Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SUMBERDAYA HAYATI PESISIR DAN PPK

“BULU BABI ( Echinometra mathei)”

Disusun oleh :

Nama : Shila Sektiana Mahulette


Nim : 202063010
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Dosen : Y. A Lewerissa, S. Pi, M. Si

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
TAHUN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bulu babi (Echinometra mathei )" dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sumberdaya Hayati Pesisir
Laut dan PPK. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Bulu babi
terutama bagi pembaca maupun penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Y. A Lewerissa, S. Pi, M. Si selaku
dosen pengampuh pada mata kuliah Sumberdaya Hayati Pesisir Laut dan PPK.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 1 Desember 2022

Shila Sektiana Mahulette


A. Klasifikasi dan Morfologi Echinometra mathaei
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Echinoidea
Ordo : Echinoida
Family : Echinometraidae
Genus : Echinometra
Spesies : Echinometra mathaei

Echinometra mathei merupakan Bulu babi yang masuk kedalam pencil Urcin (bulu babi
pensil), jenis memiliki Ciri-ciri berupa duri yang besar padat Panjang dengan ujung runcing,
durinya Berwarna coklat pada pangkal duri Berwarna putih serta cangkangnya Berwarna hitam
kemerahan. Habitatnya di Daerah karang pada perairan yang Dangkal.

Gambar 1. Morfologi Echinometra mathaei


Echinometra mathaei (Gambar 1.) memiliki Berat berkisar antara 20,29-67,54 gram dengan
Diameter 38-51 mm, panjang duri primer 8-13 Mm, duri sekunder 2-5 mm. Memiliki duri
tegak, Permukaan halus dan ujung runcing berwarna Coklat muda, cangkang berbentuk oval,
berwarna Coklat gelap. Ciri khas spesies ini yaitu terdapat Cincin berwarna putih pada pangkal
durinya, Bentuk Tuberkel perforate.

Gambar 2. Morfologi Echinometra mathaei


Mathaei sangat tergantung faktor habitat dan Makanan, biasanya hidup menyendiri
dilubang-Lubang karang mati untuk menghindari diri dari Predator (Juliawan, I., D dan
Nurfadillah, 2017). Hasil penelitian Echinometra mathaei Hidup di bebatuan karang dan pasir.
B. Sebaran Echinometra mathaei
Umumnya setiap jenis bulu babi memiliki sebaran habitat yang spesifik. Bulu babi tersebar
mulai dari daerah intertidal yang dangkal hingga ke laut dalam (Jeng, 1998 dalam
Mistiasih,2013). Bulu babi umumnya menghuni ekoistem terumbu karang dan padang lamun
serta menyukai substrat di padang lamun yang merupakan campuran dari pasir, dan pecahan
karang (Aziz, 1994 dalam Mistiasih, 2013).
Kelimpahan bulu babi yang ditemukan pada pulau Klah Kota Sabang secara Umum
memiliki kisaran dari 0,316 – 1,168 ind/m2 dimana terdapat kelimpahan tertinggi dan
kelimpahan terendah. Tingginya kelimpahan diduga karena kondisi substrat yang ditemukan
sesuai bagi kehidupan bulu babi Dimana persentase substrat yang diperoleh pada yaitu 70%
adalah karang Hidup, 20% adalah karang mati, 5% adalah batu dan 5 % pasir. Menurut Aziz
(1993),
Pertumbuhan bulu babi cukup tinggi pada daerah karang, hal ini disebabkan karena Adanya
dukungan berbagai faktor makanan antara lain banyaknya mikroorganisme Yang menempel
pada karang yang merupakan makanan bulu babi.
Kelimpahan bulu babi yang terendah diduga habitat Yang kurang sesuai bagi kehidupan bulu
babi dimana Persentase substrat yang Diperoleh adalah 50 % karang hidup, 10% karang mati,
30% pasir, dan 10% batu. Terumbu karang merupakan tempat berlindung bermacam jenis
organisme Termasuk bulu babi (Nybakken, 1992).
Kelimpahan jenis Berkisar 0,012 – 0,932 ind/m2 dengan terendah pada spesies
Echinometramathaei. Rendahnya kelimpahan kedua spesies diduga habitatnya Tidak cocok
bagi keberlangsungan hidupnya, disebabkan karena spesies E. mathaei hidup didalam lubang
bongkahan karang.
C. Habitat Echinometra mathaei
Echinometra mathaei umumnya selalu berada pada celah-celah bebatuan dan karang yang
merupakan habitat utamanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Vimono (2007), yang
menyatakan kelompok echinodermata dari spesies Echinometra mathaei banyak dijumpai pada
zona tubir dan lereng terumbu karang dari tiap transek karena merupakan habitat utama dari
spesies bulu babi ini. Echinometra mathaei merupakan bulu babi yang hanya dijumpai di celah-
celah bebatuan atau karang mati.
D. Peranan Ekonomis dan Ekologis Echinometra mathaei
Secara ekonomi gonad bulu babi dapat dikonsumsi sehingga memiliki nilai jual yang cukup
tinggi. Bulu babi merupakan salah satu sumber daya perairan yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai penambah keanekaragaman protein hewani (Rachmawaty, 2004). Oleh
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir lebih dikenal dengan nama “duri babi” yang
merupakan salah satu dari sekian jenis makrobentos dari kelas Echinoidea yang dapat mencapai
ukuran diameter cangkang 163 mm dan mencapai berat 200 gram (Radjab, 2001).
Secara ekologis bulu babi beragam termasuk diantaranya adalah sebagai tempat berlindung
beberapa jenis ikan tertentu, makanan beberapa jenis ikan, organisme penentu berperan dalam
berbagai interaksi dengan biota laut lain. Merupakan faktor penentu kelimpahan dan sebaran
tumbuhan laut perairan dangkal. Organisme ini menjadi spesies utama yang mengontrol
struktur komunitas ganggang laut dan atas rusaknya komunitas lamun di beberapa daerah
pantai tropika dan subtropika (Suryanti dan Ruswahyuni, 2014). Anwar dkk, (2015)
mengemukakan bahwa secara morfologi bulu babi merupakan hewan yang unik karena
memiliki duri pada seluruh bagian tubuhnya yang berfungsi sebagai alat gerak maupun
pelindung diri dari serangan predator.
E. Nilai jual Echinometra mathaei
Bulu babi menjadi salah satu Organisme laut ekonomis penting karena Gonadnya merupakan
bahan pangan bergizi tinggi Yang dikonsumsi maupun dijual. Di pasaran Internasional, gonad
bulu babi dikenal sebagai uni Atau roe, merupakan makanan untuk sajian sushi dan sashimi
yang popular dan salah Satu komoditi utama dibeberapa negara Eropa, Amerika dan Asia. Jenis
dominan yang berpotensi Untuk digunakan sebagai bahan pangan adalah Deadema setosum,
Echinometra mathaei, Tripneustes gratilla, Echinotrix sp, dan Salmacis Sp. (Setiabudi dan
Murnyati, 1998; Darsono, 1982.
Selain itu diketahui bulu babi juga telah dikonsumsi lebih dulu oleh suku asli Amerika.
Namun orang Jepang yang mulai mempopulerkan bulu babi ke seluruh dunia. Meskipun
bentuknya kecil, harga bulu babi kualitas bagus terbilang mahal. Sekitar 450 gram bulu babi
harganya Rp 40.000-an.
F. Status dan Ancaman keberadaan Echinometra mathaei
Permintaan akan Komoditas ini dari tahun ke tahun meningkat, Sedangkan produksi gonad
bulu babi menurun Dan over fishing di beberapa negara (Hammer et Al. 2006 dan Siikavuopio
et al., 2006 dalam Agnette Dkk., 2010). Penyebab utama adalah produksinya Masih
mengandalkan dari hasil tangkapan di alam Secara bebas tanpa ada upaya konservasi. Akibat
Dari meningkatnya upaya mengintensifkan Penangkapan bulu babi dari alam, maka akan
Berdampak terhadap kelestarian biota bulu babi. Jika kondisi ini tetap berlanjut maka nilai
fungsi Ekologis dan ekonomis bulu babi semakin Menurun, serta berdampak pada kerusakan
Ekosistem dan tingkat pendapatan pemanfaat (nelayan).
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, D., Muhammad, S. H., & Tae, I. (2020). Karakteristik Morfologi dan Indeks Ekologi
Bulu Babi (Echinoidea) di Perairan Desa Wawama Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal
Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 4(1), 23-32.
Suryanti, S., Fatimah, P. N. P. N., & Rudiyanti, S. (2020). Morfologi, Anatomi dan Indeks
Ekologi Bulu Babi di Pantai Sepanjang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Buletin
Oseanografi Marina, 9(2), 93-103.
Lewerissa, Y. A., & Kalay, D. E. (2020). Potensi Ekologi Bulu Babi di Pelita Jaya dan Pulau
Osi Kabupaten Seram Bagian Barat. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 13(1), 46-
53.
Noviana, N. P. E., Julyantoro, P. G. S., & Pebriani, D. A. A. (2019). Distribusi dan kelimpahan
bulu babi (Echinoidea) di perairan pulau Pasir Putih, desa Sumberkima, Buleleng, Bali.
Current Trends in Aquatic Science II, 1, 21-28.
https://www.kompas.com/food/read/2022/01/03/150400275/kenapa-bulu-babi-harganya-
sangat-mahal-
Juliawan, J., Dewiyanti, I., & Nurfadillah, N. (2017). Pola Kelimpahan dan Distribusi Bulu
Babi (Echinodea) di Perairan Pulau Klah Kota Sabang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Perikanan Laut Unsyiah , 2 (4).

Anda mungkin juga menyukai