Anda di halaman 1dari 9

RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 60

APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

Kelayakan Kualitas Perairan Sekitar Mangrove Center Tuban


Untuk Aplikasi Alat Pengumpul Kerang Hijau (Perna Viridis L.)
Syarifah Hikmah Julinda Sari, Ledhyane Ika Harlyan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
E-mail : syarifahsari@ub.ac.id ; ledhyane@ub.ac.id

ABSTRACT laut. Data menunjukkan bahwa lebih dari


The coastal waters around the Mangrove 60% penduduk miskin hidup di wilayah
Center Tuban, East Java is a potential habitat pesisir dan laut. Kondisi yang sama tidak
for the green mussel (Perna viridis L.). terkecuali juga terdapat pada masyarakat
Therefore, the water quality of this area pesisir di Desa Jenu, Kecamatan Jenu,
need to be assessment. The study was aimed Kabupaten Tuban yang berada di sekitar
to determine the feasibility of water quality Mangrove Center Tuban. Mangrove Center
in coastal water f Mangrove Center Tuban Tuban (MCT) merupakan lembaga yang
for application collecting gear of green didirikan oleh kelompak Tani Desa Jenu,
mussels. The sampling was conducted by set Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban yang
up three stations randomly in studied area. menitikberatkan kegiatannya dalam pen-
Parameters was measured including didikan lingkungan hidup pesisir dan laut
temperature, pH, salinity, DO, depth, dan juga usaha dalam peningkatan taraf
turbidity, BOD and TSS. The results showed hidup masyarakat di sekitarnya.
that the coastal waters around the Mangrove Selain bermata pencaharian sebagai
Center Tuban, owned temperature that nelayan, usaha lain yang dilakukan oleh
ranged from 29.10 to 30.67 0C, the pH ranged masyarakat sekitar MCT adalah dengan
from 8.23 to 8.37, salinity ranged from 26.87 mengumpulkan kerang hijau (Perna viridis
to 30.30 ‰, DO fall in the range of 6,63- 6.87 L.). Kondisi perairan dimana banyak terdapat
mg/L, the water depth at the time of mangrove merupakan salah satu habitat dari
measurement ranges from 40-85 cm. TSS kerang hijau sehingga pengumpulan kerang
ranged from 206.2 mg/L to 353.7 mg/L, BOD hijau dilakukan di sekitar perairan MCT.
value between 4.05 to 12.2 mg/L, while the Kerang hijau (Perna viridis) hidup diperairan
turbidity ranged from 134 to 400 NTU. teluk, estuaria mangrove dan muara-muara
Parameters that below the standard namely sungai dengan kondisi lingkungan dasar
temperature, pH, DO, salinity and BOD, perairannya berlumpur campur pasir,
while TSS and turbidity were exceed the dengan cahaya dan pergerakan air yang
threshold quality standards set by the cukup, serta kadar garam yang tidal terlalu
government. tinggi (Setyobudiandi, 1999).
Keywords: Water quality, green mussle, Tuban. Fenomena meledaknya populasi kerang
hijau (Perna viridis) di perairan Tuban dapat
PENDAHULUAN menguntungkan masyarakat sekitar karena
Wilayah pesisir dan laut merupakan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Bahkan,
wilayah yang memiliki kekayaan alam yang baru-baru ini dikembangkan alat pengumpul
sangat potensial.Namun, kondisi ini bertolak kerang hijau yang kedepannya diharapkan
belakang dengan kondisi ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat
masyakarat yang hidup di daerah pesisir dan setempat. Sayangnya metode pengumpul
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 61
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

kerang tersebut masih belum diketahui cangkang umumnya dua kali lebarnya. Pada
masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena cangkang bagian luar terdapat garis-garis
itu, pemasangan alat pengumpul kerang lengkung ini disebut garis pertumbuhan atau
harus diaplikasikan di perairan sekitar garis umur. Cangkang bagian dalamnya
Mangrove Center Tuban, namun dengan halus dan berwarna putih mengkilat
memperhatikan aspek kelayakan kualitas kepelangian (Asikin, 1982).
air. Kualitas air yang baik akan meningkatkan 3. Habitat.
kelimpahan kerang. Kegiatan ini bertujuan Kerang merupakan organisme yang
untuk mengetahui kualitas air di perairan dominan di ekosistem litorial (wilayah
sekitar Mangrove Center Tuban untuk
pasang surut) dan subtorial yang dangkal,
kelayakan aktivitas pengumpul kerang. termasuk pantai berbatu di perairan terbuka
maupun di estuaria. Distribusi kerang secara
KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN geografis tersebar meluas di beberapa
HIPOTESIS. belahan dunia. Hewan ini sering kali
1. Kerang Hijau. didapatkan kepadatan tinggi di suatu
Mussel atau kerang merupakan perairan. Perairan yang dihuni umumnya
anggota kelas bivalvia (branchiate) dari ordo merupakan perairan dengan substrat
Filibrachiata yang memiliki karakteristik lumpur berpasir atau menempel pada
berupa adanya filament yang disatukan substrat yang keras, batu-batuan atau kayu
dengan cilia. Bivalvia kelompok mussel ini (Setyobudiandi, 1999).
adalah bagian dari Famili Mytilidae yang
Kerang hijau (Perna viridis) hidup
dicirikan oleh adanya dua buah yang diperairan teluk, estuaria mangrove dan
berukuran sebanding. Cangkang terreduksi muara-muara sungai dengan kondisi ling-
di bagian anteriornya dan di bagian kungan dasar perairannya berlumpur
posteriournya. Terdapat ligament eksternal, campur pasir, dengan cahaya dan per-
hinge hampir tidak bergigi, berinsang gerakan air yang cukup, serta kadar garam
dengan filament tepisah, terdapat dua otot yang tidal terlalu tinggi. (Setyobudiandi,
adductor yang pada spesies tidak terdapat
1999).
bagian anteriornya. Umumnya hidup
menempel di subtratnya dengan meng- 4. Faktor Lingkungan.
gunakan byssus. Menurut Vakily (1989), menyatakan
bahwa dengan bertambahnya kedalaman
2. Anatomi dan Morfologi.
maka penetrasi cahaya matahari kedalam
Kerang hijau mempunyai bentuk agak air semakin berkurang sehingga akan
pipih, cangkangnya padat memanjang dan menjadi faktor pembatas dalam distribusi
mempunyai umbo (puncak cangkang) yang secara vertikal dan semakin dalam perairan
mengarah tepi central (Dance, 1977).Tipe intensitas cahaya matahari akan semakin
garis pertumbuhannya concentric (sepusat), berkurang, sehingga akan menyebabkan
cangkang bagian dalam berkilau, berwarna berkurangnya ketersediaan makanan.
hijau, kadang-kadang dengan tepi berwarna Ditambahkan bahwa bertambahnya
kebiruan. Kedua cangkang berukuran sama, kedalaman maka ketersediaan makanan
tapi salah satu cangkang lebih kembung menjadi faktor pembatas bagi fitoplankton
daripada yang lainnya. yang menjadi makanan bagi kerang muda
Ukuran panjang cangkang berkisar (spat) sehingga kerang banyak tumbuh di
antara 4,0 cm sampai 6,5 cm. Panjang dekat permukaan air.
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 62
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

Kecerahan menggambarkan sampai 25°C.Pada kisaran suhu tersebut


banyaknya kandungan partikel tersuspensi telah terjadi mortalitas. Porsewandi (1998)
di perairan, baik plankton, lumpur, maupun bahwa perairan yang baik untuk kerang
bahan organik. Kecerahan adalah ukuran hijau adalah perairan dengan kisaran suhu
kejernih-an perairan dari partikel koloid 15-32°C.
tersuspensi , serta jasad-jasad renik yang di Menurut Vakilly (1989), mengatakan
amati secara visual dengan alat bantu bahwa P. viridis mempunyai toleransi yang
Secchi disk. baik terhadap perubahan salinitas. Salinitas
Kekeruhan adalah gambaran sifat optik pada habitat alami untuk P. Viridis di
air dari suatu perairan yang ditentukan estuaria biasanya berkisar antara 27-33°/∞.
berdasarkan banyaknya sinar yang Kerang akanmempunyai toleransi yang baik
dipancarkan dan diserap oleh partikel- terhadap salinitas tinggi dan rendah seperti
partikel yang ada dalam air tersebut. yang dilaporkan Sivalingam (1977), dimana
Kekeruhan juga disebabkan oleh partikel sekitar 50% kerang hijau dapat bertahan,
tersuspensi, bahan organik dan mikro- setelah dua minggu ditempatkan pada
organisme perairan. salinitas 24-80°/∞. secara berturut-turut.
Menurut Wardoyo (1981) kecerahan Kerang hijau dapat beradaptasi pada selang
dan kekeruhan pada perairan alami salinitas 19-44°/∞. Menurut Porsepwandi
merupakan salah satu faktor penting yang (1998) bahwa perairan yang baik untuk
mengendalikan produktivitas. Kekeruhan kerang hijau, yaitu perairan dengan kisaran
tinngi akan menurunkan kecerahan pH 6,5-9.
perairan dan mengurangi penetrasi cahaya Penurunan oksigen terlarut secara
matahari ke dalam air sehingga akan dapat temporer selama beberapa hari biasanya
membatasi proses fotosintesis dan tidak mempunyai pengaruh yang berarti,
produktivitas perairan ditentukan oleh karenan kerang dapat menutup katup
kombinasi antara ketersediaan nutrien dan cangkangnya (Setyobudiandi, 2000).
cahaya matahari. Porsepwandi (1998) menyatakan bahwa
Selain itu tingginya kekeruhan dapat perairan yang baik untuk kerang hijau
juga mempengaruhi efesiensi kebiasaan adalah oksigen terlarut di perairan berkisar
makan kerang.Jika konsentrasi lumpur di antara 3-8 mg/L.
perairan tinggi, maka kerang memerlukan
energi yang tinggi untuk memisahkan METODE PENELITIAN
makanan dan partikel-partikel yang tidak Lokasi kegiatan ini dilaksanakan di Jl.
diinginkan (Setyobudiandi, 2000). Raya Tuban-Semarang KM 9 Desa Jenu,
Suhu merupakan faktor lingkungan Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban,
yang besar pengaruhnya, baik terhadap Tepatnya di Mangrove Center Tuban.
telur maupun larva. Menurut Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
Setyobudiandi (2000) bahwa tahap Agustus 2014. Pengambilan titik contoh
cleavege secara normal dari telur moluska dilakukan pada tiga stasiun yang ditetapkan
terbatas pada kisaran suhu yang lebih secara acak. Lokasi stasiun untuk
sempit, dibandingkan dengan kisaran yang pengukuran kualitas air di perairan sekitar
dapat ditolerir oleh tahap yang lebih maju Mangrove Center Tuban disajikan pada
dari stadia telur maupun larva. Laju Gambar 1.
pertumbuhuhan menurun pada suhu 20°C
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 63
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

alat pengumpul kerang hijau dilakukan


secara in situ dan eks situ di laboratorium.
Hasil pengukuran parameter kualitas air di
setiap stasiun penelitian disajikan pada
Tabel 2.
Kandungan DO di perairan sekitar
Mangrove Center Tuban berkisar antara -
6,63 – 6,83 mg/L dengan nilai rata-rata 6,78
mg/L. Nilai DO tertinggi ditemukan pada
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini
stasiun 1, sedangkan DO terendah terdapat
adalah termometer, pH meter, DO meter,
pada stasiun 3.
spektrometer, secchi disk. Pengukuran
secara langsung (in situ) adalah suhu,
Tabel 2. Kualitas Air di Mangrove Center
kecerahan, salinitas, pH, kedalaman dan DO.
Tuban.
Parameter lainnya seperti kekeruhan dan
Stasiun
kimia seperti BOD, kekeruhan dan TSS di Parameter Unit
1 2 3
analisis di Laboratorium Jasa Tirta Malang.
Parameter yang akan diukur dalam kegiatan DO mg/L 6,83 6,87 6,63
ini disajikan dalam Tabel 1. Untuk Salinitas ‰ 26,87 30,30 29,77
mengetahui kelayakan, hasil kualitas air
Kedalaman cm 50,00 85,00 40,00
akan dibandingkan dengan baku mutu
KEPMEN LH No. 51/2004. Suhu 0
C 29,30 30,67 29,10
pH - 8,23 8,37 8,37
Tabel 1. Alat dan Metode dalam analisis
parameter fisika dan kimia. Kelarutan DO dipengaruhi oleh
ALAT/ kecepatan difusi oksigen dari atmosfer ke
PARAMETER UNIT TEMPAT
METODE badan air yang tergantung pada kekeruhan,
Fisika suhu, salinitas, gelombang dan pasut. Faktor
Suhu °C Termometer In situ lain yang mempengaruhi kelarutan oksigen
Kekeruhan NTU Spektometer Lab adalah suhu (Wardhana, 2004). Kelarutan DO
Kecerahan m Secchi disk In situ
di perairan Mangrove Center Tuban tidak
Salinitas °/∞ SCT- meter In situ
menunjukkan variasi pada setiap stasiunnya.
model YSI
Tekstur % Saringan Lab
Hal ini mengindikasikan bahwa karakteristik
Sedimen bertingkat fisik-kimia perairan tersebut tidak jauh
Kimia berbeda. Konsentrasi DO pada setiap
Derajat - pH meter In situ stasiunnya disajikan dalam gambar 2.
keasaman
(pH)
Oksigen Mg/l DO meter Lab
terlarut
BOD Mg/l Titrimetriks Lab

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran parameter kualitas air
untuk menentukan kelayakan pemasangan
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 64
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

Gambar 2. Konsentrasi DO di perairan sekitar pengambilan sampel dilakukan saat kondisi


Mangrove Center Tuban. perairan menuju pasang. Kedalaman yang
Berdasarkan Keputusan Menteri rendah akan meningkatkan kekeruhan
Lingkungan hidup No. 51 tahun 2004 karena adanya resuspensi sedimen ke kolom
lampiran 3 tentang baku mutu air laut untuk air. Perbedaan kedalaman di setiap stasiun
biota, kondisi DO di perairan sekitar penelitian di perairan sekitar Mangrove
Mangrove Center Tuban tergolong baik. Center Tuban disajikan pada gambar 4.
Salinitas di perairan sekitar Mangrove
Center Tuban berkisar antara 26,9-30,3‰.
Rata-rata salinitas di perairan tersebut
adalah 28,98‰. Kondisi salinitas di tiga
stasiun tersebut tergolong alami untuk
perairan pesisir (payau). Salinitas perairan
payau berkisar antara 0,5-30‰, sedangkan
perairan laut berkisar antara 30-40%
(Effendi, 2003). Nilai salinitas di tiga stasiun
penelitian disajikan pada gambar 3. Gambar 4. Kedalaman di perairan sekitar
Mangrove Center Tuban.
Nilai salinitas di tiga stasiun masih
tergolong tinggi. Hal tersebut karena Suhu di perairan Mangrove Center
perairan di sekitar mangrove center tidak Tuban jatuh pada kisaran 29,10-30,670C
dipengaruhi oleh mixing massa air tawar. dengan rata-rata 29,690C. Suhu tertinggi
Perairan dengan massa air yang merupakan terdapat di stasiun 1, sedangkan suhu
mixing antara massa air laut dan massa air terendah pada stasiun 3. Adanya variasi
tawar cenderung memiliki nilai salinitas yang suhu di tiga disebabkan oleh perbedaan
relatif rendah. Salinitas pada habitat alami waktu pengukuran dimana waktu
untuk P. Viridis di estuaria biasanya berkisar pengukuran erat kaitannya dengan inten-
antara 27-33°/∞ (Sanusi dan Putranto, sitas cahaya matahari yang diserap oleh air.
2009). Faktor lainnya yang mempengaruhi suhu air
laut permukaan adalah kedalaman, musim,
lintang dan tutupan awan.
Berdasarkan baku mutu air laut untuk
biota laut melalui keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004
menyatakan suhu yang optimal untuk biota
laut dengan kisaran 28-320C. Oleh karena
itu, suhu di perairan sekitar Mangrove
Center Tuban masih optimal untuk kegiatan
Gambar 3. Salinitas di perairan sekitar
usaha pengumpul kerang hijau.
Mangrove Center Tuban.
Menurut Vakily (1989) menguji batas
Kedalaman di perairan sekitar tertinggi toleransi suhu kerang yang secara
mangrove center Tuban berkisar antara 40- cepat suhu ditambah dan hasilnya 50%
85cm. Kedalaman tersebut tergolong bertahan pada suhu 37-42°C, yang
rendah. Hal ini dikarenakan letak stasiun membedakan ketahanannya adalah per-
yang dekat dengan daratan. Selain itu, bedaan ukuran kerang. Grafik suhu di
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 65
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

wilayah pesisir Tuban, Desa Jenu, Kabupatan


Tuban disajikan pada gambar 5.

Gambar 6. pH di perairan sekitar Mangrove


Gambar 5. Suhu di perairan sekitar Mangrove Center Tuban.
Center Tuban.
pH perairan mempengaruhi kehidupan
Pengukuran pH air laut di setiap stasiun mahluk hidup. Perubahan pH akan sangat
di wilayah pesisir Tuban, Desa Jenu, mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas
Kabupatan Tubandisajikan pada Gambar 6. biologis. pH yang cenderung asam akan
Hasil pengukuran pH menunjukkan nilai pH mengindikasikan kandungan DO yang
berkisar antara 8,23-8,37 dengan nilai rata- rendah (Asmara, 2005).
rata sebesar 8,32. Nilai pH tidak
Tabel 2. Parameter TSS, kekeruhan dan BOD
menunjukkan perbedaan yang berarti di perairan sekitar Mangrove
antara setiap stasiunnya. Tinggi rendahnya Center Tuban.
pH dipengaruhi kapasitas penyangganya Stasiun Parameter Satuan Hasil
(buffer) yang merupkan kandungan garam-
BOD mg/L 12, 20
garam karbonatda bikarbonat di dalamnya.
Stasiun 1 Kekeruhan NTU 162
Perubahan pH yang besar menenujukkan
TSS mg/L 353,7
bahwa sistem penyangga perairan tersebut
BOD mg/L 4,05
terganggu. Dengan kata lain, pH air laut
Stasiun 2 Kekeruhan NTU 400
merupakan parameter yang sulit untuk
berubah (Nasution 2009). pH pada perairan TSS mg/L 544,6
sekitar perairan mangrove disajikan pada BOD mg/L 4,30
Gambar 5. Stasiun 3 Kekeruhan NTU 134
pH pada wilayah pesisir Desa Jenu TSS mg/L 206,2
Kabupaten Tuban berada di bawah baku Parameter TSS, kekeruhan dan BOD di
mutu yang telah ditetapkan oleh perairan sekitar mangrove center Tuban
Kementerian Lingkungan Hidup Republik dapat dilihat pada Tabel 2.
Indonesia No. 51 Tahun 2004 tentang BOD merupakan suatu ukuran jumlah
bakumutu air laut untuk biota laut. oksigen yang digunakan oleh mikro-
Porsepwandi (1998) bahwa menyatakan organisme untuk dapat mendekomposisi
bahwa perairan yang baik untuk kerang bahan organik (Armita, 2011). Nilai BOD di
hijau, yaitu perairan dengan kisaran pH 6,5- perairan sekitar Mangrove Center Tuban
9 sehingga nilai pH di lokasi penelitian masih berkisar antara 4,05-12,20 mg/L dengan
dapat ditoleransi oleh Kerang Hijau. pH rata-rata sebesar 6,85 mg/L. Konsentrasi
perairan dengan nilai pH yang bervariasi 7-8 BOD paling tinggi ditemukan di stasiun 1
masih dapat ditoleransi oleh biota laut. sedangkan paling rendah pada stasiun 2.
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 66
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

Variasi konsentrasi BOD pada setiap stasiun sampel untuk pengukuran dilakukan pada
di perairan sekitar Mangrove Center Tuban stasiun 2 dengan kondisi gelombang yang
disajikan pada gambar 7. tinggi sehingga turbulensi berlangsung lebih
dibandingkan dengan stasiun lainnya.
Kondisi air yang bertubulensi akan
menyebabkan partikel tersuspensi di
sedimen naik ke kolom air. Variasi
kekeruhan di setiap stasiun penelitian di
sekitar Mangrove Center Tuban disajikan
pada gambar 8.

Gambar 7. Konsentrasi BOD di perairan sekitar


Mangrove Center Tuban.
Berdasarkan Keputusan Menteri Ling-
kungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Lampiran
3, standar baku mutu BOD di perairan untuk
biota laut adalah 20 mg/L. Oleh karena itu,
kandungan BOD di seluruh stasiun penelitian
pada perairan sekitar Mangrove Center Gambar 8. Kekeruhan di perairan sekitar
Mangrove Center Tuban.
Tuban dikategorikan masih rendah (masih di
bawah baku mutu). Hal ini mengindikasikan Baku mutu kualitas air laut untuk biota
bahwa masukan bahan organik di perairan laut untuk parameter kekeruhan adalah <5
tersebut masih rendah. Adanya ekosistem NTU. Oleh karena itu, kekeruhan di seluruh
mangrove dapat menahan laju pertambahan stasiun di perairan sekitar mangrove center
bahan organik di perairan pesisir. tuban menunjukkan nilai yang sangat tinggi.
Keberadaan makrobentos pada eksosistem Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan
mangrove sebagai filter feeder yang organik maupun bahan anorganik yang
menyaring bahan organik masuk ke dalam tersuspensi di kolom air (Effendi, 2003).
tubuhnya. Proses remineralisasi yang Nilai kekeruhan yang tinggi dapat
dilakukan oleh makrobentos akan merubah disebabkan karena turbulensi air dan juga
bahan organik menjadi bahan anorganik masukan bahan organik dari daratan.
yang kemudian akan dilepas pada kolom air Kekeruhan akan menurunkan kecerahan
(EPA, 2001). perairan dan mengurangi penetrasi cahaya
Kondisi perairan sekitar Mangrove matahari ke dalam air sehingga akan dapat
Center Tuban yang masih baik ditinjau dari membatasi proses fotosintesis dan
konsentrasi BOD masih layak dijadikan hijau produktivitas. Kekeruhan juga menyebab-
sebagai lokasi untuk aplikasi alat pengumpul kan efesiensi kebiasaan makan kerang
kerang. menjadi menurun. Adanya penurunan
Kekeruhan di perairan mangrove center efesiensi kebiasaan makan kerang akan
tuban berkisar antara 134-400 NTU dengan menyebabkan kelimpahan kerang meng-
nilai rata-rata sebesar 232 NTU. Kekeruhan alami penurunan. Konsentrasi lumpur yang
paling tinggi ditemukan pada stasiun 2 dan dominan di perairan menyebabkan kerang
terendah pada stasiun 3. Pengambilan harus menyiapkan energi yang lebih besar
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 67
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

dari biasanya untuk dapat mengekstrak Berdasarkan hasil pengukuran kualitas


makanan dari lumpur yang ada air di perairan sekitar mangrove center
(Setyobudiandi, 2000). tuban dapat disimpulkan bahwa hasil
TSS di perairan sekitar mangrove center pengukuran kualitas air yang meliputi suhu,
tuban berada 4-6 kali di atas baku mutu yang pH, DO, BOD dan salinitas menunjukkan
telah ditetapkan. TSS berada pada kisaran perairan di sekitar Mangrove Center Tuban
206,2 – 544,6 mg/L dengan nilai rata-rata sesuai dengan preferensi habitat kerang
sebesar 368,17 mg/L. Perbedaan nilai TSS hijau. Sebaliknya hasil pengukuran kualitas
pada setiap stasiunnya dapat dilihat pada air meliputi kekeruhan dan TSS berada di
gambar 9. atas ambang baku mutu yang diperuntukkan
untuk biota laut. Secara umum, kualitas air
laut di perairan sekitar Mangrove Center
Tuban dalam kondisi baik untuk biota laut
termasuk kerang hijau karena sebagian
besar parameter yang diukur masih berada
di bawah baku mutu yang disyaratkan.

KESIMPULAN & SARAN


Hasil pengukuran kualitas air yang
Gambar 9. TSS di perairan sekitar Mangrove meliputi suhu, pH, DO, BOD dan salinitas
Center Tuban. menunjukkan perairan di sekitar Mangrove
Center Tuban sesuai dengan preferensi
Nilai TSS yang terlalu tinggi akan habitat kerang hijau. Namun, TSS dan
memberikan dampak buruk terhadap kekeruhan berada di atas ambang baku
kualitas air karena akan mengurangi mutu yang telah ditetapkan pemerintah.
penetrasi cahaya matahari ke dalam badan Oleh karena itu, perairan mangrove center
air dan menyebabkan nilai kekeruhan yang tuban masih dikategorikan layak untuk
tinggi sehingga dapat menggangu dijadikan lokasi aplikasi alat pengumpul
metabolisme biota. TSS dan kekeruhan kerang. Kekeruhan dan TSS yang tinggi dapat
menunjukkan hubungan yang linier. dihindari dengan cara memperhatikan
Konsentrasi TSS dipengaruhi oleh kekeruhan faktor musim untuk memasang alat karena
dan kecerahan perairanyang disebabkan pemicu tingginya kekeruhan dan TSS adalah
oleh padatan tersusupensi berupa partikel faktor oseanografi (gelombang dan arus).
anorganik, partikel organik atau campuran
dari keduanya. Partikel-partikel tersebut DAFTAR PUSTAKA
berasal dari macam-macam sumber, misal Armita, D. 2011. Analisis perbandingan
dari run-off, aliran sungai, buangan industri, kualitas air di daerah budidaya rumput
rumah tangga, kikisan tanah atau erosi laut dengan daerah tidak ada budidaya
tanah terbawa hingga badan air (Edward dan rumput laut di Dusun Malelaya, Desa
Abdul, 2003). Punaga, Kecamatan Mangara-
Nilai TSS yang melebihi baku mutu pada bombang, Kabupaten Takalar.
perairan sekitar mangrove center tuban Universitas Hasanuddin, Makassar
akan menghambat populasi kerang hijau Asikin. 1982. Kerang Hijau. PT. Penebar
untuk dapat berkembang di perairan Swadaya. Jakarta, Indonesia. 30 hal.
tersebut.
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 68
APRIL-2015 VOLUME 02 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id

Asmara, A. 2005. Hubungan Struktur Environment 145-150p. Phucket


Komunitas Plankton dengan Kondisi Marine Biology Center Spesial
Fisika Kimia Perairan Pulau Pramuka Publication no. 19(1). Fakultas
dan Pulau Panggang, Kepulauan Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
Seribu. Institut Pertanian Bogor. Setyobudiandi. 2000. Sumberdaya hayati
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor moluska kerang Mytilidae.
Dance, S.P. 1977. The Encyclopedia of shells. Laboratorium Manajemen Sumber-
Blanford Press. London, England. daya Perikanan. Program studi
288p. Manajemen Sumberdaya Perairan.
Edward dan Abdul, R. 2003. Pemantauan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
sifat fisik dan kimia air laut di perairan IPB.
teluk tapak tuan, Kabupaten Aceh Sivalingam. 1977. Aquaculture of green
Selatan dalam Kaitannya dengan mussels, Mylitus viridis (L) in Malaysia
Kepentingan Perikanan. Seminar Aquaculture, 11: 297-312.
Nasional Indonesia. Sekolah Tinggi United Stated Environmental Protection
Perikanan, Jakarta Agency (US EPA). 2001. EPA. Benthic
Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi Community.
pengelolaan sumberdaya dan ling- http://omp.gso.uri.edu/ompweb/doe
kungan perairan. Penerbit Kanisius. e/science/biology/benth3.htm diakses
Yogyakarta. tanggal 25 November 2014.
Nasution, A. 2009 Analisis Ekologi Ikan Vakily, J. M. 1989. The Biology of Mussel of
Kurau, Eleutheronema tetradactylum The Genus Perna. ICLARM Studies and
(Shaw, 1804) pada perairan laut Reviews 1,63p. International Center
Bengkalis, Propinsi Riau. Thesis FMIPA for living Aquatic Resources
UI, Depok. Management, Manila, Philipines and
Porsepwandi. 1998. Pengaruh pH larutan Deutshe Gesellschaft Fur Techenische
terendam terhadap penurunan Zusammenarbeit (GTZ) GmbH,
kandungan Hg dan mutu kerang hijau Eschbom, Federal Republic of
(Mytilus viridis). Jurusan THP. Fakultas Germany.
Perikanan. IPB. Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran
Sanusi, HS dan Putranto. 2009. Kimia Laut Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta
dan Pencemaran. Departemen Ilmu Wardoyo. STH., 1981. Kriteria kualitas air
dan Teknologi Kelautan, Institut untuk keperluan pertanian dan
Pertanian Bogor. perikanan PSL. IPB.
Setyobudiandi. I. 1999. Bacteria in Green
Mussel Perna viridis l and its

Anda mungkin juga menyukai