Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322055727

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN


KABUPATEN BINTAN

Article · January 2015

CITATIONS READS

0 3,152

3 authors, including:

Henky Irawan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
127 PUBLICATIONS   877 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Trasnpantasi Karang / Coral Transplantation View project

Meiofauna View project

All content following this page was uploaded by Henky Irawan on 05 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KEANEKARAGAMAN GASTROPODA
DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN
KABUPATEN BINTAN

Denny Sanjaya Putra


Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, dennywelbeck1991@gmail.com

Henky Irawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com

Andi Zulfikar
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com

ABSTRAK

Putra, D S. 2015. Keanekaragaman Gastropoda di Perairan Liotral Pulau


Pengujan Kabupaten Bintan. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu
Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja
Ali Haji. Pembimbing 1: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Pembimbing 2:
Andi Zulfikar, S.Pi., MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai


keanekaragaman gastropoda yang ada di perairan litoral Pulau Pengujan
Kabupaten Bintan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai
Februari 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
random sampling / metode acak. Jumlah titik sampling yang didapat berjumlah 38
titik sampling dengan plot sampling berukuran 1x1m 2 . Setiap plot sampling
meliputi pangambilan sample gastropoda, pengukuran parameter perairan dan
sample sedimen. Hasil pengamatan gastropoda ditemukan 9 spesies gastropoda
pada perairan litoral Pulau Pengujan. Hasil analisis menunjukkan
keanekaragaman dengan nilai 1,97 yang merupakan katagori sedang berdasarkan
indeks keanekaragaman, nilai keseragaman berjumlah 0,89 dengan katagori tinggi
berdasarkan indeks keseragaman sedangkan untuk nilai dominansi berjumlah 0,16
dan dikatagorikan dominansi rendah berdasarkan indeks dominansi.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Keseragaman, dominansi, Gastropoda,


Perairan Litoral, Pulau Pengujan.

1
KEANEKARAGAMAN GASTROPODA
DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN
KABUPATEN BINTAN

Denny Sanjaya Putra


Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, dennywelbeck1991@gmail.com

Henky Irawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com

Andi Zulfikar
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com

ABSTRACT

Putra, D S. 2014 Gastropod Diversity in Waters Litoral Pengujan Island Bintan


Regency. Thesis. Tanjungpinang: Marine Sciences Department, Marine
Sciences and Fhiseries Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji.
Advisor: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Co-advisor: Andi Zulfikar S.Pi.,
MP.

This study aimed to obtain information about the diversity of gastropods in


littoral waters Pengujan Island of Bintan Regency. This study was conducted in
January and February 2015. The method used in this research is the method of
random sampling / random method. The number of sampling points obtained
amounted to 38 plots measuring 1x1 m 2 . Each plots sampling involves taking a
sample of gastropods, measurement and parameters and sample the waters and
sediments. The observation of 9 species of gastropods found in littoral waters
Pengujan Island. The analysis showed diversity with a value of 1,97 which is the
category was based in the index of diversity, uniformity value amounted to 0,89
with a high category because the value is close to 1 based index uniformity while
for dominance value amounted to 0,16 and low dominance categorized as value
closer 0 (zero) based on dominance index.

Keywords: Diversity, Uniformity, Dominance, Gastropods, Aquatic Litoral,


Pengujan Island

2
PENDAHULUAN substrat dasarnya pantai litoral terdiri
Pulau Pengujan adalah salah atas substrat berbatu, berpasir dan
satu Pulau yang terdapat di berlumpur.
Kabupaten Bintan. Nama lain Pulau Gastropoda adalah hewan
Pengujan yaitu Selat Bintan II bertubuh lunak yang berjalan
sedangkan Selat Bintan I yaitu Desa menggunakan perutnya dan dapat
Pengujan yang berbatasan langsung hidup pada berbagai substrat seperti
dengan daratan Pulau Bintan. Pulau substrat berbatu, berpasir hingga
ini memiliki pantai yang cukup substrat berlumpur. Gastropoda juga
menawan hati dan pantai di Pulau ini memiliki peranan yang sangat dalam
memiliki nilai ekonomis yang cukup rantai makanan di perairan
tinggi dikarenakan masyarakat Pulau gastropoda merupakan hewan dasar
Pengujan ini banyak tergantung oleh pemakan detritus dan serasah yang
hasil lautnya seperti Crustacea dan jatuh dan mensirkulasi zat-zat yang
Gastropoda jatuh ke air guna untuk mendapatkan
makanan. Keanekaragaman
Perairan Pulau Pengujan
gastropoda pada perairan litoral
memiliki wilayah intertidal atau
Pulau Pengujan dapat
litoral yang cukup luas. Perairan
menggambarkan bagaimana keadaan
litoral adalah daerah yang berada
parameter perairan di Pulau Pengujan
diantara pasang tertinggi dan surut
ini.
terendah. Daerah ini merupakan
Pentingnya peranan ekologis
daerah yang langsung berbatasan
ekosistem yang ada di perairan litoral
dengan darat. Radiasi matahari,
Pulau Pengujan serta biota yang
variasi temperatur dan salinitas
berasosiasi di dalamnya khususnya
mempunyai pengaruh yang lebih
gastropoda dan peranan penting
berarti untuk daerah ini dibandingkan
gastropoda dalam rantai makanan di
dengan daerah laut lainnya. Daerah
perairan. Keberadaan gastropoda di
pantai ini merupakan daerah yang
perairan litoral Pulau Pengujan
kaya akan jenis organismenya
belum mempunyai data informasi
khususnya gastropoda. Dilihat dari
mengenai keanekaragaman

3
Gastropoda di perairan litoral Pulau Titik koordinatnya berjumlah 38 dan
Pengujan. Oleh karena itu data bisa dilihat pada lampiran 7. Menurut
informasi komunitas gastropoda ahli statistik Sudjana (1992),
sangat penting sehingga peneliti pendekatan kepada normal ini makin
melakukan kajian mengenai baik jika ukuran sampel (n) makin
keanekaragaman gastropoda di besar. Biasanya untuk n ≥ 30, maka
Perairan Litoral Pulau Pengujan. pendekatan ini sudah bisa berlaku.
Apabila populasi yang disampel
METODE sudah berdistribusi normal, maka
Penelitian ini telah di rata-rata sampel juga berdistribusi
laksanakan pada bulan Januari – normal meskipun ukuran sampel n ≤
Februari 2015. Tempat penelitian di 30.
perairan litoral Pulau Pengujan
Penentuan Metode Sampling
Kabupaten Bintan Provinsi
Metode sampling yang
Kepulauan Riau.
digunakan pada penelitian ini
menggunakan metode random
sampling, yaitu pemilihan lokasi
sampling dilakukan secara acak
sederhana yang digunakan untuk
memilih sampel dari populasi dengan
cara sedemikian rupa sehingga setiap
anggota populasi mempunyai
Peta Pulau Pengujan di dapat peluang yang sama besar untuk
dari citra SPORT tahun 2007 diambil sebagai sampel. Tujuan
didigitasi untuk mendapatkan citra tersebut dilakukan pada daerah
vektor kemudian citra vektor ini perairan litoral Pulau Pengujan
dimasukkan ke software visual sebagai lokasi pengambilan sampel.
sampling plan versi 7 lalu diacak Pengambilan sampel dilakukan di
menggunakan software ini agar daerah litoral dan pada saat kondisi
mendapatkan titik-titik koordinatnya.

4
surut hal ini untuk mempermudah Pengolahan Data
dalam pengamatan gastropoda. Kelimphan Gastropoda
Teknik penentuan lokasi plot Kelimpahan Gastropoda
sampel menggunakan teknik random merupakan gambaran banyaknya
atau metode acak. Dimana jenis Gastropoda yang ditemukan
pengacakan lokasi plot sampelnya pada setiap stasiun / titk sampling.
dibantu dengan menggunakan Untuk menghitung kelimpahan
software visual sampling plan versi 7 dilakukan perhitungan berdasarkan
dengan mendigitasikan peta litoral metode yang diajukan oleh Krebs
Pulau Pengujan kemudian di (1985) dalam Satria (2014):
masukkan dalam bentuk SHP yang Kelimpahan=
selanjutnya titik koordinat sampling
di acak menggunakan visual
Keanekaragaman
sampling plan versi 7 dan titik
sampling disajikan dalam bentuk Untuk mengetahui

peta (gambar) dan koordinat (data). keanekaragaman jenis biota perairan

Lokasi terdiri dari 38 titik menggunakan indeks Shannon-

sampling ( koordinat ) yang di acak Wienner (H’) ( Fachrul, 2007 ),

di seluruh perairan litoral Pulau dengan rumus:

Pengujan dengan ukuran plot 1x1 m2.


H’= -
Titik sampling akan ditampilkan
dalam bentuk tabel dan gambar Dimana :

wilayah litoral Pulau Pengujan akan


H’ = Indeks keanekaragaman
ditampilkan dalam bentuk peta
Shannon-wienner
seperti pada penentuan lokasi
Pi = ni/N
pengamatan di atas.
ni = jumlah individu jenis ke i
N = jumlah total individu
S = Jumlah genera/Spesies

5
Keseragaman Dimana : D = Indeks dominansi
Keseragaman dapat dikatakan Simpson
sebagai keseimbangan yaitu ni = Jumlah individu
komposisi individu tiap spesies yang jenis ke i
terdapat dalam suatu komunitas. N = Jumlah total
Rumus indeks keseragaman ( individu seluruh jenis
Fachrul, 2007 ). S = jumlah jenis

E= Nilai Indeks Dominasi berkisar


antara 0-1.
Dengan :
Semakin besar nilai indeks
E : Indeks Keseragaman semakin besar kecenderungan salah
S : Jumlah keseluruhan dari spesies satu spesies mendominasi populasi.
H’ : Keanekaragaman maksimum Suatu komunitas mempunyai
ln S digunakan untuk hewan keanekaragaman jenis tinggi jika
bentik/hewan yang bergerak lambat komunitas itu tersusun oleh banyak
H’ max akan terjadi apabila spesies (jenis) dengan kelimpahan
ditemukan dalam suasana dimana spesies yang sama. Sebaliknya jika
semua spesies melimpah. Nilai komunitas itu tersusun oleh sangat
indeks keseragaman (E), dengan sedikit spesies, dan jika hanya sedikit
kisaran antara 0 dan 1. Nilai 1 saja spesies yang dominan, maka
menggambarkan keadaan semua keanekaragamannya rendah (
spesies melimpah ( Fachrul, 2007 ). Soegianto, 1994 ).

Dominansi Analisis Data


Data hasil pengolahan jumlah
Menurut Odum (1997) dalam
jenis gastropoda, kelimpahan,
Fachrul (2007) untuk mengetahui
keanekaragaman, keseragaman dan
dominansi jenis tertentu di Perairan
dominansi gastropoda perairan
dapat digunakan Indeks Dominansi
dibandingkan dengan kriteria pada
Simpson dengan persamaan berikut :
2
indeks keanekaragaman, indeks
D=

6
keseragaman, indeks dominansi lalu Cymbiola nobilis, Turbo bruneus,
dibahas. Data hasil pengolahan Cerithium nodulosum, Tectus
parameter perairan dibandingkan niloticus. Jenis gastropoda yang
dengan standart baku mutu ( banyak ditemukan adalah Gibberulus
KEPMEN LH no 51 tahun 2004 gibberulus. Berikut tabel gastropoda
lampiran 3 ). Hasil dari perhitungan yang ditemui dari 38 plot di perairan
data sedimen di input menggunakan litoral Pulau Pengujan beserta jumlah
software GRADISTAT untuk individunya.
mendapatkan penggolongan tekstur Jumlah
Jenis Gastropoda
butiran sedimen dan Segitiga (ni)
Leavistrombus
Shepardnya. turturella 41
Gibberulus gibberulus 64
Hasil dan Pembahasan Cymbiola nobilis 17
Neverita didyma 29
Hasil
Pugilina cochlidium 56
Dari hasil penelitian di perairan Mitrella alvarezi 17
Turbo bruneus 10
litoral Pulau Pengujan terdapat 38
Cerithium nodulosum 11
plot dari 38 plot tersebut terdapat 2 Tectus niloticus 9
TOTAL 254
plot yang kosong yang tidak
Sumber : Data Primer
ditemukannya biota Gastropoda
diduga plot tersebut tidak Kelimpahan Gastropoda
mendapatkan penyebaran Berdasarkan hasil penelitian
gastropodanya dan pendugaan di perairan litoral Pulau Pengujan
lainnya yaitu gastropoda telah didapatkan data hasil perhitungan
ditangkap oleh masyarakat. kelimpahan gastropoda yang
Sedangakan dari identifikasi dicantumkan dalam tabel berikut.
gastropoda yang ditemukan pada
lokasi penelitian terdapat 9 jenis
gatropoda yang ditemui yaitu
Pugilina cochlidium, Laevistrombus
turturella, Gibberulus gibberulus,
Neverita didyma, Mitrella alvarezi,

7
Juml Kelimpa Propor Pembahasan
Jenis kelimpahan
ah han si
Gastropoda
(ni) ind/m2 Ind/hektar %
Berdasarkan tabel hasil
Laevistromb perhitungan kelimpahan gastropoda
us turturella 41 1.08 10.800 16.14
dapat dilihat kelimpahan dan
Gibberulus
gibberulus 64 1.68 16.800 25.20 proporsi tertinggi adalah jenis
Cymbiola
Gibberulus gibberulus dengan
nobilis 17 0.45 4.500 6.69
Neverita jumlah 64 kelimpahan 16.800/hektar
didyma 29 0.76 7.600 11.42
dengan proporsi 25,20%, diikutri
Pugilina
cochlidium 56 1.47 14.700 22.05 oleh Pugilina cochlidium dengan
Mitrella
jumlah 56 kelimpahan 14.700/hektar
alvarezi. 17 0.45 4.500 6.69
Turbo dan proporsi 22,05%, Leavistrombus
bruneus 10 0.26 2.600 3.94
turturella dengan jumlah 41
Cerithium
nodulosum 11 0.29 2.900 4.33 kelimpahan 10.800/hektar dan
Tectus
proporsi 16,14%, Neverita didyma
niloticus 9 0.24 2.400 3.54
TOTAL 254 6.68 66.800 100.00 dengan jumlah 29 kelimpahan
7.600/hektar dan proporsi 11,42%
kemudian Cymbiola nobilis dan
Indeks Keanekaragaman, Indeks
mitrella alvarezi memiliki jumlah,
Keseragaman dan Indeks
kelimpahan dan proporsi yang sama
Dominansi Gastropoda
yaitu dengan jumlah 17 kelimpahan
Indeks Nilai Katagori 4.500/hektar dan proporsi 6,69%,
Keanekaragaman
Gastropoda 1.97 Sedang Cerithium nodulosum dengan jumlah
Keseragaman 11 kelimpahan 2.900/hektar m2 dan
Gastropoda 0.89 Tinggi
proporsi 4,33%, Turbo bruneus
Dominansi
Gastropoda 0.16 Rendah dengan jumlah 10 kelimpahan
2.600/hektar dan proporsi 3,94 dan
Keterangan : Jumlah Gastropoda
Tectus niloticus dengan jumlah 9
254, LN Spesies 2,20
kelimpahan 2.400/hektar dan
Sumber : Data Primer
proporsi 3,54%.

8
Gastropoda jenis Gibberulus kelimpahan dan proporsi yang paling
gibberulus memiliki nilai rendah, hal ini dikarenakan jenis
kelimpahan dan proporsi yang paling tersebut memiliki habitat yang hidup
tinggi, hal ini dikarenakan jenis di daerah hamparan berbatuan,
tersebut memiliki habitat yang hidup sehingga diduga jenis tersebut lebih
di daerah sekitaran padang lamun rentan terhempas oleh ombak yang
yang membuat jenis tersebut membuat terjadinya kerusakan fisik
mendapatkan konsumsi oksigen pada jenis Gastropoda tersebut. Hal
terlarut yang baik, sehingga ini menunjukkan bahwa spesies
membuat pertumbuhan dan proses tersebut mempunyai kisaran yang
reproduksi jenis tersebut juga baik. rendah terhadap faktor lingkungan,
Kelimpahan tertinggi ini juga diduga tidak mampu berkembang biak
karena spesies tersebut telah mampu dengan cepat dan cara penyebaran
beradaptasi dan cocok hidup pada atau daya jelajahnya untuk mencari
lingkungan tersebut. Hal ini dan memanfaatkan sumber daya
menunjukkan bahwa spesies tersebut yang diperlukan tidak cukup luas.
mempunyai kisaran yang cukup luas
Indeks keanekaragaman, indeks
terhadap faktor lingkungan, mampu
kesergaman, dan indeks dominansi
berkembang biak dengan cepat dan
gastropoda.
disebabkan oleh cara penyebaran
Berdasarkan tabel indeks
yang luas serta mempunyai jelajah
keanekaragaman, indeks
yang digunakannya untuk mencari
keseragaman dan indeks dominansi
dan memanfaatkan sumber daya
dapat dilihat nilai keanekaragaman
yang diperlukan. Menurut Odum (
yaitu sebesar 1,97, terkait dengan
1993 ) jenis yang dominan sebagian
nilai kategori indeks
besar mengendalikan arus energi dan
keanekaragaman maka diperoleh
kuat sekali mempengaruhi
nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3, sehingga dapat
lingkungan.
disimpulkan bahwa nilai indeks
Sedangkan untuk Gastropoda keanekragaman gastropoda di
jenis Tectus niloticus memiliki nilai perairan litoral Pulau Pengujan ini

9
memiliki nilai keanekaragaman tinggi. Nilai keseragaman yang
dengan katagori sedang. Hal ini diperoleh tergolong tinggi
dikarenakan kualitas parameter dikarenakan dari 9(sembilan) jenis
perairan masih dalam keadaan Gastropoda yang ditemukan terdapat
normal dan baik serta mempunyai 7(tujuh) jenis Gastropoda yang
tekstur sedimen yaitu pasir berkerikil mempunyai nilai kelimpahan yang
yang mendukung dan baik bagi merata.
gastropoda. Menurut Odum, (1971) Indeks dominansi ( D )
dalam Wijayanti, (2007), gastropoda di perairan litoral Pulau
menyatakan bahwa jenis substrat Pengujan memeliki nilai 0.16 yang
dasar merupakan komponen yang merupakan katagori dominansi
sangat penting bagi kehidupan rendah. Dikarenakan indeks
organisme benthos. Nybakken (1992) dominansi berkisar antara 0 – 1.
menyatakan dari semua pantai Semakin besar nilai indeks semakin
pasang surut, pantai berbatu yang besar kecenderungan salah satu
tersusun dari bahan yang keras spesies mendominasi populasi.
merupakan daerah yang paling padat Suatu komunitas mempunyai
mikroorganisme dan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi jika
keragaman terbesar untuk jenis komunitas itu tersusun oleh banyak
hewan maupun tumbuhan. spesies (jenis) dengan kelimpahan
Indeks keseragaman ( E ) pada spesies yang sama. Sebaliknya jika
perairan litoral Pulau Pengujan komunitas itu tersusun oleh sangat
memiliki nilai 0.89 atau hampir sedikit spesies, dan jika hanya sedikit
dengan 1 sehingga indeks saja spesies yang dominan, maka
keseragaman di perairan Litoral keanekaragamannya rendah (
Pulau Pengujan ini memilki nilai Soegianto, 1994 ).
katagori tinggi. Hal ini berkesusaian Nilai dominansi tergolong
dengan yang dinyatakan oleh Brower rendah dikarenakan dari 9(jenis)
et al. (1990) dalam Satria (2014) Gastropoda yang ditemui hanya
dimana apabila nilai E mendekati 1 ( terdapat 2(dua) jenis Gastropoda
> 0,6 ) berarti keseragaman populasi yang memiliki nilai kelimpahan

10
tinggi dan berbeda jauh nilai Salinitas
kelimpahannya dari 7(tujuh) jenis Fluktuasi salinitas di daerah
lainnya. intertidal disebabkan oleh dua hal,
yaitu hujan lebat dan penguapan
Parameter Perairan
yang besar. Perubahan salinitas
Suhu
berpengaruh pada proses difusi dan
Suhu merupakan faktor yang
osmotik. Dari hasil pengukuran
sangat penting dalam mengatur
diperoleh nilai salinitas berkisar
kehidupan organisme perairan.
antara 31,13‰ – 32,56‰. Menurut
Dewiyanti (2004), menyatakan
Dharmawan (1995) dalam Satria
keberadaan suatu spesies dan
(2014) salinitas yang optimal untuk
keadaan seluruh kehidupan suatu
kehidupan Gastropoda berada pada
komunitas cenderung bervariasi
kisaran 28-34‰, sehingga berkaitan
dengan berubahnya suhu. Dari hasil
dengan hasil nilai salinitas yang
pengukuran diperoleh nilai suhu
didapat dari pengukuran dilapangan
berkisar 28,4 0C – 31,36 0C. Kisaran
maka dapat dikatakan bahwa nilai
nilai rata-rata suhu ini masih
salinitas pada pada perairan litoral
tergolong baik bagi kehidupan
Pulau Pengujan tergolong baik bagi
Gastropoda, hal ini berkaitan dengan
Gastropoda.
yang dikatakan oleh Odum, (1996)
dalam Satria, (2014), bahwa kisaran
Derajat Keasaman ( pH )
suhu yang layak untuk pertumbuhan
pH sangat penting sebagai
dan reproduksi Gastropoda pada
parameter kualitas air karena
umumnya adalah 25-320C. Suhu juga
mengontrol tipe dan laju kecepatan
mempunyai pengaruh terhadap
reaksi beberapa bahan air. Dari hasil
keanekaragaman, keseragaman dan
diperoleh nilai derajat keasaman ( pH
dominansi hewan gastropoda. Hal ini
) berkisar antara 7,46 – 8,13. Hasil
juga sesuai dengan ketentuan
pengukuran pH ini terbilang baik
KEPMEN LH No.51 ( 2004 ) yang
untuk biota khususnya gastropoda.
menyatakan nilai suhu yang baik
Hal ini sesuai yang dikatakan oleh
untuk perairan berkisar 280C - 320C.
Odum, (1996) dalam Satria, (2014),

11
bahwa Gastropoda umumnya terlarut minumum sebanyak 4 mg/L,
membutuhkan pH air antara 6,5-8,5 selebihnya tergantung kepada
untuk kelangsungan hidup dan ketahanan organisme, derajat
reproduksi. Selain itu hal ini juga keaktifan, kehadiran pencemar,
sesuai oleh KEPMEN LH No.51 temperatur air dan sebagainya.
(2004) yang menyatakan bahwa pH Jumlah oksigen terlarut meningkat
yang baik untuk biota laut adalah 7 - sejalan dengan menurunya suhu dan
8,5. Derajat keasaman ( pH ) perairan menurun dengan naiknya salinitas.
akan berpengaruh terhadap Hal ini juga sesuai dengan KEPMEN
gastropoda bila pH rendah atau asam LH No.51, 2004 yang menyatakan
( Martosudarmo dan Utaminingsih, bahwa kandungan oksigen terlarut
1989 dalam Pratikto dan Rochaddi, yang mendukung untuk kehidupan
2006 ). biota perairan adalah > 5 mg/L, maka
dapat dikatakan bahwa nilai oksigen
Oksigen Terlarut ( DO ) terlarut di periran litoral Pulau
Kandungan oksigen Pengujan terbilang baik untuk biota
merupakan suatu faktor yang sangat khususnya gastropoda.
penting di dalam suatu ekosistem
perairan. Hal ini dikarenakan oksigen Sedimen
terlarut merupakan kebutuhan dasar Setelah sampel sedimen yang
bagi organisme akuatik termasuk diperoleh pada 38 plot di perairan
bentos untuk proses respirasi. Dari litoral Pulau Pengujan dianalisis di
hasil pengukuran yang dilakukan laboraturium FIKP UMRAH dan di
diperoleh nilai oksigen terlarut ( DO input menggunakan software
) berkisar antara 6,73 – 7,9 mg/L. Gradistat maka didapatlah jenis
Hasil pengukuran DO ini terbilang sedimen dengan tekstur pasir
baik untuk biota benthos khususnya berkerikil dengan nama sedimen
gastropoda. Hal ini sesuai dengan pasir sangat halus dan kerikil sangat
yang dikatakan Levinton, (1982) halus. Tekstur jenis ini baik untuk
dalam Sitorus, (2008), Kehidupan di kehidupan gastropoda. Sesuai yang
air dapat bertahan jika ada oksigen dikatakan Bangen, (1994) dalam

12
Rasyid, (2001), Jenis sedimen Welch (1952), dalam
berkaitan dengan kandungan oksigen Wijayanti (2007), menjelaskan
dan ketersediaan nutrien dalam bahwa substrat didasar perairan akan
sedimen. Pada jenis sedimen yang menentukan kelimpahan dan
komposisi jenis dari hewan benthos.
Tabel 8. Jenis Habitat Gastropoda
Selanjutnya Odum (1971), dalam
Pada Sedimen
Wijayanti (2007), menambahkan

Habitat pada Sedimen bahwa jenis substrat dasar


Jenis
Di Menem Di merupakan komponen yang sangat
Gastropoda
atas pel dalam
Leavistromb  penting bagi kehidupan organisme
us turturella benthos.
Gibberulus 
gibberulus Pada masing-masing jenis
Cymbiola  Gastropoda yang ditemui memiliki
nobilis
Neverita  habitat pada sedimen yang berbeda-
didyma beda, ada yang berada diatas
Pugilina 
cochlidium permukaan sedimen, dibawah atau
Mitrella  didalam sedimen, dan ada juga yang
alvarezi
Turbo  menempel pada sedimen. Hal ini
bruneus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Cerithium 
nodulosum
Tectus  KESIMPULAN DAN SARAN
niloticus
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
berpasir kandungan oksigen relatif perhitungan didapatkan hasil data
lebih besar di bandingkan dengan kelimpahan total dan proporsinya
sedimen yang lebih halus, karena yaitu kelimpahan dan proporsi
pada sedimen berpasir terdapat pori tertinggi adalah jenis Gibberulus
udara yang memungkinkan gibberulus dengan jumlah 64
terjadinya pencampuran yang lebih kelimpahan 1,68 m2 dengan proporsi
intensif dengan air di atasnya. 25,20%, dan proporsi kelimpahan
terendah yaitu dengan jenis Tectus

13
niloticus dengan jumlah kelimpahan n Biola. Html. di Unduh 21-12-
2
0,24 m dengan proporsi 3,54 %. 2013
Nilai keanekaragaman Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman
Gastropoda di Perairan Litoral Pulau Hayati Laut; Aset
Pengujan ini tergolong dalam Pembangunan Berkelanjutan
kategori sedang dengan nilai 1,97 Indonesia. PT Gramedia
karena H’ 1 ≤ H’ 3. Nilai Pustaka Utama, Jakarta
Keseragaman mencapai 0,89 atau Dewiyanti, I. 2004. Struktur
mendekati 1 sehingga dikatagorikan Komunitas Molluska
keseragaman tinggi. Sedangkan nilai (Gastropoda dan Bivalvia)
Dominansi mencapai 0,16 atau Serta Asosiasinya pada
mendekati 0 sehingga dikatagorikan Ekosistem Mangrove di
indeks dominansi rendah. Kawasan Pantai Ulee-Lheue
Banda Aceh. Skripsi. IPB
Saran
Bogor.
Berdasarkan penelitian yang
Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air
telah dilaksanakan, didapatkan hasil
Bagi Pengelolaan Sumberdaya
data kelimpahan dan proporsi
dan Lingkungan
Gastropoda tertinggi adalah jenis
Perairan.Kanisius: Yogyakarta
Gibberulus gibberulus. Oleh karena
Fachrul, M.F, 2007, Metode
itu peneliti memberikan saran yaitu
Sampling Bioekologi.
perlu adanya penelitian lanjutan
Jakarta
mengenai Kajian kualitas parameter
Handayani, E.A. (2006),
perairan terhadap kelimpahan
Keanekaragaman Jenis
Gibberulus gibberulus yang ada di
Gastropoda di Pantai
perairan litoral Pulau Pengujan.
Randusanga Kabupaten Brebes
Jawa Tengah, Skripsi, FMIP
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Negeri Semarang,
Akdinbemperi, 2009. Laporan Biola
Semarang.
http// Iptek – Akdinbemperi.
Odum, E. P, 1993, Dasar-Dasar
Blogspot.com/2009/06/Lapora
Ekologi, Terjemahan Tjahjono

14
Samingan, Yogyakarta; Gajah Sari, A. 2011. Analisis Struktur
Mada University Press Komunitas Bivalvia Pada
Pratikto, I. dan Rochaddi, B. 2006. Beberapa Kondisi Kawasan
Ekologi Perairan Delta Wulan Mangrove Di Kecamatan
Demak Jawa Tengah : Korelasi Sinjai Timur Dan Sinjai Utara
Sebaran Gastropoda dan Bahan Kabupaten Sinjai. Tesis.
Organik Dasar di Kawasan Universita Hasanuddin.
Mangrove, Jurnal Ilmu Makassar.
Kelautan Universitas Satria, M. 2014. Keanekaragaman
Diponogoro, Semarang. dan Distribusi Gastropoda di
Rasyid, F. 2001. Sebaran dan Perairan Desa Berakit
Asosiasi Makroinfauna pada Kabupaten Bintan, (skripsi).
Ekosistem Padang Lamun di Fakultas Kelautan dan
Perairan Teluk Harun, Teluk Perikanan. UMRAH.
Lampung, Lampung Selatan. Tanjungpinang.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Silalahi, J. 2009. Analisis Kualitas
Ilmu Kelautan Institut Air dan Hubungannya dengan
Pertanian Bogor : Bogor. Keanekaragaman Vegetasi
Riniatsih, I. dan E. W. Kushartono, Akuatik di Perairan Balige
2009, Substrat Dasar dan Danau Toba. Tesis. Universitas
Parameter Oseanografi sebagai Sumatra Utara, Medan.
Penentu Keberadaan Sitorus, D.(2008), Keanekaragaman
Gastropoda dan Bivalvia di dan Distribusi Bivalvia Serta
Pantai Kaitanny Dengan Faktor
Sluke Kabupaten Rembang, Jurnal Fisika-Kimia di Perairan
Ilmu Kelautan Universitas Pantai Labu Kabupaten Deli
Diponegoro, Semarang. Serdang, Tesis, Sekolah
Romimohtarto, K dan Juwana. 2009. Pascasarjana-Biologi,
Biologi Laut. Jakarta: Universitas Sumatera Utara,
Djambatan. Medan.

15

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai