DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang penyakit menular malaria ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak/Ibu selaku
Dosen pelajaran yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai PENYAKIT MENULAR MALARIA
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................................
A. Pengertian Malaria......................................................................................................
B. Epidemiologi Malaria..................................................................................................
C. Siklus hidup plasmodium............................................................................................
D. Pengendalian...............................................................................................................
1. Gejala malaria................................................................................................
E. Cara Pencegahan.........................................................................................................
F. Karakteristik................................................................................................................
G. Faktor kejadian malaria...............................................................................................
H. Faktor agent (plasmodium).........................................................................................
I. Penyebab penyakit malaria..........................................................................................
J. Cara penularan.............................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang banyak di derita oleh penduduk di daerah
tropis dan subtropis. Penyakit malaria banyak ditemukan pada penduduk yang tinggal di daerah
rawa. Vektor yang berperan dalam penularan penyakit malaria adalah nyamuk anopheles.
Plasmudium yang menyebabkan penyakit malaria berasal dari spesies Plasmodium falciparum,
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malaria (Hiswani, 2004).
Metode standar diagnosis malaria berdasarkan pada hasil pembacaan sediaan darah tipis
dan sediaan darah tebal menggunakan mikroskop setelah sediaan darah diwarnai menggunakan
larutan Giemsa dengan menggunakan konsentrasi tertentu. Kemampuan seorang analis baik
dalam membuat sediaan darah, mewarnai dan memeriksanya sangat menentukan ditemukannya
parasit malaria. (Depkes, 1999)
Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu sediaan darah tipis dan sediaan
darah tebal. Ada tidaknya plasmodium pada sediaan darah dipengaruhi oleh stadium yang sedang
terjadi pada penderita. Stadium itu meliputi Stadium dingin dan stadium demam. Demam
disebabkan oleh pecahnya sizon darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam
aliran darah. (Hiswani, 2004).
4
B. Rumusan Masalah
Diagnosa penyakit malaria dapat diperiksa dengan sediaan yang dibuat dalam waktu yang
berbeda. Dari uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut bagaimana
gambaran mikroskopis sediaan malaria yang diambil dari waktu yang berbeda.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
Dalam penelitian ini manfaat yang ingin dicapai yaitu memberikan informasi pada analis
kesehatan tentang gambaran mikroskopis sediaan malaria berdasarkan perbedaan waktu
pengambilan. Memberikan informasi beberapa faktor penting seperti karakteristik, pengetahuan
dan sikap yang berpengaruh terhadap kejadian malaria, sehingga pengambil keputusan dapat
menyusun rencana dan strategi yang efektif dalam penanganan malari
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan
golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Penyakit tersebut secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan
salah satu penyakit yang tersebar dibeberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat yang rawan
malaria terdapat pada Negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampuan atau
pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan
World malaria Report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106 negara di
dunia. Komitmen global pada millennium Development Goals (MDGs) menempatkan upaya
pemberantasan malaria ke dalam satu tujuan bersama yang harus di capai sampai dengan tahun
2015 melalui tujuan ketujuh yaitu pemberantas penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis.
Dengan Development goals (SDGs). Pada SDGs, upaya pemberantas malaria tertuang dalam
tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mengupayakan kesejahteraan bagi
semua orang, dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemis AIDS, tuberkulosis, malaria,
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian
bayi, anak dan ibu yang melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja. Angka
kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama dikawasan timur Indonesia. Kejadian Luar
Biasa (KLB) malaria masih sering terjadi terutama didaerah yang terjadi perubahan
6
lingkungan,misalnya tambak udang atau ikan yang tak terpelihara, penebangan pohon bakau
sebagai bahan bakar dan arang, muara sungai yang tersumbat yang akan menjadi tempat
B.Epidemiologi Malaria
Epidemiologi yang diberikan dingin sudah tidak ditemukan lagi di daerah endemic
malaria. Namun demikian, malaria masih merupakan kesehtaan yang besar di daerah tropis dan
subtropics dibrash, asia tenggara, dan seluruh sub-sahara afrika. WHO,2002 mengembangkan
suatu program satu respons terpadu untuk mengatasi masalah endemis malaria di Negara
berkembang. Respons tersebut berupa roll back malaria (rbm) yang diartikan sebagai” gerak
malaria” yang merupakan gerakan bersama, terpadu antara pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga donor dan masyarakat. Gerakan malaria bertujuan untuk mengurangi beban
The world malaria report (2010) menjelaskan, sebanyak lebih dari 1 juta orang termasuk
anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria di mana 80% kematian terjadi afrika, dan 15%
di asia (termasuk eropa timur). Secara keseluruhan terdapat 3,2 miliar penderita malaria di dunia
yang terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di afrika yaitu sebelah
selatan sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria dan malaria muncul kembali
7
C. Siklus hidup plasmodium
Pada saat nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia sporozoit yang berada di
kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam perederan darah selama kurang lebih1/2 jam. Setelah
itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang
menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus
ini disebut siklus eksoerritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu.
Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale, sebagai tropozoit hati tidak berkembang
menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dormant yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam hati selama berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Pada suatu saat imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat
menimbulkan relaps (kambuh ).
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk keperedaran darah dan
menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasite tersebut berkembang dari
stadium sporozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergantung spesiesnya). Proses perkembangan
aseksusal ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit
yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus
eritrositer.Setelah sampai 2-3 siklus skizogoni darah, sebagai merozoit yang menginfeksi sel
darah merah akan membentuk stadium seksual (genosit jantan dan betina).
Nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit di dalam tubuh
nyamuk, gamet jantan dan gamet malakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot tersebut
berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding
lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang
nantinya bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.
Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh
manusia sampai timbulnya gejala klinis yang di tandai dengan demam bervariasi, tergantung dari
8
spesies plasmodium, sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai sporozoit masuk
sampai parasite dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.
1. Gejala Malaria
Gejala umum penyakit malaria yaitu demam. Di duga terjadinya hubungan dengan proses
skizogoni (pecahnya merozoit/skizon). Gambaran karakteristik dari malaria adalah demam
periodik, anemia dan splenomegali. Berat ringannya manifestasi malaria tergantung jenis
plasmodium yang menyebabkan infeksi. Untuk P. falciparum demam tiap 2448 jam, P. vivax
demam tiap hari ke-3, P. malariae demam tiap hari ke-4, dan P. ovale memberikan infeksi yang
paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan. Sebelum timbulnya demam,
biasanya penderita mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di hulu hati,
atau muntah (semua gejala awal ini disebut gejala prodromal), (Kurniawan,2008). Menurut
berat-ringannya tanda-tanda dan gejalanya, gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 jenis:
Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup
menyiksa. Gejala malaria yang utama yaitu: demam dan menggigil, juga dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul dapat
bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit berasal.
Gejala malaria ini terdiri dari tiga stadium berurutan yang disebut trias malaria,yaitu:
9
haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 410C. Stadium ini berlangsung selama 2–4
jam, (Arsin,2012:64).
3) Stadium berkeringat (sweating stage)
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai membasahi tempat tidur.
Namun suhu badan pada fase ini turun dengan cepat, kadang–kadang sampai di bawah
normal. Biasanya penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah,
tetapi tanpa gejala lain. Stadium ini berlangsung selama 2-4 jam. Sesudah serangan
panas pertama terlewati, terjadi interval bebas panas selama antara 48-72 jam, lalu diikuti
dengan serangan panas berikutnya seperti yang pertama dan demikian selanjutnya.
Gejala–gejala malaria “klasik” seperti diuraikan di atasa tidak selalu ditemukan pada
setiap penderita, dan ini tergantung pada spesies parasit, umur, dan tingkat imunitas
penderita, (Arsin,2012:64). Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P.
falciparum. Pada infeksi P. falciparum dapat menimbulkan malaria berat dengan
komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO
didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium aseksual dengan satu atau lebih
komplikasi, (Harijanto P. N,2000).
Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria
melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan
disertai memiliki satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:
1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan
kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus,
diam saja, tingkah laku berubah).
2) Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri).
3) Kejang-kejang.
4) Panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning.
5) Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir
kering, produksi air seni berkurang), Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan.
6) Nafas cepat atau sesak nafas.
10
D. Pengendalian
1. Pengendalian malaria
Penanggulangan malaria seharusnya ditunjukan untuk memutuskan rantai penularan antara host,
agent, dan environment, pemutusan rantai penularan ini harus di tunjukan kepada sasaran yang
tepat, yaitu:
E.Cara pencegahan
11
E.Karakteristik
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian malaria ditinjau dari sisi epidemiologi:
a. Manusia
1) Umur
Usia anak-anak lebih rentan terkena malaria. Anak yang bergizi baik justru lebih sering
mendapatkan kejang dan demam malaria dibandingkan dengan anak yang bergizi buruk, namun
anak yang bergizi baik lebih baik maupun untuk mengatasi malaria berat daripada anak bergizi
buruk.
2) Jenis kelamin
Perempuan memiliki respons yang lebih baik dibandingkan laki-laki, namun apabila
menginfeksi wanita hamil maka akan terjadi anemia berat.
3) Pendidikan
Menurut Kawatu (2011), menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan
dengan kejadian malaria dan orang yang berpendidikan rendah mempunyai risiko 2,02 kali untuk
menderita malaria dibandingkan dengan orang yang pendidikan tinggi. Menurut yuwarni (2012),
menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara orang yang berpendidikan tinggi
dengan orang yang pendidikan rendah dengan kejadian malaria
4)Pekerjaan
12
G.Faktor Kejadian Malaria
Untuk menciptakan kondisi sehat seperti di perlukan suatu keharmonisan dalam menjaga
kesehatan tubuh.H.L.Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah
kesehatan.
Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang
paling besar dan paling sukar di tanggulamgi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan
karena lingkungan hidup manusia juga sangat berpengaruhi oleh perilaku masyarakat.
Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita terhadap
kesehatan juga mengalami perubahan. Apabila dahulu kita mempergunakan paradigma sakit
yakni kesehatan hanya dipandang sebagi upaya memyembuhkan orang yang sakit dimana terjalin
hubungan dokter dengan pasien (dokter dan pasien). Namun sekarang konsep yang dipakai
adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan dipandang suatu tindakan untuk menjaga dan
meningkatan derjat kesehatan individu ataupun masyarakat.
Munculnya penyakit malaria disebabkan oleh berbagai faktor yang menunjang vektor
nyamuk anhopeles bisa tetap survival karena penyesuaian terhadap lingkungan yang ada
sehingga faktor yang pertama adalah lingkungan kemudia perilaku, pelayanan kesehatan, dan
hereditas. Hal ini serupa yang di ungkapkan oleh Hendrick L. Blum (1974) bahwa faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarkat adalah:
a. Lingkungan
b. Perilaku
c. Pelayanan kesehatan
13
d. Hereditas
Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, hereditas.
a. Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan serimg kali kita meninjau dari kondisi fisik.Lingkungan
yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.Hal ini
jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak
dapat dikelola dengan baik, populasi, udara, air dan tanah juga menjadi penyebab. Upaya
menjaga lingkungan menjadi tangung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua
pihak.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda hidup,
benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya.Termasuk suasana yang
kelembaban, curah huja, kondisi satwa maupun tumbuhan memainkan peranan di sini.Tetapi
bagaimanapun juga, kondisi lingkungan dapat dimodifikasi dan dapat dipekirakan dampak atau
ekses buruknya sehingga dapat dicarikan solusi ataupun kondisi yang paling optimal bagi
kesehatan manusia.
sehat, ketersediaan air bersih, saranan buangan air limbah (SPAL), sampah dan jamban sehat.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk social
kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interkasi individu satu dengan yang lainnya
14
harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan social yang buruk dapat menimbukan masalah
kejiwaan.
b. Perilaku Masyarakat
Menurut sekijo Notoatmojo (1997), pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan
jiwa (berpendapat berpikir, bersikap dan sebagainya) untuk memberikan respons terhadap situasi
di luar subyek tersebut. Response ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) dan juga dapat bersifat
aktif (dengan tindakan atau action). Perilaku yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit perilaku terhadap system pelayanan kesehatan,
termasuk penyakit malaria.Hal ini didukung oleh penelitian Husin. Alamsyah, dkk
penyakit malria menjadi salah satu penyab tingginya insiden malaria di gugus
Kepulauan Aceh.
2) Perilaku dalam bentuk sikap.Sikap yang positif akan cenderung membawa masyrakat
malaria. Hal ini didukung oleh soetanto, dkk (1980) dalam husin, Alamsyah dkk
15
3) Perilaku dalam bentuk tindakan.
Tindakan adalah suatu respon terhadap rangsangan atau stimulus dalam bentuk nyata
yang dapat di observasi secara langsung melalui kegiatan wawancara dam kegiatan
penduduk atau kondisi yang memungkinkan, misalnya faktor dukungan dari pihak
Kebiasaan hidup yang tidak bersih dan sehat mempermudah penularan penyakit
malaria. Perilaku manusia sering ditentukan oleh alas an social dan ekonomi, dapat
ketidakmampuan untuk memiliki rumah layak huni dan membeli kelambu serta
pengetahuan yang minim tentang malaria; wisatwan dari daerah yang bukan endemik
tidak menggunakan obat nyamuk atau lation atau minum obat-obatan untuk
(genangan air saluran irigasi) pekerjaan petani seperti panen (juga di pengaruhi oleh
iklim) meningkatkan paparan terhadap gigitan nyamuk pada malam hari (Najmah
2016:188).
Pembuatan peraturan tentang perilaku sehat juga harus di barengi dengan pembinaan
sanksi hanya bersifat jangka pendek.Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
16
dan masyarakat.Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam
c. Pelayanan Kesehatan
puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan untuk membantu dalam mendapatakan
pengobatan dan perawatan kesehatan. terutama untuk pelayanan keshetan dasar yang memang
banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar
peranan. Sebab di puskesmaslah akan di tangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan
perawatan primer. Peranan sarjana kesehatan masyarakat sebagai manager yang memiliki
Faktor pelayanan kesehatan lebih berkait dengan kinerja pemerintahan yang sedang
menjadi penentu susksesnya faktor pelayanan kesehatan.Kader desa, puskesmas, dan posyandu
17
d. Genetik
Faktor genetik atau keturunan merupakan faktor yang sulit diintervensi karena bersifat
bawaan dari orang tua. Penyakit atau kelainan-kelainan tertentu seperti diabetes mellitus, buta
warna, albino, atau yang lainnya. Bias diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya atau dari
generasi ke generasi. Pencegahannya cukup sulit karena menyakut masalah gen atau DNA.
Pencegahan yang paling efektif adalah dengan menghindari genpembawa sifatnya. Nasib
suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus
meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki
Agent tau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup
dimana dalam kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia yang rentan akan
menjadi stimulasi untuk memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Penyebab penyakit
malaria dari genus plasmodium, family plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Hingga saat ini
4. Plasmodium ovale, jarang dijumpai terbanyak ditemukan di afrika dan pasifik barat.
Pada penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis
18
I.Penyebab Penyakit Malaria
1. Parasit Malaria
Malaria disebabkan oleh Parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan melalui gigitang
nyamuk Anopheles yang merupakan vektor malaria, yang terutama menggigit manusia malam
hari mulai magrib (dusk) sampai fajar (dawn). Terdapat empat parasit penyebab malaria pada
manusia yaitu :
a. Plasmodium Falciparum
b. Plasmodium Vivax
c. Plasmodium Malariae
d. Plasmodium Ovale
Ciri utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup, yaitu siklus hidup seksual
dalam tubuh nyamuk serta siklus hidup aseksual dalam tubuh manusia.
a. Fase seksual
Fase ini terjadi pada tubuh nyamuk, fase ini dimulai sejak nyamuk menghisap darah
manusia yang sudah terinfeksi plasmodium, maka plasmodium dalam bentuk gametosit
masuk seiring dengan darah yang dihisap dari tubuh manusia. Darah tersebut sudah
mengandung gametosit jantan dan gametosit betina, kemudian kedua gametosit ini
mengalami pembuahan yang mengahasilkan zygot dalam waktu antara 12-24 jam
19
sesudah nyamuk menghisap darah, setelah zygot terbentuk, maka zygot berubah menjadi
oocynet, yang dapat menembus dinding lambung nyamuk, kemudian berubah menjadi
oocysta yang didalamnya mengandung ribuan sporozoit, oocysta pecah maka lepaslah
sporozoit, dengan lepasnya sporozoit ini nyamuk siap menularkan sporozoit kemanusia
melalui gigitan saat menghisap darah manusia. Fase ini hasil akhirnya berupa sporozoit
sehingga disebut juga fase sporogoni, (Soedarto dalam Santjaka Aris, 2013 : 13).
b. Fase aseksual
Fase ini dimulai sejak nyamuk menghisap darah manusia, maka serta merta nyamuk
menularkan sporozoit yang berada pada kelenjar ludahnya kedalam tubuh manusia,
sekitar 30 menit sporozoit masuk ke sel hati dan menjadi tropozoit hati, kemudian
berkembang menjadi skizon hati yang mengandung 10.000-30.000 merozoit, hal ini
disebut siklus eksoeritrisiter yang berlangsung kurang lebih dua minggu, (Aris Santjaka,
2013 : 14).
c. Nyamuk Anopheles
darah penuh, nyamuk betina beristirahat beberapa hari selama darah dicerna dan telur
mengalami perkembangan. Didaerah tropis waktu istirahat ini berlangsung antara 2-3
hari. Segera sesudah telurnya berkembang sempurna, induk nyamuk akan mengeluarkan
telurnya dengan meletakkan di permukaan air, lalu akan aktif lagi mencari darah hospes.
Di daerah dingin, nyamuk betina dapat bertahan hidup dengan cara meminimalkan
metabolismenya (hibernasi). Siklus ini akan berlangsung terus sampai nyamuk betina
mati. Di alam umur nyamuk betina sekitar 1-2 minggu (tergantung pada suhu udara,
20
kelembaban dan jumlah darah yang didapatnya) sedangkan nyamuk yang dipelihara di
laboratorium dapat hidup lebih dari satu bulan lamanya, (Soedarto, 2011: 97)
J. Cara Penularan
Penularan malaria sangat terkait dengan iklim yang bersifat local spesifik.Pergantian
musim berpengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap vector
vector, perkembangan, umur relative populasi dan perkembangan vegetasi pola tanam pertanian
juga mempengaruhi kepadatan populasi vector ( Saputro, 2015; Raza kandrainibe et al., 2009).
Malaria dapat ditularkan dengan berbagaicara yang pada umumnya dibagi atas alamiah dan tidak
alamiah.
opheles.Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang
telah terinfeksi oleh Plasmodium, cara penularan malaria (nyamuk malaria) mengigit penderita
malaria dan menghisap darah penderita yang mengandung parasite sehingga parasite malaria
masuk ketubuh nyamuk anopheles. Sebagian besar spesies menggigit pada senja dan menjelang
malam hari.
Beberapa vektor mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan
menjelang fajar. Setelah nyamuk Anopheles betina mengisap darah yang mengandung parasit
pada stadium seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut
nyamuk yang kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan
luar dimana ribuan sporozoit dibentuk. Sporozoit-sporozoit tersebut siap untuk ditularkan. Pada
21
saat menggigit manusia, parasit malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, karena ibunya menderita malaria.Penularan
b. Secara mekanik
burung dara (plasmodium relection) dan monyet (plasmodium knowlesi), (Arsin, 2012 :
51).
22
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk anopheles. Malaria
disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium
yaitu :
progresif dan biasanya fatal. Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita
yang dengan menggunakan obat dan ada juga yang tanpa obat.menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah
gigitan nyamuk yang aktif di malam hari ini.keberhasilan langkah ini sangat ditentukan
B.Saran
Hendaknya kita mengetahui tentang penyakit yang menimbulkan wabah yaitu malaria, sehingga
kita dapat mengetahui penyebab dari penyakit ini, siklus hidup penyakit ini, gejala, pencegahan
23
DAFTAR PUSAKA
https://www.alodokter.com/malaria
https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-serangga/penyakit-malaria/
https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/182/mengenal-penyakit-malaria
http://dinkes.sumutprov.go.id/artikel/tanda-dan-gejala-penyakit-malaria-berdasarkan-
jenis-parasitnyatanda-dan-gejala-penyakit-malaria-berd
https://eprints.unmerbaya.ac.id/id/eprint/86/2/BAB%20II.pdf
24