri
43, no. 2, hal. 309-311.
dari lima spesies yaitu Dipterocarpus lineuris,
Dipterocarpus oblongifolius, Elaeocarpus sp., IUCN 2019, IUCN (International Union for
Ficus sp. dan Shorea macrophylla. Vegetasi Conservation of Nature), Retrieved from IUCN
riparian tidak mempengaruhi B. kalimantanensis (International Union for Conservation of
secara langsung karena tempat bernaung dan ber- Nature), diakses 15 Mei 2019,
lindung B. kalimantanensis adalah celah batu cadas <http://www.iucnredlist.org>
yang berada di bawah air bukan tanaman yang
berada atau tumbuh di sekitar lokasi penemuan Jarvie, JK, Ermayanti, U, Mahyar, A, Church & Ismail,
(Maisyara, 2019). Menurut Rachmayuningtyas 1998, 'The Habitats and Flora of Bukit Baka
Bukit Raya National Park', Tropical Biodiversity,
(2011), B. kalimantanensis tidak satu pun ditemu-
vol. 5, no. 1, hal. 11-56.
kan di perairan dengan daun mati atau jenis puing-
puing lainnya untuk menghindari air dengan kan- Maisyara, S, 2019, 'Mikrohabitat Katak Tanpa Paru-
dungan oksigen lebih sedikit yang disebabkan oleh Paru (Barbourula kalimantanensis Iskandar,
pembusukan bahan organik. 1978) di Kawasan Taman Nasional Bukit Baka
Bukit Raya Kabupaten Melawi Kalimantan
Selama penelitian berlangsung tidak ditemukan
Barat', Jurnal Hutan Lestari, vol. 7, no. 2, hal.
adanya kompetitor, predator dan belum diketahui
753-762.
dengan pasti jenis makanan B. kalimantanensis.
Informasi dan data tentang kompetitor, predator Odum, EP, 1971, Fundamentals of Ecology, Third
dan makanan dari katak Capapuya sampai saat ini Edition, W. B. Sounders Company, Philadelphia.
belum tersedia. Kurangnya informasi dan data bio-
logi dari B. kalimantanensis dapat menjadi referen- Rachmayuningtyas, Bickford, BA, Kamsi, D, Kutty, M,
si untuk penelitian selanjutnya di Sub-DAS Meier, SN, Arifin, R, Rachmansah & Iskandar,
Mentatai dan Ella. Perlunya dilakukan penelitian 2011, 'Conservation Status of The Only Lungless
lebih lanjut tentang faktor-faktor biotik yang Frog Barbourula kalimantanensis Iskandar, 1978
(Amphibia: Anura: Bombinatoridae)', Journal of
memengaruhi keberadaan B. kalimantanensis di
Threatened Taxa, vol. 3, no. 8, hal. 1981-1989.
Sub-DAS Mentatai dan Ella.
Salmin, 2005, 'Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu
Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan',
Agustira, R, Lubis, SK & Jamilah, 2013, 'Kajian Oseana, vol. 30, no. 3, hal. 21-26.
Karakteristik Kimia Air, Fisika Air dan Debit
Santoso, E, Shonleben, S, Sapari, I & Sadikin, LA, 2006,
Sungai pada Kawasan DAS Padang Akibat
'Barbourula kalimantanensis Iskandar, 1978 - a
Pembuangan Limbah Tapioka', Jurnal Online
New Record for Central Kalimantan, Indonesian
Agroekoteknologi, vol. 1, no. 3, hal. 615-625.
Borneo (Amphibia: Anura: Disclogossidae)',
Herpetological Bulletin, vol. 98, no. 17, hal. 6-8.
165
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 161-166
Simanjuntak, M, 2009, 'Hubungan Faktor Lingkungan Habitat Viability Assesment: Final Report,
Kimia, Fisika terhadap Distribusi Plankton di IUCN/SSC, Conservation Breeding Specialist
Perairan Belitung Timur, Bangka Belitung', Group, Apple Valley.
Journal of Fisheries Sciences, vol. 12, no. 2, hal.
31-45. Tjasyono, B, 1999, Klimatologi Umum, Institut
Teknologi Bandung, ITB, Bandung.
Singleton, IS, Husson, WS, Stephen, S, Amoko, SU,
Tresna, S, 1991, Pencemaran Lingkungan, Cetakan
Leighton, M, Rosen, N, Taylor-Holzer, Lacy, R
Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
& Byers, 2004, Orangutan Population and
166