Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN

KEHAMILAN
“ Pemeriksaan Penunjang Pada Ibu Hamil ( Pemeriksaan Malaria ) ”

Dosen Pengampu : Farming, SST., M.Keb

Disusun Oleh :

Sri Wahyu Ningsih P00324022174


Rahmatia de Ndena P00324022175
Noviyanti Nur Rezky P00324022178
Oktavia Rahmadani P00324022179

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI D-III KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah Rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Makalah Pemeriksaan Penunjang Rutin Pada Ibu Hamil ( Pemeriksaan
malaria ) ”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk Itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB 2....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Definisi Malaria............................................................................................................................5
B. Penyebab Malaria..........................................................................................................................5
C. Pengaruh Malaria Selama Kehamilan...........................................................................................6
1. Pada Ibu.....................................................................................................................................6
2. Pada Janin..................................................................................................................................8
D. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Malaria Pada Ibu Hamil..................................................9
E. Pencegahan..................................................................................................................................10
BAB 3..................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan 15
juta kasus dan mengakibatkan 38.000 kematian setiap tahun (SKRT 2001). Hal itu berarti ada
4 kematian setiap jam atau sekitar 100 kematian setiap hari akibat malaria.
Salah satu kelompok yang rentang terhadap malaria adalah ibu hamil. Malaria dapat
mengakibatkan berbagai dampak negatif terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Malaria dapat mengakibatkan kematian ibu dan kematian bayi, atau menyebabkan berbagai
komplikasi pada ibu, janin, dan bayi baru lahir. Komplikasi malaria pada ibu hamil meliputi
anemia, demam, hipoglikemia, malaria serebral, edema paru, dan sepsis. Terhadap janin
dalam kandungan, malaria dapat mengakibatkan berat lahir rendah, abortus/keguguran,
kelahiran prematur, kematian janin dalam kandungan (intra-uterine fetal death, IUFD),
gangguan/hambatan pertumbuhan janin (intra-uterine growth retardation, IUGR), dan malaria
bawaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi malaria?
2. Apa penyebab dari malaria ?
3. Apa Pengaruh Malaria pada kehamilan ?
4. Bagaimana diagnosis dan pemeriksaan penunjang malaria pada ibu hamil ?
5. Bagaimana cara menjegah Penyakit malaria ?

C. Tujuan
Tujuan dari Penulisan Makalah ini agar penulis dan pembaca bisa mengetahui bahaya malaria
pada ibu hamil jika tidak dilakukan pemeriksaan rutin.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih banyak di daerah tropis dan masih
merupakan salah satu penyakit yang meyebabkan masalah di Negara-negara tropis termasuk
Indonesia. Di Indonesia, malaria masih merupakan penyakit infeksi utama, terlebih di
kawasan Indonesia Timur. Penyakit ini dapat menyerang semua masyarakat dari segala
golongan, termasuk golongan paling rentan, seperti ibu hamil. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi plasmodium yang ditularkan ke manusia lewat gigitan nyamuk anopheles spesies
betina ke manusia dan akan memberikan gejala klinis sekitar dua minggu. Penyakit ini
merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kematian ibu, balita dan bayi baru lahir
(Soedarto, 2011).
Malaria dan kehamilan merupakan suatu kondisi yang saling berpengaruh dimana
perubahan fisiologis dan patologis pada malaria mempunyai efek sinergi, sehingga
berperngaruh terhadap ibu dan bayinya. Infeksi malaria pada ibu hamil sangat mudah terjadi
akibat kondisi imun dari ibu yang rendah selama mengandung, usia ibu yang kurang dari 20
tahun, dan pada primigravida. Bayi lahir mati dari ibu yang terinfeksi malaria dihubungkan
dengan komplikasi yang terjadi selama kehamilan seperti terjadi anemia, infeksi
transplasental, gangguan sirkulasi berat, hiperpireksia dan penelitian di Papua dengan infeksi
plasmodium vivax juga menyebabkan kematian janin (Harijanto, et all, 2010).
Infeksi malaria dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang serius di negara-
negara berkembang. Malaria dalam kehamilan bias menyebabkan mortalitas maupun
morbiditas pada ibu dan janin. Tahun 2012, insiden terjadinya infeksi malaria di dunia
berkisar 207 juta, sekitar 80%. Pada tahun 2013, insiden infeksi malaria di Indonesia yaitu
sekitar 1,9%. Terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2007 yaitu sekitar 2,9% tetapi pada
tahun 2013 kasus infeksi malaria terjadi peningkatan drastis di Papua Barat dengan prevalensi
6,0%. Sulawesi Utara menempati urutan kesepuluh tertinggi dari angka kejadian infeksi
malaria di Indonesia. Pada tahun 2012 prevalensi infeksi malaria sebanyak 5,57% dengan
jumlah penderita sebanyak 8.691 orang meskipun lima tahun terakhir terjadi penurunan.

B. Penyebab Malaria
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan
nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel drah merah.
Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan malaria dapat
menyebar menjangkit manusia seperti melalui donor organ, transfusi darah, berbagi
pemakaian jarum suntik, dan janin yang terinfeksi dari ibunya. Di Indonesia, penyakit ini
tergolong endemi karena terdapat beberapa daerah yang masih banyak menderita malaria
terutama di wilayah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di
sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra.
Penyebab Malaria
Terdapat beberapa jenis plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria, yakni:
1. Plasmodium Vivax
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax cenderung menimbukan
gejala yang lebih ringan. Parasit ini dapat bertahan di organ hati dalam jangka waktu
beberapa bulan atau tahun. Walaupun tergolong ringan, malaria yang disebabkan oleh parasit
ini dapat kambuh ketika daya tahan tubuh menurun karena parasit dapat aktif kembali.
2. Plasmodium Ovale 
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ovale ini tergolong tidak terlalu
berbahaya yang mengancam jiwa, namun tetap harus waspada karena malaria yang
disebabkan oleh parasit ini dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah.
3. Plasmodium Malariae
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium Malariae menimbulkan gejala
setelah lama terinfeksi parasit tersebut. Oleh karena itu, penderita malaria ini akan mengalami
infeksi yang kronis mengalami gangguan fungsi organ ginjal.
4. Plasmodium Falciparum
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum tergolong paling
berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga koma. Malaria
jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria tertinggi di dunia.

Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis parasit yang
paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu Plasmodium vivax dan
Plasmodium falciparum.

C. Pengaruh Malaria Selama Kehamilan


1. Pada Ibu
Malaria pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai kelainan, tergantung pada tingkat
kekebalan seseotrang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas (jumlah kehamilan). Ibu
hamil dari daerah endemi yang tidak mempunyai kekebalan dapat menderita malaria klinis
berat sampai menyebabkan kematian. Di daerah endemisitas tinggi, malaria berat dan
kematian ibu hamil jarang dilaporkan . Gejala klinis malaria dan densitas para sitemia
dipengaruhi paritas, sehingga akan lebuh berat pada primigravida (kehamilan pertama)
daripada multigravida (kehamilan selanjutnya).
Pada ibu hamil dengan malaria, gejala klinis yang penting diperhatikan ialah demam,
anemia, hipoglikemia, edema paru, akut dan, malaria berat lainnya.
a. Demam
Demam merupakan gejala akut malaria yang lebih sering dilaporkan pada ibu hamil
dengan kekebalan rendah atau tanpa kekebalan, terutama pada Primigravida. Pada ibu hamil
yang multigravida dari daerah endemisitas tinggi jarang timbul gejala malaria termasuk
demam, meskipun terdapat parasitemia yang tinggi .
b. Anemia
Menurut defenisi WHO, anemia pada kehamilan adalah bila kadar haemoglobin (Hb) <
11 g/ dl. Gregor (1984) mendapatkan data bahwa penurunan kadar Hb dalam darah
hubungannya dengan parasitemia, terbesar terjadi pada primigravida dan berkurang sesuai
dengan penyusunan peningkatan paritas Van Dongen (1983) melaporkan bahwa di Zambia,
primigravida dengan infeksi P. falciparum merupakan kelompokyang beresiko tinggi
menderita anemia dibandingkan dengan multigravida . Di Nigeria Fleming (1984)
melaporkan bahwa malaria sebagai penyebab anemia ditemukan pada 40% penderita anemia
primigravida.
Anemia pada malaria terjadi karena lisis sel darah merah yang mengandung parasit.
Hubungan antara anemia dan splenomegali dilaporkan oleh Brabin (1990) yang melakukan
penelitian pada wanita hamil di Papua Neu Geuinea, dan menyatakan bahwa makin besar
ukuran limpa makin rendah nilai Hb-nya. Pada penelitian yang sama Brabin melaporkan
hubungan BBLR (berat badan lahir rendah) dan anemia berat pada primigravida. Ternyata
anemia yang terjadi pada trimester I kehamilan, sangat menentukan apakah wanita tersebut
akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau tidak karena kecepatan pertumbuhan
maksimal janin terjadi sebelum minggu ke 20 usia kehamilan
Laporan WHO menyatakan bahwa anemia berpengaruh terhadap morbiditas ibu hamil,
dan secara tidak langsung dapat menyebabkan kematian ibu dengan meningkatnya angka
kematian kasus yang disebabkan oleh pendarahan setelah persalinan (Post-partum
hemorrhage).
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia juga terdapat sebagai komplikasi malaria, sering ditemukan pada wanita
hamil daripada tidak hamil. Pada wanita hamil terjadi perubahan metabolisme karbohidrat
yang cenderung menyebebkan terjadinya Hipoglikemia, terutama pada trimester akhir
kehamilan. Dilaporkan juga bahwa sel darah merah yang terinfeksi parasit malaria
memerlukan glukosa 75 kali lebih banyak daripada sel darah merah yang tidak terinfeksi,
sehingga pada penderita dengan hiperparasitemia dapat terjadi hipoglikemia. Selain daripada
itu, pada wanita hamil dapat terjadi hipoglikemia karena meningkatnya fungsi sel B pankreas,
sehingga pembentukan insulin bertambah .
Seorang menderita hipoglikemia bila kadar glukosa dalam darah lebih rendah dari 2, 2
m.mol perliter. Mekanisme terjadinya hipoglikemia sangat kompleks dan belum diketahui
secara pasti. Berdasarkan faktor tersebut diatas jelaslah bahwa wanita hamil yang terinfeksi
malaria cenderung untuk menderita hipoglikemia. Migasena (1983) melaporkan bahwa
wanita hamil diantara 6 kasus menderita hipoglikemia dan White (1983) mendapatkan 50%
kasus hipoglikemia yang diteliti ternyata wanita hamil.
Gejala hipoglikemia dapat berupa gangguan kesadaran sampai koma. Bila sebelumnya
penderita sudah dalam keadaan koma karena ‘ malaria serebral’, maka komanya akan lebih
dalam lagi. Penderita ini bila diinjeksikan glukosa atau diinfus dengan dekstrosa maka
kesadarannya akan pulih kembali, tetapi karena ada hiperinsulinemia, keadaan hipoglikemia
dapat kambuh dalam beberapa hari.
d. Edema paru akut
Biasanya kelainan ini terjadi setelah persalinan bagaimana cara terjadinya edema paru ini
masih belum jelas kemungkinan terjadi karena autotransfusi darah post-partum yang penuh
dengan sel darah merah yang terinfeksi. Gejalanya, mulamula frekuensi pernafasan
meningkat, kemudian terjadi dispenia (sesak nafas) dan penderita dapat meninggal dalam
waktu beberapa jam.
e. Malaria Berat Lainnya
Menurut WHO, penderita malaria berat adalah penderita yang darah tepinya mengandung
stadium aseksual palsmodium falciparum yang disertai gejala klinik berat dengan catatan
kemungkinan penyakit lain telah disingkirkan3. Gejala klinik dan tanda malaria berat antara
lain hiperparasitemia (> 5% sdm terinfeksi), malaria otak, anemia berat (Hb < 7,1 g/ dl),
hiperpereksia (suhu > 40 oC), edema paru, gaagl ginjal, hipoglikemia, syok. Gejala dan
tanda-tanda malaria tersebut diatas perlu diperhatikan, karena kasus ini memerlukan
penanganan khusus baik untuk keselamatan ibu maupun untuk kelangsungan hidup janinnya.

2. Pada Janin
Malaria Plasenta.
Plasenta (ari-ari) merupakan organ penghubung antara ibu dan janinnya. Fungsi
plasenta antara lain :
1. memberi makanan kejanin (nutrisi)
2. mengeluarkan sisa metabolisme (ekskresi)
3. memberi O2 dan mengeluarkan CO2
4. membentuk hormon dan
5. mengeluarkan anti bodi kejanin

mengeluarkan anti bodi kejanin . Plasenta juga berfungsi sebagai “Barrier” (penghalang)
terhadap bakteri, parasit dan virus. Karena itu ibu terinfeksi parasit malaria, maka parasit
akan mengikuti peredaran darah sehingga akan ditemukan pada plasenta bagian maternal.
Bila terjadi kerusakan pada plasenta, barulah parasit malaria dapat menembus plasenta
dan masuk kesirkulasi darah janin, sehingga terjadi malaria kongenital. Beberapa penelitii
menduga hal ini terjadi karena adanya kerusakan mekanik, kerusakan patologi oleh parasit,
fragilitas dan permeabilitas plasenta yang meningkat akibat demam akut dan akibat infeksi
kronis.
Kekebalan ibu berperan menghambat transmisi parasit kejanin. Oleh sebab itu pada ibu-
ibu yang tidak kebal atau dengan kekebalan rendah terjadi transmisi malaria intra-uretrin ke
janin, walaupun mekanisme transplasental dari parasit ini masih belum diketahui.
Abortus, kematian janin, bayi lahir mati dan prematuritas dilaporkan terjadi pada malaria
berat dan apa yang menyebabkan terjadinya kelainan tersebut diatas masih belum diketahui.
Malaria maternal dapat menyebabkan kematian janin, karena terganggunya tarnsfer makanan
secara transplasental, demam yang tinggi (hiper-pireksia) atau hipoksia karena anemial5.
Kemungkinan lain adalah Tumor Necrosis Factor (TNF) yang dikeluarkan oleh makrofag bila
di aktivasi oleh antigen, merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan berbagai
Kelainan pada malaria, antara lain demam, kematian janin, abortus.
Umumnya infeksi pada plasenta lebih berat dari pada darah tepi. Kortmann (1972)
melaporkan bahwa plasenta dapat mengandung banyak eritrosit yang terinfeksi (sampai
65%), meskipun pada darah tepi tidak ditemukan parasit. Jadi tidak ada hubungan antara
kepdatan parasit dalam darah tepi dan plasenta pada plasenta yang baik perkembangan
kekebalannya. Sebaliknya pada wanita yang tidak kebal dari daerah non endemi, sering
terdapat parasit ilmiah tinggi tanpa infeksi parasit yang berat pada plasenta. Jefile di Kampala
Uganda, melaporkan dari 750 wanita hamil yang diperiksa, 5,6% di antaranya menanggung
parasit malaria dalam darah tepinya, tetapi pada pemeriksaan plasenta infeksinya mencapai
6,1%. Hal ini mungkin terjadi karena plasenta merupakan tempat parasit berkembang biak,
seperti pada kapiler alat dalam lainnya.
pada kapiler alat dalam lainnya. Pada semua daerah, malaria maternal dapat dihubungkan
dengan berkurangnya berat badan lahir, terutama pada kelahiran anak pertama. Hal ini
mungkin akibat gangguan pertumbuhan intra-uretrin, persalinan prematur atau keduanya.
Selama epidemi telah dilaporkan kelahiran prematur yang tinggi, mungkin hal ini
berhubungan dengan gejala infeksi akut. Pertumbuhan lambat intra-uretrin pada malaria
maternal berhubungan dengan malaria plasenta dan hal ini disebabkan oleh berkurangnya
transfer makanan dan oksigen dari ibu ke janin. Tetapi hal ini biukan suatu mekanisme yang
menghambat pertumbuhan intra uretrin, karena berat badan lahir rendah (BBLR) dilaporkan
pada daerah dengan pervalensi malaria plasenta rendah. Laporan terakhir menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan antara BBLR dengan malaria plasenta. Hal ini berarti bahwa
patofisiologi pertumbuhan lambat intra-uretrin pada malaria adalah multifactor. Sebagai
contoh, anemia maternal berhubungan dengan BBLR baik di daerah endemi maupun pada
daerah non-endemi.
Insidens malaria plasenta dipengaruhi oleh paritas ibu yaitu lebih tinggi daripada
primipara (persalinan pertama) dan makin rendah sesuai dengan peningkatan paritas ibu.
Demikain pula berat badan lahir dipengaruhi oleh paritas ibu, ini dapat diterangkan bahwa
pada multi gravida kekeblan pada ibu telah dibentuk dan meningkat.

D. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Malaria Pada Ibu Hamil


Diagnosa pasti malaria apabila ditemukan parasit malaria dalam darah.

a. Anamnesis
Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai
sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegalpegal. Pada anamnesis juga perlu
ditanyakan:

1. riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria;


2. riwayat tinggal di daerah endemik malaria;
3. riwayat sakit malaria/riwayat demam;
4. riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir;
5. riwayat mendapat transfusi darah

Pemeriksaan Penunjang :
o Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit
o Jumlah leukosit dan trombosit
o Gula darah untuk menentukan hipolikemi
o Fungsi hati : seru, bilirubim, SGOT & SGPT, alkali fosfatase
o Fungsi ginjal : albumin/globulin,ureum,kreatinin,natrium dan kalium,analisis gas
darah, laktat
o Urinalisis

Diagnosa malaria harus dipertimbangkan pada setiap ibu hamil yang mengalami demam
yang tinggal didaerah malaria, atau melakukan perjalanan ke daerah malaria walaupun hanya
sebentar atau hanya transit.

b. Pemeriksaan Fisik
1. Demam (>37,5 ºC aksila)
2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
3. Pembesaran limpa (splenomegali)
4. Pembesaran hati (hepatomegali)
5. Manifestasi malaria berat dapat berupa penurunan kesadaran, demam tinggi,
konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, dan ikterik, oliguria, urin berwarna coklat
kehitaman (Black Water Fever ), kejang dan sangat lemah (prostration).

c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan dengan mikroskop merupakan gold
standard (standar baku) untuk diagnosis pasti malaria. Pemeriksaan mikroskop
dilakukan dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis.
2. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) Mekanisme
kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
metoda imunokromatografi.

E. Pencegahan
Malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles, oleh karena itu pencegahannya
adalah dengan merubah pola perilaku manusia agar nyamuk tidak muncul. Berikut beberapa
tips untuk mencegah penyebaran penyakit malaria:
 Gunakan kelambu ketika tidur
 Memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan panjang selama beraktivitas
 Hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat menjadi tempat
persembunyian nyamuk
 Lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas, dan
Mendaur ulang barang bekas)
 Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET (diethyltoluamide)
 Pasang obat nyamuk dan rutin menyemprot obat nyamuk terutama di pagi dan sore
hari
 Rutin melakukan fogging massal di daerah dengan tingkat malaria yang tinggi
minimal sebulan sekali


BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malaria dan kehamilan merupakan suatu kondisi yang saling berpengaruh dimana
perubahan fisiologis dan patologis pada malaria mempunyai efek sinergi, sehingga
berperngaruh terhadap ibu dan bayinya. Infeksi malaria pada ibu hamil sangat
mudah terjadi akibat kondisi imun dari ibu yang rendah selama mengandung,
usia ibu yang kurang dari 20 tahun, dan pada primigravida. Bayi lahir mati dari
ibu yang terinfeksi malaria dihubungkan dengan komplikasi yang terjadi selama
kehamilan seperti terjadi anemia, infeksi transplasental, gangguan sirkulasi
berat, hiperpireksia dan penelitian di Papua dengan infeksi plasmodium vivax
juga menyebabkan kematian janin (Harijanto, et all, 2010).
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh
parasit Plasomodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan nyamuk
membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel drah
merah. Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi yang
menyebabkan malaria dapat menyebar menjangkit manusia seperti melalui
donor organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum suntik, dan janin yang
terinfeksi dari ibunya. Di Indonesia, penyakit ini tergolong endemi karena
terdapat beberapa daerah yang masih banyak menderita malaria terutama di
wilayah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di
sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra.

B. Saran
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para pembaca mampu mehami
tentang materi malaria ini. Kami berharap para pembaca bisa memberi saran
kritik.
DAFTAR PUSTAKA

https://katalog.ukdw.ac.id/4845/1/41130090_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

https://www.researchgate.net/publication/282295520_Malaria_pada_Kehamilan

https://rs-soewandhi.surabaya.go.id/penyebab-gejala-dan-pengobatan-malaria

https://www.academia.edu/16248710/Malaria_pada_Kehamilan

Anda mungkin juga menyukai