Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FARMASI RUMAH SAKIT DI RS. Dr.

WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR CENTRAL STERILISATION SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD) Periode Maret April 2012

Disusun oleh : Mardia Abdullah Andi Syamsul Bakhri Nelly Juanda Yulfiana Lita Risandi Putri Juanti Madjid Selvi Tumari Musdayanti Sukawati I Hasanah Adrianti Palino Astri Pramita Taliabu Sri Nangsi Ladici Eka Putri Juanti Igirisa Indrawaty Hunowu La Ode Syahrul Ramadhan Martje Dalleng L. Rosyina Yulti Matuh Juniar Syafitri Parenrengi Balqis Jerpi Sijabat Yulliyani Mahmud

Disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menyelesaikan Program Studi Profesi Apoteker

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 I.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN UMUM ............................................................................... 3 II.1 Defenisi CSSD ................................................................................... 3 II.2. Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi .................................... 4 II.3 Tugas Instalasi Pusat Sterilisasi .......................................................... 5 II.4 Sarana Fisik dan Peralatan.................................................................. 6 II.5 Bangunan dan Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi .................................. 6 II.6 Ruangan Instalasi Pusat Sterilisasi...................................................... 7 II.7 Aktivitas Fungsional CSSD ................................................................ 9 II.7 Sistem Sterilisasi .............................................................................. 10 II.8 Indikator Sterilisasi .......................................................................... 12 BAB III GAMBARAN UMUM CSSD Di RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO ............................................................................................ 14 III.1 Struktur Organisasi ......................................................................... 14 III.2 Waktu, Jenis dan Volume Pelayanan ............................................... 14 III.3 Alur Kerja CSSD Secara Umum ..................................................... 14 BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 22 IV.1 KESIMPULAN .............................................................................. 22 ii

IV.2 SARAN .......................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23 LAMPIRAN ..................................................................................................... 24

iii

DAFTAR LAMPIRAN

1. STRUKTUR ORGANISASI CSSD di RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR .......................................................... 24 2. SKEMA ALUR di CSSD ....................................................................... 25

iv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi ini bertujuan untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitas sediaannya, termasuk kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nasokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Central Sterilization Supply Department (CSSD) merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeks dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, CSSD sangat bergantung pada unit penunjang medik maupun instalasi antara lain perlengkapam, rumah tangga, pemeliharaam sarana rumah sakit, sanitasi, dan lainlain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhirnya akan mengganggu proses hasil sterilisasi.

Bila ditinjau dari volume bahan dan alat yang harus disterilkan di rumah sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk mempunyai suatu instalasi pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri, yang merupakan salah satu instalasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur / Wakil Direkstur Rumah Sakit. Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikrorganisme termasuk endospora secara tepat dan cepat, untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat dan bahan secara profesional, diperlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu oleh apoteker atau tenaga non medik yang berpengalaman dibidang sterilisasi merupakakn mitra kerja. Asas kemitraan didasari rasa saling menghormati peran dan resiko fungsi masing-masing dengan tujuan utama untuk mencegah risiko terjadinya infeksi nosokomial bagi pasien dan pegawai rumah sakit. Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker periode Maret April 2012 ini mempelajari mengenai sistem CSSD yang ada di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar serta melihat dan mempelajari secara langsung kegiatan CSSD guna menekan infeksi nosokomial yang mungkin terjadi di rumah sakit.

BAB II TINJAUAN UMUM

II.1 Defenisi CSSD Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk

endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Sterilisasi sangat penting dilakukan terutama untuk alat-alat bedah, terlebih lagi saat ini semakin berkembangnya prosedur operasi maupun kompleksitas peralatan medik, maka diperlukan proses sterilisasi yang tersentralisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efesien,ekonomis dan keamanan pasien semakin terjamin. Disamping itu, rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah terjadinya resiko infeksi bagi pasien dan petugas

rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply Department (CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Processing Department (CPD) dan lain lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan alat-alat steril dan bersih untuk keperluan perawatan pasien. Secara terperinci, adalah menerima, memproses, memproduksi, ke fungsi dari pusat sterilisasi mensterilkan, ruangan menyimpan di rumah

serta mendistribusikan

peralatan medis 3

berbagai

sakit

untuk

kepentingan perawatan

pasien. Central

Sterilization

Supply

Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pengemasan, dalam kondisi sterilisasi steril. pencucian,

terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan

Instalasi CSSD ini merupakan pusat pelayanan yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari

pembilasan, pembersihan/dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi. Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di rumah sakit dilatarbelakangi oleh: 1. 2. Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial Mikroorganisme mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan

menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit. 3. Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka peran dan fungsi CSSD sangat penting.

II.2. Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi (dalam jabatan fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada Wakil

Direktur Penunjang Medik. Untuk rumah sakit swasta, struktur organisasi dapat mengacu pada struktur organisasi pemerintah. Hal-hal yang perlu dilaksanakan agar instalasi pusat sterilisai dapat berjalan sebagai mana mestinya adalah

perlunya pembagian pekerjaan dalam jabatan fungsional.

Struktur

organisai

pusat sterilisasi dapat dilihat pada gambar II.1 Struktur tersebut merupakan struktur minimal yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja pada masing-masing rumah sakit.

Gambar II.1 Skema struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi secara umum

II.3 Tugas Instalasi Pusat Sterilisasi Adapun tugas CSSD di rumah sakit adalah : 1. 2. 3. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien Melakukan proses sterilisasi alat/bahan. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi maupun ruangan lainnya. 4. 5. 6. 7. Memilih peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan perawatan Mempertahankan standar yang ditetapkan Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu

8.

Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian nosokomial infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi

9.

Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi

10. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD baik yang bersifat intern dan ekstern 11. Mengevaluasi hasil sterilisasi

II.4 Sarana Fisik dan Peralatan Sarana fisik dan peralatan di pusat sterilisasi sangat mempengaruhi efisiensi kerja dan pelayanan di pusat sterilisasi rumah sakit. Dalam merencanakan sarana fisik, dan peralatannya, sebaiknya melibatkan staf pusat sterilisasi. Mengingat pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana tugas pokok pusat sterilisasi adalah menerima bahan dan alat medik dari semua unit di rumah sakit untuk kemudian diproses menjadi alat/bahan mediak dalam kondisi steril dan selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain yang membutuhkan kondisi steril, maka dalam menentukan lokasi pusat sterilisasi perlu diperhatikan.

II.5 Bangunan dan Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi Pembangunan Instalasi pusat sterilisasi harus sesuai dengan kebutuhan bangunan pada saat ini serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan dimasa

datang dan didesain menurut tipe atau kapasitas Rumah sakit dengan ketentuan untuk Rumah sakit : 1. 200 TT, luas bangunan kurang lebih 130 m2 2. 400 TT, luas bangunan kurang lebih 200 m2 3. 600 TT, luas bangunan kurang lebih 350 m2 4. 800 TT, luas bangunan kurang lebih 400 m2 5. 1000 TT, luas bangunan kurang lebih 450 m2 Lokasi CSSD sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat/bahan steril terbesar di rumah sakit. Penetapan lokasi yang tepat berdampak pada efisiensi kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi yaitu dengan

meminimumkan resiko terjadinya kontaminasi silang serta mengurangi lalu lintas transportasi alat steril. Untuk Rumah sakit yang berukuran kecil, lokasi pusat sterilisasi sebaiknya berada dekat / diwilayah kamar operasi sesuai fungsinya dan diupyakan lokasinya dekat dengan Laundry.

II.6 Ruangan Instalasi Pusat Sterilisasi Pada prinsipnya, desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu, pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang pusat sterilisasi dibagi atas 5 ruang yaitu :

1.

Ruang dekontaminasi Pada ruang ini, terjadi proses penerimaan barang kotor,

dekontaminasi dan pembersihan. Ruang dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara dan dikontrol untuk mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk melindungi pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal berbahaya lainnya. Syarat-syarat ruang dekontaminasi antara lain : a. Ventilasi Sirkulasi udara yang dilengkapi dengan filter Pergantian udara 10 kali/jam Tekanan udara negatif Tidak dianjurkan menggunakan kipas angin

b. Suhu dan kelembaban 2. Suhu 18-22C Kelembaban antara 35-75%

Ruang pengemasan alat Ruang pengemasan alat merupakan tempat pengemasan alat, bongkar pasang

alat, dan penyimpanan barang bersih. 3. Ruang Proccessing linen Di ruang ini dilakukan pemeriksaan, pelipatan dan pengemasan linen yang akan disterilisasi. Di ruang ini juga terdapat tempat tertutup untuk menyimpan barang. Selain itu di ruangan ini juga dilakukan persiapan untuk bahan seperti kasa, kapas, dan cotton swab.

4.

Ruang sterilisasi Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan. Untuk sterilisasi

etilen oksida, sebaiknya dibuatkan ruang tersendiri dan dilengkapi dengan saluran pembuangan (exhaust). 5. Ruang penyimpanan barang steril

Syarat-syarat ruang penyimpanan barang steril antara lain : a) Dekat dengan ruang sterilisasi b) Suhu 18-22C c) Kelembaban 35-75% d) Ventilasi menggunakan tekanan positif e) Efisiensi partikulat 90-95% (untuk partikel berukuran 0,5 m) f) Jauh dari lalu lintas utama g) Dinding terbuat dari bahan yang kuat, halus dan mudah dibersihkan

II.7 Aktivitas Fungsional CSSD 1. Pembilasan : Pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan diruang perawatan 2. Pembersihan : Semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi 3. 4. Pengeringan : Dilakukan sampai kering Inspeksi dan pengemasan : Setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya, sementara untuk bahan linen harus diperhatikan densitas maksimumnya.

10

5.

Memberi Label : Setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi, dan kadaluarsa proses sterilisasi

6.

Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut yang kemudian akan disterilkan

7. 8.

Sterilisasi : Sebaiknya diberikan kepada staf yang terlatih Penyimpanan : Harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik

9.

Distribusi : Dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan Rumah Sakit masing-masing

II.7 Sistem Sterilisasi Terdapat bermacam-macam metode sterilisasi, yaitu : 1. Sterilisasi panas kering Digunakan untuk bahan yang bersifat termostabil, contoh : alat gelas, sediaan farmasi. Untuk instrumen yang terbuat dari logam tidak dianjurkan untuk distrerilisasi dengan cara ini. Waktu sterilisasi yang umum 160C selama 60-150 menit dan 170C selama 20-30 menit 2. Sterilisasi dengan panas uap Jenis sterilisasi ini paling banyak digunakan di rumah sakit karena : Mudah pelaksanaannya Diterapkan hampir 80% kebutuhan (instrumen bedah, linen, dll) Biaya operasional rendah Hasil sterilisasi kering

11

Waktu proses relatif pendek

temperatur yang diperlukan pada sterilisasi jenis ini : 3. 130C selama 2 menit 121C selama 15 menit 116C selama 30 menit

Sterilisasi dengan ultraviolet Karena terdapat keterbatasan daya tembusnya, maka sterilisasi ini

digunakan untuk : Sterilisasi udara (air hygiene) Inaktivasi mikroorganisme pada permukaan bahan atau tersuspensi dalam cairan Untuk produk dalam komposisi yang tidak stabil yang sulit disterilisasi dengan cara konvensional Efek maksimum radiasi pada gelombang 265 nm. Sterilisasi dengan ultraviolet masih dipakai dirumah sakit untuk tujuan mengurangi kontaminasi dan dikontaminasi udara, contohnya pada ruang operasi 4. Sterilisasi dengan sinar pengion Jenis sinar pengion yang digunakan adalah sinar gama dan sinar beta. Digunakan untuk sterilisasi pada temperatur kamar. Kelemahan sterilisasi ini adalah mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk proteksi petugas yang bekerja pada lingkungan sinar pengion. Sterilisasi ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat medis seperti : syringe, benang bedah, serta bahan-bahan yang terbuat dari plastik dan karet.

12

5.

Sterilisasi dengan gas kimia Jenis gas yang digunakan adalah etilen oksid dan formaldehid.

Keuntungan sterilisasi ini : Digunakan untuk sterilisasi bahan yang bersifat termolabil (sterilisasi pada temperatur rendah) Kemampuan penetrasi dan absorbsi etilen oksid yang tinggi pada beberapa jenis pembungkus (kertas, polietilen) Digunakan untuk sterilisasi cateter, peralatan suntik plastik, dan sarung tangan. 6. Serilisasi dengan filtrasi Digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan dalam bentuk cairan. Contohnya adalah filter udara seperti HEPA (High Efficiency Particulated Air) pada ruang operasi atau ruang isolasi tertentu untuk menghindari terjadinya kontaminasi atau infeksi silang. 7. Sterilisasi dengan bahan kimia Menggunakan jenis desinfektan tertentu yang bersifat high level desinfectant seperti penggunaan glutaraldehid 2% untuk sterilisasi endoskopik.

II.8 Indikator Sterilisasi Beberapa indikator sebagai salah satu kontrol kualitas dari proses sterilisasi yang dilakukan yang meliputi : 1. Indikator Fisik Indikator Fisik merupakan bagian dari instrumen mesin sterilisasi, yang berupa lampu indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat

13

sterilisasi telah bekerja dengan baik. Pengukuran temperatur dan tekanan merupakan fungsi penting dari sistem monitoring sterilisasi, bila indikator mekanik berfungsi dengan baik, maka setelah proses sterilisasi akan memberikan informasi dengan segera mengenai temperatur, tekanan, waktu serta fungsi mekanik lainnya. Indikator fisik tidak menunjukkan bahwa keadaan steril sudah tercapai, melainkan hanya memberikan informasi dengan cepat tentang fungsi dari alat sterilisasi. 2. Indikator kimia Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan sterilisasi pada objek yang disterilkan dengan adanya perubahan warna. Indikator kimia yang digunakan berupa tape yang disebut dengan autoclave tape yang sensitif terhadap satu atau lebih parameter sterilisasi. Indikator kimia belum dapat menjamin tercapainya keadaan steril tetapi hanya menunjukkan bahwa suatu benda sudah melewati kondisi-kondisi sterilisasi pada suatu siklus sterilisasi. 3. Indikator Biologi Indikator Biologi ini berupa sediaan yang berisi populasi mikroorganisme dalam bentuk spora hidup dan disertai media pertumbuhan yang sesuai. Ada yang dimasukan dalam autoklaf dan ada yang diluar, untuk kontrol positif. Bila spora indikator yang di dalam autoklaf tidak tumbuh setelah diaktifkan maka diasumsikan semua kemasan dalam kondisi steril. Mikroorganisme yang digunakan untuk indikator ini yaitu, Bacillus stearothermophyllus (sterilisasi uap) dan Bacillus subtillis (sterilisasi etilen okside dan sterilisasi panas kering).

BAB III GAMBARAN UMUM CSSD Di RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

III.1 Struktur Organisasi Di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Unit Sterilisasi merupakan suatu unit kerja penunjang medis yang tidak menjadi bagian dari Instalasi Farmasi. Instalasi CSSD memiliki 2 bagian yaitu CSSD (bagian tekhnis sterilisasi) dan Laundry (Bagian teknis pencucian dan penjahitan linen). Struktur organisasi Instalasi CSSD dan Laundry dapat dilihat pada Lampiran 1. Unit Sterilisasi mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan (sterilisasi dan inventarisasi) set instrumen dan linen untuk tindakan pembedahan di IBS, OK IRD, IRNA, IRJA, dan instalasi lain yang membutuhkan. Ruang lingkup atau jangkauan pelayanan Unit Sterilisasi mencakup seluruh ruangan atau unit yang membutuhkan pelayanan sterilisasi, terutama kamar bedah.

III.2 Waktu, Jenis dan Volume Pelayanan Pelayanan yang diberikan oleh CSSD BLU RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar terbagi menjadi 3 shift (24 jam), pagi, sore dan malam per 8 jam. Central Sterilization Supply Department merupakan unit pelayanan penunjang bagi asuhan keperawatan dan pelayanan medis di rumah sakit.

III.3 Alur Kerja CSSD Secara Umum a. Collect /pengumpulan b. Clean /pencucian c. Desinfection /desinfeksi 14

15

d. Dry/pengeringan e. Sort /pemilihan f. Pack /pengemasan g. Sterilize/sterilisasi h. Store distribute Pelaksanaan kerja di CSSD BLU RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tidak melakukan pengumpulan alat/instrumen kesehatan, jadi penerimaan barang yang akan disterilisasi dari masing-masing instalasi sudah dalam keadaan dipisahpisahkan berdasarkan jenis barang dan instalasi yang mengirim dan dalam keadaan sudah bersih. A. Alur pelayanan dekontaminasi dan Setting Packaging Alat Kesehatan atau Instrumen yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Petugas ruang perawatan instalasi/ruangan memperlakukan instrumen atau alat kesehatan yang telah terkontaminasi, mengumpulkan alat kesehatan atau instrumen yang telah dipakai atau terkontaminasi pada suatu tempat khusus atau ruang dekontaminasi. 2) Melakukan desinfeksi dan dekontaminasi, dengan urutan sebagai berikut: a) Bila alat kesehatan/instrumen infeksius, maka lakukanlah proses desinfeksi terlebih dahulu dengan larutan desinfektan yang tersedia (misal: merendam dengan larutan chlorine 560 ppm selama 60 menit atau merendam dalam larutan glutaraldehyde 2% selama 10 menit, larutan Lysol 12,5% selama 2 jam).

16

b) Mencuci menggunakan jenis detergen yang tidak mengeluarkan buih/busa dan sikat halus bila perlu. c) Membilas dengan air mengalir. d) Desinfeksi dengan larutan desinfektan yang tersedia (misal merendam dengan larutan khlorine 140 ppm selama 10 menit). e) Bilas dengan air bebas mineral (air yang telah ditreatment dengan mesin water treatment). f) Keringkan dengan bantuan mesin oven, mesin kompresor (untuk tube), diangin-anginkan dan atau dilap dengan lap yang tidak melepas partikel. 3) Melakukan setting sesuai jenis dan fungsi alat tersebut. 4) Pengemasan dengan linen katun (misal kain duk II/III rangkap 4) dan atau dengan pengemas kertas-plastik (phoucess). 5) Masukkan ke dalam kontainer/tromol. 6) Beri label pada masing-masing kontainer/tromol dengan autoclave tape yang bertuliskan : nama jenis instrumen, tanggal pengemasan, nama ruang. Administrasi/pencatatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Setiap hari pukul 08.00-20.00 WITA b) Masuk melalui pintu khusus barang bersih c) Bon/buku permintaan sterilisasi rangkap 2 d) Dihitung bersama (petugas ruang perawatan sebagai pengirim dan petugas unit CSSD sebagai penerima)

17

e) Menandatangani bon atau buku permintaan sterilisasi rangkap 2 4) Petugas unit CSSD mengelompokkan kontainer atau tromol

berdasarkan jenis instrument atau alat kesehatan yang terdapat didalamnya, yaitu sebagai berikut : a) Alat kesehatan terbuat dari bahan stainless steel atau besi b) Alat kesehatan terbuat dari bahan serat katun/linen, antara lain : kassa, kapas, duk linen, dan lain-lain. c) Alat kesehatan terbuat dari karet/silicon, antara lain : sarung tangan, tube ventilator, dan lain-lain. d) Alat kesehatan terbuat dari sejenis plastik khusus yang tidak tahan panas, antara lain : berbagai macam chateter 5) Memberikan label indikator pada masing-masing permukaan kontainer atau tromol : a) Kontainer atau tromol yang akan disterilkan dengan mesin autoclave ditempelkan autoclave tape b) Kontainer atau tromol yang akan disterilkan dengan mesin StericVac atau gas etilen oksida, diberikan indikator luar dan dalam khusus untuk suhu rendah, pada kemasan luar dan dalam. c) Kontainer atau tromol yang akan disterilkan dengan mesin autoclave steam d) Formaldehyde ditempeli autoclave steam atau formaldehyde tape. 6) Melakukan sterilisasi dengan mesin sterilisasi yang sesuai/tepat yaitu:

18

a) Alat kesehatan/instrument terbuat dari logam stainsless steel, disterilkan dengan mesin autoclave dengan pemanasan 134C, selama 3-3,4 menit b) Alat kesehatan dan instrument terbuat dari katun atau kasa atau kapas, disterilkan dengan mesin autoclave dengan pemanasan 134C, selama 3-7 menit c) Alat kesehatan yang rentan dalam pemanasan seperti chateter, komponen ventilator, dan lain-lain, disterilkan dengan mesin anprolene atau gas etilen oksida pada temperatur kamar selama 3 jam atau menggunakan mesin autoclave kombinasi antara steam dengan formaldehid 35%, pada temperatur 60 atau 70C selama 6 jam. 7) Mengamati setiap mesin sterilisasi yang sedang beroperasi,

memastikan bahwa semua mesin berproses normal, jika terjadi kesalahan selama operasional, maka proses harus di ulang kembali. 8) Mengamati perubahan warna terhadap indikator proses yang telah terjadi. 9) Menyimpan barang yang telah disterilkan pada rak-rak khusus diruangn penyimpanan atau distribusi steril 10) Kontainer atau tromol yang telah steril siap diserahkan pada petugas ruang perawatan instalasi atau bagian 11) Penyerahan lewat pintu/loket khusus untuk menyerahkan barang steril.

BAB IV PEMBAHASAN

CSSD adalah suatu departemen/bagian yang menyelenggarakan proses pencucian, desinfeksi, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat & bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril. CSSD merupakan unit pelayanan penunjang di rumah sakit yang memberikan pelayanan produk sterilisasi ke semua unit yang membutuhkan produk steril. Adapun kegiatan yang dilakukakan oleh instalasi CSSD dirumah sakit Wahidin Sudirohusodo yaitu melakukan kegiatan sterilisasi instrumen set dan linen dari IBS, OK IRD , Jantung, Obgyn dan perawatan dalam keadaan bersih dan sudah dikemas dan diberi label dari mana asal instrumen tersebut dan penerimaan barang di lakukan di ruang bersih. Barang yang diterima kemudian dicatat dalam buku penerimaan barang sebagai dokumentasi penerimaan barang diterima untuk disterilkan. Setelah barang diterima kemudian di beri indikator untuk membedakan instrumen yang belum atau yang sudah disterilkan. Kemudian disterilkan sesuai di autoclaf sesuai dengan SOP yang ada. Setelah dilakukan sterilisasi maka instrumen yang sudah disterilkan disimpan dalam ruangan penyimpanan melalui jalur steril kemudian didistribusikan kebagian-bagian yang membutuhkan. Untuk sterilisasi linen di rumah sakit Wahidin Sudirohusodo, linen yang masih kotor dimasukkan dalam laundry kemudian CSSD menerima linen dalam keadaan bersih dari laundry. Kemudian dimasukkan dalam ruangan pecking

linen, disini dilakukan penyortiran linen yang masih layak untuk digunakan. 19

20

Setelah di sortir, dikemas dan dibungkus sesuai dengan set linennya , kemudian diberi indikator dan disterilkan. Sedangkan untuk produk steril CSSD belum menghasilkan produk steril hanya membantu menstrilkan kasa dari masingmasing ruangan. Saat ini di CSSD di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo hanya bertugas menstrilkan saja karena CSSD menerima barang dari ruangan-ruanagan sudah dalam keadaan bersih dan sudah dikemas sehingga petugas tidak lagi melakukan pengecekan terhadap instrumen yang akan disterilkan sehingga tidak diketahui apakah alat / instrumen yang akan disterilkan sudah dibersihkan dengan baik, dan masih layak untuk digunakan dengan melihat kondisi fisik dari instrumen misalnya korosif, retak, atauun belum bersih. Lokasi CSSD menurut pedoman CSSD sebaiknya berdekatan dengan pengguna terbesar CSSD yaitu kamar operasi, ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang pada proses pendistribusian dan lalu lintas transportasi alat steril semakin dekat. Untuk lokasi CSSD di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo letaknya agak jauh dari kamar operasi ini menjadi salah satu kendala karena ruang operasi dirumah sakit ini tidak terpusat pada satu tempat melainkan terdapat 3 ruang operasi yang berbeda-beda yaitu OK IRD, OK COT, dan OK Obgyn. Akan tetapi hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan melakukan pendistribusian dengan menggunakan sistem tertutup ataupun sistem terbuka dengan menggunakan troly khusus. Pada penggunaan indikator, CSSD di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo hanya menggunakan indikator kimia dalam dan luar. Penggunaan indikator kimia

21

disini hanya berdasarkan pada suhu dimana bila suhu sterilisasi mencapai suhu diatas 121C maka indikator akan berubah warna. Penggunaan indikator secara tunggal belum dapat digunakan sebagai pegangan mutlak. Penggunaan indikator biologi sangat disarankan untuk lebih menjamin kesterilan bahan dimana indikator biologi mengandung mikroorganisme dimana bila proses sterilisasi tidak sempurna maka akan terjadi perubahan warna.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan selama Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Rumah sakit Dr. Wahidin Sudiruhosodo telah melaksanakan fungsinya dengan secara optimal sebagai rumah sakit umum tipe A 2. Instalasi CSSD belum menerapkan sepenuhnya sebagai Central Sterilized and Supply Department, karena proses Collect / pengumpulan, Clean / pencucian, Desinfection / desinfeksi, Dry / pengeringan, Sort / pemilihan instrumen masih dilakukan di bagian masing-masing.

IV.2 SARAN 1. Sebaiknya peralatan yang akan disterilkan dari tiap-tiap bagian disortir terlebih dahulu, meskipun dari tiap bagian peralatan tersebut telah dicuci. 2. Untuk ditindaklanjuti kontrol terhadapat sterilitas selama proses yang efektif dan efisien dapat menggunakan indikator mekanis dan kimia serta secara berkala menggunakan indikator biologis. 3. Untuk ditindaklanjuti penggunaan pintu antara ruang sterilisasi dan ruang penyimpanan barang steril digunakan pintu air way lock.

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/CSSD) Di Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI. 2. Rahmawati Fita. [book on internet]. 2012. [accessed 20 April 2012]. Pg 148. Available from: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/ 92434546?extension=pdf&ft=1339800614&lt=1339804224&uahk=dj7El70 rped7ng8JxDFM+aCPmoo

23

24

LAMPIRAN I STRUKTUR ORGANISASI CSSD di RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

KEPALA INSTALASI CSSD & LAUNDRY

KOORDINATOR ADM & UMUM

PELAKSANA ADM CSSD & LAUNDRY


UMUM & SDM LOGISTIK & KEUANGAN

KOORDINATOR LAUNDRY
PELAKSANA TEKNIS LAUNDRY PENJAHITAN LINEN

KOORDINATOR CSSD
PELAKSANA TEKNIS STERILISASI

PETUGAS LAUNDRY
PENGAMBILAN LINEN & SORTIR PENCUCIAN DAN PENIMBANGAN SETRIKA DISTRIBUSI LINEN

PETUGAS CSSD
DEKONTAMINASI (PENERIMAAN BERSIH ALAT & BAHAN KOTOR, PENCUCIAN SETTING, PACKAGING & LABELLING PENYIMPANAN & DISTRIBUSI

25

LAMPIRAN II SKEMA ALUR di CSSD

26

Anda mungkin juga menyukai