OLEH
KELOMPOK 1
ALVIANA MAWE
ANATOLIA NONA
ANGELINA TRISNA MAWA
ASRIYANTI DIDI HASIM
DIONISIA CO’O WEA
DJONI LAY HEO
FADIAH M.NATSIR
FALERIA AGUSTINA S.R.WA’A
FAUSTINA ASTUTI POLU
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik yang berjudul’’
Penyakit Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum) Golongan Protozoa’’
Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,untuk itu di harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat dunia yang utama. Malaria menyebar di berbagai negara, terutama di
kawasan Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Di berbagai negara, terutama negara berkembang selain berhubungan dengan
masalah kesehatan, penyakit malaria juga memiliki hubungan yang erat dengan
kemiskinan dan keterbelakangan.
Namun dimakalah ini saya hanya akan membahas tentang penyakit Plasmodium
falciparum menyebabkan Malaria tropika.
PEMBAHASAN
Malaria tropica adalah jenis penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium falcifarum. Penyakit malaria tropica disebut juga Malaria tertiana
maligna atau malaria falciparum yang merupakan penyakit malaria yang paling
ganas yang menyerang manusia.
Nama penyakit
P.falciparum menyebabkan penyakit malaria falsifarum.
.Hospes
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk Anopheles betina
menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya.
Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara.
Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.
a) Fase seksual
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk
(Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat
berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini
tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam
lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi
zigote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi
Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah
nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk
tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah 2- 3
generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual.
Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi
adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari
masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
(Mansjoer, 2001, hal. 409).
b) Fase Aseksual
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit,
menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam
peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-
eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan
menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-
ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi
di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel
darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml
darah. Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel
darah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan
diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin
yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki
sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya
memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-
eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan
merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat
sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di
sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara garis besar
semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di
tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.
Tanda dan gejala dari Plasmodium falcifarum yang di temukan pada klien
dengan malaria adalah sebagai berikut:
1.Malaria serebral dapat dimulai secara lambat atau mendadak setelah gejala
permulaan.
2.Malaria algida menyerupai syok/renjatan waktu pembedahan.
3.gejala gastro-intestinal menyerupai disentri atau kolera.
Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengam P.falciparum
stadium aseksual ditemukan di dalam darahnya, disertai salah satu bentuk
gejala klinis tersebut dibawah ini (WHO, 1990) dengan menyingkirkan
penyebab lain (infeksi bakteri atau virus) :
malaria otak dengan koma (unarousable coma)
anemia normositik berat
gagal ginjal
Edema paru
Hipoglikemia
Syok
Perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular coagulation
kejang umum yang berulang.
Asidosis
Malaria hemoglobinuria (backwater fewer)
Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh
nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di dunia, hanya
sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria.
Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor
malaria.
a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendah
c. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia
(menghisap darah).
terhadap klorokuin sudah dapat idpastikan, obat malaria lain dapat diberikan.
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda
dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini (Doengoes,
Moorhouse dan Geissler, 1999):
falciparum)
B. Penggunaan_Obat_Malaria
Suatu obat mempunyai beberapa kegunaan yang dapat dipengaruhi
beberapa factor, seperti spesies parasit malaria, respon terhadap obat tersebut,
adanya kekebalan parsial manusia, risiko efek toksik, ada tidaknya obat
tersebut di pasaran, pilihan dan harga obat. Penggunaan obat malaria yang
utama ialah sebagai pengobatan pencegahan (profilaksisi ), pengobatan
kuratif ( terapeutik ), dan pencegahan transmisi.
Pengobatan pencegahan (profilaksis). Obat diberikan dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala. Semua skizontisida
darah adalah obat profilaksis klinis atau supresif dan ternyata bila
pengobatan diteruskan cukup lama , infeksi malaria dapat lenyap.
Pengobatan terapeutik (kuratif). Obat digunakan untuk pengobatan
infeksi yang telah ada, penanggulangan serangan akut dan pengobatan
radikal. Pengobatan serangan akut dapat dilakukan dengan skizontosida.
Pengobatan pencegahan transmisi. Obat yang efektif terhadap gametosit,
sehingga dapat mencegah infeksi pada nyamuk atau mempengaruhi
perkembangan sporogonik pada nyamuk adalah gametositosida atau
sporontosida.
C. Dosis_obat_malaria
Dosis obat malaria tanpa keterangan khusus berarti bahwa dosis tersebut
diberikan kepada orang dewasa dengan BB kurang lebih 60 kg. Dosis tersebut
dapat disesuaikan BB ( 25 mg/kg BB dosis total).
2.8 Aspek Keperawatan
A. Penatalaksanaan
B. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
Intervensi
Intervensi
Intervensi
Berikan antipiretik.
Intervensi
Intervensi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Malaria tropica adalah jenis penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium falcifarum. Penyakit malaria tropica disebut juga Malaria tertiana
maligna atau malaria falciparum yang merupakan penyakit malaria yang paling
ganas yang menyerang manusia.
3.2 Saran
Dengan mengetahui Malaria tropica jenis penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium falcifarum yang merupakan penyakit malaria yang paling ganas yang menye
rang manusia maka diharapkan pembaca dapat lebih berhati-hati dalam menjaga pola hid
up sehari-hari.
http://adesafitry.blogspot.com/2013/02/plasmodium-falciparum.html
http://akperku.blogspot.com/2011/10/malaria-tropika-falsifarum.html
http://www.kamuslife.com/2012/05/malaria-tropika-plasmodium-falcifarum.html