Anda di halaman 1dari 18

MALARIA

Pembimbing: Thresia Dewi, KB,SKM, M.Si.

Disusun oleh:
Mustika Aprilia (PO714231234015)
Dhaghita An’Umillah (PO714231234005)
Ilfa Ramadhani (PO714231234008)
Nur Afifah Fauziah (PO714231234017)
Voni Febriani Ardena Thamrin (PO714231234027)

Program Studi Pendidikan Profesi Dietisien 0 Tahun


Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 4 April 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................................3
ANALISIS MASALAH.................................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................................6
BAB IV........................................................................................................................................................13
KESIMPULAN............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit malaria adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi
parasit. Parasit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk terutama oleh
nyamuk Anopheles. Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang
terdapat parasit malaria di dalam tubuh nyamuk. Parasit tersebut masuk ke dalam
tubuh manusia yang akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel darah
merah. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah tropis. Malaria diinfeksikan oleh
parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, suku Haemosporida dan Plaspodium. Infeksi
pada manusia dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari empat
jenis Plasmodium yaitu P. Falciparum, P. Malariae, P. Vivax, dan P. Ovale.
Jenis Plasmodium ini bermacam-macam dan akan berpengaruh terhadap gejala yang
ditimbulkan serta pengobatannya.
Gejala-gejala dan tanda-tanda yang paling umum dari penyakit malaria antara lain
menggigil sedang sampai berat, demam tinggi, tubuh kelelahan, banyak keringat, sakit
kepala, mual disertai muntah, diare serta nyeri otot, gejala tersebut mulai dirasakan
atau muncul sekitar 10 hari hingga 4 minggu setelah pertama kali terinfeksi, terkadang
penderita mulai merasakan gejala 7 hari setelah tergigit nyamuk. Penyakit malaria
dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu biasa dan berat. Penyakit malaria biasa adalah
penyakit yang biasanya tidak menyebabkan komplikasi yang parah dan hanya
menimbulkan gejala utama karena tidak ada organ vital yang terdampak, gejala yang
muncul umumnya bertahan selam 6-10 jam. Penyakit malaria berat merupakan
komplikasi dari jenis biasa yang tidak segera ditangani umumnya penyebab dari
kondisi ini adalah parasit Plasmodium falciparum, dan tidak menutup
kemungkinan Plasmodium jenis lain juga menimbulkan komplikasi.

1.2 TUJUAN

1
Tujuan malaria adalah untuk mencegah penyakit ini dari merusak kesehatan
manusia dan mengurangi kasus morbiditas dan mortalitas akibat malaria. Malaria
adalah penyakit infeksi disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang
menyerang sel eritrosit. Gejala utama malaria termasuk demam, menggigil, anemia, dan
splenomegali. Penyebaran malaria terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina
yang terinfeksi. Malaria menyebabkan abnormalitas pada struktur dan fungsi trombosit,
yang dapat berkaitan dengan berbagai penyebab, seperti lisis yang dimediasi imun,
sekuestrasi pada limpa, gangguan pada sumsum tulang, dan fagositosis oleh makrofag.

Untuk mengatasi malaria, terdapat beberapa tujuan umum dan khusus dalam
penelitian, seperti:

 Agen infeksius penyebab penyakit malaria

 Sifat intrinsik dan ekstrinsik pada peyakit malaria


 Masa inkubasi penyakit menular portal of entry dan portal of exit penyakit

Sedangkan tujuan pengobatan malaria adalah untuk memberikan terapi yang lebih baik
dan efektif, seperti pengobatan yang lebih baik dan pemantauan pengobatan pasien
malaria tanpa komplikasi.

2
BAB II

ANALISIS MASALAH

2.1 Analisis Masalah: Penyakit Malaria

Penyakit malaria merupakan salah satu tantangan utama dalam bidang kesehatan
global. Ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Meskipun terdapat upaya-upaya
yang signifikan dalam pengendaliannya, malaria masih menjadi masalah serius
terutama di wilayah-wilayah tropis dan subtropis.

Salah satu permasalahan utama terkait dengan malaria adalah tingginya angka
kasus dan kematian yang masih terjadi setiap tahunnya. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pada tahun 2020, terdapat sekitar 241 juta kasus malaria di seluruh
dunia, dengan sekitar 627.000 kematian, terutama di Afrika Sub-Sahara. Hal ini
menunjukkan bahwa walaupun telah ada kemajuan dalam pengendalian penyakit ini,
masih ada tantangan besar yang perlu diatasi.

Selain itu, resistensi obat juga merupakan masalah serius dalam pengobatan
malaria. Beberapa jenis parasit malaria telah menunjukkan ketahanan terhadap obat-
obatan yang umumnya digunakan, seperti klorokuin dan artemisinin. Hal ini
menimbulkan kekhawatiran tentang efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko
kesehatan masyarakat yang terinfeksi.

Faktor-faktor lingkungan juga berperan penting dalam penyebaran penyakit


malaria. Perubahan iklim dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan
nyamuk Anopheles dapat mempengaruhi prevalensi malaria di berbagai wilayah.
Penebangan hutan, urbanisasi, dan perubahan pola hujan juga dapat memengaruhi
distribusi dan kepadatan nyamuk pembawa malaria, serta eksposur manusia terhadap
gigitan nyamuk tersebut.

3
Selain masalah-masalah tersebut, akses terhadap layanan kesehatan juga menjadi
kendala dalam upaya pencegahan dan pengendalian malaria. Di beberapa wilayah,
terutama di daerah pedesaan atau terpencil, akses terhadap diagnosis yang tepat dan
pengobatan yang efektif masih terbatas. Kurangnya infrastruktur kesehatan dan
sumber daya manusia yang terlatih juga menjadi faktor yang memperberat situasi ini.

Dalam mengatasi masalah penyakit malaria, diperlukan pendekatan yang


komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga
internasional, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat umum. Upaya-upaya
tersebut dapat mencakup peningkatan akses terhadap diagnosis dan pengobatan yang
berkualitas, penguatan sistem kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, pengendalian
vektor, serta penelitian dan inovasi dalam pengembangan obat-obatan baru dan vaksin.

Dengan menyadari kompleksitas dan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit


malaria, upaya bersama dari berbagai pihak sangatlah penting dalam mencapai tujuan
eliminasi dan eradicating penyakit ini secara global.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam upaya mengatasi masalah


penyakit malaria:
 Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Selain upaya-upaya yang bersifat medis dan teknis, penting juga untuk meningkatkan
pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang malaria. Pendidikan yang tepat dapat
membantu dalam mengidentifikasi gejala-gejala malaria secara dini dan mencari
pengobatan yang sesuai. Selain itu, kesadaran tentang cara-cara pencegahan seperti
penggunaan kelambu berinsektisida, penggunaan obat anti-malaria sebagai profilaksis,
dan penghindaran dari area yang terkena malaria dapat membantu mengurangi risiko
penularan.
 Peran Teknologi dalam Pengendalian Malaria
Teknologi juga memiliki peran penting dalam pengendalian malaria. Penggunaan sistem
informasi geografis (SIG) dapat membantu dalam pemetaan dan pemantauan kejadian malaria,
serta membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pencegahan dan

4
pengendalian. Selain itu, pengembangan teknologi-teknologi baru seperti insektisida yang
lebih efektif dan vaksin malaria dapat menjadi langkah-langkah penting dalam mengatasi
penyakit ini.
 Kesetaraan Akses Terhadap Layanan Kesehatan
Penting untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses yang
setara terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk diagnosis dan
pengobatan malaria. Hal ini melibatkan upaya untuk mengurangi disparitas dalam
akses terhadap fasilitas kesehatan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara
kelompok-kelompok ekonomi yang berbeda.
 Kolaborasi Antarbidang dan Antarlembaga
Kolaborasi antarbidang dan antarlembaga juga sangat penting dalam mengatasi
masalah malaria. Kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, lembaga
internasional, sektor swasta, dan masyarakat umum dapat membantu dalam
mengumpulkan sumber daya, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan ini secara efektif.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. AGEN INFEKSIUS PENYEBAB PENYAKIT MALARIA

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa dari genus
Plasmodium. Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh P. malariae, P.vivax, P.
falciparum dan P. ovale. Penularan malaria dilakukan oleh nyamuk betina dari
Anopheles, sehingga terjadi infeksi pada sel darah merah oleh Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, transfusi darah, dan suntikan dengan
jarum yang sebelumnya telah digunakan oleh penderita malaria. Pada tubuh manusia,
parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi
sel darah merah.

1. Struktur Dan Karakteristik


 Plasmodium adalah organisme eukariotik uniseluler, artinya memiliki struktur
sel yang kompleks dan inti sel.
 Parasit ini memiliki berbagai bentuk selama siklus hidupnya, termasuk bentuk
sporozoit (yang ditularkan melalui gigitan nyamuk), bentuk merozoit (yang
berkembang biak dalam sel darah merah manusia), dan bentuk gametosit (yang
dihasilkan di dalam tubuh manusia dan dapat ditularkan kembali ke nyamuk
melalui gigitan).

2. Siklus Hidup
 Plasmodium memiliki siklus hidup kompleks yang melibatkan inang
manusia dan inang vektor, yaitu nyamuk Anopheles.
 Siklus hidupnya dimulai ketika nyamuk Anopheles yang terinfeksi
menggigit manusia dan menyuntikkan sporozoit Plasmodium ke dalam
aliran darah manusia.

6
 Sporozoit kemudian bergerak ke hati, di mana mereka berkembang biak
secara aseksual dalam hepatosit (sel hati) dan menghasilkan merozoit.
 Merozoit kemudian memasuki aliran darah dan menginfeksi sel darah
merah, di mana mereka berkembang biak secara aseksual lagi,
menyebabkan pecahnya sel darah merah dan melepaskan lebih banyak
merozoit ke dalam darah. Proses ini menyebabkan gejala klinis malaria.
3. Gejala Dan Efek
 Infeksi Plasmodium dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk demam,
menggigil, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, dan dalam kasus yang
parah, dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia, kerusakan organ,
dan bahkan kematian.
 Plasmodium falciparum khususnya dikenal karena dapat menyebabkan
bentuk malaria yang paling parah dan berpotensi mematikan.
4. Penularan
 Malaria ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles
yang terinfeksi. Nyamuk ini bertindak sebagai vektor yang membawa
parasit dari satu inang ke inang lainnya.
 Faktor-faktor lingkungan, seperti curah hujan, suhu, dan kelembaban,
memengaruhi penyebaran dan aktivitas nyamuk Anopheles, yang pada
gilirannya mempengaruhi tingkat penularan malaria.
5. Pengendalian Dan Pengobatan
 Pengendalian malaria melibatkan upaya-upaya untuk mengendalikan
populasi nyamuk vektor, pencegahan gigitan nyamuk melalui penggunaan
kelambu berinsektisida dan repelan, serta pengobatan infeksi Plasmodium
dengan obat antimalaria.
 Beberapa strategi pencegahan juga termasuk vaksinasi, pemantauan
epidemiologi, kampanye penyuluhan, dan perbaikan infrastruktur sanitasi.

Sifat intrinsik dan ekstrinsik dari penyakit merujuk pada karakteristik yang melekat pada
penyakit itu sendiri (intrinsik) dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi penyebaran

7
dan perkembangan penyakit tersebut (ekstrinsik). Pada penyakit malaria terdapat beberapa
sifat intrinsik dan ekstrinsik sebagai berikut :

1. Penyebab
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium.
Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh P. malariae, P.vivax, P. falciparum dan
P. ovale.
a. Siklus Hidup Plasmodium Malaria
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia
(siklus aseksual) yang dikenal sebagai schizongoni dan di dalam tubuh nyamuk
(siklus seksual) yang dikenal dengan sporogoni.
1. Siklus aseksual dalam tubuh manusia
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit
yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk kedalam peredaraan darah
selama kurang lebih ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati
dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang
terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini
disebut ekso-eritrositer yang berlangsung selama kurang lebih dua minggu.
Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sebagaian tropozoit hati tidak
langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman
yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati
selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas
tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh).
b. Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaraan
darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut
berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergatung
spesiesnya). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya
eritrosit yang terinfeksi merozoit menjadi skizon, skizon pecah dan merozoit yang
keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus
eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang

8
menginfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual (gametosit) jantan
dan betina.

2. Siklus seksual dalam tubuh nyamuk Anopheles betina


a. Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung
gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan
pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian
menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung nyamuk
ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit
ini bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.
 Masa Inkubasi
Masa inkubasi ekstrinsik adalah mulai saat masuknya gametosit ke
dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam
tubuh nyamuk, yaitu terbentuknya sporozoit yang kemudian masuk
ke dalam kelenjar liur. Sedangkan, masa inkubasi intrinsik adalah
waktu mulai saat masuknya sporozoit kedalam darah sampai
timbulnya gejala klinis/demam atau sampai pecahnya sizon darah.
Masa inkubasi intrinsik berbeda setiap spesies.

2. Gejala Penyakit Malaria


Secara umum seseorang yang mengalami penyakit malaria akan merasakan gejala
penyakit seperti demam, pening, lemas, pucat, nyeri otot, suhu bisa mencapai 400 C
terutama pada infeksi Plasmodium falciparum.

 Tahap demam menggigil atau stadium dingin penderita akan


merasakan dingin menggigil yang amat sangat, nadi cepat dan
lemah, bibir dan jari kebiru-biruan pucat, kulit kering, pucat,
kadang muntah. Pada anak-anak demam bisa menyebabkan kejang.
Demam ini berkisar antara 15 menit hingga 1 jam.

9
 Tahap puncak demam Hot stage yang berlangsung 2-6 jam, wajah
memerah, kulit kering, nyeri kepala, denyut nadi keras, haus yang
amat terus-menerus,mual hingga muntah. Pada saat ini sebenarnya
merupakan peristiwa pecahnya schzon matang menjadi merozoit-
merozoit yang beramai-ramai memasuki aliran darah untuk
menyerbu sel-sel darah merah
 Stadium berkeringat. Pada stadium ini penderita berkeringat
banyak sekali. Hal seperti ini bisa berlangsung 2 sampai 4 jam.

3. Pencegahan Penyakit Malaria

 Mencegah penderita yang mengandung gametosit, karena penderita yang


mengandung gametosit merupakan sumber infeksi. Manusia merupakan
sumber infeksi yang baik, bila pengandung gametosit banyak didalam
darahnya, maka pada saat darahnya diisap oleh nyamuk, nyamuk tersebut
terinfeksi dan dapat menularkan penyakit. Bila gametosit yang terkandung
dalam darah sedikit maka nyamuk tidak dapat terinfeksi sehingga tidak
menularkan penyakit (reservoar)
 Memberantas nyamuk sebagai vektor malaria Pemberantasan vektor meliputi
pengendalian di tempat perindukan vektor dan nyamuk dewasa. Pengendalian
tempat perindukan dilakukan dengan pengeringan, dengan
pengisian/penimbunan lubang-lubang yang mengandung air.
 Menghindari atau mengurangi kontak/ gigitan nyamuk Anopheles yang
mengandung sporozoit.

Adapun sifat ekstrinsik penularan penyakit malaria sebagai berikut


1. Transmisi (Penularan)
Malaria ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles
yang terinfeksi. Faktor-faktor seperti keberadaan nyamuk vektor, tingkat
penularan, dan kebiasaan manusia (seperti kegiatan di luar ruangan di
malam hari) mempengaruhi penyebaran penyakit.
2. Faktor Lingkungan

10
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan
memengaruhi populasi nyamuk Anopheles dan siklus hidup Plasmodium,
yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat penularan malaria.
3. Faktor Manusia
Faktor-faktor seperti akses terhadap perawatan kesehatan, kebiasaan hidup,
status sosial-ekonomi, dan pola migrasi manusia mempengaruhi risiko dan
penyebaran malaria.
4. Intervensi Kesehatan
Upaya-upaya untuk mengendalikan malaria termasuk penggunaan kelambu
berinsektisida, obat-obatan antimalaria, vaksinasi, kampanye penyuluhan,
dan pengembangan infrastruktur sanitasi.

3.2 Masa inkubasi penyakit menular portal of entry dan portal of exit penyakit

Masa inkubasi adalah periode waktu antara saat seseorang terpapar agen penyebab
penyakit hingga munculnya gejala klinis pertama. Pada masa ini, agen penyakit
berkembang biak di dalam tubuh dan sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap
infeksi. Masa inkubasi penyakit malaria :
 Plasmodium falciparum: Biasanya 7-14 hari, tetapi dapat berkisar antara 5-
17 hari.
Parasit plasmodium falcifarum merupakan penyebab utama penyakit
malaria tropika yang merupakan sebuah parasit berbentuk cincin
dengan ukuran yang lebih kecil di bandingkan dengan eritrosit atau
sel darah merah yang akan di infeksinya. Jika sebelumnya terdapat
jenis malaria tertiana yang di golongkan ke dalam jenis penyakit
ringan makan jenis penyakit malaria tropika ini tergolong ke dalam
jenis penyakit berat. Beberapa gejala yang di timbulkan oleh penyakit
malaria tropika ini di mulai dengan sebuah gejala malaria tropica tahap
awal berupa sakit kepala dan pusing-pusing, demam dengan tubuh
yang dingin di sertai menggigil,mual, muntah dan diare. Dan tahap

11
selanjutnya gejala dapat berupa perasaan gelisah yang timbul pada
seseorang yang terinfeksi di sertai demam dan anemia.

 Plasmodium vivax: Biasanya 10-17 hari, tetapi bisa memakan waktu


hingga beberapa bulan atau bahkan tahun.
Jenis penyakit malaria ini dapat dengan mudah di temui pada daerah tropis
dan sub-tropis seperti Indonesia karena seperti yang kita ketahui jika
banyak spesis nyamuk anopheles yang berada di Indoneisa.
Biasanya orang yang terjangkit oleh parasit jenis ini akan memiliki
tampilan seperti orang sehat pada umumnya dengan tidak memberikan ciri
khas khusus jika orang tersebut mengalami infeksi oleh parasit serta gejala
pada jenis anemia tertiana ini dapat seperti orang sakit pada normalnya,
gejala awal malaria tertiana seperti tubuh yang tiba-tiba menjadi dingin
sekaligus berkeringat. Demam seperti ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan
menghilang dalam kurun waktu tertentu atau selama masa inkubasi parasit.

 Plasmodium ovale: Biasanya 12-18 hari, tetapi bisa memakan waktu


hingga beberapa bulan.
Parasit plasmodium ovale berperan besar dalam munculnya penyakit
malaria ovale ini. Malaria jenis ovale mempunyai ciri-ciri yang dapat di
katakan hampir sama dengan malaria tertiana. Parasit plasmodium akan
terus berkembang dalam tubuh manusia dan lambat laun akan menyebar
dan menginfeksi sel darah merah yang ada dalam tubuh secara bertahap.
Beberapa jenis penyakit malaria apabila tidak ditangani dengan serius dan
cepat akan dapat membawa dampak yang besar pada tubuh penderita yang
dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya. Dalam beberapa kasus ketika
pasien melakukan serangkaian proses diagnosa, jenis parasit yang
menjangkiti tubuh orang tersebut susah untuk di tentukan karena biasanya
jenis parasit plasmodium ovale memiliki kemiripan dengan jenis parasit
plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana.

12
 Plasmodium malariae: Biasanya 18-40 hari, tetapi bisa memakan waktu
hingga beberapa tahun.
Seperti jenis lainnya, parasit plasmodium juga dapat di tularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles. Namun tak hanya dengan gigitan nyamuk saja
jenis malaria ini dapat di tularkan tetapi juga dapat melalui jarum suntik
yang telah tercemar parasit akibat jarum suntik yang di gunakan pada
seseorang yang memiliki penyakit malaria di gunakan kemabli pada tubuh
seseorang yang sehat dan normal.
Penyakit malaria dapat segera di atasi apabila mengetahui masa inkubasi
dari jenis-jenis parasit plasmodium.

Portal masuk penyakit malaria adalah tempat masuknya parasit Plasmodium ke


dalam tubuh manusia. Plasmodium memasuki tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Ketika nyamuk menggigit seseorang untuk
menghisap darah, sporozoit Plasmodium dapat ditransfer ke dalam tubuh manusia
melalui air liur nyamuk. Setelah masuk ke dalam tubuh, sporozoit memasuki
aliran darah dan mencapai hati, di mana mereka berkembang biak dan mulai
menginfeksi sel hati (hepatosit).

Portal keluar penyakit malaria adalah cara di mana parasit Plasmodium keluar
dari tubuh manusia untuk menyebar ke inang yang lain atau kembali ke nyamuk
Anopheles. Portal keluar utama adalah melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Ketika nyamuk Anopheles yang terinfeksi menggigit manusia, parasit
Plasmodium diambil oleh nyamuk tersebut. Di dalam tubuh nyamuk, Plasmodium
berkembang biak secara seksual dan berkembang menjadi sporozoit yang siap
ditularkan kembali ke manusia melalui gigitan nyamuk berikutnya.

13
BAB IV

KESIMPULAN

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium,
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Parasit ini memiliki siklus
hidup yang kompleks yang melibatkan inang manusia dan vektor. Gejalanya meliputi
demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan dalam kasus yang parah dapat
menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian. Pencegahannya melibatkan
pengendalian populasi nyamuk vektor, penggunaan kelambu berinsektisida, dan
pengobatan dengan obat antimalaria. Faktor-faktor ekstrinsik yang memengaruhi penularan
malaria meliputi transmisi, faktor lingkungan, faktor manusia, dan intervensi kesehatan.
Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada jenis Plasmodiumnya. Titik masuk
penyakit ini adalah melalui gigitan nyamuk, sedangkan titik keluarnya adalah melalui
gigitan nyamuk yang terinfeksi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Epidemiologi Malaria eprints.undip.ac.id/42538/2/JAMES_BAB_II_BARU.pdf

Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten


yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1329/malaria

4 Masa Inkubasi Malaria Berdasarkan Jenis Parasitnya halosehat.com/penyakit/malaria/masa-


inkubasi-malaria

15

Anda mungkin juga menyukai