●●
Hasil penelitian ini menunjukkan telah Kelimpahan dari 38 spesies moluska yang
terjadi penurunan kekayaan spesies jika diperoleh dari 2 lokasi penelitian (Poka dan
dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu Waiheru), menunjukkan berbagai variasi. Total
yaitu 76 spesies di Poka (Laurens, 2008) 1740 individu diperoleh selama penelitian
sebaliknya pada perairan pantai Waiheru ada dengan densitas rata-rata sebesar 44.62 ± 63.39
sejumlah spesies yang tidak ditemukan dalam ind./m2. Kelimpahan tertinggi dijumpai pada
penelitian ini seperti yang ditemukan oleh perairan pantai Waiheru dengan 945 individu
Sairlela (2008). sedangkan Poka dengan 795 individu.
Tabel 1. Komposisi spesies moluska yang ditemukan pada perairan pantai Waiheru dan Poka
Kelas Famili Genus Spesies Waiheru Poka
Gafrarium tumidum
Tapes litteratus
Veneridae
Pitar manilae
Marcia sp.
Tellinidae Tellina palatan
Hiatula chinensis
Psammobiidae
Asaphis violacens
Ostreidae Saccostrea sp.
antiquata
Bivalvia Arcidae Anadara
granosa
Barbatia decussata
Mytilidae Perna viridis
Mactridae Mactra sp.
Donacidae Donax sp.
Spondylidae Spondylus sp.
Cerithium cobelti
coralium
Cerithidae Clypeomorus
battilariaformis
litterata
Mitridae Strigatella
paupercula
margariticola
Muricidae Morula granulata
uva
Littorinidae Littorina scabra
Hebra corticata
Nassariidae
Nassarius limnaeformis
pulus
Gastropoda
chamaeleon
Nerita planospira
Neritidae exuvia
albicilla
Smaragdia sp.
Neritina sp.
sulcata
Terebralia
Potamididae palustris
Telescopium telescopium
Naticidae Natica vitellus
Ellobiidae Ellobium aurismidae
Keterangan : ( = ada)
124 Aktivitas Pemanfaatan Sumberdaya Moluska …
Densitas tertinggi, 24.23 ind./m2, dijumpai yang dikenal dengan nama ”Bameti” (Gambar
pada lokasi Waiheru. Densitas suatu organisme 2). Rata-rata jumlah perempuan yang
di alam bergantung pada faktor fisik maupun melakukan kegiatan bameti di kedua lokasi
faktor biologi. Faktor fisik yang mempengaruhi sekitar 20-30 orang per aktivitas. Jika dilihat
seperti pasang surut, temperatur, salinitas, dari segi umur, perempuan yang melakukan
kedalaman, substrat dan ketersediaan makanan. kegiatan bameti berusia antara 5-60 tahun,
Faktor biologi yang mempengaruhi adalah sedangkan anak-anak yang berusia kurang dari
predator seperti kepiting (hermit crab) yang 10 tahun juga didapati membantu orangtuanya
selalu mengebor cangkang moluska dan melakukan bameti selepas sekolah.
mendiaminya. Perempuan pesisir (pelaku bameti) yang
Beberapa spesies yang dapat berada di pesisir Desa Poka bukan hanya yang
dimanfaatkan baik untuk konsumsi sendiri bermukim di sekitar Desa Poka saja tetapi ada
maupun dijual seperti Anadara granosa, A. juga yang berasal dari desa sekitar seperti Batu
antiquata, Asaphis violacens, Gafrarium Koneng, Telaga Pangi, Taeno, Waijame,
tumidum, G. pectinatum, Tapes litteratus, Kampung Keranjang, Batu Tagepe dan Kate-
Barbatia decussata, Marcia sp., Spondyllus sp., kate. Hal yang sama juga terjadi juga pada Desa
Perna viridis. Spesies-spesies ini ditemukan Waiheru dimana pelaku bameti berasal dari desa
dalam jumlah yang cukup sedikit dibandingkan tetangga yaitu Nania, Hitumesing, Hulung dan
dengan spesies lainnya. Durian Patah.
Tingkat pemanfaatan sumberdaya Motif perempuan pesisir yang melakukan
moluska ini cenderung menunjukkan penurunan aktivitas pemanfaatan adalah semata-mata untuk
atau telah terjadi pungut lebih (over memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti
exploitation). Sesuai dengan hasil wawancara dikonsumsi dan dijual. Mereka pada umumnya
terhadap pelaku bameti ini ditemukan bahwa tidak mempunyai pekerjaan ataupun
sejak lima tahun terakhir ini mereka sangat sulit penghasilan tetap. Kondisi perairan saat surut
untuk menemukan moluska dalam jumlah memang dimanfaatkan secara maksimal dalam
banyak dan berukuran besar. Pada lokasi aktivitas bameti untuk mencukupi atau
Waiheru menunjukkan tingkat pemanfaatan melengkapi kebutuhan lauk pauk. Jika hasil
yang cukup tinggi bahkan diduga telah terjadi pengumpulan ini berlebih maka akan dijual
pungut lebih dimana mencapai 30.720 ind/tahun untuk mendapatkan uang dan uang yang
dari yang diijinkan 2837,45 individu/tahun diperoleh itu akan digunakan untuk membeli
(Sairlela, 2008). Perairan pantai Poka juga kebutuhan lainnya. Jika perairan dalam kondisi
cenderung menunjukkan hal yang sama, pasang, mereka lebih banyak bekerja di kebun
walaupun belum ada data akurat tentang hal ini. dan melakukan urusan rumah tangga.
Hal ini juga yang mengindikasikan rendahnya
densitas pada kedua areal ini.
Tabel 2. Proses/cara pengambilan moluska pada perairan pantai Waiheru dan Poka
yang memperhatikan keberlanjutan sumberdaya Krebs, C.J, 1989. Ecological Methodology. Harper
dan habitatnya. Collins College Publishers.
Lamprell, K. and Whitehead, T. 1992. Bivalves of
DAFTAR PUSTAKA Australia. Colorcraft LTD. Sedney. 182p
Laurens, S. 2008. Analisa Aktivitas Masyarakat
Bidesi, V. R. 1994. How “The Other Half’ Fishes: yang Berdampak Terhadap Keberadaan
Accounting for Women in Fisheries in The Sumberdaya Moluska di Perairan Pantai Desa
PACIFIC. In: A. Emberson-Bain (ed). Poka. Skripsi. FPIK. 41 hal
Sustainable development of malignant Sairlela, I. 2008. Status dan Potensi Sumberdaya
growth? Perspectives of Pacific Island Moluska Pada Ekosistem Mangrove di
Women. Suva: Marama Publications: 123- Perairan Desa Waiheru. Skripsi. FPIK. 53
130. hal.
Chapman, M. D. 1987. Women’s Fishing in Springsteen, F. J, Leobrera, F. M. 1986. Shells Of
Oceania. Human Ecology 15 (3): 267-288 The Philippines. Carfel Seashell Museum.
English, S., Wilkinson, C. and Baker V. 1997. Manila. P 294 - 355
Survey Manual for Tropical Marine Uneputty, Pr. A. 2007. Status dan Potensi
Resources. Second edition. Australian Sumberdaya Lola Pada Perairan Pantai Desa
Institute of Marine Sciences. Townsville. 390p Noloth, Pulau Saparua. Makalah disampaikan
Kenneth, R. W. 2000. The Encyclopedia Of Shells. pada Seminar Nasional Moluska, Juli 2007.
Star Standard Industries. Singapore. 288p Semarang. 12 hal.