Haryono
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI
ABSTRACT
Gunung Leuser National Park lays areas North Sumatera and Nanggroe Aceh Darussalam Provinces. The study on fish fauna in this
area was done especially at Bukit Lawang waters. The aims of the study were to describe fish diversity, status and its potency. There
is 32 fish species were found that belongs to 26 genera and 15 families. Cyprinidae is dominant family: with I 0 species. The
potency is II consumed fish and 11 ornamental fish, and 9 species for both ornament and consumption.
111
Haryono - Fauna Ikan di Perairan Sekitar Bukit Lawang Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
sungai Bohorok dengan anak sungai: Landak, Jamur Jumlah jenis ikan di sekitar Bukit Lawang
Batu, Kerapuh, dan lainnya. lebih tinggi jika dibandingkan dengan stasiun
Lokasi pengambilan sampel terutama di sungai penelitian Ketambe, yang ditemukan sebanyak 21 jenis
Bohorok dengan titik utama pada N: 3°32'59,0" E: dengan informasi total sebanyak 26 jenis yang
98°06' 55,99", sungai Landak dan Jamur Batu dengan titik merupakan hasil penelitian secara keseluruhan dari
utamaN: 3°31 '48,7" E: 98°07' 15,0", sungai TitiPayung Kreemer pada tahun 1922 (Wirjoatmodjo, 1987) dan
dengan titik utama N: 3°33'26,2" E: 98°07'54,4", dan Hadiaty ( 1998). Hal ini diduga karena di sekitar stasiun
sungai Kerapuh dengan titik utama N: 3°33'36,7" E: Bukit Lawang mempunyai tipe habitat yang relatiflebih
98°07' 52,9". Selain sungai-sungai terse but juga dilakukan beragam dibandingkan stasiun Ketambe.
pengambilan sampel pada badan-badan air pendukung Kondisi kedua lokasi (Bukit Lawang dan
lainnya, seperti selokan, saluran irigasi, genangan air semi Ketambe) mempunyai kemiripan, antara lain:
permanen, alur-alur pada areal perkebunan yang merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian
berdampingan dengan kawasan hutan TNGL. berkisar antara 150-300 m dari permukaan laut,
sehingga masih tergolong daerah hulu. Kondisi
CaraKerja perairan pada Sungai Bohorok ditandai oleh arus air
Penelitian ini menggunakan metoda survai, yang kuat dan dasar perairan berupa batuan berukuran
yang ditempuh dengan wawancara dan pengamatan besar. Tipe habitat yang dijumpai di sekitar stasiun
langsung di lapangan. Pengambilan sampel ikan Bukit Lawang, yaitu :
menggunakan alat electrofishing dengan sumberdaya a) Perairan dengan dasar perairan batu berukuran
accu 12 volt 10 amper,jala, pukat, dan pancing. besar, substrat berupa pasir dan kerikil, yaitu
Sampel ikan yang tertangkap dimasukkan ke sungai Bohorok, Landak, Kerapuh.
dalam larutan formalin 5-10% dan diberi label berisi b) Perairan dengan dasar perairan berupa batu
keterangan yang diperlukan. Di laboratorium spesimen berukuran sedang, substrat berupa kerikil dan
tersebut dicuci menggunakan air mengalir dan pasir, yaitu sungai Jamur Batu dan Titi Payung.
direndam beberapa saat untuk menghilangkan larutan c) Perairan dengan dasar perairan berupa pasir
formalinnya. Selanjutnya ikan disortir menurut jenis dan kerikil, dengan substrat berupa pasir
dan lokasi pengambilan, lalu dimasukkan ke dalam bercampur lumpur dan serasah, yaitu saluran
botol berisi larutan alkohol 70%. Untuk mengetahui irigasi, selokan di sekitar perkebunan dan
nama ilmiah masing-masing spesimen dilakukan persawahan.
identifikasi menggunakan buku acuan, antara lain: Berdasarkan laporan Hadiaty (1998) dan hasil
Kottelat eta/; (1993), Roberts (1989), Inger & Chin pengamatan di Bukit Lawang ada beberapajenis yang
(1990), Brittan (1954), dan Weber & de Beaufort(l916). ditemukan di kedua lokasi pada kawasan TNGL, antara:
Monopterus a/bus, Trichogaster trichopterus, Puntius
HASILDANPEMBAHASAN binotatus, Rasbora sumatrana, Oreochromis
Keanekaragamanjenis ikan di perairan TNGL niloticus, Channa striata, Aplocheilus panchax,
sekitar Bukit Lawang tercatat sebanyak 32 jenis yang Poecilia reticulata, dan Glyptothorax major.
termasuk ke dalam 26 marga dan 15 suku. Cyprinidae Berdasarkan potensinya jenis-jenis ikan yang
merupakan suku yang paling dominan dengan 10 ditemukan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
anggota (Tabel1 ). Dari 32 jenis tersebut yang tertangkap sebagai ikan konsumsi (makan) sebanyak 11 jenis,
selama penelitian sebanyak 28 jenis, teramati secara sebagai ikan hias sebanyak 11 jenis, dan berfungsi
langsung namun tidak berhasil ditangkap dua jenis ganda (sebagai ikan hias dan makan) sebanyak 9 jenis,
yakni Oreochromis niloticus dan Oreochromis sp., dan sedangkan satu j en is ( Tetraodon sp.) yang
berdasarkan informasi penduduk dengan potensinya belum diketahui secara pasti. Diantara
memperlihatkan gambar/foto sebanyak dua jenis yakni jenis yang berpotensi sebagai ikan konsumsi, tigajenis
Microphis sp. dan Tetraodon sp.. telah dibudidayakan (pembesaran) oleh penduduk
112
Jurnal Iktiologi Indonesia, Volume 6, Nomor 2, Desember 2006
setempat. Jenis yang dimaksud adalah ikan tawes kelestariannya. Hal ini terbukti banyak dimilikinya alat
(Barbodes gonionotus), nila (Oreochromis niloticus), tangkap electrofishing oleh penduduk setempat.
dan nila merah (Oreochromis sp). Selain ketigajenis Menurut informasi petugas Polhut/jagawana, aktifitas
di atas, telah dipelihara pula ikan mas ( Cyprinus pemburuan ikan banyak dilakukan oleh penduduk
carpio) danjurung (Tor douronensis). terutama pada musim kemarau di sungai Bohorok dan
lkan jurung merupakan jenis asli setempat sungai-sungai lainnya, baik yang berada di dalam
yang banyak diburu karena mempunyai harga yang maupun di luar kawasan TNGL. Alat yang digunakan
mahal. Menurut Kiat (2004) ikan marga Tor yang di sangat beragam diantaranya: elektrofishing, tuba/
Malaysia dikenal dengan nama semah atau empurau racun, dan bahkan bahan peledak. Jika hal ini terus
mempunyai harga yang mahal dan bisa mencapai 300 dibiarkan berlangsung sangat mengancam kelestarian
ringgit. Selanjutnya Kottelat et at. ( 1993) menegaskan berbagai biota perairan terutama ikan.
bahwa ikan marga Tor umumnya merupakanjenis yang Beberapa kelompok masyarakat di sekitar
terancam punah akibat penggundulan hutan dan Bukit Lawang memang sudah ada yang menyadari
penangkapan yang berlebihan. Sayangnya dalam akan arti pentingnya kekayaan ikan dan biota lainnya
memburu ikan jurung dan jenis-jenis ikan konsumsi yang ada di lokasi terse but, namun baru terbatas pada
lainnya banyak yang tidak mengindahkan segi kelompok pemandu wisatawan. Hal ini tentunya
113
Haryono - Fauna lkan di Perairan Sekitar Bukit Lawang Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
berkaitan dengan nilai jual kawasan TNGL sekitar Brittan, M.R. 1954. A revision ofthe Indo-Malayan
Bukit Lawang yang merupakan salah satu daerah freshwater fishes genus Rasbora. Institute
tujuan wisata. of Science and Technology. Manila.
Selanj utnya berdasarkan statusnya di Hadiaty, R.K. 1998. Keanekaragaman ichtyofauna di
perairan sekitar Bukit Lawang ditemukan empat jenis Ketambe Taman Nasional Gunung
ikan pendatang (introduksi), yaitu ikan seribu Leuser.Laporan Perjalanan. Puslitbang
(Poecillia reticulata), mas (Cyprinus carpio), nila Biologi-LIPI, Bogor.
(Oreochromis niloticus), dan nila merah (Oreochromis Inger, R.F. & P.K. Chin. 1990. The freshwater fishes of
sp.). North Borneo. Fieldiana: Zoology, vol. 45.
Reprinted by: Sabah Zoological Society.
KESIMPULAN Sabah, Malaysia.
Fauna ikan pada kawasan TN Gunung Leuser Kiat, Ng Chi. 2004. The kings ofthe rivers Mahseer in
di sekitar Bukit Lawang tercatat 32 j en is yang termasuk Malayan and the region. Inter Sea Fishery,
ke dalam 26 marga dan 15 suku. Cyprinidae merupakan selangor Malaysia.1-170.
suku yang paling dominan dengan 10 anggota. Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari & S.
Ditemukan empat jenis ikan pendatang (introduksi) Wirjoatrnodo. 1993. Freshwater fishes of
dan tiga diantaranya sudah banyak dibudidayakan western Indonesia and Sulawesi. Periplus
olah penduduk setempat (ikan mas, nila dan nila edition. Indonesia.
merah). Roberts, T.R. 1989. The freshwater fishes ofwestern
Borneo. California Academy of Science. San
Fransisco.
DAFfARPUSTAKA
Weber, M. & L.F. de Baeufort. 1916. The fishes ofthe
Anonim. 1994. 12 Taman Nasional di Indonesia.
Indo Australian Archipelago. E.J. Brill Ltd,
Direktorat Bina Kawasan Pelestraian Alam,
Leiden.
DitjenPHPA-Dephut. 161 hal.
Wirjoatmodjo, S. 1987. The river ecosystem in the
Anonim. 1999. UML: perlu ribuan tahun untuk
forest area, Gunung Leuser National Park,
mengembalikan hutan yang rusak. Harian
Aceh, Indonesia. Arch. Hydrobiol. Beih.
Waspada. Selasa 14 Desember 1999.
Ergebn. Limnol. 28:239-246. Stuttgart.
114