Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TENTANG PENYAKIT MENULAR MALARIA

DISUSUN OLEH :

KIKI GADISTYA ARI SAFITRI P05160020045


MEISI LASTRIANI P05160020046
M. ALIF PERDANA YUDHA P05160020047
SISKA DAMAYANTI P05160020055

DOSEN PENGAMPU

SRI MULYATI SKM.,M.KES

PRODI DIPLOMA III SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang penyakit menular malaria ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak/Ibu selaku
Dosen pelajaran yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai PENYAKIT MENULAR MALARIA
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Bengkulu, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... ii

Daftar isi................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Malaria......................................................................................................
B. Epidemiologi Malaria..................................................................................................
C. Siklus hidup plasmodium............................................................................................
D. Pengendalian...............................................................................................................
1. Gejala malaria................................................................................................
E. Cara Pencegahan.........................................................................................................
F. Karakteristik................................................................................................................
G. Faktor kejadian malaria...............................................................................................
H. Faktor agent (plasmodium).........................................................................................
I. Penyebab penyakit malaria..........................................................................................
J. Cara penularan.............................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang banyak di derita oleh penduduk di daerah
tropis dan subtropis. Penyakit malaria banyak ditemukan pada penduduk yang tinggal di daerah
rawa. Vektor yang berperan dalam penularan penyakit malaria adalah nyamuk anopheles.
Plasmudium yang menyebabkan penyakit malaria berasal dari spesies Plasmodium falciparum,
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malaria (Hiswani, 2004).

Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan


dengan berbagai metode. Salah satu metode yang digunakan untuk menemukan jenis dan
stadium dari parasit penyebab malaria adalah sediaan darah malaria.

Metode standar diagnosis malaria berdasarkan pada hasil pembacaan sediaan darah tipis
dan sediaan darah tebal menggunakan mikroskop setelah sediaan darah diwarnai menggunakan
larutan Giemsa dengan menggunakan konsentrasi tertentu. Kemampuan seorang analis baik
dalam membuat sediaan darah, mewarnai dan memeriksanya sangat menentukan ditemukannya
parasit malaria. (Depkes, 1999)

Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu sediaan darah tipis dan sediaan
darah tebal. Ada tidaknya plasmodium pada sediaan darah dipengaruhi oleh stadium yang sedang
terjadi pada penderita. Stadium itu meliputi Stadium dingin dan stadium demam. Demam
disebabkan oleh pecahnya sizon darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam
aliran darah. (Hiswani, 2004).

4
B. Rumusan Masalah

Diagnosa penyakit malaria dapat diperiksa dengan sediaan yang dibuat dalam waktu yang
berbeda. Dari uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut bagaimana
gambaran mikroskopis sediaan malaria yang diambil dari waktu yang berbeda.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mikroskopis


Plasmodium sp pada sediaan yang diambil dengan waktu yang berbeda.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran mikroskopis sediaan malaria yang diambil pada saat


penderita tidak demam.

b. Mengetahui gambaran mikroskopis sediaan malaria yang diambil pada saat


penderita demam.

c. Membandingkan gambaran mikroskopis sediaan malaria yang diambil pada


saat penderita demam dan tidak demam.

D. Manfaat

Dalam penelitian ini manfaat yang ingin dicapai yaitu memberikan informasi pada analis
kesehatan tentang gambaran mikroskopis sediaan malaria berdasarkan perbedaan waktu
pengambilan. Memberikan informasi beberapa faktor penting seperti karakteristik, pengetahuan
dan sikap yang berpengaruh terhadap kejadian malaria, sehingga pengambil keputusan dapat
menyusun rencana dan strategi yang efektif dalam penanganan malari

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan

golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.

Penyakit tersebut secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan

salah satu penyakit yang tersebar dibeberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat yang rawan

malaria terdapat pada Negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampuan atau

pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan

sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur.

World malaria Report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106 negara di

dunia. Komitmen global pada millennium Development Goals (MDGs) menempatkan upaya

pemberantasan malaria ke dalam satu tujuan bersama yang harus di capai sampai dengan tahun

2015 melalui tujuan ketujuh yaitu pemberantas penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis.

Dengan Development goals (SDGs). Pada SDGs, upaya pemberantas malaria tertuang dalam

tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mengupayakan kesejahteraan bagi

semua orang, dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemis AIDS, tuberkulosis, malaria,

penyakit neglected-tropical sampai dengan tahun 2030.

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian

bayi, anak dan ibu yang melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja. Angka

kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama dikawasan timur Indonesia. Kejadian Luar

Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi terutama didaerah yang terjadi perubahan

6
lingkungan,misalnya tambak udang atau ikan yang tak terpelihara, penebangan pohon bakau

sebagai bahan bakar dan arang, muara sungai yang tersumbat yang akan menjadi tempat

perindukan nyamuk malaria (Zulkoni H Akhsin,2010)

B.Epidemiologi Malaria

Epidemiologi yang diberikan dingin sudah tidak ditemukan lagi di daerah endemic

malaria. Namun demikian, malaria masih merupakan kesehtaan yang besar di daerah tropis dan

subtropics dibrash, asia tenggara, dan seluruh sub-sahara afrika. WHO,2002 mengembangkan

suatu program satu respons terpadu untuk mengatasi masalah endemis malaria di Negara

berkembang. Respons tersebut berupa roll back malaria (rbm) yang diartikan sebagai” gerak

malaria” yang merupakan gerakan bersama, terpadu antara pemerintah, lembaga swadaya

masyarakat, lembaga donor dan masyarakat. Gerakan malaria bertujuan untuk mengurangi beban

malaria sebanyak 50% yang dimulai sejak tahun 2006.

The world malaria report (2010) menjelaskan, sebanyak lebih dari 1 juta orang termasuk

anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria di mana 80% kematian terjadi afrika, dan 15%

di asia (termasuk eropa timur). Secara keseluruhan terdapat 3,2 miliar penderita malaria di dunia

yang terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di afrika yaitu sebelah

selatan sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria dan malaria muncul kembali

di asia tengah, eropa timur dan asia tenggara (WHO,2011).

7
C. Siklus hidup plasmodium

1. Siklus pada manusia

Pada saat nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia sporozoit yang berada di
kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam perederan darah selama kurang lebih1/2 jam. Setelah
itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang
menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus
ini disebut siklus eksoerritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu.

Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale, sebagai tropozoit hati tidak berkembang
menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dormant yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam hati selama berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Pada suatu saat imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat
menimbulkan relaps (kambuh ).

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk keperedaran darah dan
menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasite tersebut berkembang dari
stadium sporozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan
aseksusal ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit
yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus
eritrositer.Setelah sampai 2-3 siklus skizogoni darah, sebagai merozoit yang menginfeksi sel
darah merah akan membentuk stadium seksual (genosit jantan dan betina).

2. Siklus dalam tubuh Nyamuk Anopheles betina

Nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit di dalam tubuh
nyamuk, gamet jantan dan gamet malakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot tersebut
berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding

lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang
nantinya bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.

Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh
manusia sampai timbulnya gejala klinis yang di tandai dengan demam bervariasi, tergantung dari

8
spesies plasmodium, sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai sporozoit masuk
sampai parasite dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.

1. Gejala Malaria

Gejala umum penyakit malaria yaitu demam. Di duga terjadinya hubungan dengan proses
skizogoni (pecahnya merozoit/skizon). Gambaran karakteristik dari malaria adalah demam
periodik, anemia dan splenomegali. Berat ringannya manifestasi malaria tergantung jenis
plasmodium yang menyebabkan infeksi. Untuk P. falciparum demam tiap 2448 jam, P. vivax
demam tiap hari ke-3, P. malariae demam tiap hari ke-4, dan P. ovale memberikan infeksi yang
paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan. Sebelum timbulnya demam,
biasanya penderita mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di hulu hati,
atau muntah (semua gejala awal ini disebut gejala prodromal), (Kurniawan,2008). Menurut
berat-ringannya tanda-tanda dan gejalanya, gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 jenis:

a. Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi)

Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup
menyiksa. Gejala malaria yang utama yaitu: demam dan menggigil, juga dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul dapat
bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit berasal.

Gejala malaria ini terdiri dari tiga stadium berurutan yang disebut trias malaria,yaitu:

1) Stadium dingin (cold stage)


Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. Nadi penderita cepat,
tetapi lemah. Bibir dan jari – jari pucat kebiru – biruan (sianotik). Kulitnya kering dan
pucat, penderita mungkin muntah dan pada penderita anak sering terjadi kejang. Stadium
ini berlangsung selama 15 menit – 60 menit, (Arsin,2012:64).
2) Stadium demam (hot stage)
Setelah menggigil/merasa dingin, pada stadium ini penderita mengalami serangan
demam. Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas
seperi terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau
muntahmuntah. Nadi penderita menjadi kuat kembali. Biasanya penderita merasa sangat

9
haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 410C. Stadium ini berlangsung selama 2–4
jam, (Arsin,2012:64).
3) Stadium berkeringat (sweating stage)
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai membasahi tempat tidur.
Namun suhu badan pada fase ini turun dengan cepat, kadang–kadang sampai di bawah
normal. Biasanya penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah,
tetapi tanpa gejala lain. Stadium ini berlangsung selama 2-4 jam. Sesudah serangan
panas pertama terlewati, terjadi interval bebas panas selama antara 48-72 jam, lalu diikuti
dengan serangan panas berikutnya seperti yang pertama dan demikian selanjutnya.
Gejala–gejala malaria “klasik” seperti diuraikan di atasa tidak selalu ditemukan pada
setiap penderita, dan ini tergantung pada spesies parasit, umur, dan tingkat imunitas
penderita, (Arsin,2012:64). Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P.
falciparum. Pada infeksi P. falciparum dapat menimbulkan malaria berat dengan
komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO
didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium aseksual dengan satu atau lebih
komplikasi, (Harijanto P. N,2000).

b. Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi)

Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria
melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan
disertai memiliki satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:

1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan
kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus,
diam saja, tingkah laku berubah).
2) Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri).
3) Kejang-kejang.
4) Panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning.
5) Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir
kering, produksi air seni berkurang), Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan.
6) Nafas cepat atau sesak nafas.

10
D. Pengendalian

1. Pengendalian malaria

Penanggulangan malaria seharusnya ditunjukan untuk memutuskan rantai penularan antara host,
agent, dan environment, pemutusan rantai penularan ini harus di tunjukan kepada sasaran yang
tepat, yaitu:

Penangulangan vektor dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan


rumah dengan insektisida), dengan dibunuhnya nyamuk tersebut maka dapat memutus
penyebaran/ transmisi penyakit malaria. Kegiatan anti jentik dan mengurangi atau
menghilangkan tempat perindukan, sehingga perkembangan jumlah (density) nyamuk dapat
dikurangi dan akan berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria.

Marwoto(1989) menyebutkan bahwa penanggulangan vector dapat dilakukan dengan


memanfaatkan ikan pemakan jentik, penelitian biologik yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa prospek terbaik adalah ikan, karena mudah dikembangbiakkan, ikan suka memakan
jentik, dan sebagai sumber protein bagi masyarakat. menjelaskan bahwa ikan nila memiliki daya
adaptasi tinggi berbagai jenis air, Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan di laut (Arsin A.
Arsunan, 2012).

E.Cara pencegahan

Cara pencegahan sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain:

1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur


memakai kelambu, tidak berada di luar rumah pada malam hari mengolesi badan
dengan lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela.
2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak- semak
di sekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, mengusahkan di
dalam rumah tidak gelap, mengalirkan genangan air serta menimbunnya

11
E.Karakteristik

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian malaria ditinjau dari sisi epidemiologi:

1. Host (manusia dan nyamuk)

a. Manusia

1) Umur

Usia anak-anak lebih rentan terkena malaria. Anak yang bergizi baik justru lebih sering
mendapatkan kejang dan demam malaria dibandingkan dengan anak yang bergizi buruk, namun
anak yang bergizi baik lebih baik maupun untuk mengatasi malaria berat daripada anak bergizi
buruk.

2) Jenis kelamin

Perempuan memiliki respons yang lebih baik dibandingkan laki-laki, namun apabila
menginfeksi wanita hamil maka akan terjadi anemia berat.

3) Pendidikan

Menurut Kawatu (2011), menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan
dengan kejadian malaria dan orang yang berpendidikan rendah mempunyai risiko 2,02 kali untuk
menderita malaria dibandingkan dengan orang yang pendidikan tinggi. Menurut yuwarni (2012),
menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara orang yang berpendidikan tinggi
dengan orang yang pendidikan rendah dengan kejadian malaria

4)Pekerjaan

Suharmasto (2000), menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara perkerjaan


dengan kejadian malaria dan orang yang pekerjaan berisiko mempunyai risiko 2,82 kali untuk
terserang malaria dibandingkan dengan orang yang pekerjaannya tidak berisiko.

12
G.Faktor Kejadian Malaria

Untuk menciptakan kondisi sehat seperti di perlukan suatu keharmonisan dalam menjaga
kesehatan tubuh.H.L.Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah
kesehatan.

Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor lingkungan(sosial,ekonomi, politik, budaya),


faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan
kualitasnya) dan faktor genitik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang
mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarkat.

Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang
paling besar dan paling sukar di tanggulamgi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan
karena lingkungan hidup manusia juga sangat berpengaruhi oleh perilaku masyarakat.

Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita terhadap
kesehatan juga mengalami perubahan. Apabila dahulu kita mempergunakan paradigma sakit
yakni kesehatan hanya dipandang sebagi upaya memyembuhkan orang yang sakit dimana terjalin
hubungan dokter dengan pasien (dokter dan pasien). Namun sekarang konsep yang dipakai
adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan dipandang suatu tindakan untuk menjaga dan
meningkatan derjat kesehatan individu ataupun masyarakat.

Munculnya penyakit malaria disebabkan oleh berbagai faktor yang menunjang vektor
nyamuk anhopeles bisa tetap survival karena penyesuaian terhadap lingkungan yang ada
sehingga faktor yang pertama adalah lingkungan kemudia perilaku, pelayanan kesehatan, dan
hereditas. Hal ini serupa yang di ungkapkan oleh Hendrick L. Blum (1974) bahwa faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarkat adalah:

a. Lingkungan

b. Perilaku

c. Pelayanan kesehatan

13
d. Hereditas

Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan, hereditas.

a. Lingkungan

Berbicara mengenai lingkungan serimg kali kita meninjau dari kondisi fisik.Lingkungan

yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.Hal ini

jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak

dapat dikelola dengan baik, populasi, udara, air dan tanah juga menjadi penyebab. Upaya

menjaga lingkungan menjadi tangung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua

pihak.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda hidup,

benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya.Termasuk suasana yang

terbentuk, maka terjadi interaksi di antara elemen-elemen di alam tersebut.Faktor lingkungan

menempati urutan ke 3 dalam indicator kunci status kesehata masyarkat.Ketinggian,

kelembaban, curah huja, kondisi satwa maupun tumbuhan memainkan peranan di sini.Tetapi

bagaimanapun juga, kondisi lingkungan dapat dimodifikasi dan dapat dipekirakan dampak atau

ekses buruknya sehingga dapat dicarikan solusi ataupun kondisi yang paling optimal bagi

kesehatan manusia.

Indikator lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan diantaranya kondisi rumah

sehat, ketersediaan air bersih, saranan buangan air limbah (SPAL), sampah dan jamban sehat.

Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk social

kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interkasi individu satu dengan yang lainnya

14
harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan social yang buruk dapat menimbukan masalah

kejiwaan.

b. Perilaku Masyarakat

Menurut sekijo Notoatmojo (1997), pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan

jiwa (berpendapat berpikir, bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respons terhadap situasi

di luar subyek tersebut. Response ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) dan juga dapat bersifat

aktif (dengan tindakan atau action). Perilaku yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit perilaku terhadap system pelayanan kesehatan,

perilaku terhadap makanan, dan perilaku terhadap lingkungan.

1) Perilaku dalam bentuk pengetahuan.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya penyakit

termasuk penyakit malaria.Hal ini didukung oleh penelitian Husin. Alamsyah, dkk

(2001), yang menyatakan bahwa masyarkat yang berpengetahuan rendah terhadap

penyakit malria menjadi salah satu penyab tingginya insiden malaria di gugus

Kepulauan Aceh.

2) Perilaku dalam bentuk sikap.Sikap yang positif akan cenderung membawa masyrakat

untuk bertindak dalam mencegah terjadi penularan penyakit termasuk penyakt

malaria. Hal ini didukung oleh soetanto, dkk (1980) dalam husin, Alamsyah dkk

(2001) menyatakan bahwa buruknya kebiasanya dan sikap masyarkat merupakan

salah satu faktor pendukung penyebaran malaria.

15
3) Perilaku dalam bentuk tindakan.

Tindakan adalah suatu respon terhadap rangsangan atau stimulus dalam bentuk nyata

yang dapat di observasi secara langsung melalui kegiatan wawancara dam kegiatan

responden, merupakan bentuk tindakan nyata/ tindakan seseorang (overt behavior).

Terwujudnya sikap agarmenjadi suatu perbuatan (tindakan) nyata diperlukan

penduduk atau kondisi yang memungkinkan, misalnya faktor dukungan dari pihak

keluarga, teman dekat ataupun masyarakatsekitar.

4) Perilaku hidup bersih dan sehat

Kebiasaan hidup yang tidak bersih dan sehat mempermudah penularan penyakit

malaria. Perilaku manusia sering ditentukan oleh alas an social dan ekonomi, dapat

mempengaruhi resiko malaria bagi individu dan masyarakat. Sebagai contoh :

ketidakmampuan untuk memiliki rumah layak huni dan membeli kelambu serta

pengetahuan yang minim tentang malaria; wisatwan dari daerah yang bukan endemik

tidak menggunakan obat nyamuk atau lation atau minum obat-obatan untuk

mencegah malaria; kegiatan malaria dapat membuat situs perkembangbiakan larva

(genangan air saluran irigasi) pekerjaan petani seperti panen (juga di pengaruhi oleh

iklim) meningkatkan paparan terhadap gigitan nyamuk pada malam hari (Najmah

2016:188).

Pembuatan peraturan tentang perilaku sehat juga harus di barengi dengan pembinaan

untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat.Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan

sanksi hanya bersifat jangka pendek.Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah,

16
dan masyarakat.Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam

menyukseskan program-program kesehatan.

c. Pelayanan Kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan

kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyakarat membutuhkan posyandu,

puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan untuk membantu dalam mendapatakan

pengobatan dan perawatan kesehatan. terutama untuk pelayanan keshetan dasar yang memang

banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan

juga mesti di tingkatkan.

Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar

peranan. Sebab di puskesmaslah akan di tangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan

perawatan primer. Peranan sarjana kesehatan masyarakat sebagai manager yang memiliki

kompetensi di bidang manajemen kesehatan. Dibutuhkan dalam menyusun program-program

kesehatan.Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga

masyarakat tidak banyak yang jatuh sakit.

Faktor pelayanan kesehatan lebih berkait dengan kinerja pemerintahan yang sedang

berkuasa. Kesungguhan dan keseriusan pemerintah dalam mengelola pelayanan kesehatan

menjadi penentu susksesnya faktor pelayanan kesehatan.Kader desa, puskesmas, dan posyandu

menjadi ujung tombak dalam peningkatan status kesehatan masyarakat.

17
d. Genetik

Faktor genetik atau keturunan merupakan faktor yang sulit diintervensi karena bersifat

bawaan dari orang tua. Penyakit atau kelainan-kelainan tertentu seperti diabetes mellitus, buta

warna, albino, atau yang lainnya. Bias diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya atau dari

generasi ke generasi. Pencegahannya cukup sulit karena menyakut masalah gen atau DNA.

Pencegahan yang paling efektif adalah dengan menghindari genpembawa sifatnya. Nasib

suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus

meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki

kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.

H.Faktor Agent (Plasmodium)

Agent tau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup

dimana dalam kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia yang rentan akan

menjadi stimulasi untuk memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Penyebab penyakit

malaria dari genus plasmodium, family plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Hingga saat ini

parasite malaria yang dikenal ada empat macam, yaitu :

1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria topika yang sering menyebabkan malaria

otak/ berat dengan risiko kematian yang tinggi.

2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertian

3. Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana

4. Plasmodium ovale, jarang dijumpai terbanyak ditemukan di afrika dan pasifik barat.

Pada penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis

plasmodium. Infeksi demikian disebutkan infeksi campuran (mixed infection)

18
I.Penyebab Penyakit Malaria

1. Parasit Malaria

Malaria disebabkan oleh Parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan melalui gigitang

nyamuk Anopheles yang merupakan vektor malaria, yang terutama menggigit manusia malam

hari mulai magrib (dusk) sampai fajar (dawn). Terdapat empat parasit penyebab malaria pada

manusia yaitu :

a. Plasmodium Falciparum

b. Plasmodium Vivax

c. Plasmodium Malariae

d. Plasmodium Ovale

Plasmodium falciparum dan plasmodium vivax merupakan penyebab malaria terbanyak,

plasmodium falciparum adalah penyebab kematian paling utama, (Soedarto,2011 : 2).

2. Ciri Genus Plasmodium

Ciri utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup, yaitu siklus hidup seksual

dalam tubuh nyamuk serta siklus hidup aseksual dalam tubuh manusia.

a. Fase seksual

Fase ini terjadi pada tubuh nyamuk, fase ini dimulai sejak nyamuk menghisap darah

manusia yang sudah terinfeksi plasmodium, maka plasmodium dalam bentuk gametosit

masuk seiring dengan darah yang dihisap dari tubuh manusia. Darah tersebut sudah

mengandung gametosit jantan dan gametosit betina, kemudian kedua gametosit ini

mengalami pembuahan yang mengahasilkan zygot dalam waktu antara 12-24 jam

19
sesudah nyamuk menghisap darah, setelah zygot terbentuk, maka zygot berubah menjadi

oocynet, yang dapat menembus dinding lambung nyamuk, kemudian berubah menjadi

oocysta yang didalamnya mengandung ribuan sporozoit, oocysta pecah maka lepaslah

sporozoit, dengan lepasnya sporozoit ini nyamuk siap menularkan sporozoit kemanusia

melalui gigitan saat menghisap darah manusia. Fase ini hasil akhirnya berupa sporozoit

sehingga disebut juga fase sporogoni, (Soedarto dalam Santjaka Aris, 2013 : 13).

b. Fase aseksual

Fase ini dimulai sejak nyamuk menghisap darah manusia, maka serta merta nyamuk

menularkan sporozoit yang berada pada kelenjar ludahnya kedalam tubuh manusia,

sekitar 30 menit sporozoit masuk ke sel hati dan menjadi tropozoit hati, kemudian

berkembang menjadi skizon hati yang mengandung 10.000-30.000 merozoit, hal ini

disebut siklus eksoeritrisiter yang berlangsung kurang lebih dua minggu, (Aris Santjaka,

2013 : 14).

c. Nyamuk Anopheles

Nyamuk betina memerlukan darah untuk perkembangan telurnya. Sesudah menghisap

darah penuh, nyamuk betina beristirahat beberapa hari selama darah dicerna dan telur

mengalami perkembangan. Didaerah tropis waktu istirahat ini berlangsung antara 2-3

hari. Segera sesudah telurnya berkembang sempurna, induk nyamuk akan mengeluarkan

telurnya dengan meletakkan di permukaan air, lalu akan aktif lagi mencari darah hospes.

Di daerah dingin, nyamuk betina dapat bertahan hidup dengan cara meminimalkan

metabolismenya (hibernasi). Siklus ini akan berlangsung terus sampai nyamuk betina

mati. Di alam umur nyamuk betina sekitar 1-2 minggu (tergantung pada suhu udara,

20
kelembaban dan jumlah darah yang didapatnya) sedangkan nyamuk yang dipelihara di

laboratorium dapat hidup lebih dari satu bulan lamanya, (Soedarto, 2011: 97)

J. Cara Penularan

Penularan malaria sangat terkait dengan iklim yang bersifat local spesifik.Pergantian

musim berpengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap vector

pembawa penyakit. Kondisi lingkungan mempunyai dampak langsung terhadap reporduksi

vector, perkembangan, umur relative populasi dan perkembangan vegetasi pola tanam pertanian

juga mempengaruhi kepadatan populasi vector ( Saputro, 2015; Raza kandrainibe et al., 2009).

Malaria dapat ditularkan dengan berbagaicara yang pada umumnya dibagi atas alamiah dan tidak

alamiah.

1. Penularan secara alamiah (natural infection) yaitu melalui gigitan nyamuk

opheles.Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang

telah terinfeksi oleh Plasmodium, cara penularan malaria (nyamuk malaria) mengigit penderita

malaria dan menghisap darah penderita yang mengandung parasite sehingga parasite malaria

masuk ketubuh nyamuk anopheles. Sebagian besar spesies menggigit pada senja dan menjelang

malam hari.

Beberapa vektor mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan

menjelang fajar. Setelah nyamuk Anopheles betina mengisap darah yang mengandung parasit

pada stadium seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut

nyamuk yang kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan

luar dimana ribuan sporozoit dibentuk. Sporozoit-sporozoit tersebut siap untuk ditularkan. Pada

21
saat menggigit manusia, parasit malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah

manusia sehingga manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit.

2. Penularan yang tidak alamiah dibagi atas :

a. Malaria bawaan (congenital)

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, karena ibunya menderita malaria.Penularan

terjadi melalui tali pusat atau plasenta.

b. Secara mekanik

Terjadi melalui tranfusi darah atau jarum suntik.

c. Secara oral (melalui mulut)

Cara penularan ini pernah dibuktikan kepada ayam (plasmodium gallinasium),

burung dara (plasmodium relection) dan monyet (plasmodium knowlesi), (Arsin, 2012 :

51).

22
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk anopheles. Malaria

disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium

yaitu :

a. Plasmadium vivax : menyebabkan malaria tertiana benigna.

b. Plasmadium ovale : menyebabkan malaria tertiana benigna.

c. Plasmadium malariae : menyebabkan malaria quartana.

d. Plasmadium falcifarum : menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat,

progresif dan biasanya fatal. Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita

melakukan tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk Anopheles.Pencegahannya ada

yang dengan menggunakan obat dan ada juga yang tanpa obat.menjaga kebersihan

lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah

gigitan nyamuk yang aktif di malam hari ini.keberhasilan langkah ini sangat ditentukan

oleh kesadaran masyarakat setempat

B.Saran

Saran Saran yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :

Hendaknya kita mengetahui tentang penyakit yang menimbulkan wabah yaitu malaria, sehingga

kita dapat mengetahui penyebab dari penyakit ini, siklus hidup penyakit ini, gejala, pencegahan

serta pengobatan dari penyakit malaria.

23
DAFTAR PUSAKA

https://www.alodokter.com/malaria

https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-serangga/penyakit-malaria/

https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/182/mengenal-penyakit-malaria

http://dinkes.sumutprov.go.id/artikel/tanda-dan-gejala-penyakit-malaria-berdasarkan-

jenis-parasitnyatanda-dan-gejala-penyakit-malaria-berd

https://eprints.unmerbaya.ac.id/id/eprint/86/2/BAB%20II.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai