Anda di halaman 1dari 18

keperawatan Medical Bedah 1

Askep Malaria

Dosen pembimbing
Ns.VETRI NATHALIA, M.Kep

Nama :
1. AFRINA DEVI YENTI
2. HUSNI HAFMI
3. MUHAMMAD RIZKI
4. SONYA TRILAUCA
5. YURI PERMATA YEMA

AKADEMI KEPERAWATAN NABILA


PADANG PANJANG
TA :2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepata Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan medical bedah 1. Selain itu juga penulis
ingin memberikan pengetahuan kepad pembaca mengenai peranan pemuda dalam
pengembangan ilmu pengetahuan bagi terwujudnya ketahanan nasional.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing mata kuliah keperawatan medical bedah 1 yang telah banyak memberikan
pengetahuan kepada penulis dalam menyusun tugas ini serta kepada pihak yang telah
membantu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari kesempurnaan. Oleh sebabitu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca,
khususnya dari teman-teman mahasiswa dan dosen pembimbing.

Padang Panjang, 05 Oktober


2020

1
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
 
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 3
B. Rumusan masalah................................................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 3

BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5


A. Definisi......................................................................................................................................... 5
B. Etiologi......................................................................................................................................... 5
C. Patofisiologi............................................................................................................................... 6
D. tanda dan gejala....................................................................................................................... 6
E. Komplikasi................................................................................................................................. 8
F. Pemeriksaan penunjang....................................................................................................... 8
G. Askep........................................................................................................................................... 9
1. Pengkajian.................................................................................................................... 9
2. Diagnosa..................................................................................................................... 13
3. Intervensi.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 17

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Memasuki milenium ke-3 infeksi malaria masih merupakan masalah klinis bagi
negara tropik/subtropik dan negara berkembang maupun negara yang sudah maju.
Malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik, diperkirakan satu juta
penduduk meninggal tiap tahunnya dan terjadi kasusu malaria baru 200-300 juta/tahun.
Malaria berasala dari bahasa italia (mala+aria) yang berarti “udara yang jelek/salah”baru
sekitar tahun1880 charles louis alphone lavera dapat membuktikan bahwa malaria dapat
disebabkan oleh danya parasit didalam sel darah merah, dan kemudian ronald ross
membuktikan siklus hidup plamodium dan trasmisi penularanya pada nyamuk.eleh karena
penemuanya laveran dan ross mendapatkan hadiah nobel.

Laporan kasus malaria yaitu demam dengan speonomegali telah ditulis dalam
literatur kunodari cina yaitu nei ching conon of medice pada tahun 1700 SM. Dan dari
mesir dalam ebers popyrus pada tahun 1570 SM. Tahun 1948 ditemukan siklus
ekssoeritroter pada p.cynomologi oleh shortt dan gsrham; dan pada tahun 1980 krotoski
dan gamham menemukan bentuk dari jaringan yang disebut hipnozoit yang menyebabkan
terjadinya replas. (Setiati, 2014, hal. 595)

  

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi malaria ?


2. Bagaimana etiologi penyakit malaria ?
3. Bagaimana tanda gejala malaria ?
4. Bagaimana patofisiologi malaria ?
5. Apa saja klasifikasi malaria ?
6. Apa komplikasi malaria ?
7. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan malaria ?
8. Apa saja diagnosa keperawatan malaria ?
9. Bagaimana intervensi keperawatan malaria ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui penjelasan secara detail tentang penyakit malaria

3
2. Tujuan khusus
a. Untuk memahami apa yang dimaksud penyakit malaria
b. Untuk mengetahui apa etiologi malaria
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala malaria
d. Untuk mengetahui patofisiologi malaria
e. Untuk mengetahui klasifikasi malaria
f. Untuk mengetahui komplikasi dari malaria
g. Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan malaria
h. Untuk mengetahui diagnose keperawatan malaria
i. Untuk mengetahui intervensi keperawtan malaria

4
BAB II

TINJAU PUSTAKA

1. Definisi

Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan
nyamuk anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik ,
misalnya amerika, asia, dan afrika/ ada 4 jenis type plasmodium parasit yang dapat
meng-infeksi manusia, namun yang sering kali di temukam pada kasus penyakit
malaria adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Lainnya adalah
plasmodium overle dan palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)

Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodiumdidalam darah atau


jaringan yang dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang positif, adanya antigen
malaria dengan tes cepat, ditemukan DNA/RNA parasit pada pemeriksaan PCR. Infeksi
malaria dapat memberikan gejala mengigil, anemia, dan splemegali. Pada individu yang
imun dapat berlangsumg tampa gejala (asimtomatis). Penyakit malaria (asimtomatis) :
ialah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit dan
biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi
malaria dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik
yang dikenal malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi
babesiosa yang menyebabkan babesiosis. (Setiati, 2014, hal. 595)

2. Etiologi

Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan
infeksi yaitu:

a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria
tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )
b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/falsiparum (demam taiap 24-48 jam)
c. Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).
d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia
dijumpai dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi yang paling ringan
dan dapat sembuh sepontan tampa pengobatan, menyebabkan malaria
ovale(Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)

5
3. Patofisiologi

Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang mengigit anak.
Apabila kekebelan (daya tahan) tubuh anak baik, maka parasit yang dibawa oleh nyamuk
tersebut akan lemah dan hilang dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik
maka parasit tersebut akan menginfeksi darah. Jenis plasmodium akan mempengaruhi
berat ringanya malaria. Plasmodium valciparung akan menyebabkan malaria yang berat.
Parasit yang masuk ke pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan
tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9kali, skizone menjadi dewasa dan pecah
serta melepaskan beribu-ribu merozoit. Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah
merah dan berkembang disini (CDC,2009). Demam timbul bersamaan dengan pecahnya
sekizone darah yang mengeluarkan anti gen. Kemudian, antigen akan merangsang
mikrofak, monosit atau limposit yang mengeluarkan sitokin dan tumor nectrosits faktor
(TNF) yang dibawah kehipotalamus yang merupakan puisat pengaturan suhu tubuh.
Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa terjadi karena plasmodium
dihancurkan oleh monosit yang menyebabkan bertambahnya sel radang dan terjadi
peningkatan jumlah eritrosit yang berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke pembuluh
kapiler menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia
jaringan (prossete), yaitu berkumpulnya sel darah merah yang  berparasit dengan sel
darah merah lainya (depkesri,2008). Anemia disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan
difagositosis oleh sistem retikuloendotelian. Hemolisis dipengaruhi oleh jenis
fasmodium dan status imunitas pejamu. Selain itu, anemia juga disebakan oleh komolisis
atau imun dan sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal,
serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal. 122)

4. Tanda dan gejala


a. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi).
Pada malaria tertiana (p. Vivax p. ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka
periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae)
pematang tiap 72 jam dan periodisitas demam tiap 4 hari.tiap serangan ditadai dengan
beberapa serangan periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria”
(malaria proxysm) secara berurutan :

1) Periode dingin

Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan
selimut atau sarung dan pada saat mingigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi
saling teratuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung
15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur

6
2) Periode panas

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40 oc
atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat
terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak).
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan
keadaan berkeringat.

3) Preode berkeringat

Penderita berkeringat malai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, samapi basah,
temperatur turun, penderita capai dan sering tertidur, bila penderita bangun akan
merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.

b. Spenomegali

Spenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas malaria kronik,
limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigman
eritrosit dan jaringan ikat bertambah. Pembesarn limpa terjadi pada beberapa infeksi
ketika membesr sebesar 3 kali lipat, lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan
pada batas anterior. Pada batas anterior merupakan gambaran pada palpasi yang
membedakan jika lien membesar lebuh lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan,
mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

c. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia
karena falciparum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit normal tidak dapat
hidup lama (reduced survival time). Ganguan pembentukan eritrositkarena depresi
eritropoesisdalam sumsum tulang.

d. Ikterus

Adalah disklorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat kelebihan bilirium dalam darah.
Bilirium adalah produk penguraian sel darah merah terhadap tiga jenis ikterus antara lain :

1. Ikterus hemolitik

Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan.


Ikterus ini dapat terjadi pada diktruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati
dapat mengkonjukasikan semua bilirubin yang di hasilkan

2. Ikterus hepatoseluler

Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada


disfungsi hepatosit dan disebut dengan hipatoseluler

7
3. Ikterus obstruktif

Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus
biliaris disebut dengan ikterus obstuktif. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 292)

5. Komplikasi

Menurut Iskandar Zulkarnain, 2014 : 613, komplikasi malaria umumnya disebabkan


karena P.falciparum dan sering disebut pernicious manifestations. Sering terjadi
mendadak tanpa gejala-gjala sebelumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak
imun seperti pada orang pendatang dan kehamilan. Penderita malaria dengan
komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO
didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai
berikut:

a. Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah
kurang dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang tidak disebabkan
oleh penyakit lain.
b. Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung
parasit > 10000.
c. Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg
BB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai kreatinin > 3 mg %
d. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari
parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
e. Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat
dingin dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
f. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge
pressure menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam dan cepat yakni > 35
kali/ menit. (Wijaya, 2013, hal. 189)

6. Pemeriksaan penunjang

Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit malaria yaitu
pemeriksaan sediaan darah (SD) untuk mengidentifikasi tebal tipisnya, serta positif
atau negatif; dan pemeriksaan atau tes dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang
digunakan untuk mendeteksi antigen parasit malaria. Uji deteksi ini berkangsung
cepat, tetapi dapat melewatkan parasitemia rendah serta tidak dapat menghitung
jumlah parasitemia (Marnia, 2016, hal. 124)

Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb yang cepat pada malaria akut,


sedangkan pemeriksaan hemotokrit, leukosit, dan trombosit menunjukan trobisipenia

Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT dan SGOT; kadar glukosa dan
alkalin fosfatase menurun, albunin menurun, dan globulin meningkat. Selain itu, dapat

8
juga dilakukan pemeriksan kadar kreatilin ureum, natrium, kalium, dan analisis gas
darah  (Marnia, 2016, hal. 124)

- WOC

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria, terutama pada anak
dengan gizi buruk. Infeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda
atau sangat muda karena belum matangnya sistem imun sedangkan
pada usia tua disebabkan ole penururnan daya tahan tubuh. Selain itu
semua, malaria juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan,
pendidikan dan migrasi penduduk. Hal ini di sebabkan mobilisasi
penduduk yang cukuo tinggi dan trasportasi yang semakin cepat
memungkinkan terjadinya kasus-kasus impor di semua daerah yang
sudah tereliminasi malaria. (Setiati, 2014, hal. 595)

Contoh:

9
Nama : An. A
Umur : 3 tahun
Tempat, tanggal lahir : 21 November 2008
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Alamat : Padang Panjang
Agama : Islam
Penanggung jawab
Nama ayah/ibu : Tn. P/Ny. S
Hubungan : Ayah/ibu kandung
Pendidikan : SMA/SMA
Suku : Jawa
Alamat : Padang Panjang

b. Status kesehatan saat ini


1) Keluhan utama

Biasanya klien dengan penyakit malaria datang kerumah sakit


dengan keluhan demam, tidak mau makan, kepala tersa pusing,
perut bagian kanan terasa sakit, terasa mual dan ingin
muntah. (Wijaya, 2013, hal. 190)

2) Alasan masuk rumah sakit

Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali dengan gejala


badan terasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan dan mual muntah.
(Marnia, 2016, hal. 121)

c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan terdahulu
Biasanya pasien yang mengalami penyakit malaria
mempunyai riwayat pernah mengalami penyakit malaria
sebelumnya dan pernah dirawat dirumah sakitatau berobat
dengan gejala atau penyakit yang sama. (Wijaya, 2013, p. 190)

2) Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada saat


dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan oleh pasien dalah
masih terasa demam, lemas, mual, tidak mau makan. (Wijaya, 2013,
p. 190)

3) Riwayat penyakit keluarga

10
Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di dalam
keluarganya juga ada yang menderita penyakit malaria. (Wijaya,
2013, p. 190)

4) Riwayat pengobatan

Tannyakan riwayat minum obat malaria sebelunya dan


apakah pernah mendapatkan trasfusi darah sebelunya. (Marnia,
2016, hal. 126)

d. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
1) Rambut
a. Inspeksi
Warna rambut normal, tidak ada
peradangan di kulit kepala, wajah simetris.
b. Palpasi
Tidak teraba adanya edema
2. Mata
a. Inspeksi
Simetris, penglihatan normal, gerakan mata normal,
konjungtiva pucat (anemis)
b. Palpasi
Tidak ada edema
3. Telinga
a. Inspeksi
Simetris, bentuk normal, warna normal, tdak ada lesi atau
massa, pendengaran baik
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada mastoid
4. Mulut
a. Inspeksi
Warna bibir normal, tidak ada ulkus/ lesi, pertumbuhan gigi
normal, lidah tampak kotor.
b. Palpasi
Tidak ada tumor atau pembengkakan
5. Hidung
a. Inspeksi
Simetris, tampak ada lendir dan serumen, terdapat
pernapasan cuping hidung
b. Palpasi

11
Tidak ada nyeri pada daerah sinus (Maksilaris, frontalis, dan
etmoidalis)
6. Leher
a. Inspeksi
Warna normal, tidak ada massa
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Dada
1) Inspeksi
Simetris, bentuk dada normal (bentuk melingkar), tampak
pernapasan dada lebih cepat
2) Palpasi
Terdapat nyeri tekan, tidak ada massa atau peradangan
3) Perkusi
Terdengar suara napas redup
4) Auskultasi
Suara napas bronko vesikuler
c. Abdomen
1) Inspeksi
Tidak simetris, tampak adanya edema (spenomegali), terdapat pernapasan
perut
2) Auskultasi
Peristaltik terdengar lambat
3) Perkusi
Terdengar redup karena adanya asites
4) Palpasi
Teraba adanya massa
d. Ektremitas
1) Inspeksi
Simetris, tampak edema pada tangan dan kaki, pergerakan normal, tampak
massa otot menurun
2) Palpasi
Teraba massa pada tangan dan kaki, nadi mengalami peningkatan
(tachikardi), teraba massa otot kurang
e. Genetalia
1) Inspeksi
Tampak pada labia/ skrotum normal
2) Palpasi
Tidak teraba massa
f. Kulit
1) Inspeksi:
Kulit tampak pucat dan lembab

12
2) Palpasi
Kulit teraba hangat

2. DIAGNOSA
a. Hipetermia berhubungan dengan proses penyakit
b. Devisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (imflamasi)
d. Diare berhubungan dengan proses infeksi
e. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
kosentrasi hemoglobin

3. INTERVENSI
N DIAGNOSA SLKI SIKI
O KEPERAWATAN
1 Hipertermi Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipertermi
a keperawatan maka Observasi :
berhubunga hipertermia pada pasien 1.Memonitor suhu tubuh
n dengan menurun,dengan skala: 2.Mengidentifikasi penyebab
proses - Mengigil :4 hipertermia
penyakit - Kulit merah : 3 3.Memonitor kadar elektrolit
- Pucat :3 4.Memonitor komplikasi
- Kejang :5 akibat hipertermia
- Suhu tubuh : 3 Terapeutik :
- Kdar glukosa darah :3 1.Menyediakan lingkungan
- Tekanan darah : yang dingin
2.Membasahi dan kipas
permukaan tubuh
3.Memberikan oksigen
4.Menghindari pemberikan
antiperetik atau aspirin
5.Melonggarkan atau
lepaskan pakaian
Edukasi :
1.Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1.Mengkolaborasikan
pemberian cairan dan

13
elektrolit intravena

2 Devisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi


berhubungan keperawatan maka devisit Observasi :
dengan factor nutrisi pada pasien 1.Mengidentifikasi status
psikologis membaik,dengan skala: nutrisi
2.Mengidentifikasi alergi dan
- porsi makanan yang makanan yang disukai
dihabiskan : 4 3.Mengidentifikasi
- kekuatan otot mengunyah : kebutuhan kalori
3 4.Memonitor asupan
-Kekuatan otot menelan makanan
Serum albumin : 3 Terapeutik :
-Perasaan cepat kenyang : 3 1.Melakukan oral hygine
-diare :3 sebelim makan
- IMT : 4 2.Memfasilitasi penentuan
- frekuensi makan : 4 pedoman diet
- nafsu makan : 4 3.Menyajikan makanan
- membran mukosa : 3 secara menarik
4.Memberikan makanan
tinggi serat, kalori dan
memberikan suplemen
maknan
Edukasi :
1.Menganjurkan posisi duduk
2.Mengajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1.Mengkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
2.Mengkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi

3 Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri


berhubunga keperawatan maka nyeri Observasi :
n dengan pada pasien 1.Mengidentifikasi skala
agen menurun,dengan skala: nyeri
pencedera - keluhan nyeri : 3 2.Mengidentifikasi respon
fisiologi - meringis : 3 nyeri non veral
(imflamasi) -Sikap protektif : 2 3.Mengidentifikasi pengaruh
-Gelisah : 3 nyeri pada kualitas hidup
-Kesulitan tidur : 2 4.Mengidentifikasi pengaruh
-Frekuensi nadi : 3 budaya terhadap respon
nyeri

14
Terapeutik :
1.Memberikan fasilitas
istirahat dan tidur
2.Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
3.Mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
Edukasi :
1.Menjelaskan
penyebab,periode dan
pemicu nyeri
2.Menjelaskan staregi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
1.Mengkolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
4 Diare Setelah dilakukan intervensi Manajemen eliminasi fekal
berhubunga keperawatan maka diare Observasi :
n dengan pada pasien 1.Mengidentifikasi masalh
proses menurun,dengan skala: usus
infeksi - konsistensi feses : 4 2.Mengidentifikasi
- frekuensi defekasi : 3 pengobatan
- mengejan saat defekasi : 5 3.Memonitor buang air besar
- control pengeluaran feses : 3 4.Memonitor tanda dan
gejala diiare
Terapeutik :
1.Memberikan air hangat
setelah makan
2.Menjadwalkan waktu
defekasi bersama pasien
3.Menyediakan makanan
tingga serat
Edukasi :
1.Menganjurkan
meningkatkan aktifitas fisik
2.Menganjurkan mencantat
warna, frekuensi, konsistensi,
volume feses
Kolaborasi :
1.Mengkolaborasikan
pemberian obat supositoria
anal

15
5 Perfusi Setelah dilakukan intervensi Manajemen sensasi perifer
perifer keperawatan maka perfusi Observasi :
tidak efektif perifer tidak efektif pada 1.Mengidentifikasi
berhubunga pasien menurun,dengan penyebabperubahan sensasi
n dengan skala: 2.Memonitor perubahan kulit
penurunan - denyut nadi perifer :3 3.Memonitor terjadinya
kosentrasi - warna kulit :4 paresthesia
hemoglobin - udema ferifer :4 4.Memperiksa pernedaan
- nyeri ekstremitas : 3 sensasi panas dan dingin
Terapeutik :
1.Menghindari pemakaian
benda-benda yang
berlebihan suhunya
Edukasi :
1.Menganjurkan penggunaan
thermometer
2.Menganjurkan memakai
sepatu lembut dan bertumit
rendah
Kolaborasi :
1.Mengkolaborasi pemberian
obat analgesic atau
kortikosteroid

DAFTAR PUSTAKA
Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: CV. TRANS INFO MEDIA.

16
Marnia. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga..

PPNI, t. p. (2017). Status Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.

Setiati, S. (2014). Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: InternalPublishing.

Wijaya, A. S. (2013). KMB2 keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu: Medical Book.

Wilkinson, J. M. (2013). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.I

Standar intervensi keperawatan Indonesia


Standar diagnosis keperawatan Indonesia
Standar luaran keperawatan Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai