Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324561891

Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Hama-Penyakit pada Tanaman Bawang


Merah Menggunakan Metode Naïve Bayes

Article · January 2016

CITATIONS READS

0 1,573

3 authors, including:

Muhammad Ali Fauzi


Brawijaya University
105 PUBLICATIONS   292 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Optimasi Sisa Bahan Baku Pada Industri Mebel Menggunakan Algoritma Genetika View project

Twitter Sentiment Analysis View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Ali Fauzi on 17 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Hama - Penyakit pada Tanaman Bawang Merah
Menggunakan Metode Naïve Bayes
Rizki Ristandi1), Nurul Hidayat, S.Pd., M.Sc. 2), M. Ali Fauzi, S.Kom., M.Kom. 3)
123
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran No. 8 Malang 65145, Indonesia
Email : rizkiristandi[at]gmail.com1), ntayadih[at]ub.ac.id2), moch.ali.fauzi[at]ub.ac.id3)

ABSTRAK
Sebagai salah satu tanaman komoditas unggulan, bawang merah dapat dijadikan bumbu penyedap masakan
dan obat. Kondisi tanah yang subur diberbagai daerah menjadi faktor pendukung untuk membudidayakan tanaman
bawang merah. Semakin luasnya lahan pertanian sangat mempengaruhi tingkat produksi bawang merah, tetapi
semakin besar juga kemungkinan terserang hama dan penyakit. Masih kurangnya pengetahuan petani serta
keterbatasan jumlah pakar seringkali mengakibatkan serangan tersebut tidak segera diatasi. Salah satu cara untuk dapat
membantu petani mendiagnosa dengan cara cepat dan tepat adalah sistem pakar. Sistem pakar untuk diagnosa hama -
penyakit pada bawang merah ini menggunakan metode Naïve Bayes. Hasil pengujian akurasi pada pemodelan sistem
pakar diagnosa hama - penyakit pada tanaman bawang merah sebesar 93,54%.

Kata kunci : Naïve Bayes, Bawang Merah, Sistem Pakar

ABSTRACT

As one of the leading commodity crops, onions can be used as food seasonings and medicine. Fertile soil
conditions in various regions be a contributing factor for growing onions. Extensive areas of agricultural land are
affecting levels of onion production, but the greater the susceptibility to pests and diseases. There is still a lack of
knowledge of farmers and the limited number of experts can often result in the attack was not immediately overcome.
One way to help farmers diagnose fast and precise manner is an expert system. An expert system for diagnosis of pests
- diseases of the onion is using Naïve Bayes. The result of the accuracy testing on modeling expert system diagnosis
pests - diseases on onion crop amounted to 93,54%.

Keywords: Naïve Bayes,Red Onion, Expert System

1. PENDAHULUAN segera diatasi. Keterbatasan penyuluh dan pakar yang


1.1 Latar Belakang ada pada setiap daerah penghasil bawang merah
Sebagai salah satu tanaman komoditas unggulan, menjadi permasalahan yang lebih serius. Meskipun
bawang merah sering digunakan sebagai bumbu sering diadakan penyuluhan untuk membantu petani
pelengkap untuk masakan. Memiliki kandungan yang dalam memberikan pengetahuan lebih dalam, masih
bermanfaat untuk kesehatan seperti anti kanker dan belum dapat mengurangi tingkat kerugian yang
pengganti antibiotic, penurunan tekanan darah, menyerang tanaman mereka. Oleh karena itu, dibuat
mengandung kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, sistem pakar untuk mempermudah para petani dalam
vitamin seperti A dan C [SAH-08]. Semakin mengatasi permasalahan tersebut dengan tepat.
banyaknya luas lahan pertanian yang ada di Indonesia Dalam hal ini sebuah sistem pakar dibuat sebagai
dapat mempengaruhi tingkat produksi bawang merah, sarana untuk melakukan konsultasi, pembelajaran,
tetapi semakin besar juga kemungkinan terserang serta dapat dijadikan sebagai alat bantu seorang pakar.
hama dan penyakit yang dapat megurangi kualitas Sistem Pakar merupakan bagian dari kecerdasan
tanaman tersebut. Pada produksi bawang merah di buatan yang mengandung pengetahuan dan
Indonesia tahun 2010 menghasilkan 1,048,934 ton pengalaman pakar yang dimasukkan ke dalam satu
sedangkan tahun 2011 terjadi penurunan menjadi area pengetahuan tertentu untuk memecahkan
893,124 ton, sedangkan tahun 2012 mengalami berbagai masalah yang bersifat spesifik [PRI-11].
peningkatan hasil panen sebesar 964,221 tetapi belum Dengan adanya sistem pakar untuk menyelesaikan
mencapai hasil yang maksimal seperti pada tahun permasalahan rumit yang biasanya diselesaikan oleh
2010[BPS-14]. Menurunnya tingkat produksi dapat ahli atau pakar dapat dilakukan oleh orang awan
disebabkan dari serangan hama maupun penyakit, secara mudah.
serta kurangnya pengetahuan para petani Pada penelitian sebelumnya yang berjudul
mengakibatkan permasalahan masih belum dapat “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Sapi Potong

1
Dengan Metode Naïve Bayes (studi kaus pos keswan 1.3 Tujuan
Nganjuk)” yang dilakukan oleh Indriana Candra Dewi Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis
yang digunakan untuk diagnosa penyakit sapi potong. dalam penelitian, antara lain :
Output dari sistem pakar adalah hasil diagnosa 1. Merancang pemodelan sistem pakar untuk
penyakit dan penanganan terhadapan penyakit diagnosa hama - penyakit pada tanaman bawang
tersebut. Mengambil 5 skenario pengujian akurasi merah menggunakan metode Naïve Bayes.
terhadap variasi data menghasilkan rata – rata akurasi 2. Menguji pemodelan sistem pakar diagnosa hama
pada tiap skenario sebesar 93,08%, 93,85%, 93,85%, - penyakit tanaman bawang merah menggunakan
92,31% dan 92,31%. Rata – rata hasil dari 5 skenario metode Naïve Bayes.
pengujian akurasi yang telah dilakukan adalah
93,08%. Tingkat akurasi tertinggi didapat ketika 1.4 Manfaat
variasi data training berjumlah 40% dan 60%. Proses Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan,
diagnosa penyakit sapi potong dilakukan dengan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
memasukkan gejala klinis yang muncul pada ternak. antara lain :
Metode Naive Bayes digunakan untuk mendapatkan 1. Memberikan waktu yang lebih efisien dalam
nilai probabilitas dari setiap jenis penyakit. Jenis mendiagnosa hama - penyakit tanaman bawang
penyakit yang memiliki nilai probabilitas tertinggi merah dibandingkan dengan cara manual.
menjadi hasil diagnosa sistem pakar [DEW-15]. 2. Dapat membantu petani dalam mendiagnosa
Pada penelitian sebelumnya dengan judul “Sistem hama – penyakit berdasarkan gejala yang
Pakar Untuk Mendiagnosa Hama dan Penyakit menyerang tanaman bawang merah secara tepat
Tanaman Bawang Merah Menggunakan Certainty serta memberikan solusi penanggulangan.
Factor” yang dilakukan oleh Tuswanto dan Abdul
Fadlil membuat sistem yang dapat membantu dalam 1.5 Batasan Masalah
mengambil keputusan dengan memberikan solusi Untuk merumuskan permasalahan yang lebih
yang tepat dengan jumlah 6 hama dan 16 penyakit terfokus dan tidak meluas maka dibuat batasan-
yang sudah di verifikasi ahli pakar. Output yang batasan yang ditentukan pada penelitian ini yaitu :
dihasilkan berupa nama hama dan penyakit, gejala, 1. Data – data penelitian hama - penyakit yang
penyebab, nilai kepastian, dan solusi [TUS-13]. digunakan dari pakar tanaman bawang merah di
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jl.
sebelumnya maka dibangun sebuah aplikasi Raya Karangploso KM.4 Malang 65152 Jawa
pemodelan sistem pakar berbasis web untuk Timur.
melakukan diagnosa hama - penyakit pada tanaman 2. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal
bawang merah dengan metode naïve bayes. Pemilihan dai observasi lapangan, buku, dan wawancara
metode ini karena fitur-fitur pada Naïve Bayes dapat dengan pakar tanaman bawang merah.
bekerja secara independen [PRA-12]. Aplikasi sistem 3. Input data pada sistem ini adalah 8 jenis hama –
pakar ini melakukan proses kombinasi antara inputan penyakit dan 18 gejala yang menyerang tanaman
dari gejala hama dan penyakit bawang merah, bawang merah, diantaranya : Hama Ulat Bawang,
kemudian melakukan penalaran berdasarkan Lalat Pengorok Daun, Penyakit Moler atau Layu
pengetahuan pakar serta diterapkan algoritma naïve Fusarium, Penyakit Trotol atau Bercak Ungu,
bayes. Hasil yang muncul berupa diagnosa dan saran Penyakit Otomatis atau Antraknosa, Embun Bulu,
untuk penanganan gejala hama - penyakit tanaman Penyakit Ngelumpruk, dan Penyakit Bercak Daun
bawang merah. Diharapkan dapat memberikan Serkospora
informasi yang bermanfaat untuk memudahkan proses 4. Output yang dihasilkan adalah hasil diagnosa hama
diagnosa. – penyakit pada tanaman bawang merah dan saran
pengendalian.
1.2 Rumusah Masalah 5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan dengan database MySQL.
masalah sebagai berikut : 6. Pengujian yang digunakan pada sistem meliputi
1. Bagaimana merancang pemodelan sistem pakar pengujian Blackbox dan pengujian tingkat akurasi.
untuk diagnosa hama - penyakit pada tanaman
bawang merah menggunakan metode Naïve
Bayes.
2. Bagaimana hasil pengujian dalam sistem pakar
diagnosa hama - penyakit tanaman bawang
merah dengan metode Naïve Bayes.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA 4. Penyakit Embun Bulu atau Tepung Palsu (Downy
2.1 Bawang Merah Mildew), gejala :
Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) - Terbentuk spora yang sangat banyak yang terlihat
Back) merupakan sejenis tanaman yang menjadi sepertu bulu-bulu pada umbi.
bumbu berbagai masakan di dunia, berasal dari Iran, - Pertumbuhan tanaman terhambat.
Pakistan. Umbi bawang dapat dimakan mentah, untuk - Daun berwarna hijau pucat.
bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya 5. Penyakit Bercak Daun Serkospora (Cercospora
dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula Leaf Spot), gejala :
digunakan untuk campuran sayur. - Daun tampak belang-belang.
- Bercak berbentuk bulat berwarna kuning pucat.
2.1.1 Hama Bawang Merah - Serangan lebih lanjut menyebabkan bercak
1. Hama Ulat Bawang (Spodoptera Exigua) berwarna cokelat.
Penyebab : Ulat Bawang (S. Exgua), gejala:
- Ulat Spodoptera exigua berukuran panjang sampai 2.2 Teori Naive Bayes
+25 mm, berwarna hijau atau coklat dengan garis Naïve Bayes merupakan pengklasifikasian
tengah berwarna kuning. dengan metode probabilitas dan statistik yang
- Daging daun habis dan menjadi transparan. ditemukan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes, yaitu
- Ulat menyerang tanaman dengan memakan daun memprediksi peluang di masa depan berdasarkan
bagian dalam. Hama Ulat Bawang (Spodoptera pengalaman dimasa sebelumnya sehingga dikenal
Exigua) dengan gejala daun habis termakan. sebagai Teorema Bayes. Teorema tersebut
dikombinasikan dengan Naive dimana diasumsikan
2. Hama Lalat Pengorok Daun (Liriomyza Chinesis) kondisi antar atribut saling bebas (independensi).
Penyebab : Liriomyza Chinesis, gejala: Klasifikasi Naïve Bayes diasumsikan bahwa ada atau
- Gejala serangan berat mulai pada umur 15 HST tidak ciri tertentu dari sebuah kelas tidak ada
hingga menjelang panen. hubungannya dengan ciri dari kelas lainnya [BUS-13].
- Daun berwarna coklat seperti terbakar dan masuk Formula umum yang digunakan dalam teorema
ke dalam umbi bawang. Bayes dengan rumus persamaan 2.1.
- Hampir seluruh helaian daun penuh kerokan.
𝑃(𝐸 |𝐻 )𝑃(𝐻)
𝑃(𝐻 |𝐸) = (2.1)
2.1.2 Penyakit Bawang Merah 𝑃(𝐸)
1. Penyakit Trotol atau Bercak Ungu (Alternaria
Porri), gejala: Keterangan :
- Ujung daun mongering bahkan mudah patah. E : Data dengan class yang belum diketahui
- Gejala serangan pada daun timbul bercak H : Hipotesis data E merupakan suatu class
berukuran kecil, berwarna putih dengan pusat spesifik
berwarna ungu. P(H) : Probabilitas awal (prior) kejadian H terjadi
2. Penyakit Otomatis atau penyakit Antraknosa tanpa memandang evidence apapun
(Antraknose),gejala: P(E) : Probabilitas awal (prior) evidence E terjadi
- Terbentuk Lekukan ke dalam, berlubang dan memandang kejadian/evidience yang lain
patah. P(E|H) : Probabilitas suatu evidience E terjadi
- Serangan awal ditandai dengan terlihatnya bercak berdasar kondisi pada hipotesis H
berwarna putih pada daun. P(H|E) : Probabilitas posterior bersyarat suatu
- Tanaman akan mati dengan cepat dan mendadak kejadian H terjadi jika diberikan
3. Penyakit Moler atau Layu Fusarium (Twisting evidience/bukti E terjadi.
Disease) , gejala: Untuk menjelaskan teorema Naïve Bayes, perlu
- Daun bawang merah menguning dan terpelintir diketahui bahwa proses klasifikasi memerlukan
layu(moler). sejumlah petunjuk untuk menentukan kelas apa yang
- Tanaman mudah tercabut karena pertumbuhan cocok bagi sampel yang dianalisis tersebut. Oleh
akar terganggu dan membusuk. karena itu, teorema bayes didalam klasifikasi
- Apabila umbi lapis dipotong membujur akan dinyatakan pada persamaan 2.2.
terlihat adanya pembusukan berawal dari dasar 𝑃(𝐶)𝑃(𝐹1 . … 𝐹𝑛 |𝐶 )
𝑃(𝐶 |𝐹1 … 𝐹𝑛 ) = (2.2)
umbi meluas ke atas dank ke samping. 𝑃(𝐹1 ….𝐹𝑛 )
- Tanaman kurus kekuningan dan membusuk bagian Dimana Variabel C merepresentasikan kelas,
pangkal. sementara variabel F1 ... Fn merepresentasikan
karakteristik petunjuk yang dibutuhkan untuk

3
melakukan klasifikasi. Maka rumus tersebut 3.1 Pengumpulan Data
menjelaskan bahwa peluang masuknya sampel Lokasi penelitian skripsi ini adalah di Balai
karakteristik tertentu dalam kelas C (Posterior) adalah Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jl. Raya
peluang munculnya kelas C (sebelum masuknya Karangploso KM.4 Malang 65152, Jawa Timur. Objek
sampel tersebut, seringkali disebut prior), dikali atau variabel penelitian pada skripsi ini adalah hama
dengan peluang kemunculan karakteristik atau penyakit apa yang menyerang tanaman bawang
karakteristik sampel pada kelas C (disebut juga merah dan bagaimana memberikan solusi berdasarkan
likelihood), dibagi dengan peluang kemunculan
hasil perhitungan nilai probabilitas gejala tiap hama
karakteristik karakteristik sampel secara global (
atau penyakit menggunakan metode Teori Naïve
disebut juga evidence). Oleh karena itu, rumus tersebut
dapat pula ditulis secara sederhana sebagai persamaan Bayes. Analisia Kebutuhan
2.3. Analisia kebutuhan merupakan tahapan
𝑃𝑟𝑖𝑜𝑟 𝑥 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑 metodologi penelitian yang dilakukan untuk
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = (2.3) menentukan dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan
𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒
yang diperlukan dalam pembuatan sistem pakar
Naive Bayes Classifier atau bisa juga disebut
diagnosa penyakit kulit pada anak.
sebagai Multinomial Naive Bayes merupakan model
dari penyederhanaan Bayes [ANP-10]. Algoritma
4. PERANCANGAN
Naive Bayes berasumsi bahwa efek suatu nilai variabel
4.1 Perancangan Perangkat Lunak
disebuah kelas yang ditentukan adalah tidak terkait
pada nilai-nilai variabel lain [WTS-12]. 4.1.1 Diagram Perancangan

3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi metode penelitian dan
Identifikasi Aktor
perancangan sistem yang akan dibangun pada
penelitian ini. Metode penelitian mencakup langkah- Analisa Kebutuhan Analisa Kebutuhan Masukan
langkah yang akan dilakukan dalam melakukan Perangkat Lunak
penelitian, sedangkan perancangan merupakan Analisa Kebutuhan Proses

analisis kebutuhan sistem. Metode penelitian yang Analisa Kebutuhan Keluaran


dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari studi
literatur, pengumpulan data, analisa dan perancangan
sistem, implementasi sistem, pengujian sistem dan Perancangan Entity Relationship Diagram
Perancangan SIstem
pengambilan keputusan. Metode penelitian yang Perangkat Lunak
Data Flow Diagram
digunakan ditunjukkan pada Gambar 1.

Studi Literatur
Akusisi Pengetahuan

Pengumpulan Data Basis Pengetahuan


Perancangan
Sistem Pakar
Mesin Inferensi
Preproses Data

Fasilitas Penjelas

Analisa Kebutuhan
Blackboard

Implementasi Sistem Antarmuka

Pengujian Sistem
Gambar 4.1 Diagram Perancangan

Pengambilan Kesimpulan

Gambar 3.1 Tahapan-tahapan penelitian

4
4.1.2 Rancangan Algoritma  Bercak daun berwarna putih (G1)
 Daun mudah patah (G4)
Mulai
 Umbi membusuk (G8)
Dengan menganalisa gejala-gejala yang diberikan oleh
Masukkan
fakta gejala
Pengurutan nilai Posterior pengguna, maka dapat dilakukan perhitungan dengan
menggunakan metode Naïve Bayes seperti berikut.
Hasil diagnosa 1. Langkah Pertama
Integer : gejala, i, HP, j, GHP, k hama penyakit
Array : Prior, Likelihood, Posterior, Menghitung nilai prior berdasarkan gejala yang
Totallikelihood, data latih
diinputkan. Perhitungan dengan membagi jumlah
Hasil
diagnosa masing-masing hama-penyakit dengan jumlah
I 1 to HP keseluruhan data yang ada pada data latih. Berikut ini
Selesai
adalah contoh perhitungan prior:
Prior = Total HP / Total data latih
P(HP1) = jumlah hama-penyakit HP1/ keseluruhan
data
= 28/160
i
= 0.175
P(HP2) = jumlah hama-penyakit HP2 / keseluruhan
j 1 to GHP data
= 30/160
Likelihood = Total GHPi / Total HPi
= 0.1875
P(HP3) = jumlah hama-penyakit HP3/ keseluruhan
data
j
= 17/160
= 0.10625
k 1 to HP
P(HP4) = jumlah hama-penyakit HP4/ keseluruhan
data
j 1 to GHP
= 26/160
= 0.1625
Totallikelihood = Likelihood j / Totallikelihood
P(HP5) = jumlah hama-penyakit HP5 / keseluruhan
data
j
= 11/160
= 0.06875
Posterior = Totallikelihood * Prior
P(HP6) = jumlah hama-penyakit HP6 / keseluruhan
data
= 15/160
k = 0.09375
P(HP7) = jumlah hama-penyakit HP6 / keseluruhan
data
= 19/160
= 0.11875
Gambar 4.2 Rancangan Algoritma P(HP8) = jumlah hama-penyakit HP6 / keseluruhan
4.2 Perancangan Sistem Pakar data
= 14/160
4.2.1 Akusisi Pengetahuan
= 0.0875
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer,
Berdasarkan perhitungan prior hama – penyakit
transformasi suatu keahlian dalam menyelesaikan yang telah dilakukan, maka hasil perhitungan prior
permasalahan dari sumber pengetahuan atau pakar ke akan ditunjukkan dalam bentuk tabel.
dalam komputer dan meletakkannya ke dalam basis Tabel 1 Nilai Prior
pengetahuan dengan format tertentu. Pengetahuan
tidak hanya berasal dari pakar, namun juga dapat No. P(Penyakit) Nilai Prior
berasal dari buku, internet, observasi, dan literatur 1. P(HP1) 0.175
lainnya. P(HP2)
2. 0.1875
4.2.2 Contoh Perhitungan Naive Bayes
3. P(HP3) 0.10625
Diberikan beberapa data masukan berupa fakta
gejala hama – penyakit oleh pengguna : 4. P(HP4) 0.1625

5
5. P(HP5) 0.06875 e. HP5
P(HP6) P(G1|HP5) = jumlah G1 pada HP5 / jumlah HP5
6. 0.09375
= 8/11
7. P(HP7) 0.11875 = 07272727
8. P(HP8) 0.0875 P(G4|HP5) = jumlah G4 pada HP5 / jumlah HP5
2. Langkah Kedua = 0/11
Melakukan pencarian nilai likelihood (peluang =0
munculnya suatu gejala terhadap suatu hama- P(G8|HP5) = jumlah G8 pada HP5 / jumlah HP5
penyakit) dari probabilitas gejala yang mempengaruhi = 0/11
pada setiap hama-penyakit. Perhitungan ini dilakukan =0
dengan membagi jumlah gejala yang ada pada masing- f. HP6
masing penyakit dengan jumlah masing-masing hama- P(G1| HP6) = jumlah G1 pada HP6 / jumlah HP6
penyakit contoh perhitungan likelihood:
= 0/15
a. HP1
=0
P(G1|HP1) = jumlah G1 pada HP1 / jumlah HP1
P(G4| HP6) = jumlah G4 pada HP6 / jumlah HP6
= 28/28
= 0/15
=1
=0
P(G4|HP1) = jumlah G4 pada HP1 / jumlah HP1
P(G8| HP6) = jumlah G8 pada HP6 / jumlah HP6
= 14/28
= 0/15
= 0.5
=0
P(G8| P1) = jumlah G8 pada HP1 / jumlah HP1
g. HP7
= 10/28
P(G1| HP7) = jumlah G1 pada HP7 / jumlah HP7
= 0.3571428
= 12/19
b. HP2 = 0.6315789
P(G1|HP2) = jumlah G1 pada HP2 / jumlah HP2 P(G4| HP7) = jumlah G4 pada HP7 / jumlah HP7
= 0/19
= 21/30
=0
= 0.7
P(G8| HP7) = jumlah G8 pada HP7 / jumlah HP7
P(G4| HP2) = jumlah G4 pada HP2 / jumlah HP2
= 0/19
= 17/30 =0
= 0.5666667 h. HP8
P(G8| HP2) = jumlah G8 pada HP2 / jumlah HP2 P(G1| HP8) = jumlah G1 pada HP8 / jumlah HP8

= 11/30 = 0/14
= 0.3666667 =0
c. HP3 P(G4| HP8) = jumlah G4 pada HP8 / jumlah HP8
P(G1|HP3) = jumlah G1 pada HP3 /jumlah HP3 = 0/14
= 0/17 =0
=0 P(G8| HP8) = jumlah G8 pada HP8 / jumlah HP8
P(G4| HP3) = jumlah G2 pada HP3 / jumlah HP3 = 0/14
= 0/17 =0
=0 Berdasarkan perhitungan likelihood dari
P(G8| HP3) = jumlah G4 pada HP3 / jumlah HP3 masing-masing gejala masukan yang ada, maka hasil
= 12/17 perhitungan likelihood akan ditunjukkan dalam bentuk
= 0.7058823 tabel.
d. HP4 Tabel 2 Nilai likelihood
P(G1|HP4) = jumlah G1 pada HP4 / jumlah HP4
= 0/26 Nilai Likelihood
=0 No Penyakit
G1 G4 G8
P(G4| HP4) = jumlah G4 pada HP4 / jumlah HP4
1. P(G|HP1) 1 0.5 0.357142
= 0/26
=0 2. P(G|HP2) 0.7 0.566667 0.366667
P(G8| HP4) = jumlah G8 pada HP4 / jumlah HP4 3. P(G|HP3) 0 0 0.705882
= 19/26
4. P(G|HP4) 0 0 0.730769
= 0.730769

6
5. P(G|HP5) 0.7272727 0 0 2 HP2 0.0272708
6. P(G|HP6) 0 0 0 3 HP3 0
7. P(G|HP7) 0.6315789 0 0 4 HP4 0
8. P(G|HP8) 0 0 0 5 HP5 0
6 HP6 0
3. Langkah Ketiga 7 HP7 0
Melakukan pencarian nilai posterior 8 HP8 0
(probabilitas akhir) pada masing-masing hama-
penyakit, yaitu dengan cara mengalikan nilai prior Hasil perhitungan nilai posterior (probabilitas
dengan nilai likelihood masing-masing gejala pada akhir) akan diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan
setiap hama-penyakit. Berikut ini adalah contoh nilai probabilitas tertinggi. Hasil pengurutan nilai
perhitungan posterior: probabilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.19.
a. Posterior HP1 = P(HP1) x P(G1|HP1) x Tabel 4 Hasil Pengurutan Nilai Posterior
P(G4|HP1) x P(G8|HP1)
= 0.175 x 1 x 0.5 x 0.357142 No Hama - Penyakit Nilai Posterior
= 0.03125
b. Posterior HP2 = P(HP2) x P(G1| HP2) x 1 HP1 0.03125
P(G4|HP2) x P(G8|HP2) 2 HP2 0.0272708
= 0.1875 x 0.7 x 0.566667 x 0.366667 3 HP3 0
= 0.0272708 4 HP4 0
c. Posterior HP3 = P(HP3) x P(G1| HP3) x
P(G4|HP3) x P(G8|HP3) 5 HP5 0
= 0.10625 x 0 x 0 x 0.705882 6 HP6 0
7 HP7 0
= 0
d. Posterior HP4 = P(HP4) x P(G1|HP4) x 8 HP8 0
P(G4|HP4) x P(G8|HP4)
= 0.1625 x 0 x 0 x 0.730769 Berdasarkan hasil pengurutan nilai probabilitas
= 0 Tabel 4.19, maka nilai probabilitas akhir maksimum
e. Posterior HP5 = P(HP5) x P(G1|HP5) x terdapat pada nomor ke-1 dengan nilai probabilitas
P(G4|HP5) x P(G8|HP5) akhir sebesar 0.03125. Hasil diagnosa dari gejala
= 0.06875 x 0.7272727 x 0 x 0 bercak daun berwarna putih (G1), daun mudah patah
= 0 (G4), dan umbi membusuk (G8) adalah penyakit
f. Posterior HP6 = P(HP6) x P(G1|HP6) x Trotol (HP1).
P(G4|HP6) x P(G8|HP6)
= 0.09375 x 0 x 0 x 0 5. IMPLEMENTASI
= 0 Implementasi sistem merupakan tahap
g. Posterior HP7 = P(HP7) x P(G1|HP7) x pembangunan sistem yang disesuaikan dengan
P(G4|HP7) x P(G8|HP7) rancangan-rancangan yang telah dibuat pada tahapan-
= 0.11875 x 0.6315789 x 0 x 0 tahapan sebelumnya. Berikut merupakan
= 0 implementasi pemodelan sistem pakar diagnosa hama-
h. Posterior HP8 = penyakit pada tanaman bawang merah menggunakan
P(HP8) x P(G1|HP8) x P(G4|HP8) x P(G8|HP8) metode Naïve Bayes:
= 0.0875 x 0 x 0 x 0  Implementasi basis pengetahuan
= 0  Implementasi basis data dengan menggunakan
Hasil perhitungan posterior metode Naïve Bayes DBMS MySQL pada server localhost (XAMPP)
berdasarkan dengan fakta gejala yang telah diinputkan yang bertujuan untuk memudahkan melakukan
oleh pengguna maka akan disajikan dalam bentuk manipulasi dan penyimpanan data.
tabel.  Implementasi mesin inferensi
Tabel 3 Hasil Perhitungan Posterior  Implementasi algoritma Naïve Bayes..
 Implementasi antarmuka
No Hama- Nilai Posterior
Penyakit
1 HP1 0.03125

7
29
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑥100% = 93,54%
31
Akurasi sistem menggunakan 31 kasus uji
sebesar 93,54% yang menggunakan masukan berupa
gejala yang tidak spesifik atau gejala umum.
Pengujian mendapatkan nilai yang benar jika hasil
diagnosa sistem sesuai dengan hasil diagnosa pakar.
Nilai akurasi tidak mencapai 100% dikarenakan hasil
masukan gejala yang dilakukan tidak terdapat dalam
data latih sehingga sistem belum bisa melakukan
diagnosa dengan tepat dan hasil perhitungan yang
dihasilkan dari gejala tersebut adalah nol.
6 Penutup
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan yang telah dibuat dan
pengujian yang sudah dilakukan pada sistem pakar
Gambar 5.1 Halaman Diagnosa diagnosa hama – penyakit pada tanaman bawang
merah menggunakan metode Naïve Bayes dapat
6. HASIL DAN PEMBAHASAN diambil kesimpulan yaitu :
Dalam hasil dan pembahasan akan dijelaskan 1. Sistem yang telah dirancang mampu
mengenai proses pengujian. Proses pengujian memodelkan sistem pakar dengan hasil diagnosa
dilakukan melalui dua tahap yaitu pengujian Blackbox berdasarkan input gejala dari pengguna. Sistem
dan pengujian akurasi. dapat melakukan diagnosa menggunakan metode
Naïve Bayes dengan menghitung probabilitas
6.1 Pengujian Blackbox nilai posterior tertinggi dari hama – penyakit dan
Pengujian Blackbox dilakukan untuk mengetahui menjadi hasil akhir dari diagnosa.
apakah sistem yang dibangun sesuai dengan daftar
kebutuhan yang sudah dirancang sebelumnya. Proses 2. Berdasarkan pengujian dari pemodelan sistem
pengujian Blackbox lebih mengarah pada kesesuaian pakar bawang merah menggunakan metode
hasil kerja dari sistem pakar dengan kebutuhan yang Naïve Bayes didapatkan hasil pengujian yaitu :
telah dirancang. a. Setelah melakukan pengujian fungsionalitas
Berdasarkan hasil pengujian blackbox dapat (blackbox) dimana hasil yang diharapkan
dilihat bahwa hasil sistem yang diharapkan sesuai sesuai dengan hasil yang didapatkan sehingga
dengan hasil sistem yang didapatkan. Kesimpulan dari mendapat nilai presentase sebesar 100 %.
pengujian ini adalah sistem pakar diagnosa hama – b. Proses pengujian akurasi dari pemodelan
penyakit bawang merah menggunakan metode Naive sistem pakar diagnosa hama – penyakit
Bayes dapat dijalankan sesuai dengan daftar bawang merah menggunakan metode Naïve
kebutuhan yang telah dirancang dengan kesesuaian Bayes memiliki tingkat akurasi sebesar
dengan hasil implementasi sebesar 100%. 93,54% menggunakan 31 kasus uji. Terdapat
salah satu kasus uji yang tidak sesuai dengan
6.2 Pengujian Akurasi pakar dikarenakan kombinasi gejala yang
Pengujian tingkat akurasi dilakukan untuk dimasukkan tidak tercakup dalam data latih.
mengetahui kesesuaian antara hasil diagnosa sistem
dengan hasil diagnosa yang dilakukan oleh pakar 7.2 Saran
untuk menetukan tingkat performa sistem. Pada sistem Sistem pakar diagnosa hama – penyakit pada
pakar diagnosa hama – penyakit bawang merah tanaman bawang merah menggunakan metode Naïve
menggunakan metode Naive Bayes proses yang Bayes masih memiliki beberapa kekurangan. Saran
dilakukan adalah membandingkan data dari pakar dan yang diberikan untuk pengembangan selanjutnya
data system antara lain :
Dengan menggunakan 31 data uji untuk 1. Pada proses pengujian akurasi dapat dilakukan
dengan menambahkan jumlah kasus uji sehingga
pemodelan sistem pakar diagnosa hama-pemyakit
keakurasian sistem dari hasil perbandingan
bawang merah didapatkan nilai akurasi dengan diagnosa pakar dengan diagnosa sistem menjadi
perhitungan dengan menggunakan persamaan : lebih optimum. Selain itu sistem juga dapat
dikembangkan lebih lanjut menggunakan metode

8
perhitungan lain untuk membandingkan hasil pada Tanaman Bawang Merah dan
akurasi yang lebih baik diantara metode tersebut. Pengendaliannya. BPTS.
[SAH-08] Sahrani, Enni Nst. 2008. Pengaruh
2. Pemodelan sistem dapat dikembangkan menjadi Kepekatan Ekstrak Daun Nimba
sistem pakar dengan memperbaiki beberapa Terhadap Penekanan Serangan
kesalahan hasil diagnosa dengan menambahkan Alternaria porri(EII.CIF) Pada
lebih banyak gejala, hama dan penyakit pada data
Tanaman Bawang Merah ( Allium
latih untuk memperoleh nilai akurasi yang lebih
ascalonicum L.). Medan,
tinggi.
Universitas Sumatera Utara.
[PRI-11] Prihatini, Putu Manik. 2011. Metode
DAFTAR PUSTAKA Ketidakpastian Dan Kesamaran
Dalam Sistem Pakar. Lontar
[SRI-15] Srimuddawamah, Ika. 2015. Sistem Komputer, Vol.2, No.1, Hal.29-42.
Pakar Diagnosa Penyakit Kulit [DEW-15] Dewi, Indriana Candra. 2015.
Pada Anak Menggunakan Metode Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Naïve Bayes. Malang, Brawijaya. Pada Sapi Potong Dengan Metode
[KUS-06] Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori Naïve Bayes (Studi Kasus Pos
dan Aplikasi. Yogyakarta, Andi. Keswan Kab. Nganjuk). Malang,
[KUS-08] Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Brawijaya.
Pakar Menentukan Faktor
Kepastian Pengguna dengan
Metode Kuantifikasi Pertanyaan.
Yogyakarta, Andi.
[ARH-05] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep
Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta,
Andi.
[PRI-11] Prihatini, Putu Manik. 2011. Metode
Ketidakpastian Dan Kesamaran
Dalam Sistem Pakar. Lontar
Komputer, Vol.2, No.1, Hal.29-42.
[SUT-11] Sutojo,dkk. 2011. Kecerdasan
Buatan. Yogyakarta. Andi.
[YUW-14] Yuwono, B., Wayuningsih, W.P. &
Hafsah., 2014. Sistem Pakar
Berbasi Web Untuk Diagnosa
Penyakit Tanaman Anggrek
Menggunakan Metode Certainty
Factor. Yogyakarta, UPN
"Veteran".
[PRA-12] Prasetyo, Eko. 2012. Data Mining
konsep dan Aplikasi menggunakan
Matlab. Yogyakarta , Andi.
[BUS-13] Bustami., 2013, Penerapan
Algoritma Naive Bayes Untuk
Mengklasifikasi Data Nasabah
Asuransi, TECHSI: Jurnal
Penelitian Teknik Informatika, Vol.
3, No.2, Hal. 127-146.
[PIT-03] Pitojo, Setijo. 2003. Benih Bawang
Merah. Yogyakarta, Kanisius.
[UDI-05] Udiarto, Bagus K dkk. 2005.
Pengenalan Hama dan Penyakit

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai