Anda di halaman 1dari 40

COVER

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG SPAM


Disampaikan oleh:
Direktur Pengembangan SPAM

Dalam acara:
Pelatihan Pengembangan dan Pengelolaan SPAM (Crash
Program)

Palembang, 11- 13 Juni 2019


DAFTAR ISI
 Dasar Kebijakan Penyelenggaraan SPAM
 Agenda Prioritas
 Dasar Hukum
 Target Capaian 100% Akses Aman Air Minum
 Indikator Utama Rancangan RPJMN 2015-2019
 Capaian dan Target Air Minum
 Target Pembangunan Infrastruktur Permukiman
 Isu Strategis dalam Penyelenggaraan SPAM
 Isu Strategis Penyelenggaraan SPAM
 Strategi Penyelenggaraan SPAM
 Program Pencapaian 100% Akses Aman Air Minum
 Program Pencapaian 100% Air Minum
 Tantangan Pengembangan SPAM
 Koordinasi Antar Stakeholder dalam pencapaian Akses Aman Air Minum
 Pola Pembiayaan
 Realisasi dan Gap Capaian Indikator Rnstra DJCK 2015-2019
 Capaian Pembangunan Spam Ta 2015-2019
 Amanat UU dalam Penyelenggaraan SPAM
 Family Tree
 Penyelenggaraan SPAM (PP 122/2015)
 Permen PUPR No. 27 Tahun 2016
 Keterpaduan Sektor Air Minum Dengan Sistem Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

2
• Pembatas

DASAR KEBIJAKAN
PENYELENGGARAN SPAM

3
AIR DAN HAK ASASI MANUSIA

= Hak Asasi Manusia

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,


UUD 1945 Pasal 28H
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan

Deklarasi Majelis Umum PBB Tahun 2010 Air bersih dan sanitasi sebagai Hak Asasi Manusia

6 Prinsip Dasar Pengelolaan SDA


(Putusan MK No. 85/PUU-XI/2013) Negara harus memenuhi Hak Rakyat Atas Air

4
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
PENYELENGGARAAN SPAM

KEBIJAKAN
STRATEGI PENYELENGGARAAN SPAM STAKEHOLDER
NASIONAL
• Koordinasi intensif dalam rangka menjamin ketersediaan air baku • Kemen PUPR (DJCK, DJSDA,BPPSPAM)
PENYEDIAAN AIR BAKU • KLHK (DJPDASHL)
ANDAL • Meningkatkan layanan sarana dan prasarana terkait air baku
• Pemprov dan Pemkab/Pemkot
BERKELANJUTAN • Menerapkan SPAM regional untuk mengatasi keterbatasan air baku • Pokmas

PENINGKATAN CAKUPAN • Kemen PUPR (DJCK, DJSDA, BPPSPAM)


PELAYANAN MELALUI • Meningkatkan cakupan akses aman melalui jaringan perpipaan dan
• Kemendagri (DJBKD)
JARINGAN PERPIPAAN DAN SPAM BJP terlindungi yang memenuhi 4K dalam rangka memenuhi • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
BUKAN SPM melalui penurunan kebocoran/NRW, pemanfaatan idle capacity,
JARINGAN PERPIPAAN
• BUMN/BUMD
dan penambahan kapasitas • Penyelenggara SPAM
TERLINDUNGI
• Meningkatkan tata laksana pengawasan kualitas air minum • Kemen PUPR (DJCK, BPPSPAM, DJBK, Balitbang)
PEMENUHAN STANDAR • Menerapkan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)/Water Safety • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
KUALITAS AIR MINUM Plan (WSP) • BUMN/BUMD
• Pembangunan inovasi teknologi untuk mendukung pemenuhan 4K • Penyelenggara SPAM

• Kemen PUPR (DJCK, DJSDA, BPPSPAM)


• Meningkatkan kapasitas SDM di tingkat pusat dan daerah • Kemendagri (DJBKD)
PENINGKATAN KAPASITAS • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
• Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi daerah dalam
PENYELENGGARA SPAM • Perpamsi
penyelenggaraan SPAM
• Penyelenggara SPAM

PENGEMBANGAN DAN • Kemen PUPR (DJCK)


PENERAPAN NSPK • Memperkuat regulasi dalam rangka 100% akses aman air minum • Kemendagri (DJBKD)
TERMASUK MENINGKATKAN • Memperkuat peran stakeholder s termasuk masyarakat dan Badan • Kemenkes (DJKM)
PERAN MASYARAKAT DAN Usaha • Pemprov dan Pemkab/Pemkot
BADAN USAHA • Penyelenggara SPAM

• Meningkatkan kemampuan pengelolaan pendanaan penyelenggaraan • Bappenas (Dit Perkim)


PENINGKATAN KEMAMPUAN • Kemen PUPR (DJCK)
PENDANAAN DAN PENGUATAN SPAM • Kemendagri (DJBKD, DJBPD)
PERAN & KOMITMEN • Mengembangkan alternatif sumber pembiayaan
• Kemkeu (DJPB)
STAKEHOLDER TERKAIT • Meningkatkan peran dan komitmen penyelenggara SPAM dalam
PENDANAAN • Pemprov dan Pemkab
alokasi pendanaan • Penyelenggara SPAM
5
DASAR KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN SPAM

NAWACITA
Agenda Prioritas Wilayah
Pengembangan
Membangun ekonomi Strategis (WPS)

Membangun maritim dengan


INDONESIA dari mendukung sentra Kawasan
Wilayah Kegiatan
Strategis Nasional
pinggiran dengan perikanan Keterpaduan
(KSN) DJCK
memperkuat daerah-
daerah dan desa
Pusat pertumbuhan
dalam kerangka ekonomi baru di wilayah
Air Minum adalah
kebutuhan dasar Negara Kesatuan pesisir, pulau-pulau kecil,
sehingga dan kawasan perbatasan
pemenuhan Meningkatkan
aksesnya produktivitas rakyat Perimbangan
merupakan pondasi dan daya saing di pembangunan kawasan
bagi Kemandirian
pasar internasional melalui pembangunan LOKASI PRIORITAS KEGIATAN
Ekonomi
fasilitas di perdesaan,
PENGEMBANGAN SPAM
daerah terpencil dan
Mewujudkan
tertinggal
kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan Pelayanan publik dasar
sektor-sektor strategis melalui pembangunan
ekonomi domestik rumah sehat dan
puskesmas Kab/kota memiliki akses air minum rendah
untuk pemenuhan SPM (Standar Pelayanan
Membangun karakter Minimal)
dan potensi wisata 6
PRIORITAS PENGEMBANGAN SPAM
Tahun Anggaran 2020

COMMITTED
(MYC dan PHLN)

DIREKTIF PRESIDEN
(Perpres dan Inpres)

MASUKAN RDP / HASIL KUNKER

DIREKTIF MENTERI
(Disposisi Menteri, Hasil Kunjungan, Padat Karya, Penanganan Bencana, dan Stunting)

KOMITMEN PUPR
(Sinkronisasi SDA-CK yang perlu diselesaikan, Fungsionalisasi SPAM, dan Prioritas Sektor)

PROGRAM KERAKYATAN (IBM)


PAMSIMAS

PEMENUHAN SPM
- Program BPIW;
- Baseline 2019 belum diakomodasi (di 137 Kab/Kota Prioritas DJCK (Klaster B);
- Usulan MP TA 2020 di Klaster B dan Klaster C1-C3 (Rawan Air Tinggi)

7
KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SPAM
Perencanaan Anggaran TA 2020

1. COMMITTED 2. DIREKTIF
(PHLN DAN MYC) PRESIDEN 3. MASUKAN
ESP dan NUWSP (Optimalissi SPAM), SPAM Kota Semarang Barat, SPAM DPR-RI/ KUNKER
SPAM Reg. Kartamantul Sistem Reg. Wosusokas, SPAM KSPN Tanjung
Kebonagung Lesung

5. KOMITMEN PUPR 5. KOMITMEN PUPR


4. DIREKTIF MENTERI Prioritas Sektor SPAM Kawasan Khusus
Disposisi Menteri, Hasil Kunjungan, Kawasan Nelayan, Perbatasan, P. Kecil
Penanganan Bencana, dan Stunting
(SPAM Regional, Sinkronisasi
Terluar, SPAM Kampus, Kawasan
SDA-CK, Fungsionalisasi SPAM) khusus lainnya*

7. PEMENUHAN SPM
6. PROGRAM a) Usulan BPIW,
KERAKYATAN (IBM) b) Baseline 2019 belum diakomodasi
Pamsimas di 444 Desa pada 31 (Klaster B), dan
Kabupaten/Kota Pamsimas Baru c) Usulan MP 2020 di Klaster B dan
C1-C3 (Rawan Air Tinggi)

Keterangan *): Kws. Pulau kecil terluar (Keppres 6/2017), Kawasan Perbatasan (Peraturan BNPP 1/2015), dan peraturan
penetapan kawasan khusus lainnya. 8
Sustainable Development Goals (SDG’s)
Target 6: Air Bersih
“Menjamin Ketersediaan dan Keberlanjutan
Pengelolaan Air”

UU Dasar 1945
Pasal 33: Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
RPJMN Indonesia
Pasal 28H ayat 1: Setiap orang berhak hidup
a (2015-2019)
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan Universal access (100%) di sektor air minum
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan

Tahun 2017,
tercapai 72,04% akses pelayanan
air minum Nasional

9
DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG
• UU 11/1974 tentang Pengairan
• UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

PERATURAN PEMERINTAH
• PP 121/2015 tentang Pengusahaan SDA
• PP 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

PERATURAN MENTERI
• Permen PUPR 27/2016 tentang Penyelenggaraan SPAM
• Permen PUPR 25/2016 tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri oleh Badan Usaha
• Permen PUPR 19/2016 tentang Pemberian Dukungan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah Dalam Kerjasama
Penyelenggaraan SPAM

PERATURAN LAIN YANG TERKAIT DENGAN PENYELENGGARAAN SPAM


• Perpres 185/2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
• Perpres 38/2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
• Permenkes 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
• Permendagri 71/2016 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum
10
• Pembatas

TARGET CAPAIAN 100% AKSES


AMAN AIR MINUM

11
INDIKATOR UTAMA RANCANGAN
RPJMN 2015-2019

100% 0% 100%
Air Minum Kumuh Sanitasi

Amanat Undang Undang No. 17 tahun 2007 tentang RPJP 2005-2025:


Indonesia menargetkan 100 persen akses aman terhadap air minum dan sanitasi pada tahun 2019

12
TARGET 90.00
AIR MINUM
88.00

CAPAIAN
83.67

Target capaian (%)


85.00 81.50
79.33
80.00 77.17
75.00
75.00

Pembangunan 70.00
65.00

Infrastruktur
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Tahun

Permukiman
SANITASI
Tahun 2019 2020 2021 2022 2023 2024 85.00
Air Minum 86.00
83.10
75,00 77,17 79,33 81,50 83,67 88,00

L u a s p e r m u k im a n k u m u h ( h a ) Target capaian (%)


(%) 84.00 81.20
Sanitasi 82.00 79.50
76,37 78,00 79,50 81,20 83,10 85,00 80.00 78.00
(%) 76.37
78.00
Kumuh
63.950 55.950 46.950 31.950 21.950 17.000 76.00
(Ha) 74.00
72.00
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Tahun

KUMUH
63,950
70,000 55,950
60,000 46,950
50,000
40,000 31,950
30,000 21,950 17,000
20,000
10,000
-
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Tahun 13
CAPAIAN DAN TARGET AKSES AMAN AIR MINUM

2019
2017 100%
2016 72,04%
Perkotaan
100%
Perdesaan
100%

2015 71,14% Perkotaan


80,82%
Perdesaan
62,58%
JP BJP
35% 65%
2014 71,05% Perkotaan
81,05%
Perdesaan
60,72% JP BJP

2013 68,36% Perkotaan


83,20%
Perdesaan
58,83% JP BJP Gap
67,73% Perkotaan
80,72%
Perdesaan
56,09% JP BJP 27,96%
17,1% 53,95%
Perkotaan7 Perdesaan
JP BJP
9,34% 56,17%
18% 50,36%
JP BJP
18% 49,73% =
= 0,9%
=2,69% 0,09%
= 0,63% Rata-Rata Perkotaan Rata-Rata Perdesaan
81,03% 58,88%

Rata-rata kenaikan per tahun = +1,07%


Rata-Rata JP Rata-Rata BJP
17,70% 51,35%
Sumber: BPS 14
• Pembatas

ISU STRATEGIS DALAM


PENYELENGGARAAN SPAM

15
ISU STRATEGIS PENYEDIAAN
AIR MINUM

Dalam Negeri (Internal) Cakupan


Pelayanan

Sumber
Daya Air
Manusia Baku
Pertumbuhan Perkembangan
Penduduk Wilayah Akses
Aman
Pertumbuhan Degradasi
Ekonomi Lingkungan
Teknis
Pendanaan Operasiona
l

Koordinasi
Stakeholders

Global
Sektor Air Minum

16
ISU STRATEGIS

1. Cakupan Akses Layak Air Minum


65.00%
60.00%
55.43% 54.99% 53.77%

2015 2016 2017 2019


40.00%
35.00%

71,05% 71,14% 72,04% 100% 18.27%


15.62% 16.15%

0,09% 0,90% Gap 27,96%

Diperlukan penguatan peran Pemerintah Daerah dan 2015 2016 2017 2019 2019
(Target (Target
Pelaksana Penyelenggara SPAM Awal) Realisasi)

JP BJP

• Peningkatan akses 2015 – 2017 sebesar 0,99% tidak signifikan


• Tingginya gap sebesar 27,96% yang harus dipenuhi dalam kurun 2018 – 2019
• Porsi Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) lebih besar dari Jaringan Perpipaan
(JP)
17
AIR BAKU TEKNIS OPERASIONAL
2. Kuantitas dan Kualitas 3. Kinerja Operator

1. Kapasitas handal air baku menurun • Masih perlu peningkatan kinerja sekitar 46%
PDAM
• Sekitar 80% PDAM di Indonesia mempunyai
tingkat Air Tak Berekening (ATR) > 20% (ATR
2. Kualitas air baku menurun akibat pencemaran rata-rata nasional: 33% (audit BPPSPAM,
sumber air oleh limbah, intrusi air laut, dan 2016)
perubahan tata guna di hulu
• Tarif < dari biaya pemulihan produksi

3. Terjadi konflik pemakaian air baku, baik antar


wilayah maupun antar sektor pengguna

4. Pemerintah daerah dan penyelenggara SPAM


umumnya belum memiliki perencanaan
kebutuhan air baku

5. Terjadinya bencana kekeringan melanda


beberapa daerah akibat perubahan iklim
global dan degradasi lingkungan di daerah
tangkapan air
Tingkat ATR terhadap Jumlah PDAM
18
Kinerja PDAM
Penyelenggara Utama Jaringan Peripaan

SEHAT KURANG SEHAT SAKIT

198 17
196
182

54
29
103 100 108

74 72 64

2014 2015 2016 sehat kurang sehat sakit

Trend Kinerja PDAM 2014 – 2016 (audit BPPSPAM, Status Kinerja PDAM 2017 (audit BPPSPAM,
2017) 2017)

• Penambahan jumlah PDAM dikarenakan


• 198 PDAM (54%) berstatus Sehat
pemekaran
• 108 PDAM (29%) berstatus Kurang
• Peningkatan kinerja PDAM sehat tidak
Sehat
signifikan
• 64 PDAM (17%) berstatus Sakit
• Pelayanan air minum belum optimal karena masih
belum optimalnya kinerja PDAM 19
Tantangan dalam menurunkan
Tingkat Air Tak Berekening (ATR) [%] Air Tak Berekening (ATR)

Sumber
daya
manusia Orientasi
Kompleksita
s
proyek

Komitmen
Pendanaan Tantangan stakeholders

Priorita Koordinasi
s isu lintas
stakeholders
Pemberlakuk
an regulasi

 Masalah ATR terjadi di sebagian besar PDAM berstatus Sehat, Kurang, Sehat, dan Sakit
 ATR berupa commercial losses (non teknis) dan physical losses (teknis)

20
SASARAN STRATEGIS
Berdasarkan Visium Kementerian PUPR Tahun 2030

Target
Pembangunan
Meningkatkan Menurunkan luas
Infrastruktur
persentase cakupan permukiman kumuh
Permukiman air minum menjadi perkotaan menjadi
Tahun 2020-2024 88% 17.000 Ha
dalam rangka
terwujudnya Hunian
Cerdas:

Meningkatkan
persentase
Sumber: Permen PUPR Nomor 26/PRT/M/2017 tentang PANDUAN pemenuhan sanitasi
PEMBANGUNAN BUDAYA INTEGRITAS DI KEMENTERIAN layak menjadi 85%
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

21
STRATEGI PENYELENGGARAAN SPAM
Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Pemenuhan Standard Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Standar Pelayanan


Minimal (SPM) pada permukiman di Kawasan Strategis Nasional
(KSN) dan kawasan yang mempunyai kepentingan nasional

Prioritas penanganan di daerah rawan air dan rawan sanitasi


tinggi pada kab/kota dengan fiskal rendah

Penetapan lokasi berdasarkan kriteria rawan air dan rawan sanitasi serta
ketersediaan dokumen perencanaan

Keterpaduan perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman melalui


penguatan database

Pemanfaatan alternatif pendanaan berdasarkan kondisi fiskal


daerah (KPBU, DAK, Hibah SR)

Penguatan pembagian peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,


Akademisi/Pemerhati/Praktisi dan Masyarakat

22
STRATEGI PENYELENGGARAAN SPAM
Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Non Fisik: Fisik SPAM Perkotaan: Fisik SPAM Perdesaan:

1. Pembinaan Teknis 1. Optimalisasi SPAM 1. Pengembangan SPAM di


Penyelenggaraan SPAM (pengembangan jaringan Kawasan Khusus
2. Peningkatan Kinerja perpipaan, pemanfaatan idle (Pembangunan dan
Penyelenggara SPAM capacity) pengembangan jaringan
3. Pembinaan Penerapan 2. Pembangunan SPAM Baru SPAM di desa rawan air, kawasan
Tata nelayan, perbatasan, pulau terluar)
(pembangunan SPAM IKK,
Kelola yang Baik (Good
pembangunan SPAM ibukota 2. Infrastruktur berbasis
Governance)
pemekaran, pembangunan SPAM masyarakat
kws kumuh dan kws strategis)
3. Peningkatan kapasitas SPAM
(pembangunan SPAM perluasan
perkotaan)

23
• Pembatas

PROGRAM PENCAPAIAN 100% AKSES


AMAN AIR MINUM

24
PROGRAM PENCAPAIAN 100% AKSES
AMAN AIR MINUM

PENGATURAN PENGELOLAAN & PEMBANGUNAN PENINGKATAN


PEMBINAAN & PENGAWASAN
OPTIMALISASI BARU SPAM BJP
a. Pembinaan Perkotaan: Perkotaan:
Penyusunan a. Peningkatan Kualitas
Perencanaan SPAM a. SPAM Regional
Peraturan a. Penyerapan Idle Capacity Konstruksi SPAM BJP
b. Pembinaan Konstruksi SPAM b. SPAM IKK dan Ibukota
Perundangan dan b. Penurunan Air Tak b. Peningkatan
c. Penyehatan PDAM dan Pemekaran
Pedoman Berekening (ATR) Kualitas Air SPAM
Kelembagaan Non- PDAM c. SPAM Kawasan Khusus
c. Optimalisasi SPAM BJP
d. Pembinaan (kws kumuh, kws strategis)
Eksisting
Peningkatan Akses d. Peningkatan
Investasi Efisiensi Energi
e. Pembinaan Penerapan Good Perdesaan:
Governance a. SPAM Berbasis
Perdesaan: Masyarakat
f. Pembinaan Penerapan RPAM b. SPAM Kawasan Khusus
a. Optimalisasi SPAM
g. Pembinaan Pemenuhan Tarif (desa rawan air, kawasan
Eksisting
Full Cost Recovery nelayan, perbatasan, pulau
terluar)
25
TANTANGAN & PELUANG
Partisipasi
Keterpaduan Badan Usaha/
Pembangunan swasta dalam

TANTANGAN Berbasis
Penataan Ruang
pendanaan
pembangunan
PELUANG

Pembangunan
Kependudu Infrastruktur
Kewilayahan Berbasis
kan - Gini Ratio/ Masyarakat
Pertumbuhan Kesenjangan
Penduduk dan Wilayah
Urbanisasi - Desentralisasi
Teknis Regulasi
Idle capacity Putusan MK
dan Non atas Cakupan
Uji UU No.
Revenue Water
(NRW)
7/2004 Pelayanan
tentang SDA
Peraturan
Lingkun Pemerintahan Perundan Air
Reformasi
Perekonomian gan
Pencemara
Birokrasi g- Baku
n undangan TARGET:
Lingkungan
dan
Perubahan AKSES
Iklim
AMAN
Pendanaa Teknis
n Operasional
Koordinasi
Stakeholder
s 26
KOORDINASI STAKHOLDER POLA PEMBIAYAAN
01 4 A
2 3/2 erah kete spek p
U
l i tas: U han Da n rb en
pem atasan danaa
ga ta sa
p e k le emerin gai uru ren) erin k
tah emam
n:
A s ng P a
seb s konku P p ua
a dae usat
ten t u m
min an tug
a rah dan n
(a i r
ib d
waj
Kemenkes

Kemendes Kemen
PUPR

Target 100% akses membutuhkan ± Rp 253,8 Triliun (2015-2019)


Donor/ Stakeholder Pemda
Swasta
Pencapaian Akses

• Realisasi APBN tidak


sesuai target
Kemen Kemen- • Target pendanaan Non
ESDM dagri APBD danKPBU
InternalDAK (53%)
PDAM APBN tidak terpenuhi
ma Asp , Dana perbankan (5%) • Realisasi APBD hanya
n a ek a ku C (7%)
(8%)
Kemen b Rp 10 T selama 5 tahun
j k
pe eme elem a i r h an S
ng n p b Lautan s: la R ter-
em en ag & Perikanan k ni tur, akhir atau hanya 0,04%
ba ge aan te ruk (
ng lo l : k dari total porsi APBD
an aa s pe rast 7
SD n d A inf % sebesar ± Rp120 T
M an
)
Masih kurangnya koordinasi antar stakeholders
Sumber pendananaan non APBN 27
Masih adanya tumpang tindih program
• Pembatas

REALISASI DAN GAP INDIKATOR


RENSTRA DJCK 2015-2019

28
CAPAIAN PEMBANGUNAN SPAM TA 2015-2019

29
KEBUTUHAN AIR BAKU UNTUK AIR MINUM
DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM 10 JUTA SR

Kebutuhan Air Baku Realisasi Dit. PSPAM Kebutuhan Air Baku


No Provinsi (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)

2015-2019 2015-2016 2017-2019


1 Aceh 1,33 0,40 0,93
2 Sumatera Utara 3,41 0,70 2,71
3 Sumatera Barat 0,76 0,38 0,38
4 Riau 1,89 0,33 1,56
5 Kepulauan Riau 1,11 0,09 1,02
6 Jambi 0,61 0,74 -0,13
7 Bengkulu 1,22 0,13 1,09
8 Sumatera Selatan 1,33 0,44 0,90
9 Bangka Belitung 0,69 0,15 0,54
10 Lampung 1,21 0,11 1,11
11 Banten 1,64 0,28 1,36
12 DKI Jakarta 0,82 - 0,82
13 Jawa Barat 5,24 0,51 4,73
14 Jawa Tengah 8,14 0,80 7,34
15 DIY 1,34 0,05 1,30
16 Jawa Timur 7,07 0,18 6,89
Keterangan : - Hasil Perhitungan Tahun 2014 Asumsi 1 l/s=0,001 m3/det melayani 100 SR (1 SR = 4 jiwa)
- Asumsi 1 l/s=0,001 m3/det melayani 100 SR (1 SR = 4 jiwa)
30
- Kebutuhan Air Baku (Ditjen SDA) : 67,52m3/detik
KEBUTUHAN AIR BAKU UNTUK AIR MINUM
DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM 10 JUTA SR

Kebutuhan Air Baku Realisasi Dit. PSPAM Kebutuhan Air Baku


No Provinsi (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)

2015-2019 2015-2016 2017-2019


17 Kalimantan Barat 1,73 0,43 1,31
18 Kalimantan Tengah 0,82 0,21 0,62
19 Kalimantan Selatan 0,97 0,20 0,77
20 Kalimantan Timur 0,97 0,20 0,77
21 Kalimantan Utara 0,73 0,19 0,54
22 Sulawesi Utara 1,31 0,46 0,85
23 Gorontalo 0,58 0,20 0,39
24 Sulawesi Tengah 1,02 0,30 0,72
25 Sulawesi Selatan 2,76 0,33 2,43
26 Sulawesi Barat 0,56 0,18 0,38
27 Sulawesi Tenggara 1,41 0,24 1,18
28 Bali 1,34 0,23 1,12
29 NTB 1,22 0,08 1,14
30 NTT 2,10 0,17 1,93
31 Maluku 0,76 0,36 0,40
32 Maluku Utara 1,15 0,33 0,83
33 Papua 2,07 0,11 1,96
34 Papua Barat 3,18 0,22 2,97
TOTAL 62,51 9,68 52,83 31
• Pembatas

AMANAT UU DALAM
PENYELENGGARAAN SPAM

32
PEMBAGIAN URUSAN DAN
KEWENANGAN (UU 23/2014)
Urusan Konkuren Wajib
Pelayanan Dasar

1. Pendidikan
2. Kesehatan
ABSOLUT KONKUREN 3. Pekerjaan Umum & Penataan
Ruang
 Air Minum dan Sanitasi
4. Perumahan Rakyat & Kawasan
Permukiman
5. Ketentraman, Ketertiban Umum,
PELAYANAN
DASAR & Perlindungan Masyarakat
6. Sosial
PEMERINTAH
UMUM

Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota


• Lokasi lintas Daerah provinsi/lokasi lintas • Lokasi lintas Daerah • Lokasi dalam Daerah
negara; kabupaten/kota; kabupaten/kota;
Kewenangan
Pembagian

• Pengguna lintas Daerah provinsi/pengguna • Pengguna lintas Daerah • Pengguna dalam Daerah
lintas negara; kabupaten/kota; kabupaten/kota;
• Manfaat atau dampak negatifnya • Manfaat atau dampak negatifnya • Manfaat atau dampak negatifnya
lintas Daerah provinsi/lintas negara; lintas Daerah kabupaten/kota; hanya dalam Daerah
• Penggunaan sumber dayanya lebih efisien dan/atau kabupaten/kota; dan/atau
apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; • Penggunaan sumber dayanya lebih • Penggunaan sumber dayanya lebih
dan/atau efisien apabila dilakukan oleh efisien apabila dilakukan oleh
• Peranannya strategis bagi kepentingan nasional Daerah Provinsi Daerah kabupaten/kota. 33
PENYELENGGARAAN SPAM
(PP Nomor 122 Tahun 2015)

Kerjasama dalam rangka efisiensi &


efektivitas penyelenggaraan SPAM
Penyelenggaraan SPAM

Tanggung Jawab

Pemerintah Pusat dan/atau


Pemerintah Daerah
Badan Usaha Swasta Wewenang
mengatur
Wewenang membentuk

Operator
BUMN/BUMD
Kerjasama
operasional Jika berada di luar jangkauan pelayanan BUMN/D
Masyarakat
UPT/UPTD Terlayani
Jika berada di luar jangkauan pelayanan
BUMN/D dan UPT/D
Kelompok Masyarakat

Untuk kawasan yang belum terjangkau


BUMN/D, dan UPT/D
Badan Usaha untuk kebutuhan sendiri

34
Permen PUPR No 27 Tahun 2016

Jenis Wewenang

Nasional Menteri
Kebijakan dan
Provinsi Gubernur
Strategi
Kabupaten/Kota Bupati/Walikota

Landasan
Penyelenggaraan
SPAM Jenis Wewenang

Lintas Provinsi Menteri


Rencana Induk
Lintas Kab/Kota Gubernur
SPAM
Kabupaten/Kota Bupati/Walikota

Referensi :
Lampiran I Dokumen Standar Kebijakan dan Strategi SPAM
35
Lampiran II Dokumen Standar RISPAM
• Pembatas

KETERPADUAN SEKTOR AIR MINUM


DENGAN SISTEM
PENYELENGGARAAN KAWASAN
PERMUKIMAN

36
TEROBOSAN KETERPADUAN
PROGRAM
DJSDA - DJCK

Pembangunan embung-embung di kawasan rawan air


dan pulau-pulau kecil terluar.

Pemanfaatan embung sebagai penampung hasil olahan


air limbah.

Perlindungan air baku dari limbah domestik dan sampah.

Pengembangan RPAM yang terpadu dari hulu s/d


konsumen.
37
REKOMENDASI PENANGANAN
PRIORITAS [1]

PENDANAAN
• APBN hanya 20% dari kebutuhan dana investasi.
• Usulan upaya penanganan:
• Mendorong Pemerintah Daerah memenuhi pendanaan yang menjadi tugas kewenangannya, yaitu untuk
investasi jaringan distribusi dan sambungan rumah (SR), baik dari dana APBD mampu internal cash PDAM;
• Mendorong penerapan skema KPBU untuk SPAM di kawasan-kawasan dengan captive market dan
layak/menarik secara finansial maupun ekonomi.
• Mendorong pemanfaatan sumber pendanaan lainnya (CSR, pinjaman perbankan, dan lain-lain)

MANAJEMEN PDAM
• Manajemen PDAM sangat dipengaruhi unsur politik di daerah, diantaranya terkait tarif yang
memenuhi prinsip full cost recovery saat ini baru sekitar 30% PDAM yang menerapkan, serta
penempatan SDM yang belum sesuai dengan keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan
dikarenakan sistem rekrutmen yang tidak transparan
• Usulan upaya penanganan:
• Perlu dukungan dan kebijakan dari bupati/walikota dan legislatif agar PDAM dapat mengimplementasikan
peraturan yang berlaku sehingga PDAM dapat mandiri dalam melaksanakan operasionalnya dengan
menerapkan prinsip good corporate governance dan berorientasi pada pelayanan prima kepada masyarakat;
• Adanya target dan pengukuran yang jelas terhadap kinerja PDAM.

38
REKOMENDASI PENANGANAN
PRIORITAS [2]

PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU


• Penurunan kuantitas dan kualitas sumber air baku.
• Usulan upaya penanganan:
• Perlindungan daerah tangkapan air (catchment area), isu utama dari alih fungsi lahan yang dapat menyebabkan
turunnya serapan air tanah (penurunan kuantitas air baku);
• Untuk daerah-daerah dengan sumber air baku terbatas, mendorong Pemda (provinsi dan kab/kota) membentuk
dan menyukseskan SPAM regional sesuai hirarki pengelolaan SPAM pada UU 23/2014.

39
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

• Pembatas

Terima Kasih

40

Anda mungkin juga menyukai