Anda di halaman 1dari 5

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Judul

“Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit pada Tanaman Hidroponik


Menggunakan Metode Forward Chaining (Studi Kasus : Rumahku
Hidroponik Jember)”.

1.2 Latar Belakang

Di Indonesia metode penanaman hidroponik sudah banyak diminati


oleh masyarakat dan dikembangkan di dunia pertanian, seiring dengan
berkembangnya petani hidroponik di indonesia, perkembangan permintaan
sayuran hidroponik di Indonesia setiap tahunnya cenderung mengalami
peningkatan (Savira dan Prihtanti, 2019). Hidroponik merupakan metode
penanaman yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya,
melainkan hanya menggunakan air yang mengandung nutrisi yang diperlukan
tanaman. Sayuran hidroponik memiliki banyak keunggulan bila dibanding
dengan sayuran konvensional yaitu tanaman hidroponik menghasilkan
kualitas yang lebih segar dan bersih, yang didasari oleh faktor media tanam
yang steril dan terdapat di dalam ruangan (Green House) sehingga resiko
terserang hama atau penyakit relatif kecil, sedangkan tanaman konvensional
cenderung mudah terserang hama dan penyakit karena faktor alam yang
susah diprediksi dan sulit untuk pengecekan asam dan basa pada tanah, yang
berdampak pada kualitas tanaman yang akan berkurang.

Rumahku Hidroponik Jember (RHJ) merupakan usaha yang bergerak


dibidang pertanian modern yaitu penanaman menggunakan sistem
hidroponik, usaha ini didirikan oleh Bapak Yudi Arsad Pamungkas pada
tahun 2010, dengan luas lahan 6×8 Meter, dengan kapasitas tanam sebanyak
1000 bibit dan menghasilkan sayuran seberat 160 kg sekali panen, pada tahun
2015 jumlah pesanan semakin meningkat sampai keluar kota. Upaya untuk
mencukupi pesanan tersebut terbantu dengan adanya mitra yang bergabung.
Hingga pada Tahun 2021 terdapat 59 Mitra yang telah bergabung, dan rata-
rata mitra yang bergabung tergolong petani hidroponik baru, sehingga
pengetahuan tentang perawatan dan penyakit yang ada di tanaman hidroponik
1
sekaligus penanga-nannya masih tergolong rendah. Kurangnya pengetahuan
tentang perawatan dan penanganan penyakit mengakibatkan sering terjadi
kesalahan dalam penggunaan pestisida, permasalahan tersebut terjadi karena
kesalahan dalam melakukan diagnosa gejala dari penyakit yang dialami oleh
tanaman hidroponik sehingga salah dalam memilih jenis pestisida, yang
mengakibatkan menurunnya kualitas tanaman hingga kematian pada
tanaman. Hal tersebut juga berdampak pada penurunan stok sayuran dan tidak
sesuai perhitungan berat hasil panen, sehingga tidak mampu memenuhi

pesanan konsumen. Demi mengurangi terjadinya hal tersebut Bapak Yudi

(Pemilik RHJ) melakukan monitoring mitra secara berkala dan memberikan


pembelajaran mengenai cara penanganan penyakit pada tanaman hidroponik.
Namun kegiatan monitoring tersebut sangat memakan waktu dan tenaga,
karena harus dilakukan dengan berkunjung ke setiap mitra yang mengalami
masalah pada tanamannya, disitu Bapak Yudi mulai kewalahan karena masih
banyak kesibukan lain yang harus dikerjakan sendiri dirumahku hidroponik
Jember seperti pengelolaan lahan, operasional dan monitoring.

Pengelolaan lahan dan monitoring merupakan hal yang sangat penting


untuk dilakukan, agar kualitas sayuran yang di hasilkan tetap terjaga. Karena
semakin bagus kualitas sayuran yang di hasilkan akan berpengaruh pada
meningkatnya pesanan sayuran dirumahku hidroponik Jember. Untuk
menjaga kualitas sayuran dan meminimalisir waktu serta tenaga, diperlukan
adanya sistem pakar untuk membantu melakukan diagnosis penyakit pada
tanaman hidroponik dan memberikan solusi mengenai cara penanganan yang
benar, yang bisa di akses kapan saja oleh petani atau mitra RHJ yang baru.

Pengertian sistem pakar adalah sistem komputer yang menyamai


kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar (Listiyono, 2008).
Jadi sistem pakar merupakan sistem yang dibuat berdasarkan cara analisis
seorang ahli (pakar) untuk diterapkan dalam sistem komputer. Terdapat
beberapa penelitian terdahulu mengenai sistem pakar, salah satunya
penelitian yang dilakukan oleh Supartini, Hindarto (2016) yang berjudul
Sistem Pakar Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining Dalam
Mendiagnosa Dini Penyakit Tuberkulosis Di Jawa Timur, penelitian tersebut
mendapatkan nilai keakuratan 93,333% dan nilai eror 6,667 %, sedangkan

2
pada penelitian yang dilakukan oleh Yanto dkk., (2017) dengan judul
Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Anak Bawah Lima Tahun
Menggunakan Metode Forward Chaining, menghasilkan tingkat akurasi
keberhasilan sebesar 82%, dimana 41 hasil diagnosa benar dan 9 diagnosa
salah.

Sistem pakar pada penelitian ini akan menerapkan metode Forward


Chaining. Pengertian Forward Chaining adalah metode pencarian atau teknik
pelacakan ke depan yang dimulai dengan informasi yang ada dan
penggabungan aturan untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan
(Sugiharni & Divayana., 2017). keunggulan dari metode Forward Chaining
yaitu memiliki konsep basis pengetahuan (knowledge base) sebagai wadah
dari cara analisis pakar dan penalaran (reasoning). Proses Forward Chaining
ini dimulai dari fakta-fakta yang ada (fact) melalui proses penalaran fakta
(Interface fact) menuju suatu tujuan (goal). Jadi Forward Chaining
merupakan penalaran fakta untuk mendapatkan kesimpulan dari fakta itu
sendiri. Penerapan metode Forward Chaining pada penelitian ini yaitu untuk
melakukan penelusuran kedalam pengetahuan pakar yang telah di simpan di
Knowledge Base.

Berdasarkan penjelasan fakta di atas sistem pakar untuk mendiagnosa


penyakit pada tanaman hidroponik menggunakan metode Forward Chaining
akan menampilkan hasil diagnosa berupa nama penyakit dan solusi
penanganannya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membangun sistem pakar untuk mendiagnosa


penyakit pada tanaman hidroponik dengan mengimplementasikan
metode Forward Chaining ?

2. Bagaimana hasil akurasi Sistem Pakar dalam mendiagnosa penyakit


pada tanaman hidroponik ?

1.4 Tujuan Penelitian

Ditinjau dari rumusan masalah diatas ada beberapa tujuan penilitian


yaitu:
3
1. Membangun sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sayuran
hidroponik menggunakan metode Forward Chaining di Rumahku
Hidroponi Jember.

2. Mengetahui hasil akurasi sistem pakar dalam mendiagnosa gejala dan


dalam memberikan solusi penanganannya.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas manfaat yang bisa di ambil dari penelitian


ini yaitu :

1. Bagi Penulis

a. Sebagai tempat untuk menerapkan ilmu yang didapat selama


kuliah di Universitas Jember

b. Dapat mengetahui hasil penelitian dari sistem pakar dengan


menggunakan metode Forward Chaining.

2. Bagi Unit Usaha Rumahku Hidroponik Jember

a. Mengurangi jadwal monitoring di setiap mitra dari Rumahku


Hidroponik Jember.

b. Mempercepat proses diagnosa gejala penyakit yang di alami


sayuran di setiap mitra.

c. Bisa menjaga kualitas sayuran dan hasil panen dari penanaman


akan maksimal.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

a. Dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan


pengembangan penelitian

1.6 Batasan Masalah

Terdapat 2 Batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Sistem pakar menyediakan pilihan gejala yang pernah dialami di


rumahku hidroponik Jember dan menampilkan nama penyakit dan
cara penanganannya.

2. Pada penelitian ini mengambil studi kasus tanaman yang ada di


mitra rumahku hidroponik Jember, yaitu :

4
5

Anda mungkin juga menyukai