Anda di halaman 1dari 4

KERAGAMAN SERANGGA AERIAL

Yazid Rofi’uddin(18620055), Nisa Amanda R.(18620055), Putri Annisa(18620066), dan


Dea Namiratul Z.(18620123)
Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Jl. Gajayana no.50, Malang.

ABSTRAK
Perangkap merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk menangkap serangga yang di dalamnya
terdapat umpan yang digunakan untuk menarik hama tersebut masuk dalam perangkap. Pengendalian hama
dengan menerapkan pengendalian secara ramah lingkungan dapat dilakukan dengan cara fisik mupun
mekanik, salah satu cara fisik dalam pengendalian hama yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan
perangkap warna, sehingga serangga tersebut dapat tertarik dengan warna yang disukai oleh serangga-
serangga biasanya yang berwarna kontras seperti kuning cerah.. Pantai Kondang Merak memiliki potensi yang
sangat besar mulai dari segi flora dan fauna, baik yang berada di darat maupun di laut. Praktikum ini berjudul
“Keragaman Serangga Aerial” dilakukan pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019 di Pantai Kondang Merak.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan keragaman jenis serangga aerial pada kawasan hutan
pantai Kondang Merak

Pendahuluan golongan serangga. Serangga telah hidup di


bumi kira-kira 350 juta tahun, dibandingkan
Keanekaragaman hayati merupakan dengan manusia yang kurang dari dua juta
kekayaan hidup organisme di bumi, yang tahun. Selama kurun ini mereka telah
berupa tumbuhan, hewan, mikroorganisme, mengalami perubahan evolusi dalam
dan genetika yang dikandungnya, serta beberapa hal dan menyesuaikan kehidupan
ekosistem yang dibangunnya menjadi pada hampir setiap tipe habitat. Serangga
lingkungan hidup. Dimana kita ketahui dapat berperan sebagai pemakan tumbuhan
bahwa ekosistem adalah suatu sistem dialam (serangga jenis ini yang terbanyak
yang terdapat hubungan timbal balik antara anggotanya). Sebagai parasitoid (hidup
organisme dengan organisme lainnya, juga secara parasit pada serangga lain), sebagai
dengan lingkungannya Adanya interaksi predator (pemangsa), sebagai pemakan
antar spesies akan menghasilkan asosiasi bangkai, sebagai penyerbuk (misalnya tawon
yang polanya sangat ditentukan oleh apakah dan lebah) dan sebagai penular (vektor) bibit
dua spesies (sama atau berbeda) memilih penyakit tertentu (Kinsman, 1964).
untuk berada pada habitat yang sama,
mempunyai daya penolakan atau daya tarik, Perangkap kuning atau yellow trap
atau bahkan tidak berinteraksi sama sekali. merupakan perangkap untuk pengendalian
(Khow, 2008). yang dirancang dengan warna kuning yang
berguna untuk manarik serangga karena telah
Serangga adalah salah satu anggota diolesi dengan lem. Penggunaan perangkap
kerajaan binatang yang mempunyai jumlah ini dapat membantu mempermudah dalam
anggota yang terbesar. Hampir lebih dari 72 pengendalian selain itu tidak membutuhkan
% anggota binatang termasuk kedalam
biaya yang mahal. Pemasangan perangkap Aerial yaitu dipilih dan ditentukan terlebih
kuning dilakukan setelah tanaman berumur dahulu lokasi yang akan digunakan untuk
45 hari setelah tanam (hst) dan sudah memasang perangkap, kemudian perangkap
memiliki buah (Karo dkk., 2014). lem kuning dibuka dan di pasang tali
Penggunaan perangkap kuning ini dapat pengikat, perangkap di pasang dengan
menjerat serangga yang mempunyai mengikatkan tali bada batang pohon setinggi
kecenderungan terbang keatas atau kurang lebih 1,5 m dan dibiarkan selama 24
kesamping terutama menuju ke arah yang jam. Lelu membuat perangkap kedua dengan
terang. Salah satu teknik menjerat serangga cara yang sama pada jarak kurang lebih 10 m
yang telah banyak digunakan adalah dengan posisi menghadap ke perangkat pertama.
menggunakan atraktan atau zat penarik Setelah 24 jam perangkap diambil dan
sehingga menyebabkan serangga dapat langsung dilakukan pengambilan foto dan
tertarik dalam perangkap. Aplikasi identifikasi terhadap jenis serangga terjebak
perangkap massal feromon sintetis telah dan dihitung serta dicatat jumlah individu
terbukti efektif untuk mengendalikan P. dari setiap kelompok takson serangga yang
operculella, namun, beberapa faktor harus diperoleh pada table pengamatan.
dioptimalkan untuk meningkatkan Teknik Analisis
efisiensinya (Hashemi, 2015). Perangkap
kuning digunakan untuk pemantauan Analisis data dilakukan dengan
serangga di pertanaman penting untuk melakukan teknik analisis data dengan
menentukan upaya preventif pengendalian menghitung nilai H’ dari masing-masing
hama. Ketertarikan serangga umumnya pada spesies kemudian dari H’ tersebut di total
perangkap kuning karena warna tersebut dan akan mendapatkan hasil jika total H’ dari
menyerupai bunga dan serangga sangat seluruh spesies ≤ 1,5 maka keanekaragaman
menyukainya. Hakim (2016) mengatakan serangga aerial tergolong rendah, dan jika
bahwa ketertarikan serangga terhadap warna niali total H’ ≥ 1,5 maka keanekaragaman
disebabkan pemantulan cahaya kesegala arah serangga aerial tergolong tinggi. Nilai H’
dan banyak serangga pemakan tumbuhan dapat diketahui dengan menggunakan
menanggapi positif pola pantulan cahaya dari rumus :
tanaman inang, dan tanggapan ini bisa sangat H’ = - ∑ Pi ln Pi
spesifik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode
Hasil yang didapat dari pemasangan Yellow
Waktu dan tempat Sticky Trap dengan memanfaatkan sifat
Pengambilan data dilakukan pada motorik dari serangga akan peka terhadap
hari Sabtu tanggal 12 Okober 2019 di lahan rangsangan warna dan ketinggian untuk
tepi hutan Pantai Kondang Merak, Desa mengidentifikasi suatu tanaman.
Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kebanyakan serangga dapat mendeteksi
Kabupaten Malang. benda bewarna kuning, hijau, biru dan sinar
UV. Praktikum perangkap warna untuk
Prosedur mengetahui jenis keragaman hewan aerial ini
Langkah pertama yang dilakukan menggunakan perangkap Yellow Sticky Trap
dalam penelitian Keragaman Serangga yang ditempelkan pada pohon yang saling
berhadapan dengan sinar matahari yang tersebut meningkat seiring dengan adanya
cukup. Hasil pengamatan menunjukkan kemerataaan spesies yang lebih besar
bahwa terdapat perbedaan jumlah pada setiap (Wicaksono.dkk, 2011).
tempatnya dan telah ditemukan beberapa
spesies sebagai berikut Berdasarkan table pengamatan diatas
dapat didapat hasil perhitungan dengan
Spesies Ni Pi Ln pi Pi ln pi H’ menggunakan Indeks Shanon-Wiener 0,5666
(ni/n)
Sp1 3 0,3 -1,203 -0,055 0,055 yang berarti angka tersebut kurang dari 1,5
Sp2 1 0,1 -2,302 -0,0833 0,0833 sehinga dapat dikatakan keanekaragaman
Sp3 2 0,2 -1,609 -0,0951 0,0951 serangga aerial di Hutan Kondang Merak
Sp4 1 0,1 -2,302 -0,0833 0,0833
Sp5 1 0,1 -2,302 -0,0833 0,0833 memiliki indikasi tidak melimpah dan hanya
Sp6 1 0,1 -2,302 -0,0833 0,0833 bagian tertentu saja yang banyak ditemukan
Sp7 1 0,1 -2,302 -0,0833 0,0833
N=10 1 -0,5666 0,5666
adanya serangg aerial. Faktor cuaca juga
mempengaruhi, ketika melakukan
Hasil menunjukkan bahwa banyak pengamatan cuaca sedang kering dan panas
spesies yang terperangkap pada perangkap sehingga tidak banyak ditemukan serangga
bewarna kuning. Hal ini dapat diperkuat oleh aerial hal tersebut diperkuat oleh pendapat
pendapat Sihombing (2015), yang Aldoo (2016) yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa perangkap warna kuning keanekaragaman organisme di suatu wilayah
merupakan perangkap yang mampu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
menangkap hama capside paling tinggi faktor udara, tanah, dan organisme Menurut
daripada warna lain. Menurut Sunarno Gophen (2010), Indeks Keanekaragaman
(2012), ketertarikan serangga pada warna Shanon-Wiener dibagi menjadi 3 kategori
kuning mempunyai panjang gelombang yaitu kurang, sedang, dan melimpah.
4240-4910 A dan serangga memiliki kisaran
KESIMPULAN
panjang gelombang yang dapat diterima
berkisar 2540-6000 A. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu
keanekaragaman serangga erial pada
Pemasangan perangkap warna tidak
kawasan Hutan Kondang Merak dapat
dapat diletakkan sembarangan. Hal ini
dikatakan rendah karena ada beberapa faktor
disebabkan karena ketinggian peletakan
seperti tempat pengamatan, cuaca, dan waktu
perangkap warna juga berpengaruh terhadap
pengamatan. Serta perangkap kuning yang
serangga yang terperangkap. Menurut
rusak juga dapat mempengaruhinya.
Sinubulan,dkk (2013), menyatakan bahwa
ketinggian perangkap berpengaruh nyata UCAPAN TERIMA KASIH
terhadap jumlah serangga hama yang
tertangkap dimana pada ketinggian 10 cm Terima kasih kepada tim dosen mata kuliah
lebih banyak hama yang tertangkap. ekologi yang telah memberi arahan serta
ilmu kepada kami, kakak asisten
Peranan serangga dalam ekosistem laboratorium yang telah membimbing kami
juga sangat berpengaruh sebagai indikator selama praktikum, dan juga teman-teman
ketersediaan keanekaragaman hayati untuk yang selalu memberikan semangat serta
lingkungan sekitar. Pengamatan serangga dukungan sehingga jurnal ini dapat
aerial kali ini menggunakan perhitungan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
metode Indeks Shanon-Wiener. Indeks
DAFTAR PUSTAKA Teknik Pengendalian. Agroforestri, 6(2):
129-134
Aldoo, Chousu F.et al. 2016. Aburidance and Wicaksono, et al. 2011. Insect as Biological
Diversity of Insect. AJOEA Vol 12
no. 2 indicator in Central Java, Indonesia. JA Vol
Gaphen, Mostie. 2018. Temperature Impact 33 No. 1
The Shannon-Wiener Biodiversity
Indeks. OJOMH Vol 8
Hakim, L, Erdi S, dan Abdul M. 2016. Peng
Endalian Alternatif Hama Serangga
Dengan Menggunakan Perangkap
Kertas. Agro.Vol 3. No 2
Hashemi, S.M. 2015. Influence of Pheromo-
ne Trap Color and Placement on Catch
of Male Potato Tuber Moth, Phthorima
cea operculella. Ecologica Balkanica.
Vol 7. No 1
Karo, C., Yuswani, P., dan Lisnawita.2014.
Pengaruh Bentuk dan Ketinggian Perang
Kap sticky trap kuning terhadap lalat
Buah (Bactrocera spp.) pada tanaman
Tomat (Solanum lypersicum) di dataran
Rendah. Online Agreoteknologi. Vol 3
No. 2
Khow, A.S. 2008. Metode dan Analisa
Kuantitatif dalam bioekologi
laut.346p
Kinsman, D.J.J. 1964. Reef Coral Tolerance
Of High Temperatures and Salinities.
Nature 202 : 1280-1282.
Sihombing, S.W.,Y. Pangestiningsih dan M.
U. Tarigan. 2013. Pengaruh
Perangkap Warna Berperekat
terhadap hama Capside (Cryptopeltis tenuis
Reut) (Hemiptera: Miridae) pada Tanaman
Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Online
Agroteknologi,1(4): 1308-1317.
Sinumbulan, R. A., D. Bakti dan M.U.
Tarigan. 2013 Penggunaan
Perangkap Kuning Berdasarkan
Bentuk dan Beberapa Ketinggian
Perangkap Terhadap Hama pada
Tanaman Bawang Merah. Online
Agroteknologi, 1(4):1352-1360.
Sunarno. 2012. Ketertarikan Seranga Hama
Lalat Buah terhadap Berbagai Papan
Perangkap Bewarna Sebagai Salah Satu

Anda mungkin juga menyukai