Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN

1. Manakah yng lebih baik, perencanaan OPT berdasarkan nasalah atau tujuan

Kalau menurut saya perencanaan berdasarkan pada masalah karena


perencanaan perlindungan tanaman diawali dengan identifikasi masalah
perlindungan tanaman, untuk menentukan kaitan satu masalah dengan masalah
lainnya dapat ditentukan masalah mana yang merupakan masalah utama. Selain itu
kita tidak dapat menentukan suatu tujuan tanpa mengetahui masalah mengenai OPT
tersebut.

2. Mengapa harus petani yang menjadi manajer dilahannya sendiri.

Karena segala sesuatu yang mengenai kegiatan pertanian hanya diketahui


oleh petani itu sendiri, dalam hal ini pengolahan tanah dan sebagainya apakanah
tanaman yang akan ditanam cocok atau tidak tumbuh ditanah tersebut serta tingkat
kepedulian dan rasa memiliki lahan tersebut lebih tinggi karena lahan tersebut
miliknya sendiri.

3. Jelaskan faktor – faktor yang mendorong diterapkannya PHT sebagai sistem


perlindungan tanaman.

a. Kegagalan pemberantasan hama konvensional


Samapai saat ini masih banyak pentani dan masyarakat pada umumnya yang
mengartikan pengendalian hama sama dengan penggunaan pestisida. Apabila
diketahui bahwa tanaman yang di usahakan rusak karena terserang hama maka
petani akan langsung mencari pestisida untuk di semprotkan pada tanamannya.
Demikian juga yang mereka lakukan apabila diketahui bahwa pada tanamannya
terdapat kerumunan serangga tanpa memperhitungkan apakah serangga tersebut
serangga yang merugikan atau serangga yang bermanfaat. Kekhawatiran petani
terhadap akan datangnya serangan hama menyebabkan mereka melakukan
tindakan pencegahan dengan melakukan penyemprotan pestisida pada
pertanamannya secara terjadwal artinya pada waktu tertentu atau pada tingkatan
tumbuhan
tertentu. Metode pengendalian semacam ini masih banyak rekomendasikan oleh
para ahli dan para petugas Dinas yang belum menyadari dan mengerti tentang PHT.
b. Kesadaran akan kualitas lingkungan hidup
Pestisida sebagai bahan beracun termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu sifatnya yang beracun serta
relatif persisten di lingkungan maka residu yang di tinggalkan di lingkungan yang
menjadi masalah. Dari banyak hasil monitoring residu yang dilaksanakan oleh
laboratoriumlaboratorium
universitas, lembaga-lembaga penelitian, dan dinasdinas pemerintah ditunjukkan
bahwa saat in residu pestisida hampir di temukan disetiap tempat di lingkungan
sekitar kita. Residu pestisida telah ada di dalam tanah, di air minum, air sungai,
makanan sehari-har
yang kita konsumsi seperti sayuran dan buah-buahan. Meskipun kadar residu
pestisida yang ditemukan masih belum membahayakan bagi kesehatan menurut
ukuran WHO namun temuan-temuan tersebut merupakan ndikasi bahwa
penggunaan pestisida bagaimanapun perlu
dikendalkan. Apabila tidak di kendalikan semakin lama akan terjadi akumulasi
kandungan pestisida d ilingkungan yang dapat mencapai kadar yang mebahayakan.

4. jelaskan kekurangan PHT yang solusi yang anda tawarkan


Ada beberapa aspek tetapi saya hanya mengambil beberapa :
 Dari aspek kelembagaan : pengambilan keputusan terkait pengendalian hama
dan penyakit masih bersifat individual.
Solosinya : untuk pengambilan keputusan dalam pengendalian hama
danpenyakit harus dilakukan secara kelompok, bukan bersifat individual.
Pengambilan keputusan didahului dengan pemantauan /pengamatan biologis
dan lingkungan secara berkala.
 Dari aspek sosiologi : masih kurangnya kesadaran petani dalam
memperhatikan segi kesehatan dalam pengendalian hama dan penyakit.
Solusinya : PHT selalu mempertimbangkan dinamika ekosistem dan variasi
keadaan sosial masyarakat sehingga petani ahli PHT dikebunnya sendiri.

5. apakah baik jika salah satu langkah dari daur pengolahan perlindungan tanaman
tidak dilakukan. Jelaskan hubungan dari semua langkah – langkah.
 Penilaian, proses pendefenisian hal – hal yang dapat digunakan sebagai
alasan untuk merancang suatu program perlindungan tanaman dengan
berdasarkan atas informasi yang tepat mengenai masyarakat sasran,
pelaksana program dan mitra lainnya.
 Perencanaan dan perbaikan rancangan, tahap perencanaan berdasarkan hasil
penilaian untuk menunjukan bagaimana permasalah perlindungan tanaman
yang telah berhasil diidentifikasi akan ditangani.
 Pelaksanaan atau implementasi, tahap penerapan rancangan yang telah
dibuat untuk menangai permasalahan perlindungan tanaman, dengan
memberikan prioritas pada masalah yang mendesak dan segera, dengan
melibatkan para pemangku kepentingan yang memahami dan peranaan
tanggu jawab masing – masing dengan menggunakan pendekatan kerangka
kerja logis.
 Pemantuan, tahap pengumpulan informasi secara rutin yang dilakukan sendiri
untuk menunjukan bahwa masukan telah diberikan, pelaksanan telah
dilakukan, dan keluaran telah diperoleh sesuai dengan rancangan program.
 Evaluasi, tahap untuk mengukur secara sistematik dan objektif oleh pihak luar
terhadap relevansi, kinerja dan keberhasilan atau kekurangan suatu program
yang telah atau sedang dilaksanakan.
 Perenungan atau refleksi, tahap untuk menganalisis hasil informasi evaluasi
suatu program, dan proyek – proyek yang menjadi bagiannya, bersama
dengan para pemangku kepentingan untuk memutusan apakah perlu dilakuan
perubahan, seperti apa perubahan yang diperlukan untuk lebih
memungkinkan terjadinya transformasi secara menyeluruh.
 Penyiapan untuk pengalian, tahap untuk menyiapkan suatu program dengan
cara mengurangi dukungan terhadap program dengan cara mengurangi
dukungan terhadap program dengan cara bertahap mengalhikan
penggelolaan program kepada masyarakat untuk mempertahankan
keberlanjutan progran.
Tahap pengolahan program tersebut diatas pada dasarnya merupakan modifikas
terhadap tahap – tahap pengolahan program atau proyek pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai