Anda di halaman 1dari 15

REHABILITASI LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU

BARRANGLOMPO, KOTA MAKASSAR

DISUSUN OLEH:

NAMA : REGINA ELSHADDAI TIMANG


NIM : L011 21 1048
KELAS : TEKNIK REHABILITASI B
KELOMPOK : 4
ASISTEN : ANDI MAHDA KIRANA

LABORATORIUM EKOLOGI LAUT


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Mata Kuliah : Teknik Rehabilitasi B


Judul : Rehabilitasi Lamun dan Terumbu Karang di Pulau Barranglompo,
Kota Makassar
Nama : Regina Elshaddai Timang
NIM : L011 21 1048
Kelompok :4
Departemen : Ilmu Kelautan
Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan

Laporan Lengkap Praktikum Ini Telah


Diperiksa dan Disetujui Oleh

Koordinator Asisten Asisten

A. Ahmad Dito Gaerza Andi Mahda Kirana


NIM. L011 19 1050 NIM. L011 19 1049

Disetujui Oleh:

Koordinator Mata Kuliah

Prof. Dr. Ir. Abdul Haris, M.Si


NIP.19681209 199202 1 001

Tanggal Pengesahan: Makassar, Desember 2023

ii
REHABILITASI LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU
BARRANGLOMPO, KOTA MAKASSAR

Regina Elshaddai Timang/L011211048/Kelompok 4


regina.elshaddaitimang@gmail.com

Asisten: Andi Mahda Kirana

LABORATORIUM EKOLOGI LAUT


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023

ABSTRAK
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang sudah
sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini
mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan hidup di lingkungan laut, mempunyai
sistem perakaran jangkar yang berkembang baik. Terumbu karang merupakan
ekosistem yang sangat dinamis, namun sangat sensitif dan rentan terhadap perubahan
kondisi lingkungan. Praktikum ini bertujuan agar dapat mengetahui tahapan dalam
melakukan rehabilitasi lamun dan terumbu karang di Pulau Barranglompo, Kota
Makassar. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan melakukan
teknik rehabilitasi ekosistem lamun dengan menggunakan metode spider yang
nantinya bibit lamun tersebut diambil sebanyak delapan buah lalu diikatkan pada
anchor dengan menggunakan kabel tis lalu ditanamkan pada sedimen dan setelah itu
akan diamati selama dua minggu kedepan pertumbuhan dari lamun tersebut. Lalu
metode yang digunakan dalam teknik rehabilitasi ekosistem terumbu karang yaitu
dengan menggunakan coral spider yang nantinya fragmen karang yang telah diambil
akan diikatkan pada spider menggunakan kabel tis lalu ditanamkan pada sedimen
menggunakan patok. Setelah itu, dilakukan monitoring selama dua pekan dan dilihat
pertumbuhan dari karang-karang tersebut. Hasil yang diperoleh yaitu rata-rata panjang
pertumbuhan daun lamun pada monitoring 1 yaitu 7,3 cm. Pada pertumbuhan panjang
daun lamun monitoring 2 yaitu 7,5 lalu pada hasil rehabilitasi karang di peroleh rata-
rata panjang cabang pada monitoring 1 yaitu 8,24 cm kemudian pada monitoring 2 di
peroleh 8, 71 cm, Jumlah spesimen karang yang hidup diperoleh pada monitoring 1
yaitu 5 spesimen masing-masing tagging, pada monitoring 2 diperoleh pada kode
tagging A di peroleh 3 spesimen dan kode tagging B diperoleh 4 spesimen

Kata kunci: Teknik rehabilitasi, Ekosistem Padang Lamun, Ekosistem Terumbu


Karang, Pulau Barranglompo, pertumbuhan cabang karang dan pertumbuhan daun
lamun.

1
A. PENDAHULUAN adalah tumbuhan berbiji satu
(monokotil) yang mempunyai akar,
Ekosistem merupakan suatu
rimpang (rhizoma), daun, bunga dan
system ekologi yang terbentuk oleh
buah seperti halnya dengan tumbuhan
hubungan timbal-balik antara makhluk
berpembuluh yang tumbuh di darat.
hidup dengan lingkungannya.
Lamun senantiasa membentuk
Ekosistem terdiri dari lingkungan fisik
hamparan permadani di laut yang dapat
maupun organisme yang hidup disitu
terdiri dari satu species (monospesific;
(Anggraeni, et al., 2021). Ekosistem
banyak terdapat di daerah temperate)
laut disebut juga ekosistem laut.
atau lebih dari satu species
Ekosistem laut tersebut terdiri dari
(multispecific; banyak terdapat di
ekosistem laut dalam, ekosistem pantai
daerah tropis) yang selanjutnya disebut
berpasir dangkal/Vitalol, dan ekosistem
padang lamun. Ekosistem padang
intertidal. Habitat laut (marine) dicirikan
lamun merupakan ekosistem pesisir
oleh salinitas (salinitas) yang tinggi
yang ditumbuhi oleh lamun sebagai
dengan ion CI hingga 55% akibat suhu
vegetasi yang dominan serta mampu
tinggi dan penguapan yang tinggi,
hidup secara permanen di bawah
terutama di wilayah laut tropis. Di
permukaan air laut. Ekosistem padang
daerah tropis, suhu air laut kurang lebih
lamun merupakan suatu ekosistem
25°C. Ada perbedaan suhu yang besar
yang kompleks dan mempunyai fungsi
antara bagian atas dan bawah. Di
dan manfaat yang sangat panting bagi
daerah dingin, suhu air laut merata
perairan wilayah pesisir. Secara
sehingga memungkinkan air mudah
taksonomi lamun (seagrass) termasuk
bercampur, sehingga permukaan laut
dalam kelompok Angiospermae yang
tetap subur dan kaya akan plankton
hidupnya terbatas di lingkungan laut
dan ikan. Pergerakan air dari pantai ke
yang umumnya hidup di perairan
tengah menyebabkan air yang berada
dangkal wilayah pesisir. Distribusi
di bagian atas turun ke bawah dan
lamun sangatlah luas, dari daerah
sebaliknya sehingga membentuk rantai
perairan dangkal Selandia baru sampai
makanan yang berfungsi dengan
ke Afrika. Dari 12 genera yang telah
lancer. Habitat laut dapat dibedakan
dikenal, 7 genera diantaranya berada
berdasarkan kedalaman dan luas
dan tersebar di wilayah tropis.
permukaan horizontal (Arianto, 2017).
Diversitas tertinggi ialah di daerah Indo
Lamun (seagrass) adalah
Pasifik Barat. Komunitas lamun di
tumbuhan berbunga (Angiospermae)
wilayah ini mempunyai diversitas yang
yang dapat tumbuh dengan baik pada
lebih kompleks dibanding yang berada
lingkungan laut dangkal. Semua lamun
di daerah sedang. Lamun

2
menghasilkan buah dan menyebarkan lamun merupakan kerangka struktur
bibit seperti banyak tumbuhan darat. dengan tumbuhan dan hewan yang
Khusus untuk genera di daerah tropis saling berhubungan. Habitat lamun
memiliki morfologi yang berbeda dapat juga dilihat sabagai suatu
sehingga pembedaan spesies dapat ekosistem, dalam hal ini hubungan
dilakukan dengan dasar gambaran hewan dan tumbuhan tadi dilihat
morfologi dan anatomi (Tangke, 2010). sebagai suatu proses yang
Lamun merupakan tumbuhan dikendalikan oleh pengaruh-pengaruh
laut yang secara utuh memiliki interaktif dari faktor-faktor biologis,
perkembangan sistem perakaran dan fisika, kimiawi. Lamun pada umumnya
rhizoma yang baik. Pada sistem dianggap sebagai kelompok tumbuhan
klasifikasi, lamun berada pada Sub yang homogen. Lamun terlihat
kelas Monocotyledoneae, kelas mempunyai kaitan dengan habitat
Angiospermae. Dari 4 famili lamun dimana banyak lamun (Thalassia)
yang diketahui, 2 berada di perairan adalah substrat dasar dengan pasir
Indonesia yaitu Hydrocharitaceae dan kasar. mendapatkan Enhalus acoroides
Cymodoceae. Famili Hydrocharitaceae dominan hidup pada substrat dasar
dominan merupakan lamun yang berpasir dan pasir sedikit berlumpur
tumbuh di air tawar sedangkan 3 famili dan kadang-kadang terdapat pada
lain merupakan lamun yang tumbuh di dasar yang terdiri atas campuran
laut. Lamun merupakan tumbuhan yang pecahan karang yang telah mati.
beradaptasi penuh untuk dapat hidup (Tangke, 2010).
pada lingkungan laut. Eksistensi lamun Terumbu karang dikenal
di laut merupakan hasil dari beberapa sebagai organisme laut yang
adaptasi yang dilakukan termasuk berkelompok dan dapat bertumbuh
toleransi terhadap kadar garam yang serta berkembang biak, dimana
tinggi, kemampuan untuk habitatnya biasa ditemui di dasar laut
menancapkan akar di substrat sebagai yang dangkal. Terumbu karang
jangkar, dan juga untuk tumbuh dan membentuk sebuah ekosistem di laut,
melakukan reproduksi pada saat dimana terumbu karang dapat
terbenam. Lamun juga tidak memiliki terbentuk karena adnya biota laut yang
stomata, mempertahankan kutikel yang memiliki kemampuan untuk
tipis, perkembangan shrizogenous menghasilkan kapur seperti beberapa
pada sistem lakunar dan keberadaan karang batu, algae, dan biota lain yang
diafragma pada sistem lakunar. Habitat terdapat di dasar laut. Terumbu karang
lamun dapat dilihat sebagai suatu memiliki peran yang signifikan terhadap
komunitas, dalam hal ini suatu padang terbentuknya sebuah ekosistem laut

3
yang dinamis dengan tingginya tingkat dijadikan sebagai tempat bersembunyi
produktivitas dan kekayaan dari predator (Riansyah et al., 2018).
biodiversitas yang melimpah. Secara Kelangsungan suatu fungsi
ekologis, terumbu karang merupakan ekosistem sangat menentukan
tempat organisme hewan maupun kelestarian dari sumberdaya alam
tumbuhan mencari makan dan sebagai komponen yang terlibat dalam
berlindung. Terumbu karang juga dapat sistem tersebut. Karena itu untuk
dijadikan sebagai pelindung bibir pantai menjamin kelestarian sumberdaya
dan kehidupan ekosistem perairan alam, perlu diperhatikan hubungan-
dangkal dari abrasi laut. Dari aspek hubungan ekologi yang berlangsung di
ekonomi, dengan adanya ekosistem antara komponen-komponen
terumbu karang yang indah bisa sumberdaya alam yang menyusun
dijadikan tempat wisata bahari yang suatu sistem. Walaupun potensi
menarik sekaligus sebagai penanda sumberdaya hayati pesisir dan laut
kawasan berkumpulnya ikan sangat kaya namun sebagian besar
(Syaifuddin, 2023). Terumbu karang masyarakat yang bermukim di pesisir
(coral reefs) merupakan organisme masih berada dibawah garis
yang hidup di dasar perairan dan kemiskinan. Hal ini menjadi salah satu
berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) faktor pendorong masyarakat pesisir
yang cukup kuat menahan gelombang untuk mengeksploitasi sumberdaya
laut sehingga dapat mencegah kelautan melebihi daya dukungnya agar
terjadinya erosi pantai dan juga sebagai mereka dapat memenuhi kebutuhan
tempat bagi berbagai jenis hewan yang hidupnya. Oleh karena itu dilakukan
berasosiasi dengan ekosistem terumbu upaya rehabilitasi lamun dan terumbu
karang yang memanfaatkan polip karang yang merupakan upaya untuk
karang sebagai makanannya. Terumbu memperbaiki ekosistem lamun dan
karang memiliki banyak fungsi di terumbu karang yang telah rusak
ekosistem laut. Salah satunya adalah menjadi berfungsi kembali Karena
fungsi secara ekologis. Secara ekologi padang lamun mungkin akan rusak
ekosistem terumbu karang menjadi akibat berbagai aktivitas manusia
daerah pengasuhan (nursery ground), sebagai dampak dari kegiatan
pemijahan (spawning ground), dan pembangunan pada daerah pantai,
daerah mencari makan (feeding maka metode penanaman atau
ground). Akan tetapi, saat ini transplantasi lamun dikembangkan
keberadaan terumbu karang semakin sebagai salah satu cara untuk
berkurang karena adanya kerusakan memperbaiki atau mengembalikan
lingkungan laut. Terumbu karang selain habitat yang mengalami kerusakan.

4
Terdapat beberapa metode dalam pencaharian dari hasil terumbu karang
upaya merehabilitasi lamun yaitu, tersebut. Terumbu karang adalah
metode penananman, yang terbagi sekumpulan hewan karang yang
menjadi metode pembibitan, metode bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan
sprig dengan atau tanpa jangkar, dan alga yang disebut zooxanthellae.
metode plug (Rochmady, 2010). Terumbu karang termasuk dalam jenis
Penyebab utama kerusakan filum Cnidaria kelas Anthozoa yang
ekosistem terubu karang secara garis memiliki tentakel. Ekosistem perairan
besar disebabkan oleh factor alam dan laut dan sumberdaya yang
factor manusia. Kerusakan yang dikandungnya harus dijaga untuk
disebabkan oleh factor alam minsalnya: menjamin produktivitas sumber daya
perubahan suhu air laut, topan, terutama perikanan yang menjadi
perubahan iklim global, gempa bumi, sektor unggulan bagi bangsa
letusan gunung merapi, pemangsa dan Indonesia. (Hermansyah et al., 2020).
penyakit. Dampak kerusakan ekosistem Pemulihan terumbu karang
terumbu karang yang disebabkan oleh adalah tindakan yang bertujuan
factor manusia lebih kronis dan tidak mengembalikan fungsi dan kondisi asli
bersifat sementara. Kerusakan terumbu terumbu karang yang telah mengalami
karang yang disebabkan oleh berbagai degradasi sebagai habitat penting
kegiatan manusia dapat secara dalam ekosistem laut. Pemulihan ini
langsung maupun tidak langsung, penting karena terumbu karang
contohnya yang paling banyak antara merupakan salah satu ekosistem bumi
lain adalah kegiatan perikanan, usaha yang sangat produktif dan kaya
penangkapan ikan hias, ikan konsumsi, biodiversitas, memiliki berbagai fungsi
pengambilan kerang-kerang, dan ekologis seperti menyediakan habitat,
udang dengan menggunakan bahan tempat mencari makan (feeding
peledak, bahan kimia beracun, arus ground), tempat asuhan dan
listrik, alat tangkap yang tidak ramah pembesaran (nursery ground), serta
lingkungan seperti potasium, tempat pemijahan (spawning ground).
penangkapan yang berlebihan, serta Selain itu, pemulihan terumbu karang
pemanen yang tidak teratur. Aktifitas juga mendukung kegiatan wisata bahari
pencemaran lingkungan ini juga terjadi seperti snorkeling dan diving (Jefri, et
pada ekosistem terumbu karang. al., 2023).
Rusaknya terumbu karang akan Pulau Barranglompo merupakan
mengancam kondisi sosial dan salah satu pulau yang terletak di
ekonomi bagi masyarakat yang ada provinsi Sulawesi Selatan dan masuk
pada daerah yang bermata kedalam wilayah kecamatan Kepulauan

5
Sangkarrang, Makassar. Pulau ini Kegunaan dari praktikum
merupakan salah satu bagian dari lapangan ini yaitu dapat memulihkan
kepulauan spermonde yang memiliki kondisi lingkungan yang telah
karakteristik dengan terdapatnya mengalami degradasi melalui
keberadaan hamparan luas terumbu Rehabilitasi Ekosistem Lamun dan
karang (Riskawati, 2021). Pulau Ekosistem Terumbu Karang
Barranglompo merupakan salah satu
pulau yang terpadat penduduknya di METODOLOGI PRAKTIKUM
kawasan Kepulauan Spermonde
A. Waktu dan Tempat
sehingga akan berpengaruh terhadap
ekosistem yang ada, termasuk Praktik Lapangan Teknik
ekosistem lamun dan karang. Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut
Penurunan kondisi lamun di Pulau dilaksanakan pada Sabtu dan Ahad, 25
Barranglompo lebih banyak disebabkan dan 26 Desember 2023 di Pulau
oleh aktifitas manusia (antropogenik). Barrang Lompo, Kecamatan Kepulauan
Mengingat pentingnya padang lamun di Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi
satu sisi dan meningkatnya tekanan Selatan.
(kerusakan) ekosistem padang lamun Monitoring Rehabilitasi
oleh aktifitas manusia pada sisi lain, Ekosistem Lamun dan Ekosistem
maka perlu segera dilakukan upaya- Terumbu Karang dilaksanakan pada,
upaya pengelolan yang tepat dan Sabtu dan Ahad, 2 dan 3 Desember
konservasi padang lamun. Sebagai 2023; dan 9 dan 10 Desember 2023 di
langkah awal dibutuhkan lebih banyak Pulau Barrang Lompo, Kecamatan
data dan informasi untuk mengerti Kepulauan Sangkarrang, Kota
kondisi ekologis padang lamun Makassar, Sulawesi Selatan.
sebelum strategi pengelolaan dan Pengolahan data dilakukan
konservasi yang tepat dapat dibuat dan pada Senin, 11 Desember 2023
diimplementasikan (Supriadi et al., bertempat di Laboratorium Ekologi
2012). Laut, Program Studi Ilmu Kelautan,
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
TUJUAN DAN KEGUNAAN Universitas Hasanuddin.
Tujuan dari praktikum lapangan
ini adalah untuk mengetahui tahapan B. Alat dan Bahan
dalam melakukan rehabilitasi lamun Berikut merupakan alat-alat
dan terumbu karang di Pulau yang digunakan selama praktikum
Barranglompo, Kota Makassar. teknik rehabilitasi berlangsung. Alat-alat
yang digunakan selama teknik

6
rehabilitasi eksosistem lamun yaitu C. Prosedur Kerja
underwater paper untuk menuliskan
Berikut merupakan prosedur
data yang didapatkan, tagging yang
kerja dari teknik rehabilitasi ekosistem
digunakan untuk menandai karang
lamun. Pertama, teknik rehabilitasi
yang akan direhabilitasi, mistar untuk
akan dilakukan dengan metode jangkar
mengukur panjang lamun, spidol
yaitu dengan cara mengambil bibit
permanen untuk menulis pada tagging,
lamun tanpa substrat, lalu
kuadrat 60cmx60cm dengan 16 kisi
ditransplantasikan pada tempat yang
sebagai tempat untuk mengikat lamun
baru. Selanjutnya, mencari tempat yang
yang akan direhabilitasi, sendok semen
areanya gersang atau tidak terdapat
untuk mengambil lamun, dan ember
lamun untuk melakukan transplantasi
untuk meletakkan bibit lamun yang
lamun dengan luasan 5mx5m.
diambil. Serta alat-alat yang digunakan
Selanjutnya, tiap kelompok mengambil
untuk teknik rehabilitasi ekosistem
bibit lamun Enhalus acroides dan
terumbu karang yaitu underwater paper
Thalassia hempricii dengan masing-
yang digunakan untuk mencatat data
masing sebanyak 8 tegakan.
karang, tagging untuk menandai karang
Kemudian, bibit lamun Enhalus
yang direhabilitasi, meteran kain
acroides diusahanakan memiliki
sebagai transek dan untuk mengukur
panjang rhizoma 5 cm dan panjang
karang yang akan direhabilitasi, patok
daun kurang dari 5 cm, dan Thalassia
besi untuk mengaitkan coral spider,
hempricii diusahakan memiliki panjang
serta spidol untuk menulis pada
rhizoma 5 cm dan memiliki meristem
tagging.
pada ujung rhizomanya. Setelah itu,
Berikut merupakan bahan yang
memilih masing-masing 5 tegakan dari
digunakan dalam teknik rehabilitasi
masing-masing jenis untuk dipotong
lamun yaitu tali tis untuk mengikat
hingga tersisa sebanyak 5 cm dari
lamun pada kuadrat, anchor untuk
rhizomanya untuk dipantau
menancapkan kuadrat pada sedimen.
pertumbuhannya. Lalu, bibit-bibit lamun
Dan bibit lamun sebagai bahan untuk
tersebut disimpan kedalam ember.
rehabilitasi lamun. Serta bahan untuk
Selanjutnya, masing-masing kelompok
teknik rehabilitasi karang yaitu sampel
menanam lamun sebanyak 8 tegakan
spesimen karang sebagai bahan yang
Enhalus dan 8 tegakan Thalassia
digunaka untuk melakukan rehabilitasi
dengan jarak masing-masing 15cm,
karang, dan spider yang digunakan
didalam luasan area 60cm x 60 cm.
sebagai tempat untuk mengikat karang
kemudina, masing-masing bibit lamun
yang akan direhabilitasi.
diikat pada amchor menggunakan tali

7
tis lalu ditancapkan kedalam sedimen, spesimen sebagai data awal (T0). Lalu,
dan amati kondisi lingkungan sekitar. lakukan pengukuran setiap satu minggu
Setelah itu, melakukan pemantuan sekali, yaitu minggu ke 15-16.
selama 2 minggu berturut-turut setelah Kemudian, dihitung jumlah spesimen
penanaman dan catat pertumbuhan yang masih bertahan hidup.
(dari tegakan transplan yang telah
ditagging) dan jumlah sintasannya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya, melaporkan hasil Berikut merupakan grafik
pemantauan rehabilitasi lamun pertumbuhan panjang dari daun
tersebut. lamun.
Berikut merupakan prosedur
kerja dari teknik rehabilitasi ekosistem
Pertumbuhan Lamun
terimbu karang dengan menggunakan
14
coral spider yang merupakan salah
12
satu media transplantasi karang yang
10
lumayan sederhanan yang terbuat dari
8
besi. Pertama, menyiapakan laat dan
6
bahan untuk kegiatan praktikum
4
lapangan. Lalu, menenmpatkan media
2
spider pada wilayah yang telah
0
ditetapkan. Selanjutnya, setiap
E1 E2 E3 E4 E5 T1 T2 T3 T4 T5
kelompok mengikat spesimen karang
T0 T1 T2
(tinggi koloni 10 cm) di sisi-sisi media
spider sebanyak 18 spesimen karang Gambar 1. Pertumbuhan Panjang
yang terdiri dari dua jensi karang Daun Lamun
Acropora. Setelah itu, media spider Berikut merupakan grafik
yang telah terikat spesimen karang, pertumbuhan panjang cabang dari
diletakkan pada lokasi terumbu karang. karang.
Lalu, spider ditempatkan pada
kedalaman 1-2 m dalam kondisi surut.
Selanjutnya, menyeleksi 3-4 spesimen
karang untuk dilakukan pemantauan
pertumbuhan. Kemudian, spesimen
yang diseleksi kemudian ditagging
dengan memberikan kode A1-9,
kemudian B1-9. Setelah itu, mengukur
panjang maksimal dari cabang untuk

8
pertumbuhan panjang daun sebanyak
6,1 cm dan pada monitoring ke-2
mengalami kematian. Thalassia
hempricii 2 pada monitoring ke-1
mengalami pertumbuhan panjang 6,4
cm, dan mengalami kematian pada
monitoring ke-2. Selanjutnya pada
Thalassia hempricii 3 monitoring ke-1
mengalami penurunan pertumbuhan
Panjang daun 4,3 cm dan pada
monitoring ke-2 mengalami kematian.
Selanjutnya, pada Thalassia hempricii 4
monitoring ke-1 mengalami penurunan
pertumbuhan panjang 1,4 cm, lalu pada
monitoring ke-2 mengalami kematian.
Serta pada Thalassia hempricii 5
Gambar 2. Pertumbuhan Panjang monitoring ke-1 mengalami
Cabang Karang pertumbuhan Panjang daun sebanyak
5,3 cm dan pada monitoring ke-2
Berikut merupakan grafik jumlah mengalami kematian.
spesimen karang yang masih bertahan Selanjutnya dapat diketahui
hidup. bahwa pada lamun Enhalus acroides
penanaman lamun panjang daun yang
dimiliki rata-rata 5 cm, pada monitoring
JUMLAH SPESIMEN ke-1 lamun Enhalus acroides 1
KARANG mengalami pertumbuhan sebanyak 6
6 cm dan pada monitoring ke-2
4 mengalami pertumbuhan sebanyak
Jumlah Spesimen

2
0
18,9 cm. Enhalus acroides 2 pada
al -1 -2 monitoring ke-1 mengalami
Aw Ke Ke
g g pertumbuhan sebanyak 10 cm, pada
an rin rin
at i to i to
m monitoring ke-2 mengalami
a on on
ng M M
Pe pertumbuhan sebanyak 13,3 cm.
Waktu Pengamatan Selanjutnya pada Enhalus acroides 3
pada monitoring ke- 1 mengalami
A B pertumbuhan sebanyak 8 cm, pada
monitoring ke-2 mengalami
Gambar 3. Spesimen Karang yang pertumbuhan sebanyak 12,8 cm.
Selanjutnya, pada Enhalus acroides 4
Bertahan Hidup
monitoring ke-1 mengalami
Berdasarkan grafik pertumbuhan sebanyak 9,4 cm, lalu
pertumbuhan panjang daun lamun yang pada monitoring ke-2 mengalami
terdapat pada gambar di atas dapat pertumbuhan 12,5 cm. Serta pada
diketahui bahwa pada lamun Thalassia Enhalus acroides 5 monitoring ke-1
hempricii penanaman lamu panjang mengalami pertumbuhan panjang
daun yang dimiliki rata-rata 5 cm, sebanyak 11,2 cm, dan pada
kemudian monitoring ke-1 lamun monitoring ke-2 mengalami
Thalassia hempricii 1 mengalami

9
pertumbuhan yang sangat pesat Dalam kegiatan rehabilitasi
menjadi 17,5. karang dilakukan, tiga genus yang
Berdasarkan hasil yang ditansplantasikan yaitu Acropora,
didapatkan tersebut hal ini dapat Lobophylia dan Porites. Pada hasil
disebabkan oleh menurut Kiswara et al yang diperoleh pada monitoring 1 pada
(2010) dalam Riniatsih et al., 2013 tagging A1 diperoleh panjang cabang
mengatakan bagwa pertumbuhan yang sangat pesat 11, 3 cm kemudian
lamun bukan hanya dipengaruhi oleh pada monitoring ke 2 di peroleh 11, 5
faktor eksternal seperti suhu, salinitas, cm, lalu pada tagging yang mengalami
kecerahan dan substrat dasar serta penurunan yaitu B3 dimana di peroleh
ketersediaan nutrient di perairan tetapi pada monitoring 1 yaitu 8 cm kemudian
juga dipengaruhi oleh factor internal pada monitoring ke 2 diperoleh 7,5 cm.
seperti fisiologis dan metabolisme Pada rehabilitasi 3 karang mengalami
lamun, ketersedian nutrien di perairan kematian.
dan kandungan bahan organik pada Berdasarkan hasil yang
substrat dasar merupakan faktor yang didapatkan menurut nirwan et al., 2017
dominan dalam mempengaruhi karang mati baru (Recount Dead Coral)
pertumbuhan lamun. Menurut disebabkan oleh penyakit, bius,
Tomascik, (1997) dalam Sermatang et pemangsaan, pemanasan global
al., (2021) menyatakan bahwa untuk dengan ditandai karang memutih,
penyerapan nitrat, sedimen halus lebih Bentuk kerusakan ekosistem terumbu
baik dibandingkan sedimen kasar, karang antara lain beberapa koloni
keadaan perairan pada subsrat pasir karang ditemukan patah, terbalik dan
lumpur lebih tenang sehingga banyak sebagian ada yang mati karena tertutup
mengendapkan sedimen, khususnya sedimen. Komunitas karang yang
sedimen organik yang dibutuhkan untuk paling banyak mengalami kerusakan
pertumbuhan lamun. Pada perairan adalah karang keras. Pada umumnya
tenang pertumbuhan lamun terpusat terumbu karang yang mengalami
pada panjang dan lebar daun. kerusakan terjadi pada lapisan yang
Sedangkan puncak dari helaian daun tidak padat, mudah lepas dan berada di
seringkali terkikis oleh energi lereng. Dapat pula terjadi di perairan
gelombang dan keterbukaan terhadap dangkal (Purbani et al., 2014). Kondisi
pasang surut pada perairan yang relatif terumbu karang dunia mengalami
dangkal. penurunan akibat beberapa faktor salah
Menurut Neckles et al., satunya adalah perubahan iklim global
(1993);Fonseca et al., (1998) Dalam secara drastis. Kematian terumbu
Wulandari et al., 2013 menambahkan karang secara global meningkat secara
bahwa jumlah alga efipit yang drastis pada beberapa tahun ini, kondisi
berlebihan dapat menghalangi cahaya ini telah meningkatkan kewaspadaan
dan mengurangi produktivitas dan kita untuk tetap fokus dalam
pertumbuhan lamun. Akibat mempelajari penyebab terjadinya
menurunnya produktivitas lamun, kerusakan. Kerusakan karang yang
tingkat O2 di dalam sedimen menurun banyak terjadi secara umum adalah
dan sulfida (yang bersifat racun penyakit karang seperti pemutihan
terhadap lamun pada konsentrasi karang (coral bleaching). Penyebab
tinggi) dapat terbentuk, sehingga akar pemutihan karang salah satunya
menjadi mati dan pada akhirnya lamun adalah kondisi perairan yang tidak
mati. mendukung, sehingga alga yang

10
bersimbiosis dengan hewan karang Terumbu Karang dengan Aplikasi
lepas, kondisi ini yang membuat karang Teknik Propagasi di Desa Pagar
tidak mendapatkan asupan makanan
Jaya Kabupaten Pesawaran.
karena tidak ada proses fotosintesis
dan pigmen yang terdapat pada karang Sinergi, 1(1): 41-49.
mulai memudar (Muttaqin et al., 2011).
Hermansyah, H., & Febriani, F. 2020.

PENUTUP Dampak kerusakan lingkungan


ekosistem terumbu karang. Jurnal
A. Kesimpulan Kependudukan Dan Pembangunan

Berdasarkan hasil praktikum Lingkungan, 1(3), 42-51.

lapangan dan monitoring dapat Jefri, E., Himawan, M. R., Damayanti,


disimpulkan bahwa rehabilitasi yang A. A., Lestariningsih, W. A.,
dilakukan pada Ekosistem lamun pada Hilyana, S., Amir, S., ... & Putra, N.
metode jangkar hanya ada bibit yang W. A. 2023. Rehabilitasi Terumbu
berhasil mengalami pemanjangan daun Karang dengan Aplikasi Metode
dengan rata – rata 7,5 cm, 5 bibit yang Web Spider dalam Mendukung
berhasil mengalami perpanjangan daun Ekowisata di Desa Labuan Pandan
yaitu lamun Enhalus acroides. Untuk Kecamatan Sambelia Kabupaten
ekosistem terumbu karang hanya ada 7 Lombok Timur. Jurnal SIAR
spesimen yang berhasil mengalami ILMUWAN TANI, 4(2), 226-232.
perpanjangan cabang.
Muttaqin, A. F., & Hapsari, A. D. 2011.
B. Saran Coral Bleaching Ancaman

Semoga pemberian dan Terbesar Ekosistem Terumbu

penjelasan materi terkait dengan Karang Saat Ini: Analisis Penyebab

praktikum dapat dilakukan dengan lebih dan Upaya Pemantauan.

baik dan jelas lagi, agar praktikan dapat Nirwan, N., Syahdan, M., & Salim, D.
lebih mudah memahami materi dan apa 2017. Studi kerusakan ekosistem
yang harus dilakukan pada praktikum. terumbu karang di kawasan wisata
bahari Pulau Liukang Loe
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Bulukumba Provinsi
Sulawesi Selatan. Marine Coastal
Arianto, H. 2017. Urgensi Perlindungan
and Small Islands Journal-Jurnal
Ekosistem Laut Terhadap Bahaya
Ilmu Kelautan, 1(1), 11-22.
Ilegal Fishing. Lex Jurnalica, 14(3):
Purbani, D., Kepel, T. L., & Takwir, A. 2014.
1-8.
Kondisi terumbu karang di Pulau Weh
Efendi, E., Kusuma, A. H., Putri, B., & pasca bencana mega tsunami (Coral
Susanti, O. 2020. Rehabilitasi reef condition in Weh Island after

11
mega tsunami disaster). Jurnal Pulau Karimunjawa, Jepara. Jurnal
Manusia dan Lingkungan, 21(3), 331- Kelautan Tropis, 23(1), 47-56.
340.

Riskawati. 2021. Studi Perencanaan LAMPIRAN


Sistem Tenaga Listrik Hybrid
Tabel 1. Panjang Lamun
Untuk Penerapan Daerah
Terisolir. Tugas Akhir. Program KODE Panjang Cabang (cm)
SAMP Pengama Minotor Minotor
Strata Satu Departemen Teknik EL tan Awal ing 1 ing 2
Elektro Fakultas Teknik Th1 5 6,1 0
Universitas Hasanuddin, Th2 5 6,4 0
Th3 5 4,3 0
Makassar. Th4 5 1,4 0
Rochmady. 2010. Rehabiltasi Th5 5 5,3 0
Ea1 5 11 18,9
Ekosisitem Padang Lamun. Ea2 5 10 13,3
Program Pascasarjana Ea3 5 8 12,8
Universitas Hasanuddin, Ea4 5 9,4 12,5
Ea5 5 11,2 17,5
Makassar. 7,31 7,5
Rata-Rata
Sermatang, J. H., Tupan, C. I., &
Tabel 2. Panjang Cabang Karang
Siahainenia, L. 2021.
Morfometrik Lamun Thalassia KOD Panjang Cabang (cm)
E Pengam
Hemprichii Berdasarkan Tipe Minoto Minoto
SAM atan
Substrat Di Perairan Pantai ring 1 ring 2
PEL Awal
Tanjung Tiram, Poka, Teluk A1 10 11,3 11,5
A2 9 9,2 11
Ambon Dalam. TRITON: Jurnal A3 6,7 7,2 8
Manajemen Sumberdaya A4 9,1 9,4 10,1
A5 7 7,2 7,5
Perairan, 17(2), 77-89.
B1 5,1 5,4 6
Wulandari, D., Riniatsih, I., & Yudiati, E. B2 9 9,2 9,5
B3 8 8,2 7,5
2013. Transplantasi lamun B4 7 7,5 8
Thalassia hemprichii dengan B5 7,4 7,8 8
Rata-Rata 8,24 8,71
metode jangkar di Perairan Teluk
Awur dan Bandengan, Jepara.
Tabel 3. Jumlah Spesimen Karang Hidup
Journal of Marine Research, 2(2),
30-38. Kode
Pengama Monitor Monitor
Sam
Yunita, R. R., Suryanti, S., & Latifah, N. tan Awal ing Ke-1 ing Ke-2
pel
2020. Biodiversitas Echinodermata A 5 5 3
pada Ekosistem Lamun di Perairan B 5 5 4

12
13

Anda mungkin juga menyukai