Kelas 3A
Di susun oleh :
TA 2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Karunia dan Rahmat-Nya
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Promosi
Kesehatan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
mahasiswa/mahasiswi Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Kemenkes Bengkulu pada
khusunya. Akhir kata kami sampaikan terima kasih
Hormat kami,
Penyusun
Daftar Isi
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Pengertian Limbah Cair Industri.......................................................................6
B. faktor-faktor yang berpengaruh terhadap limbah cair industri......................7
C. Dampak dari limbah cair industri terhadap lingkungan..................................8
D. syarat minimal limbah industri...........................................................................8
E. Metode pengawasan limbah cair di industri dengan metode sanitasi dan K3...
23
F. Pengolahan Limbah Cair...................................................................................23
BAB III...........................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A. Kesimpulan.........................................................................................................26
B. Saran...................................................................................................................26
Daftar Pustaka...............................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat
berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas. Jenis limbah ini bisa dikeluarkan oleh
satu industri dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan
menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai
ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dengan cara melalui unit suatu
proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, sedangkan limbah non-ekonomis yaitu suatu
limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberi nilai
tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. Salah satu kegiatan sektor ekonomi
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah kegiatan industri. Kegiatan
suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput). Pengamatan sumber
pencemar industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarannya dengan
melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi. Pencemaran yang ditimbulkan oleh
industri diakibatkan adanya limbah yang keluar dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan
berbahaya (B-3). Bahan pencemar keluar bersama-sama dengan bahan 2 buangan (limbah)
melalui udara, air, dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam (Kristanto, 2006).
Kegiatan industri dalam menghasilkan suatu barang dan atau jasa memberikan berbagai
dampak positif dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Namun dari setiap kegiatan
produksi yang dilakukan oleh industri tentu menghasilkan dampak negatif juga yakni limbah
sebagai hasil sampingan dari kegiatan industri tersebut. Limbah yang disebut juga polutan
adalah bagian yang tidak terlepaskan dari suatu industri, baik industri besar maupun industri
kecil. Efek dari limbah yang dihasilkan itu tentu bisa mengganggu keseimbangan lingkungan.
Salah satu limbah yang dihasilkan suatu industri dapat berupa limbah cair. Limbah cair
merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair atau
polutan yang dihasilkan oleh suatu industri harus diolah dengan baik agar tidak melewati batas
baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain:
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian limbah cair industri
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap limbah cair industri
3. Untuk mengetahui dampak dari limbah cair industri terhadap lingkungan
4. Untuk mengetahui syarat minimal limbah industri
5. Untuk mengetahui metode pengawasan limbah cair di industri dengan metode
sanitasi dan k3
6. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah cair
BAB II
PEMBAHASAN
Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari proses industri yang berwujud cair dan
mengandung padatan tersuspensi atau terlarut, akan mengalami proses perubahan fisik, kimia,
maupun biologi yang menghasilkan zat beracun dan dapat menimbulkan gangguan ataupun
resiko terjadinya penyakit dan kerusakan lingkungan (Kaswinarni, 2008). Oleh karena itu
limbah cair yang yang dhasilkan dari kegiatan industri sablon dapat mengandung bahan yang
menghasilkan zat beracun bagi kesehatan lingkungan dan menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan.
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di
dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa
organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.Berdasarkan cara
pengolahannya maka sistem pengolahan limbah dibagi menjadi pengolahan limbah secara fisika,
kimia dan biologi.
1. Sumber dan jenis pencemar dalam limbah cair Berdasarkan sumbernya pencemar limbah
cair dapat di bedakan menjadi sumber pencemar fisik, sumber pencemar kimia organik dan an
organik, sumber pencemar mikrobiologi (Suharto, 2011:314).
a. Sumber dan jenis pencemar fisik Adapun Sumber dan jenis pencemar fisik yang menjadi
pencemar pada limbah cair meliputi suhu, nilai pH, warna, bau dan total padatan tersuspensi.
b. Sumber dan jenis pencemar kimia organik dan anorganik Adapun Sumber dan jenis
pencemar kimia yang menjadi pencemar pada limbah cair seperti karbohidrat, protein, lemak,
minyak, pelumas, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD),
Total Oragnic Carbon (TOC), TOD, alkalinitas. Sedangkan pencemar senyawa anorganik pada
limbah cair seperti adanya logam berta, N, P, khlorida, sulfur, hidrogen sulfit, dan gas terlarut
dalam limbah cair. Pada limbah cair hasil olahan industri jika nilai BOD tinggi atau melebihi
ambang batas maka terdapat kelebihan adanya senyawa organik pada limbah cair dengan
konsentrasi oksigen (dissoled oxygen) terlarut dalam air bebas pencemar atau tidak
terkontaminasi sebesar 7,59 mg/L.
c. Sumber dan jenis pencemar mikrobiologi Adapun sumber dan jenis pencemar
mikrobiologi yang menyebabkan limbah cair sebagai pencemar seperti mikroba patogen yaitu
typhuscholera dysentri, poliovirus, virus hepatitis B, salmonella typhi, cacing parasit, bakteri,
algae, protozoa, virus, dan coliform
Berikut syarat baku mutu air limbah industri menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 :
E. Metode pengawasan limbah cair di industri dengan metode sanitasi dan K3
Pengolahan air limbah bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Prinsip pengolahan dilakukan untuk mengurangi kuantitas dan kadar pencemar air limbah
sebelum dibuang ke badan air. Secara umum pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan cara
:
1. Fisika
Umumnya dilakukan untuk mengurangi bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah
mengendap atau bahan yang mengapung untuk disisihkan sebelum lanjut ke proses
pengolahan berikutnya.
2. Kimia
Pegolahan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel, logam-logam
berat, senyawa phosphor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan. Pengolahan kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan
tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.
3. Biologi
Pada tahapan ini dilakukan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme yang
terlarut dalam air limbah dengan cara memnambahkan bahan desinfektan dalam ukuran
tertentu sehingga air buangan tidak menimbulkan masalah bagi manusia.
1. Pengolahan Awal (Pre treatment) Pada tahapan ini dimaksudkan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Pada tahap berlangsung screen and grit
removal (bak penangkap dan penyedot pasir), equalization and storage (pengumpulan dan
pengendapan pasir di dasar bak pengolahan), serta oil separation (pemisahan minyak).
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment) Pada tahapan ini proses pengolahan yang
terjadi ialah neutralization (penetralan atau menyortir kerikil, lumpur dan menghilangkan zat
padat), chemical addition and coagulation (penambahan zat kimia dan koagulasi atau
pengentalan), flotation (pengapungan), sedimentation (sedimentasi/pengendapan), dan filtration
(filtrasi/penyaringan).
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment) Tahapan ini untuk menghilangkan zat-
zat terlarut dari air limbah, menggunakan ialah activated sludge (penggunaan lumpur aktif),
anaerobic lagoon (pertumbuhan bakteri dalam bak reaktor), tricking filter (penyaringan dengan
cara pengentalan), aerated lagoon (aerasi atau proses penambahan oksigen), stabilization basin
(stabilisasi pada bak reaktor), rotating biological contactor (metode pemanfaatan kemampuan
mikroba untuk merombak bahan cemaran menjadi senyawa yang stabil), serta anaerobic
contactor and filter (metode pemanfaatan mikroba dan penyaringan).
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment) Pada tahapan ini proses pengolahan ialah
coagulation and sedimentation (pengentalan dan pengendapan), filtration (penyaringan), carbon
adsorption (penyerapan dengan penggunaan karbon aktif atau arang batok kelapa), ion exchange
(pergantian ion), membrane separation (pemisahan membran), serta thickening gravity or
flotation (pengentalan dan pengapungan). 5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment) Lumpur
yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali
melalui proses digestion or wet combustion (pencernaan lumpur aktif guna menstabilkan lumpur
melalui pembusukan zat organik dan anorganik yang bebas dari molekul oksigen), pressure
filtration (penyaringan dengan tekanan), vacuum filtration (penyaringann hampa udara),
centrifugation (pemutaran sentrifugal), lagooning or drying bed (pengeringan dan pembuangan
di tanah).
Pengawasan pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan tersuspensi
dan terapung, mnguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri pathogen, serta
memperhatikan estetika dan lingkungan. pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan du
acara, yaitu secara alami dan secara buatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah cair adalah masuknya satu atau lebih bahan pencemar dari hasil aktivitas
manusia yang sudah tidak dipakai lagi dan dibuang, yang bersumber dari rumah tangga,
perdagangan, industri dan klinik dengan kandungan bahan pencemar dengan berbagai bentuk,
jenis dan karakteristik. Penampungan limbah cair menggunakan bak penampung kedap air
dengan kondisi tertutup agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
Prinsip dasar pengolahan limbah cair melalui proses fisik, kimia dan mikrobiologi yang
dilakukan dengan tahapan pre treatment, primary treament, scondary treatment, tertiary treatment
dan sludge treatment yang dimaksudkan untuk mengurangi bahan pencemar seperti zat padat,
lemak, kimia anorganik, dan kuman. Kehadiran bahan pencemar pada limbah cair diketahui
melalui pemeriksaan pH air, zat tersuspensi, DO, BOD, COD, Phospat, Amaonia, Minyak atau
lemak.
B. Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
dibutuhkan demi kelancaran pembuatan selanjutnya agar lebih baik.
Daftar Pustaka
PoltekkesDenpasar
Jamaludin Ramlan, Sumihardi , 2018. SANITASI INDUSTRI DAN K3, (hlm 66-72) Jakarta
selatan : PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. (diakses
pada 09 februari 2022)
Rieke Yuliastuti, Handaru Bowo Cahyono. 2017. Surabaya : 77 Efektifitas Pengolahan Limbah
Cair Industri Asbes Menggunakan Flokulan Dan Adsorben. JURNAL TEKNOLOGI
PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 2, NOVEMBER 2017 (diakses pada
09 februari 2022)