Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

DOSEN : Haidina Ali, SKM.,M.Kes

Kelas 3A

Di susun oleh :

1. Abie Nur Romadon (P05160020001)


2. Dhea Egitania Fauzila (P05160020007)
3. Ramadhani (P05160020025)
4. Rahmat Juliansyah (P05160020024)
5. Vinasa Ramintika (P05160020028)

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

TA 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Karunia dan Rahmat-Nya
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Promosi
Kesehatan.

Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang PROMOSI KESEHATAN. Kami


menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Tak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah PROMOSI KESEHATAN, karena atas
bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun dengan banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
mahasiswa/mahasiswi Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Kemenkes Bengkulu pada
khusunya. Akhir kata kami sampaikan terima kasih

Bengkulu, Juli 2022

Hormat kami,

Penyusun
Daftar Isi

BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Pengertian Limbah Cair Industri.......................................................................6
B. faktor-faktor yang berpengaruh terhadap limbah cair industri......................7
C. Dampak dari limbah cair industri terhadap lingkungan..................................8
D. syarat minimal limbah industri...........................................................................8
E. Metode pengawasan limbah cair di industri dengan metode sanitasi dan K3...
23
F. Pengolahan Limbah Cair...................................................................................23
BAB III...........................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A. Kesimpulan.........................................................................................................26
B. Saran...................................................................................................................26
Daftar Pustaka...............................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat
berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas. Jenis limbah ini bisa dikeluarkan oleh
satu industri dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan
menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai
ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dengan cara melalui unit suatu
proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, sedangkan limbah non-ekonomis yaitu suatu
limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberi nilai
tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. Salah satu kegiatan sektor ekonomi
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah kegiatan industri. Kegiatan
suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput). Pengamatan sumber
pencemar industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarannya dengan
melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi. Pencemaran yang ditimbulkan oleh
industri diakibatkan adanya limbah yang keluar dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan
berbahaya (B-3). Bahan pencemar keluar bersama-sama dengan bahan 2 buangan (limbah)
melalui udara, air, dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam (Kristanto, 2006).

Kegiatan  industri  dalam  menghasilkan  suatu  barang  dan  atau jasa  memberikan berbagai
dampak positif dalam kegiatan perekonomian di Indonesia.   Namun dari setiap kegiatan
produksi yang dilakukan oleh industri tentu menghasilkan dampak negatif juga yakni limbah
sebagai hasil sampingan dari kegiatan industri tersebut.   Limbah yang disebut juga polutan
adalah bagian yang tidak terlepaskan dari suatu industri, baik industri besar maupun industri
kecil. Efek dari limbah yang dihasilkan itu tentu bisa mengganggu keseimbangan lingkungan.
Salah satu limbah yang dihasilkan suatu industri dapat berupa limbah   cair.   Limbah cair
merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.   Limbah cair atau
polutan yang dihasilkan oleh suatu industri harus diolah dengan baik agar tidak melewati batas
baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan limbah cair industri ?


2. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap limbah cair industri ?
3. Apa dampak dari limbah cair industri terhadap lingkungan?
4. Bagaimana syarat minimal limbah industri ?
5. Bagaimana cara mengetahui metode pengawasan limbah cair di industri dengan
metode sanitasi industri dan k3 ?
6. Bagaimana cara pengolahan limbah cair ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian limbah cair industri
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap limbah cair industri
3. Untuk mengetahui dampak dari limbah cair industri terhadap lingkungan
4. Untuk mengetahui syarat minimal limbah industri
5. Untuk mengetahui metode pengawasan limbah cair di industri dengan metode
sanitasi dan k3
6. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah cair

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah Cair Industri


Limbah adalah bahan sisa atau buangan dari suatu kegiatan dan proses produksi yang sudah
tidak terpakai lagi. Limbah juga tidak memiliki nilai ekonomi dan daya guna, melainkan bisa
sangat membahayakan jika sudah mencemari lingkungan sekitar. Terutama untuk limbah yang
mengandung bahan kimia yang tidak mudah terurai oleh bakteri. Bentuk limbah yang dihasilkan
oleh industi sablon dapat berupa limbah cair.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan
Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, yaitu air limbah adalah sisa dari suatu
hasil usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair, baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau
kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
Dari kegiatan industri limbah cair adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri dalam
bentuk cair. Limbah cair dalam industri sablon adalah semua air buangan dari hasil kegiatan
sablon yang mungkin mengandung bahan kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatan
lingkungan, terutama lingkungan yang berada disekitar area industri sablon. Sejalan dengan
pendapat (Suharto, 2011) menyatakan bahwa “limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang
dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang kelingkungan yang diduga dapat mencemari
lingkungan”.

Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari proses industri yang berwujud cair dan
mengandung padatan tersuspensi atau terlarut, akan mengalami proses perubahan fisik, kimia,
maupun biologi yang menghasilkan zat beracun dan dapat menimbulkan gangguan ataupun
resiko terjadinya penyakit dan kerusakan lingkungan (Kaswinarni, 2008). Oleh karena itu
limbah cair yang yang dhasilkan dari kegiatan industri sablon dapat mengandung bahan yang
menghasilkan zat beracun bagi kesehatan lingkungan dan menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan.

Pengawasan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan


organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan
yang sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan. Menurut Handoko (2003:359)
pengawasan merupakan bagian fungsi yang dilakukan setelah perencanaan, pengorganisasian
dan pelaksanaan dalam manajemen. Dengan pengawasan dapat diketahui hasil yang telah
dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengawasan adalah fungsi
manajer untuk mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa
tujuan organisasi disemua tingkat dan rencana yang didesain tercapai.

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di
dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa
organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.Berdasarkan cara
pengolahannya maka sistem pengolahan limbah dibagi menjadi pengolahan limbah secara fisika,
kimia dan biologi.

B. faktor-faktor yang berpengaruh terhadap limbah cair industri


Limbah cair merupakan hasil dari kehgiatan industri yang sudah tak terpakai. Adapun faktor
yang mempengaruhi dari adanya limbah cair yaitu jenis:

1. Sumber dan jenis pencemar dalam limbah cair Berdasarkan sumbernya pencemar limbah
cair dapat di bedakan menjadi sumber pencemar fisik, sumber pencemar kimia organik dan an
organik, sumber pencemar mikrobiologi (Suharto, 2011:314).
a. Sumber dan jenis pencemar fisik Adapun Sumber dan jenis pencemar fisik yang menjadi
pencemar pada limbah cair meliputi suhu, nilai pH, warna, bau dan total padatan tersuspensi.

b. Sumber dan jenis pencemar kimia organik dan anorganik Adapun Sumber dan jenis
pencemar kimia yang menjadi pencemar pada limbah cair seperti karbohidrat, protein, lemak,
minyak, pelumas, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD),
Total Oragnic Carbon (TOC), TOD, alkalinitas. Sedangkan pencemar senyawa anorganik pada
limbah cair seperti adanya logam berta, N, P, khlorida, sulfur, hidrogen sulfit, dan gas terlarut
dalam limbah cair. Pada limbah cair hasil olahan industri jika nilai BOD tinggi atau melebihi
ambang batas maka terdapat kelebihan adanya senyawa organik pada limbah cair dengan
konsentrasi oksigen (dissoled oxygen) terlarut dalam air bebas pencemar atau tidak
terkontaminasi sebesar 7,59 mg/L.

c. Sumber dan jenis pencemar mikrobiologi Adapun sumber dan jenis pencemar
mikrobiologi yang menyebabkan limbah cair sebagai pencemar seperti mikroba patogen yaitu
typhuscholera dysentri, poliovirus, virus hepatitis B, salmonella typhi, cacing parasit, bakteri,
algae, protozoa, virus, dan coliform

C. Dampak dari limbah cair industri terhadap lingkungan


Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian
ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging, ikan dan
moluska, terutam bila limbah cair tersebut mengandung zat racun seperti :

As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb, atau Zn.

D. syarat minimal limbah industri

Berikut syarat baku mutu air limbah industri menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 :
E. Metode pengawasan limbah cair di industri dengan metode sanitasi dan K3
Pengolahan air limbah bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Prinsip pengolahan dilakukan untuk mengurangi kuantitas dan kadar pencemar air limbah
sebelum dibuang ke badan air. Secara umum pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan cara
:

1. Fisika
Umumnya dilakukan untuk mengurangi bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah
mengendap atau bahan yang mengapung untuk disisihkan sebelum lanjut ke proses
pengolahan berikutnya.
2. Kimia
Pegolahan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel, logam-logam
berat, senyawa phosphor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan. Pengolahan kimia dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan
tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.
3. Biologi
Pada tahapan ini dilakukan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme yang
terlarut dalam air limbah dengan cara memnambahkan bahan desinfektan dalam ukuran
tertentu sehingga air buangan tidak menimbulkan masalah bagi manusia.

F. Pengolahan Limbah Cair


Air limbah perlu di olah karena didalamnya terdapat banyak bahan tersuspensi dan terapung.
Pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap yaitu

1. Pengolahan Awal (Pre treatment) Pada tahapan ini dimaksudkan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Pada tahap berlangsung screen and grit
removal (bak penangkap dan penyedot pasir), equalization and storage (pengumpulan dan
pengendapan pasir di dasar bak pengolahan), serta oil separation (pemisahan minyak).

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment) Pada tahapan ini proses pengolahan yang
terjadi ialah neutralization (penetralan atau menyortir kerikil, lumpur dan menghilangkan zat
padat), chemical addition and coagulation (penambahan zat kimia dan koagulasi atau
pengentalan), flotation (pengapungan), sedimentation (sedimentasi/pengendapan), dan filtration
(filtrasi/penyaringan).

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment) Tahapan ini untuk menghilangkan zat-
zat terlarut dari air limbah, menggunakan ialah activated sludge (penggunaan lumpur aktif),
anaerobic lagoon (pertumbuhan bakteri dalam bak reaktor), tricking filter (penyaringan dengan
cara pengentalan), aerated lagoon (aerasi atau proses penambahan oksigen), stabilization basin
(stabilisasi pada bak reaktor), rotating biological contactor (metode pemanfaatan kemampuan
mikroba untuk merombak bahan cemaran menjadi senyawa yang stabil), serta anaerobic
contactor and filter (metode pemanfaatan mikroba dan penyaringan).

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment) Pada tahapan ini proses pengolahan ialah
coagulation and sedimentation (pengentalan dan pengendapan), filtration (penyaringan), carbon
adsorption (penyerapan dengan penggunaan karbon aktif atau arang batok kelapa), ion exchange
(pergantian ion), membrane separation (pemisahan membran), serta thickening gravity or
flotation (pengentalan dan pengapungan). 5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment) Lumpur
yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali
melalui proses digestion or wet combustion (pencernaan lumpur aktif guna menstabilkan lumpur
melalui pembusukan zat organik dan anorganik yang bebas dari molekul oksigen), pressure
filtration (penyaringan dengan tekanan), vacuum filtration (penyaringann hampa udara),
centrifugation (pemutaran sentrifugal), lagooning or drying bed (pengeringan dan pembuangan
di tanah).

Pengawasan pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan tersuspensi
dan terapung, mnguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri pathogen, serta
memperhatikan estetika dan lingkungan. pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan du
acara, yaitu secara alami dan secara buatan.

Penelitian ini mendiskusikan mengenai pengawasan lingkungan hidup yang merupakan


kegiatan yang dilaksanakan secara langsung ataupun tidak langsung oleh aparat pengawas
lingkungan hidup daerah untuk mengetahui ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan
terhadap peraturan dalam melakukan pengendalian pencemaran lingkungan. Metode penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori yang yang dikemukakan oleh
T. Hani Handoko (1995 : 23) “Dasar Pengawasan” yaitu: 1. Pengawasan Pendahuluan; 2.
Pengawasan Pelaksanaan; 3. Pengawasan Umpan Balik (Setelah Pelaksanaan). Informan kunci
yaitu : Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin, Kepala Bidang Penaatan dan
Peningkatan Kapasitas Lingkungan hidup, Kepala Seksi Pemantauan Lingkungan Hidup, Kepala
Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan
Lingkungan Hidup dan Pimpinan Perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan ketaatan
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan dalam melakukan pengendalian
pencemaran lingkungan menemui permasalahan yakni : anggaran yang tersedia masih terbatas
untuk keperluan operasional pengawas, pelaksanaan pengawasan di Kabupaten Banyuasin
terkesan lamban dan belum terlaksana dengan baik selain itu kurangnya ketaatan perusahaan
dalam melaporkan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Banyuasin untuk itu peran penting
bersama stakeholder yaitu pemerintah, masyarakat, dan perusahaan yang menghasilkan limbah
sangat diperlukan. Dilakukan pengawasan secara bersama akan memberi dampak yang sangat
efektif dalam mengawasi limbah industri yang akan mengakibatkan pencemaran lingkungan,
Sedangkan dari perusahaan sendiri hendaknya secara berkala dan berkesinambungan melakukan
pengecekan terhadap limbah industri yang dihasilkan.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah cair adalah masuknya satu atau lebih bahan pencemar dari hasil aktivitas
manusia yang sudah tidak dipakai lagi dan dibuang, yang bersumber dari rumah tangga,
perdagangan, industri dan klinik dengan kandungan bahan pencemar dengan berbagai bentuk,
jenis dan karakteristik. Penampungan limbah cair menggunakan bak penampung kedap air
dengan kondisi tertutup agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya.

Prinsip dasar pengolahan limbah cair melalui proses fisik, kimia dan mikrobiologi yang
dilakukan dengan tahapan pre treatment, primary treament, scondary treatment, tertiary treatment
dan sludge treatment yang dimaksudkan untuk mengurangi bahan pencemar seperti zat padat,
lemak, kimia anorganik, dan kuman. Kehadiran bahan pencemar pada limbah cair diketahui
melalui pemeriksaan pH air, zat tersuspensi, DO, BOD, COD, Phospat, Amaonia, Minyak atau
lemak.

B. Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
dibutuhkan demi kelancaran pembuatan selanjutnya agar lebih baik.
Daftar Pustaka

Handoko T.Hani, 2003, Manajemen Edisi Edisi 2, Bumi Aksara,Yogyakarta, JURNAL


PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP LIMBAH INDUSTRI
SAGU DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI (Studi Kasus Desa Sungai Tohor
Kecamatan Tebing Tinggi Timur) JOM FISIP Vol.4 No. 1 Februari 2017 (diakses pada
09 februari 2022)

PoltekkesDenpasar

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3861/3/BAB%20II.pdf (diakses pada 09 februari 2022)

Jamaludin Ramlan, Sumihardi , 2018. SANITASI INDUSTRI DAN K3, (hlm 66-72) Jakarta
selatan : PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. (diakses
pada 09 februari 2022)

Dian Kristiawan, Siti Zubaidah, 2020. PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN
BANYUASIN (Study Empiris : Kecamatan Tanjung Lago)(diakses pada 09 februari
2022)

Rieke Yuliastuti, Handaru Bowo Cahyono. 2017. Surabaya : 77 Efektifitas Pengolahan Limbah
Cair Industri Asbes Menggunakan Flokulan Dan Adsorben. JURNAL TEKNOLOGI
PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 2, NOVEMBER 2017 (diakses pada
09 februari 2022)

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5


TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH Ada pada halam 20-31.

Anda mungkin juga menyukai