Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT

“Central Sterile Supply Department (CSSD)”

OLEH

MEI KURNIAWATI
F1F1 11 054

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1 Definisi CSSD ............................................................................................................ 3

2.2 Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi .......................................................................... 4

2.2.1 Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi ..................................................... 4

2.2.2 Uraian Tugas dan Kualifikasi Tenaga ................................................................. 5

2.3 Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Sterilisasi Rumah Sakit ....................... 9

2.4 Peran Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit ................................................................ 10

2.4.1 Tujuan Pusat Sterilisasi ..................................................................................... 10

2.4.2 Fungsi Pusat Sterilisasi ..................................................................................... 10

2.4.3 Tugas Pusat Sterilisasi ....................................................................................... 11

2.4.4 Alur Fungsional Pusat Sterilisasi....................................................................... 12

2.5 Sarana Fisik Dan Peralatan ................................................................................... 13

2.6 Keuntungan Central Sterilization Supply Departement (CSSD) .......................... 16

BAB III KESIMPULAN .............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

Central Sterile Supply Department (CSSD) | ii


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Central Sterile
Supply Department (CSSD)”. Ucapan terima kasih tak lupa juga kami haturkan
kepada junjungan besar nabi Muhammad saw yang telah membawa perubahan zaman
dari kegelapan ke zaman yang terang-benderang, serta pihak-pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak mengalami hambatan yang berarti
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memberikan
pengetahuan tambahan tentang Central Sterile Supply Department (CSSD) bagi
pembaca maupun penulis.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu alaikum wr.wb.

Kendari, Januari 2015

Penyusun

Central Sterile Supply Department (CSSD) | iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam
hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses
fisik untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi ini bertujuan
untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitas sediaannya, termasuk
kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Agen kimia untuk sterilisasi
disebut sterilant. Proses sterilisasi merupakan hal yang paling utama dalam menentukan
kesterilan dari sediaan akhir yang nantinya akan dibuat. Sehingga, perlu dilakukan
metode sterilisasi yang tepat dan sesuai dengan sifat masing-masing bahan, alat serta
wadah yang akan digunakan.
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit yang merupakan
institusi penyedia pelayanan kesehatan adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di
rumah sakit. Dalam upaya mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan
pengendalian infeksi di rumah sakit. Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai
yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian
infeksi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat sterilisasi sangat
bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang
medik maupun instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana
rumah sakit, sanitasi dan lain-lain. Jika terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas
maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
Jika dilihat berdasarkan volume alat dan bahan yang harus disterilisasikan di
rumah sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk memiliki suatu instalasi
pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri, yang merupakan salah satu instalasi yang berada
dibawah dan tanggung jawab langsung kepada direktur atau wakil direktur rumah sakit.
Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua
kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme (termasuk endospora)
secara tepat dan cepat, untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat atau bahan secara

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 1


profesional, diperlukan pengetahuan atau keterampilan tertentu oleh perawat, apoteker
ataupun tenaga non medik yang berpengalaman di bidang sterilisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari CSSD?
2. Bagaimana organisasi instalasi pusat sterilisasi?
3. Bagaimana sumber daya manusia di pusat sterilisasi rumah sakit?
4. Bagaimana peran pusat sterilisasi di rumah sakit?
5. Apa saja yang termasuk sarana fisik dan peralatan di pusat sterilisasi?
6. Apa keuntungan dari Central Sterile Supply Department (CSSD)?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari CSSD
2. Untuk mengetahui organisasi instalasi pusat sterilisasi
3. Untuk mengetahui sumber daya manusia di pusat sterilisasi rumah sakit
4. Untuk mengetahui peran pusat sterilisasi di rumah sakit
5. Untuk mengetahui sarana fisik dan peralatan di pusat sterilisasi
6. Untuk mengetahui keuntungan dari Central Sterile Supply Department (CSSD).

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi CSSD


Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Sterilisasi sangat penting dilakukan terutama
untuk alat-alat bedah, terlebih lagi saat ini semakin berkembangnya prosedur operasi
maupun kompleksitas peralatan medik, maka diperlukan proses sterilisasi yang
tersentralisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efesien,ekonomis dan
keamanan pasien semakin terjamin. Disamping itu, rumah sakit sebagai institusi
penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah terjadinya resiko infeksi bagi
pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan
rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah
sakit.
Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply
Department (CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Processing
Department (CPD) dan lain lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang
sama yaitu menyiapkan alat-alat steril dan bersih untuk keperluan perawatan pasien.
Secara terperinci, fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses,
memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke
berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Central
Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi
merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses
pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan
dalam kondisi steril. Instalasi CSSD ini merupakan pusat pelayanan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan sehingga
dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri. Alur
aktivitas fungsional CSSD dimulai dari pembilasan, pembersihan/dekontaminasi,

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 3


pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi label, sterilisasi, sampai proses
distribusi.
Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di
rumah sakit dilatarbelakangi oleh:
 Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial
 Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di
lingkungan rumah sakit.
 Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka
peran dan fungsi CSSD sangat penting.

2.2 Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi


2.2.1 Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi
Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi (dalam jabatan
fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Penunjang
Medik. Untuk rumah sakit swasta, struktur organisasi dapat mengacu pada struktur
organisasi pemerintah. Hal-hal yang perlu dilaksanakan agar instalasi pusat sterilisai
dapat berjalan sebagai mana mestinya adalah perlunya pembagian pekerjaan dalam
jabatan fungsional. Struktur organisai pusat sterilisasi dapat digambarkan sebagai
berikut.

Gambar 1. Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi secara umum

Struktur di atas merupakan struktur minimal yang dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan dan beban kerja pada masing-masing rumah sakit.

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 4


2.2.2 Uraian Tugas dan Kualifikasi Tenaga
Kualifikasi tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dapat dibedakan sesuai
dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas tenaga manajer dan
teknis pelayanan sterilisasi.
A. Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi
Uraian tugas Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu:
 Selalu memberi pengarahan terhadap semua aktivitas staf yang berkaitan
dengan supply alat medis yang steril bagi perawatan pasien di rumah sakit.
 Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengembangan diri atau personel lainnya.
 Harus menentukan metoda yang lebih efektif bagi penyiapan dan
penanganan alat atau bahan yang steril.
 Harus selalu bertanggung jawab agar staf dapat mengerti akan prosedur dan
penggunaan mesin sterilisasi secara benar.
 Harus selalu memastikan bahwa teknik aseptik yang diterapkan pada saat
penyiapan dan penanganan alat steril baik yang hanya sekali pakai maupun
alat yang dapat dipakai ulang.
 Melakukan kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan
koordinasi yang bersifat intern ataupun ekstern.
 Harus selalu melakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat sterilisasi,
menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu
yang telah ditentukan.
 Selalu membuat perencanaan suatu program kerja.
 Harus selalu membuat laporan kinerja pusat sterilisasi.
Kualifikasi tenaga Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu:
 Khusus untuk Rumah Sakit Kelas A dan B, pendidikan terakhirnya harus
minimal S1 di bidang kesehatan, atau S1 umum dengan minimal masa kerja
5 tahun pada bidang sterilisasi.

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 5


 Khusus untuk Rumah Sakit C, pendidikan terakhir yaitu harus minimal D3
di bidang kesehatan, atau D3 umum dengan minimal masa kerja 5 tahun di
bidang sterilisasi.
 Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang prosedur dan teknis
pelayanan sterilisasi.
 Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang manajemen.
 Harus mengetahui tentang psikologi personel
 Sudah mempunyai pengalaman kerja di bagian kamar operasi atau sterilisasi.
 Sudah mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi.

B. Kepala Sub Instalasi


Uraian tugas Kepala Sub Instalasi yaitu:
 Harus bertanggung jawab kepada kepala instalasi pusat sterilisasi.
 Harus bertanggung jawab sebagai kepala instalasi pusat sterilisasi apabila
kepala instalasi sedang berhalangan untuk hadir di suatu pertemuan.
 Harus selalu membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan
alat, supervisi langsung, mengajar atau merevisi prosedur baru,
mengevaluasi staf dan melaporkannya kepada kepala instalasi pusat
sterilisasi.
 Bisa membuat program orientasi untuk tenaga baru.
 Bisa membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan
masing-masing sub instalasi.
 Bisa membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang sudah rusak.
 Bisa membuat laporan hasil kerja dari masing-masing sub instalasi (Sub
Instalasi dekontaminasi, sterilisasi dan produksi, Sub Instalasi pengawasan
mutu, pemeliharaan sarana dan peralatan, K3 dan diklat, serta Sub Instalasi
distribusi) kepada kepala instalasi.
Kualifikasi tenaga Kepala Sub Instalasi yaitu:
† Harus berpendidikan terakhir minimal D3 di bidang kesehatan dengan masa
kerja selama 3 tahun di bidang sterilisasi.
† Sudah pernah mengikuti kursus tambahan tentang pusat sterilisasi.

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 6


† Harus sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas dari
sub instalasi yang dipimpinnya.
† Harus dapat bekerja dengan baik dalam berbagai kondisi apapun.
† Harus memiliki kondisi kesehatan yang baik.

C. Penanggung Jawab Administrasi


Uraian tugas Penanggung Jawab Administrasi:
 Harus dapat bertanggung jawab terhadap kepala instalasi.
 Harus dapat membantu kepala instalasi dalam penyusunan suatu
perencanaan yang berdasarkan masukan dari kepala sub instalasi.
 Harus melakukan rekapitulasi laporan kegiatan dari masing-masing sub
instalasi.
 Harus bisa menyiapkan keperluan administrasi.
Kualifikasi tenaga Penanggung jawab Administrasi :
 Harus berpendidikan terakhir minimal SMA/SMU/SMEA atau sekolah
pendidikan perawat atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi.
 Harus sudah bisa melakukan pengetikan dan penggunaan komputer.
 Harus bisa rapi dalam menyusun setiap dokumentasi.

D. Staf Di Pusat Sterilisasi


Uraian tugas Staf di pusat Sterilisasi yaitu :
 Harus bertanggung jawab terhadap kepala sub instalasi.
 Harus tidak memiliki rasa alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan
di pusat sterilisasi.
 Harus dapat mengerti dengan semua perintah dan menerapkannya
menjadi suatu aktivitas.
 Harus dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan dan yang diperoleh
dari pengalaman atasannya.
 Harus selalu mengikuti prosedur kerja atau standar prosedur operasional
yang telah dibuat dan ditetapkan.

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 7


 Harus dapat menjalankan pekerjaan dengan baik melalui perintah
langsung maupun tidak langsung seperti melalui telepon.
 Harus dapat mengerjakan pekerjaan secara rutin atau berulang.
 Harus selalu bisa menerima tekanan kerja dan juga yang kadang-kadang
lembur.
 Harus selalu memakai alat pelindung diri seperti apron, masker, penutup
kepala, sandal yang khusus dan sarung tangan.
 Harus bisa memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat dan bahan yang
steril.
Kualifikasi tenaga staf:
 Harus sudah mengikuti pelatihan pusat sterilisasi yang sudah
bersertifikasi.
 Harus dapat belajar dengan cepat.
 Harus memiliki keterampilan yang baik.
 Mempunyai “personal hygiene” yang baik.
 Harus dapat disiplin dalam mengerjakan semua tugas kesehariannya.

Mengingat peran yang ada di rumah sakit, jenis kegiatan, dan volume kegiatan
pada instalasi pusat sterilisasi demikian besar, maka hendaknya rumah sakit mempunyai
pusat sterilisasi yang tersendiri, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Kecepatan Pelayanan
Diharapkan pelayanan penyediaan barang-barang steril yang diberikan oleh
pusat sterilisasi menjadi lebih cepat sampai kepada unit pemakaiannya, dengan
mutu yang dapat dipertanggungjawabkan dan memperpendek jalur birokrasi
yang ada.
2. Pengendalian Infeksi Nosokomial
Bersama-sama dengan tim pengendali infeksi nosokomial rumah sakit dapat
mengoptimalkan kerja sama dalam memantau produk-produk yang dihasilkan
oleh pusat sterilisasi, memberikan masuk dan arahan kepada pemakai dilapangan
dalam mengatasi atau menurukan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
3. Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 8


Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi maka kompleksitas
peralatan medis dan teknik medis memerlukan prosedur sterilisasi yang optimal
sehingga keseluruhan proses menghasilkan kualitas sterilisasi terjamin.
4. Peningkatan Mutu
Produk-produk yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi harus melalui proses yang
ketat sampai menjadi produk yang steril. Setiap proses sterilisasi berjalan, selalu
dilengkapi dengan indikator kimia, biologi dan fisika. Secara berkala setiap 3
bulan dilakukan tes mikrobiologi. Diharapkan dengan kontrol yang ketat, produk
yang dihasilkan akan terjamin kualitas sterilisasinya, yang pada akhirnya dapat
menekan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
5. Efesien dan Efektif
Pengelolaan pusat sterilisasi yang konvensional, diharapkan mampu
menyediakan produk steril yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menekan
biaya operasional seminimal mungkin, mencegah terjadinya duplikasi proses
sterilisasi dan memperpendek jalur birokrasi. Dengan demikian dapat
meningkatkan kecepatan pelayanan dalam distribusi barang steril.

2.3 Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Sterilisasi Rumah Sakit


Sumber daya manusia (SDM) di pusat sterilisasi memiliki persyaratan khusus
dalam kesehatan sebagai berikut.
a. Data kesehatan
Data kesehatan yang harus dimiliki oleh petugas di pusat sterilisasi rumah
sakit yaitu surat pernyataan sehat jasmani dan rohani secara rutin serta catatan
fisik X-Ray untuk mengidentifikasi penyakit TBC (Tuberculosis). Tes ini
dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
b. Status imunisasi
Status imunisasi sebagai persyaratan SDM di pusat sterilisasi harus memenuhi
minimal imunisasi hepatitis B, tetanus, dan demam tipoid.
c. Laporan mengenai status penyakit
Laporan mengenai penyakit yang dialami petugas selama bekerja di pusat
sterilisasi. Penyakit tersebut misalnya infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit,

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 9


infeksi gastrointestinal, dan infeksi pada mata. Laporan mengenai penyakit
dilakukan minimal sekali dalam setahun setahun.

2.4 Peran Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit


Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi yaitu menyiapkan alat-alat bersih
dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi
dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses, meproduksi, mensterilkan,
menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah
sakit untuk kepentingan perawatan medis.

2.4.1 Tujuan Pusat Sterilisasi


Beberapa tujuan dari pusat sterilisasi antara lain:
 Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisis steril, untuk
mencegah terjadinya infeksi.
 Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi infeksi nosokomial.
 Efisiensi tenaga medis atau paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada
pelayanan terhadap pasien.
 Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.

2.4.2 Fungsi Pusat Sterilisasi


Beberapa fungsi pusat sterilisasi antara lain:
 Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan
 Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat
 Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang
steril lainnya
 Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian,
sterilisasi dan pengiriman barang steril
 Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan
set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 10


 Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrumen
 Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi
sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi
 Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
 Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional
 Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan
yang berlaku
 Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan
 Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan
pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan
prosedur yang digunakan dan implementasi metode baru

2.4.3 Tugas Pusat Sterilisasi


Pusat sterilisasi adalah menjamin sterilitas alat perlengkapan medik sebelum
dipakai dalam melakukan tindakan medik. Tugas utama pusat sterilisasi di rumah
sakit adalah:
 Menyediakan peralatan medis untuk perawatan pasien
 Melakukan proses sterilisasi alat/bahan
 Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan,
kamar operasi, dan ruang lain yang membutuhkan
 Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman,
efektif dan bermutu
 Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan
perawatan
 Mempertahankan standar yang ditetapkan
 Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi,
maupun
 sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
 Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka
pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia
pengendalian infeksi nasokomial

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 11


 Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
masalah sterilisasi
 Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi
CSSD baik yang bersifat intern dan ekstern
 Mengevaluasi hasil sterilisasi.

2.4.4 Alur Fungsional Pusat Sterilisasi


Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang
perawatan.
2. Pembersihan: semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik
sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi.
3. Pengeringan: dilakukan sampai kering.
4. Inspeksi dan Pengemasan: unit ini melakukan pengecekan barang dan instrumen
mengenai kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan agar sterilitas
dapat terjaga. Pengemasan yang dimaksudkan disini yaitu semua material yang
tersedia untuk fasilitas kesehatan yang sudah didisain untuk membungkus,
mengemas, dan menampung alat-alat yang dapat dipakai ulang untuk sterilisasi,
penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah agar dapat berperan
terhadap keamanan dan efektivitas perawatan pasien yang merupakan tanggung
jawab utama pusat sterilisasi.
5. Pelabelan: setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari
kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
6. Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang
kemudian akan disterilkan.
7. Sterilisasi: unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen yang telah
dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang
optimal. Sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf terlatih. Untuk
sterilisasi menggunakan etilen oksida sebaiknya digunakan ruang tersendiri dan
dilengkapi exhaust

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 12


8. Penyimpanan: unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan
melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Harus diatur secara
baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik.
9. Distribusi: unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang
membutuhkan barang tersebut. Dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai
dengan rumah sakit masing-masing.

2.5 Sarana Fisik Dan Peralatan


Pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana tugas pokok pusat
sterilisasi adalah menerima bahan dan alat medic dari semua unit-unit di rumah sakit
untuk kemudian diproses menjadi alat/bahan medic dalam kondisi steril dan
selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain yang membutuhkan kondisi steril,
maka dalam menentukan lokasi pusat sterilisasi perlu diperhatikan :
A. Bangunan Instalasi Pusat Sterilisasi
Pembangunan instalasi pusat sterilisasi harus sesuai dengan kebutuhan bangunan
pada saat ini serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan di masa datang serta
didesain menurut tipe dan atau kapasitas rumah sakit.
B. Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi
Lokasi instalasi pusat sterilisasi sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai
alat atau bahan steril terbesar di rumah sakit. Penetapan atau pemilihan lokasi yang
tepat berdampak pada efisiensi kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu
dengan meminimumkan resiko terjadinya kontaminasi silang serta mengurangi lalu
lintas transportasi alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran kecil, lokasi pusat
sterilisasi sebaiknya berada dekat/di wilayah kamar operasi sesuai fungsinya dan
diupayakan lokasinya dekat dengan laundry.
C. Pembangunan dan Persyaratan Ruang Sterilisasi
Pada prinsipnya, desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan ruang
kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang
dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu, pembagian ruangan disesuaikan dengan
alur kerja. Ruang pusat sterilisasi dibagi atas 5 ruang yaitu :
1. Ruang Dekontaminasi

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 13


Pada ruang ini, terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi dan
pembersihan. Ruang dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara dan
dikontrol untuk mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk
melindungi pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun
dan hal-hal berbahaya lainnya. Syarat-syarat ruang dekontaminasi antara lain :
a. Ventilasi
- sirkulasi udara yang dilengkapi dengan filter
- pergantian udara 10 kali/jam
- tekanan udara negatif
- tidak dianjurkan menggunakan kipas angin
b. Suhu dan kelembaban
- suhu 18-22°C
- kelembaban antara 35-75%

2. Ruang Pengemasan Alat


Ruang pengemasan alat merupakan tempat pengemasan alat, bongkar pasang
alat, dan penyimpanan barang bersih.
3. Ruang Prosesing Linen
Di ruang ini dilakukan pemeriksaan, pelipatan dan pengemasan linen yang
akan disterilisasi. Di ruang ini juga terdapat tempat tertutup untuk menyimpan
barang. Selain itu di ruangan ini juga dilakukan persiapan untuk bahan seperti
kasa, kapas, dan cotton swab.
4. Ruang Sterilisasi
Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan. Untuk sterilisasi etilen
oksida, sebaiknya dibuatkan ruang tersendiri dan dilengkapi dengan saluran
pembuangan (exhaust).
5. Ruang Penyimpanan Barang Steril
Syarat-syarat ruang penyimpanan barang steril antara lain :
- Dekat dengan ruang sterilisasi
- Suhu 18-22°C
- Kelembaban 35-75%

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 14


- Ventilasi menggunakan tekanan positif
- Efisiensi partikulat 90-95% (untuk partikel berukuran 0,5 µm)
- Jauh dari lalu lintas utama
- Dinding terbuat dari bahan yang kuat, halus dan mudah dibersihkan

Berikut adalah contoh gambar bangunan instalasi pusat sterilisasi di rumah sakit:

Gambar 2. Contoh bangunan instalasi pusat sterilisasi di rumah sakit

Selain lima ruangan utama di atas, terdapat beberapa ruangan pendukung CSSD.
Area pimpinan dan adminstrasi diperlukan sebagai penyokong pekerjaan fungsional.
Begitu pula ruang ganti baju, agar pekerja CSSD berganti baju saat kerja, tidak
menggunakan baju yang dipakai dari rumah. Ruang santai atau ruang istirahat juga
diperlukan karena beban kerja pekerja CSSD termasuk berat. Selain itu alur barang juga
diperhatikan, alur ini dapat dilakukan dengan alur barang yang satu arah, disebut dengan
istilah One way flow. Dalam alur barang one way flow maka gerak barang akan searah

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 15


sehingga tidak ada arus balik. Gerak barang akan dimulai dari area dekontaminasi
berlanjut ke area pengemasan, area sterilisasi, area penyimpanan, dan area distribusi
secara teratur secara searah. Tidak ada alur barang dari area sterilisasi kembali ke area
dekontaminasi kemudian ke area penyimpanan dan distribusi. Alur tersebut menyalahi
kaidah one way flow.
One Way Flow akan mengurangi resiko kontaminasi terhadap barang yang
sudah disterilkan. Barang kotor yang berada di area steril dapat mengkontaminasi
barang steril meskipun barang steril berada dalam kemasan. Barang steril yang
terkontaminasi akan sangat berbahaya bagi pasien yang menggunakan barang tersebut.
Resiko infeksi nosokomial akan meningkat termasuk di dalamnya adalah infeksi luka
operasi.
Ada beberapa jenis indikator yang digunakan pada proses sterilisasi di ruang
CSSD yaitu:
a) Indikator biologi, berupa bakteri Bacillus sterothermophyllus, proses kerjanya
indikator tersebut dimasukkan ke dalam autoclave, dipanaskan sesuai pada
waktu melakukan sterilisasi, setelah itu di lihat adanya perubahan warna, jika
bakteri dan media berwarna hitam, maka bakteri tersebut mati artinya alat sudah
disterikan dengan baik.
b) Indikator kimia yang berbentuk selotif bergaris, terdiri dari indikator internal
dan indikator eksternal. Indikator internal digunakan untuk mengevaluasi produk
yang telah disterilkan, tetapi belum masuk ke tahap pengemasan, perubahan
warna yang terjadi pada indikator ini adalah dari warna coklat menjadi hitam,
sedangkan indikator eksternal untuk produk yang telah dikemas, perubahan
warna yang terjadi adalah dari putih menjadi coklat.
c) Indikator fisika/ mekanik berupa tombol dan monitor yang berada pada alat
sterilisasi.

2.6 Keuntungan Central Sterilization Supply Departement (CSSD)


Central Sterilization Supply Departement (CSSD) sebagai pusat sterilisasi
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
1. Dapat mempertahankan mutu sterilisasi

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 16


Jaminan mutu sterilisasi tidak cukup hanya sekedar dengan adanya autoclave
(mesin sterilisator), artinya hanya pada proses sterilisasi saja, akan tetapi harus
mencakup sarana/prasarana/fasilitas/bahan/alat, sumber daya manusia, prosedur mulai
dari proses awal penanganan alat-alat kotor (pembersihan dan dekontaminasi),
pengeringan, packing dan labelling, sterilisasi, penyimpanan alat steril dan
pendistribusian sampai alat akan digunakan serta pendokumentasian semua tahap
kegiatan tersebut dan cara-cara evaluasi serta monitoringnya.
2. Efisiensi alat dan bahan
Dengan adanya CSSD alat sterilisasi cukup disediakan di sentral artinya tidak
perlu di setiap tempat yang jumlahnya mencapai puluhan tempat harus memiliki alat
sterilisasi masing-masing. Dengan disentralkannya alat yang telah steril akan
memudahkan dilakukan pengendalian stok (inventory control) untuk kebutuhan
penggunaan di rumah sakit.

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 17


BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini, antara lain:
3.1 Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat
atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril, sehingga dapat mencegah dan
mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri (infeksi nasokomial).
3.2 Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan
steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit.

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 18


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile
Supply Department/CSSD) Di Rumah Sakit. Jakarta : DepKes RI.

Central Sterile Supply Department (CSSD) | 19

Anda mungkin juga menyukai