Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENTANG KASUS KORUPSI YANG TERJADI DI

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

DISUSUN OLEH :

AFIFAH NUR FAUZIAH P05160020032


KIKI GADISTYA ARI SAFITRI P05160020045
MEISI LASTRIANI P05160020046
M. ALIF PERDANA P05160020047
SISKA DAMAYANTI P05160020055

DOSEN PENGAMPU

SRI MULYATI SKM.,M.KES

PRODI DIPLOMA III SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadira


dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Tentang Kasus Korupsi Yang Terjadi di Kementerian Perumahan
Rakyat ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Bapak/Ibu selaku Dosen pelajaran yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kasus Korupsi Yang Terjadi di
Kementerian Perumahan Rakyat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Bengkulu, Okttober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... ii

Daftar isi................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi......................................................................................................
B. Ciri-Ciri Korupsi.........................................................................................................
C. Jenis-Jenis Korupsi......................................................................................................
D. Bentuk-Bentuk Korupsi...............................................................................................
E. Kasus Korupsi Yang Terjadi di Kementerian Perumahan Rakyat..............................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat

diberantas oleh manusia secara maksimal. Korupsi tumbuh seiring dengan

berkembangnya peradaban manusia. Tidak hanya di negeri kita tercinta, korupsi

juga tumbuh subur di belahan dunia yang lain, bahkan di Negara yang dikatakan

paling maju sekalipun Di mata Internasional, bangsa Indonesia sebagai bagian dari

masyarakat dunia, citra buruk akibat korupsi menimbulkan kerugian. Kesan buruk ini

menyebabkan rasa rendah diri saat berhadapan dengan negara lain dan kehilangan

kepercayaan pihak lain. Ketidak percayaan pelaku bisnis dunia pada birokrasi

mengakibatkan investor luar negeri berpihak kenegara-negara tetangga yang dianggap

memiliki iklim yang lebih baik. Kondisi seperti ini merugikan perekonomian dengan

segala aspeknya di negara ini. Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk

memerangi korupsi dengan berbagai cara. KPK sebagai lembaga indepen den yang secara

khusus menangani tindak korupsi, menjadi upaya pencegahan dan penindakan tindak

pidana.

Korupsi dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extraordinarycrime) yang oleh

karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Upaya

pemberantasan korupsi yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu penindakan dan

pencegahan tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja

tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu tidak lah berlebihan jika

4
mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang merupakan pewaris

masa depan diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di

Indonesia. Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada

upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum. Peran aktif

mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut

membangun budaya anti korupsi di Masyarakat.

Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor

penggerak gerakan anti korupsi di Masyarakat. Untuk dapat berperan aktif, mahasiswa

perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan

pemberantasannya. Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperan aktif mahasiswa

harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam kehidupan sehari-

hari. Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain

melalui kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. Untuk keperluan

perkuliahan dipandang perlu membuat sebuah Buku Ajar yang berisikan materi dasar

mata kuliah Pendidikan Anti korupsi bagi mahasiswa. Pendidikan Anti korupsi bagi

mahasiswa bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk

korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Tujuan jangka

panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi dikalangan mahasiswa dan

mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta aktif dalam upaya pemberantasan

korupsi di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari Makalah ini yaitu:
1. Apa Pengertian dari Korupsi?

5
2. Apa Ciri dan Jenis –Jenis Korupsi?

3. Bagaimana Kasus Korupsi Yang Terjadi di Kementerian Perumahan Rakyat?

C. Tujuan
Adapun Tujuan dari Pembuatan Makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari korupsi

2. Untuk mengetahui ciri dan jenis-jenis korupsi

3. Untuk mengetahui bagaimana kasus korupsi yang terjadi di kementerian perumahan

rakyat

D. Manfaat
Adapun Manfaat dari Pembuatan Makalah ini yaitu:

1. Bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan secara khusus

bermanfaat bagi ilmu hukum pidana khususnya dalam tindak pidana korupsi

2. Agar bisa lebih memperjelas tentang makna unsur memperkaya dan/atau

menguntungkan sehingga ada definisi pasti tentang memperkaya dan/atau

menguntungkan dalam tindak pidana korupsi.

3. Diharapkan dari hasil makalah bisa lebih memperjelas tentang batasan nilai

kerugian negara yang masuk dalam kategori memperkaya dan/atau

menguntungkan dalam tindak pidana korupsi.

4. Diharapkan dari hasil makalah bisa memberikan sumbang saran bagi hakim

dalam penerapan unsur memperkaya dan/atau menguntungkan terkaitdengan

pemidanaan dalam tindak pidana korupsi di masa yang akan datang Penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi penegakan dan penerapan hukum pidana di

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Pengertian korupsi berkembang dengan begitu banyak definisi. Hal ini disebabkan

karena definisi korupsi dapat ditemui dalam berbagai perspektif, baik melalui arti kata

secara harfiah, pendapat berbagai pakar, maupun berdasarkan legislasi yang

mengaturnya. Secara internasional belum ada satu definisi yang menjadi satu-satunya

acuan di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud dengan korupsi.

Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau“ corruptus”.

Selanjutnya dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”. Dari bahasa

Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption”

(Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda). Dari asal-usul bahasanya korupsi

bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, memfitnah,

menyimpang dari kesucian atau perkataan menghina).

Sedangkan pengertian korupsi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S.

Poerwadarminta) adalah sebagai perbuatan curang, dapat disuap, dan tidak bermoral.

Adapun menurutKamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah penyelewengan atau

penggelapan uang negara atau perusahaan dan sebagainya untuk kepentingan pribadi

maupun orang lain. Sedangkan di dunia Internasional pengertian korupsi menurut

Black’s Law Dictionary korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain secara

salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu

7
keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya

dan hak-hak dari pihak lain.

Korupsi menurut wikipedia dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis

adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk

pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi

berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan

dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat

yang diresmikan, dan sebagainya.

Jadi, korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang secara

melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau

suatu korporasi yang dapat merugikan negara atau perekonomian Negara. Pemerintah

Indonesia memang sudah berupaya untuk melakukan pemberantasan korupsi melaui

proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan peradilan sesuai dengan undang-

undang yang berlaku. Namun semuanya juga harus melihat dari sisi individu yang

melakukan korupsi, karena dengan adanya faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya korupsi maka perlu adanya strategi pemberantasan korupsi yang lebih

diarahkan kepada upaya-upaya pencegahan berdasarkan strategi preventif, disamping

harus tetap melakukan tindakan-tindakan represif secara konsisten. Serta sukses

tidaknya upaya pemberantasan korupsi tidak hanya ditentukan oleh adanya

instrument hukum yang pasti dan aparat hukum yang bersih, jujur,dan berani serta

dukungan moral dari masyarakat,melainkan juga daripoliticalwillpemimpin negara yang

harus menyatakan perang terhadap korupsi secara konsisten.

B. Ciri-Ciri Korupsi
Ciri-ciri dari Korupsi antara lain:

8
a. Selalu melibatkan lebih dari satu orang. Inilah yang membedakan antara korupsi

dengan pencurian atau penggelapan.

b. Pada umumnya bersifat rahasia, tertutup terutama motif yang melatar belakangi

perbuatan korupsi tersebut.

c. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik. Kewajiban dan

keuntungan tersebut tidaklah selalu berbentuk uang.

d. Berusaha untuk berlindung dibalik pembenaran hukum

e. Mereka yang terlibat korupsi ialah mereka yang memiliki kekuasaan atau

wewenang serta mempengaruhi keputusan-keputusan itu.

f. Pada setiap tindakan mengandung penipuan, biasanya pada badan public atau

pada masyarakat umum.

g. Setiap bentuknya melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari mereka yang

melakukan tindakan tersebut.

h. Dilandaskan dengan niat kesengajaan untuk menempatkan kepentingan umum

dibawah kepentingan pribadi.

i. Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.j.Perbuatan

korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam

masyarakat.

C. Jenis-Jenis Korupsi
Jenis-jenis dari Korupsi antara lain:
a. Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan Negara

b. Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap

c. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan

d. Korupsi yang terkait dengan pemerasan

9
e. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang

f. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan

g. Korupsi yang terkait dengan gratifikasi

D. Bentuk-Bentuk Korupsi
Bentuk-bentuk korupsi antara lain:
a. Penyuapan

Penyuapan merupakan sebuah perbuatan criminal yang melibatkan

sejumlah pemberian kepada seorang dengan sedemikian rupa sehingga

bertentangan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Sesuatu yang diberikan

sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi bias berupa barang berharga,

rujukan hak-hak istimewa, keuntungan atau pun janji tindakan, suara atau

pengaruh seseorang dalam sebuah jabatan public.

b. Penggelapan (embezzlement) dan pemalsuan atau penggelembungan (froud)

Penggelapan merupakan suatu bentuk korupsi yang melibatkan pencurian

uang, properti, atau barang berharga. Oleh seseorang yang di beri amanat

untuk menjaga dan mengurus uang, property atau barang berharga tersebut.

Penggelembungan menyatu kepada praktik penggunaan informasi agar mau

mengalihkan harta atau barang secara sukarela.

c. Pemerasan (Extorion)

Pemerasan berarti penggunaan ancaman kekerasan atau penampilan

informasi yang menghancurkan guna membujuk seseorang agar mau bekerja

sama. Dalam hal ini pemangku jabatan dapat menjadi pemeras atau korban

pemerasan.

d. Nepotisme (nepotism)

10
Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan

pertimbagan hubungan kekeluargaan, bukan karena kemampuannya. Kata

nepotisme ini berasal dari kata Latin nepos, berarti "keponakan" atau

"cucu". Dalam UURI No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara

Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, menyebutkan

bahwa, nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara

melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau

kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.

e. Gratifikasi

Gratifikasi adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian

uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,

fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas

lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di

luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau

tanpa sarana elektronik (Penjelasan Pasal12B UU Pemberantasan Tipikor).

Pada UU 20/200 setiap gratifikasi yang diperoleh pegawai negeri atau

penyelenggara negara dianggap suap, namun ketentuan yang sama tidak

berlaku apabila penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) yang wajib dilakukan

paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi

tersebut diterima.

E. Kasus Korupsi Yang Terjadi di Kementerian Perumahan Rakyat

11
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai proses penangkapan terhadap dua

orang tersangka di Kabupaten Muara Enim oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

bukanlah hal yang membanggakan.

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai proses

penangkapan terhadap dua orang tersangka di Kabupaten Muara Enim oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) bukanlah hal yang membanggakan. Pasalnya, menurut

peneliti ICW Kurnia, kasus ini merupakan pengembangan dari pemimpin lembaga

antirasuah era Agus Rahardjo cs. Diketahui KPK menangkap dua tersangka terkait

dengan kasus suap proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten

Muara Enim, Sumatra Selatan. “Proses penangkapan yang dilakukan oleh KPK terhadap

dua orang tersangka di Kabupaten Muara Enim bukan hal yang begitu membanggakan

untuk kepemimpinan Firli Bahuri,” kata Kurnia kepada wartawan, Senin (27/4/2020).

Jika dilihat lebih jauh, belum ada satu pun penindakan yang benar-benar dilakukan di era

kepemimpinan Firli Bahuri. Dia mengatakan tak ada penyelidikan yang berujung pada

penyidikan di era kepemimpinan KPK jilid V ini. “Mulai dari OTT [operasi tangkap

tangan] Komisioner KPU, Bupati Siduarjo, anggota DPRD Sumatera Utara, dan Muara

Enim. Keseluruhan kasus ini merupakan pengembangan dari pimpinan KPK era

sebelumnya” ucap Kurnia. Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

mengumumkan dua tersangka suap proyek Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim yakni,

Ketua DPRD Kabupaten Muara Enim Aries HB dan Plt Kepala Dinas PUPR Kabupaten

Muara Enim Ramlan Suryadi pada Senin (27/4/2020). Keduanya sudah ditetapkan

12
sebagai tersangka sejak ditangkap tim satgas komisi antirasuah pada Minggu (26/4/2020)

pagi.

Komisioner KPK Alexander Marwata mengatakan dalam proses pengembangan

perkara ini, sebagai pemenuhan hak tersangka KPK telah mengirimkan tembusan

Informasi SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) kepada para tersangka

pada tanggal 3 Maret 2020. Kasus suap ini terkait dengan 16 proyek peningkatan

pembangunan jalan di Kabupaten Muara Enim. Pada awal 2019, Dinas PUPR Kabupaten

Muara Enim menggelar pengadaan pekerjaan fisik berupa pembangunan jalan untuk

Tahun Anggaran 2019.

Dalam pelaksanaannya, diduga ada syarat pemberian commitment fee sebesar 10

persen sebagai syarat terpilihnya kontraktor pekerjaan. Ahmad Yani diduga meminta

kegiatan pengadaan dilakukan satu pintu melalui Elfin Muhtar, yang merupakan Kepala

Bidang Pembangunan Jalan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas PUPR

Kabupaten Muara Enim. Kemudian, Robi Okta Fahlefi selaku pemilik perusahaan

kontraktor PT Enra Sari bersedia memberikan commitment fee tersebut dan akhirnya

mendapatkan 16 paket pekerjaan bernilai sekitar Rp130 miliar. Pada 31 Agustus 2019,

Elfin meminta Robi menyiapkan uang dalam pecahan dolar AS sejumlah "Lima Kosong

Kosong" pada 2 September 2019. Sehari kemudian, Elfin membicarakan kesiapan uang

sejumlah Rp500 juta dalam bentuk dolar AS dengan Robi. Uang tersebut ditukar menjadi

US$35.000. Selain penyerahan uang senilai US$35.000 ini, KPK juga mengidentifikasi

dugaan penerimaan yang sudah terjadi sebelumnya senilai total Rp13,4 miliar sebagai fee

yang diterima bupati dari berbagai paket pekerjaan di kabupaten tersebut. Baik Ahmad

Yani, Elfin, maupun Robi sudah lebih dulu menjadi tersangka. Robi juga telah dijatuhi

13
vonis 3 tahun penjara dan denda Rp250 juta subsider 6 bulan kurungan oleh Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Palembang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian korupsi berkembang dengan begitu banyak definisi. Hal ini disebabkan

karena definisi korupsi dapat ditemui dalam berbagai perspektif, baik melalui arti kata

secara harfiah, pendapat berbagai pakar, maupun berdasarkan legislasi yang

mengaturnya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk

penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai

dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Jadi, korupsi adalah tindakan

yang dilakukan oleh setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan

negara atau perekonomian Negara.Pemerintah Indonesia memang sudah berupaya untuk

melakukan pemberantasan korupsi melaui proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan,

dan peradilan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.Namun semuanya juga harus

melihat dari sisi individu yang melakukan korupsi, karena dengan adanya faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya korupsi maka perlu adanya strategi pemberantasan korupsi

yang lebih diarahkan kepada upaya-upaya pencegahan berdasarkan strategi preventif,

disamping harus tetap melakukan tindakan-tindakan represif secara konsisten. Serta

14
sukses tidaknya upaya pemberantasan korupsi tidak hanya ditentukan oleh adanya

instrument hukum yang pasti dan aparat hukum yang bersih, jujur,dan berani serta

dukungan moral dari masyarakat,melainkan juga daripoliticalwillpemimpin negara yang

harus menyatakan perang terhadap korupsi secara konsisten.

B. Saran

Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika mahasiswa sebagai salah satu bagian

penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan diharapkan dapat terlibat

aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Keterlibatan mahasiswa dalam

upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada upaya penindakan yang merupakan

kewenangan institusi penegak hukum.Peranaktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan

pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya anti korupsi di

Masyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "KPK Tangkap 2 Tersangka Suap Proyek
PUPR Muara Enim, Ini Kata ICW", Klik selengkapnya di
sini: https://kabar24.bisnis.com/read/20200427/16/1233293/kpk-tangkap-2-tersangka-suap
proyek-pupr-muara-enim-ini-kata-icw.
https://m.bisnis.com/amp/read/20200727/16/1271775/kasus-korupsi-proyek-di-pupr-kpk-
tahan-hong-artha
https://pdfcoffee.com/makalah-pbak-baru-pdf-free.html

16

Anda mungkin juga menyukai