ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
Pengutipan ditulis:
Irawan, H dan Yandri, F. 2014. Studi Biologi Dan Ekologi Hewan Filum Mollusca di
Perairan Litoral Pesisir Timur Pulau Bintan. Dinamika Maritim Vol 4.No 1. Hal 10-26.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di pesisir timur Pulau Bintan yang masuk dalam
kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan (KKLD Kab Bintan). Pemilihan
lokasi berada pada KKLD dikarenakan pada kawasan tersebut di lindungi sehingga
organisme yang berada di kawasan tersebut masih dalam kondisi yang alami dan
keberadaannya tidak terganggu. Lokasi yang dijadikan tempat pengambilan sampel di
sekitar daerah KKLD tersebut adalah Desa Malang Rapat, Desa Teluk Bakau, dan Desa
Gunung Kijang yang berada di Kelurahan Kawal, wilayah perairan laut Pesisir Timur
Kecamatan Gunung Kijang. Pada lokasi-lokasi tersebut penelitian dilakukan pada zona
litoral. Hasil penelitian menemukan 73 spesies hewan Filum Mollusca dimana terdiri dari
26 spesies Kelas Bivalvia dan 47 spesies Kelas Gastropoda di pesisir timur pulau bintan.
Diantara 47 hewan kelas gastropoda masih ada 3 hewan yang belum ada nama ilmiahnya.
Hewan-hewan Kelas Bivalvia dan Gastropoda yang ditemukan memiliki kebiasaan hidup
melekat pada substrat, menetap tetapi tidak melekat pada substrat dan bergerak lambat.
Keberadaan hewan-hewan tersebut juga terkait dengan kondisi substrat pasir dan lumpur
dimana juga ditemukan dalam lambung hal ini terkait dengan kebiasaan makan hewan
tersebut. Kebiasaan makan hewan-hewan tersebut adalah pemakan endapan dan
penyaring makanan.
ABSTRACT
This research was conducted on the East coast of Bintan Island, in part of marine
conservation area in Bintan region. The locations were chosen in marine conservation
area because the organisem in that area were protected and still in natural condition. The
locations for sampling are at the coastal area of Malang Rapat Village, Teluk Bakau
Villege, and Gunung Kijang Village. Samplings on each location were take place in
litoral zone. The result from this research is there were 73 species of Mullusk wich is 26
species of Bivalvia class and 47 species of Gastropod class that were found in east coas of
Bintan Island. The species of Bivalvia and Gastropod were found live attach ti substrat,
settle but not attach to substrat, and moving slowly. The existence of that species has
relation with subtsrat sand and mud wich is also found in their gut, wich shown relation to
their feeding habit. The feeding habits of of that species were deposit freeder and filter
feeder.
10
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
11
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
Ekologi Mollusca
A. Gambaran habitat
Penggambaran habitat Mollusca
Gambar 2. Peta Kecamatan Kabupaten dilakukan dengan mengamati keadaan
Bintan Provinsi Kepulauan lingkungan sekitar lokasi penelitian
Riau. Sumber Bappeda secara deskriptif.
Kabupaten Bintan.2009. B. Pengamatan kondisi perairan
Prosedur Kerja Penelitian Pengamatan kondisiperairan
Penelitian ini dilakukan dengan dengan melihat parameter: Fisika, Kimia
menggunakan metode survey lapangan dan Biologi dalam pengamatan in ijuga
untuk mengambil hewan Mollusca yang di lakukan sampling hewan Mollusca
ditemukan, metode wawancara dengan yang diamati lebih lanjut di
nelayan dan penduduk sekitar lokasi, laboratorium.Parameter fisika yang di
dan metode sampling dengan amati adalah: kecerahan, kedalaman,
mengambil hewan Mollusca sebanyak 3 danpasangsurut. Parameter Kimia yang
individu sebagai sampel untukstudi di amati adalah DO, pH, Salinitasbaik
biologi yaitu pengamatan morfologi dan yang ada di permukaandan di
anatomi di laboratorium dan mengambil dasarperairan.
data kualitas perairan dengan 3 kali
ulangan. Setiap kegiatan penelitian di C. Pengamatan sedimen
dokumentasikan dengan menggunakan Pengamatan sedimen dilakukan
kamera digital. dengan mengambil sedimen permukaan
di lokasi ditemukannya Mollusca.
Biologi Mollusca Sedimen dibawa kelaboratorium untuk
A. Identifikasi diamatistruktur dan jenisnya secara
Identifikasi hewan Mollusca deskriptif dengan
dilakukan dengan membawa sampel dari mikroskop.Karakteristik sedimen yang
lokasi pengamatan ke laboratorium dan diamati adalah tipe sedimen, warna
mengidentifikasi ciri-ciri spesies yang sedimen, dan organisme yang menempel
mengacu pada panduan identifikasi pada sedimen tersebut.
filum Coelenterata (Suginyo, Widigdo,
Wardianto, Krisanti,. 2005) dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dikonfirmasi serta di daftarkan World Biologi
12
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
Ekologi 3. Keruhan
1. Suhu Hasil pengukuran tingkat
Dari hasil pengukuran suhu keruhan di masing-masing tempat
perairan Kampung Galang Batang didapatkan rata-rata di Galang Batang
berkisar antara 27-30oC. Kawal 26-32,1 1,9 ntu, Kawal 1,8 ntu. Teluk Bakau
o
C. Teluk Bakau 28-30 oC dan Malang 0,39 ntu dan Malang Rapat 0,29 ntu.
Rapat 28-34,5 oC. Adapun waktu Kekeruhan suatu perairan sangat
pengukuran suhu di tiap lokasi dipengaruhi oleh banyak sedikitnya
dilakukan pada pagi dan siang hari. jumlah partikel tersuspensi yang
Hasil pengukuran siang hari dengan terdapat di kolom perairan yang
suhu tertinggi terjadi di perairairan bersumber dari aliran sungai yang
Malang Rapat dengan 34,5oC dan pagi memasuki perairan, maupun hasil
hari suhu terendah terdapat di Kawal pengadukan sedimen didasar perairan
dengan 26 oC. yang disebabkan oleh arus maupun
Perubahan suhu mengalami gelombang. Meningkatnya kekeruhan
kenaikan dari pagi menjeleng siang hari dikolom perairan menyebabkan
dan kembali turun pada sore hari. Tinggi kecerahan di perairan menjadi
rendah suhu perairan sangat dipengaruhi berkurang.
oleh intensitas penyinaran matahari. 4. Kecerahan
Tingginya suhu pada siang hari Hasil pengukuran tingkat
dikarenakan posisi matahari tegak lurus kecerahan perairan Kampung Galang
dan tidak condong. Berdasarkan Batang berkisar antara 134 cm – 153.5
pengukuran suhu perairain didapatkan cm, Kawal 148 - 163 cm. Teluk Bakau
bahwa suhu perairan di masing-masing 100 % dan Malang Rapat 100%.
lokasi masih dalam kondisi normal atau Pengukuran kecerahan perairan
mendukung kehidupan biota. dilakukan pada siang hari karena
2. Salinitas intensitas cahaya dan posisi matahari
Salinitas adalah tingkat keasinan berada tegak lurus dengan bumi,
atau kadar garam yang terlarut dalam rendahnya nilai kecerahan di desa
air. Salinitas perairan sangat penting Galang Batang dan Kawal sangat erat
untuk mengetahui karakteristik dari dengan suplai air tawar yang bersal dari
suatu perairan tersebut. Hasil sungai karena di daerah ini terdapat
pengukuran salinitas perairan Kampung sungai yang bermuara kelaut yang
Galang Batang berkisar antara 20-30‰. membawa partikel-partikel tersuspensi.
Kawal 18 - 30‰. Teluk Bakau 30,1 – Sementara di Malang Rapat dan Teluk
33,2‰ dan Malang Rapat 34,9-36,5 ‰. Bakau tingginya tingkat kecerahan
Hasil pengukuran salinitas pada saat menunjukan bahwa perairan tersebut
pasang tertinggi terdapat di Malang sangat sedikit mengandung partikel-
Rapat dan waktu terendah terdapat di partikel tersuspensi. tingkat
Kawal. kecerahannya 100%, Hal ini di
Tinggi rendahnya salinitas suatu karenakan pada saat pengukuran letak
perairan sangat tergantung dari suplai air piringan sechidisk menyentuh dasar
tawar dan air asin. Kisaran salinitas di perairan
13
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
14
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Kabupaten Bintan.2009. Peta
Admin Kab. Bintan. Bank
Data Bappeda Bintan.
Kabupaten Bintan.
Bupati Bintan 2007 Keputusan Bupati
Bintan Nomor : 36/VIII/2007
TENTANG Kawasan
Konservasi Laut Daerah
Kabupaten Bintan. KAbupaten
Bintan.
15
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
Tabel 1. Spesies dan tempat ditemukannya hewan filum Mollusca di pesisir timur pulau
Bintan
No Tampat ditemukan
Desa Daerah Desa Desa Desa malang Desa
gunung kawal malang malang rapat teluk Teluk
Gambar dan nama ilmiah kijang rapat rapat dalam Bakau
pulau tanjung
pucung keling
1 √
16
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
6 √
Placuna sp
7 √
Gafrarium sp
17
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
12 √
18
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
18 √ √ √
19
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
24 √
20
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
Chicoreus sp
36 √ √
Narasius pullus
21
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
39 √ √
Thais sp
42 √ √
22
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
47 √ √ √
23
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
55 √
24
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
62 √ √
25
Studi Biologi Dan Ekologi…. ISSN: 2086-8049
Henky Irawan, Falmi Yandri Dinamika Maritim Volume 4 nomor 1 tahun 2014 10- 26
69 √ √
72 √
73 √
26