Anda di halaman 1dari 6

Keunggulan dan Kelemahan Fungsi C-D

Fungsi produksi C-D adalah paling terkenal digunakan dalam penelitian dengan analisa
ekonomterik, disebabkan :

a. Bentuk fungsi sederhana, ekonomis dalam perhitungan pendugaan parameter,


dan seringkali menghasilkan dugaan yang nyata menurut tes statistik.

b. Konsisten dengan a priori teori ekonomi produk marjinal yang semakin menrun,
dengan mudah diperoleh dugaan skala ekonomi, dan andil faktor relatif.

c. Selain kelebihan eperti di atas, sifat yang nampaknya tidak realistis yaitu e dari
fungsi

C-D sama dengan atu, dan garis perluasan produksi berbentuk garis linier.

d. Hasil pendugaan dengan fungsi Cobb-Douglas tidak memuaskan apabila data


yang digunakan mencakup produk marginal yang bertambah dan menurun atau
menckaup produk marjinal positif atau negatif. Fungsi Cobb-Douglas adalah
fungsi pangkat dari akar menghasilkan kurva yang makin mendatar dengan
bertambahnya pemakaian masukan, dan produk marjinal fisik maksimum
didifinisikan ( Heady dan Dillon, 1969 ).

e. Elastisitas produksi dan isocline dari fungsi, Cobb-Douglas adalah konstan, dan
linier dalam bidang kurva masukan (isokuan). Bentuk ini tidak sesuai dengan
perubahan kadar substitusi dengan makin besarnya pemakaian masukan.
Sebagai contoh, usahatani besar akan lebih ekstensif dalam penggunaan lahan
dibandingkan dengan usahatani kecil. Perubahan substistusi ini menjadi tidak
konsisten dengan asumsi teknologi netral tanpa memenadang luas usaha.

Modifikasi Fungsi Cobb-Douglas

Modifikasi pertama dari fungsi C-D dibuat oleh Ulveling dan Fletcher (1970) dengan
tujuan untuk mengurangi kelemahan fungsi C-D. Sebagaimana ditunjukan sebelumnya,
jumlah elastisitas produksi C-D menunjukan “returns” to “scale”. Karena elastisitas C-D
adalah konstan, hal ini dikatakan tidak logis, sehingga return to scale fungsi C-D juga
tidak bervariasi. Modifikasi ini dilakukan untuk menghasilkan fungsi produksi dengan
produk bervariasi. Katakanlah fungsi C-D dengan faktor masukan

Q = ANβ1 Lβ2 Kβ3............................( 15 )

Dan dihipotesakan bahwa β1 dipengaruhi oleh peubah l, dengan demikian juga


berpengaruh terhadap scale return, yaitu:
β1 = β1

β2 = β2

β3 = β3..................................................( 16 )

hipotesa (16) dapat dimasukan kedalam fungsi produksi (15), dengan hasil fungsi
modifikasi C-D dengan model persamaan sebagai berikut:

Q = A Nβ1(I) Lβ2(I) Kβ3(I)

Model empiris yang digunakan diperoleh dari logaritma kedua sisi dari persamaan sisi
(17):

In Q = In A + β1(I) In N + β2(I) In L + β3(I) In K.......( 18 )

Q – produk diukur dengan nilai produksi tanaman, dengan tiga macam masukan yaitu
lahan (N), tenaga kerja (L) dan modal (K) adalah jasa modal meliputi bibit, pupuk dan
jasa modal. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian Ulveling dan Fletcher yaitu
intensitas modal dengan defenisi rasio antara jasa modal dibagi lahan berpengaruh
pada elastisitas paralel dan perolehan terhadap skala. Suatu indek variabel yang dipakai
intensitas modal yaitu antar modal dan tanah, K/N. Variabel ini diasumsikan pada
bentuk hubunganantar parameter elastistas dan variabel indeks adalah linier,
kuadrantik dan kubik.

Hasil pengujian hipotesis berupa koefisien dengan koefisien dugaan yang diperoleh
dengan menggunakan persamaan (18). Nilai variabel 1 ditentukan didasarkan variasi
pengamatan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa elastisitas produksi dan perolehan
produk disimpulkan nahwa elastisitas produksi dan perolehan produk terhadap skala
(scale return) benar-benar dipengaruhi intensiatas modal yang dipakai dalam produksi.

Hasil regresi yang diperoleh adalah sebgaai berikut:

Q = 5,6 N0,456* L0,191*** + 0,0023*I2 K0,403* - 0,001012

R2 = 0,74 dan tanda bintang menunjukan taraf nyata.

Tanda bintang (*) menunujukan taraf nyata secara statistik.


Dugaan perolehan terhadap skala dan parameter elastisitas untuk perlbagai alternatif
variasi indeks intensitas modal diberikan pada Tabel 1.

Beberapa hasil kesimpulan yang diperoleh dai hasil dengan model fungsi produksi C-D
yaitu:

a. Elastisitas produksi tenaga kerja bertambah dengan makin besarnya intensitas


modal atau indeks perubah l, dan hal itu

b. Diikuti dengan elastisitas parsiil modal berkurang dengan makin besarnya rasio
K/N atau indek intensitas modal.

Hasil ini didukung ole teori bahwa produk marjinal tenaga kerja akan makin besar
dengan dipakainya teknik produksi dengan modal yang lebih intensif. Demikian juga
halnya, produk marjinal modal akan semakin kecil yang ditunjukan dengan elastisitas
produksi parsiil yang semakin kecil dengan digunakannya teknik produksi dengan
intensitas modal yang semakin besar.

Muller ( 1974 ) juga membuat model modifikasi fungsi C-D yang serupa dalam kontek
studi empiris dalam upaya mengukur dampak informasi terhadap efisiensi teknis yang
dikaitkan dengan fungsi produksi frontier. Perbedaan inefisiensi teknis yang terjadi
pada petani produsen disebabkan ketidakmampuan produsen berproduksi pada fungsi
produksi frontier.

Jika seorang peneliti menganalisis pemakaian masukan dn mengkaitkatnnya dengan


produksi yang dicapai, akan diperoleh fakta bahwa tidak semua pengamatan akan
berada dalam satu lingkup. Beberapa alasan yang dikemukakan oleh Mutler, diisertakan
beberapa faktor, yaitu:

a. Teknologi produksi yang dipakai oleh produsen dapat berbeda, dengan demikian
jika hal ini benar, maka tidak ada alasan kuat untuk membandingkannya. Karena
perbedaan itu diantaranya disebabkan adanya perbedaan teknologi.

b. Jika teknologi poduksi yang dipakai oleh produsen tidak berbeda, perbedaan
pengamatan dapat disebabkan gangguan acak. Kemungkinan yang kedua ini
jelas dan tidak sukar dijelaskan tetapi sedikit mempunyai konsekuensi ekonomis.
Isokuan rata-rata F1 denagna mudah diduga dengan OLS dan memungkinkan
dwvlasi yang terjadi di kedua sisi F adalah isokuan frontler yang diperoleh dari
permukaan fungsi produksi dibagian luar.

c. Yang terakhir memang terjadi perbedaan dalam efisiensi teknis. Dalam situasi ini
semua produsen telah menggunkan teknologi yang ama tetapi produsen yang
satu lebih efisien menggunakannya dari pada yang lain.

Pengetahuan teknis produksi adalah pengetahuan produsen mengenai cara


mentransformasikan masukan dikombinasikan atau diproses menjadi produk.
Disamping pengetahuan teknis perlu dikembangkan informasi atau pengetahuan pasar
yakni pengetahuan mengenai permintaan saat berproduksi dan yang akan datang,
substitusi relatif, dan dampak adri divertensi dan promosi pada produk tertentu.
Sebagian informasi dapat diperoleh dalam perusahaan tetapi lainnya dapat dibeli dari
luar. Istilah informasi dalam hal ini dibatasi pada pengertian “pengetahuan berproduksi”
saja.

Anggaplah seorang manajer mengakumulasikan informasi selama hidupnya, hal ini


berarti pada saat tertentunia dipandang memiliki sekumpulan informasi yang siap
digunakan secara rasional dengan berlandaskan struktur biaya dan preferensinya, dan
sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya. Informasi merupakan fenomena
jangka panjang; dan dalam jangka pendek tumpukan informasi berbeda dari satu
manager satu dengan lainnya bergantung pada umur, pengalaman, kemampuan, dan
prefeensi.

Katakanlah sejumlah tumpukan informasi, I, yang dapat juga mencakup informasi yang
tidak berpengaruh terhadap produktiivitas. Katakanlah I1 merupakan sub-set dari total
informasi, I. Bilamana keduanya menghasilkan sejumlah keuntungan yang sama, maka
berarti (I-I1) adalah kumpulan informasi yang tidak relevan. Demikian juga sama halnya
ada kumpulan teknologi yang disebut teknologi. Dianggap sbahwa sejumlah informasi
elevan yang berbeda-bedaakan berpengaruh terhadap teknologi yang tersedia bagi
produsen. Karena firm membutuhkan lebih banyak informasi, sekumpulan teknologi
yang tersedia akan bertambah, dan frontiernya bertambah.

Fungsi C-D: Q = A. n∏1=0 Xia1

Q produksi, A menyatakan itersep sedangkan α1 – elastistas produksi untuk masing-


masing input. Anggaplah bahwa informasi adalah salah satu masukan tetapi berbeda
dengan masukan konvensionil lainnya, dalam hal ini informasi dapat mempengaruhi
produktivitas dari masukan lain dengan cara yang spesifik. Hipotesa yang relevan
adalah bahwa informasi berpengaruh seragam terhadap semua masukan atau
berpengaruh netral yaitu fungsi produksi pindah keatas atau intersep lebih besar.

Q = A. n∏1=0 Xia1 + dij

Parameter αij adalah elastisitas produksi dari masukan ke-1 untuk produsen ke-j.
Elastisitas produksi dapat dipisahkan menjadi elastisitas αij yang besarnya sama untuk
semua produsen dan deviasi dij untuk masing-masuing firm yang menunjukan
perbedaan akibat dari informasi yang digunakan oleh firm ke-j. Model ini merupakan
modifikasi dari C-D karena penambahan masukan berpengaruh terhadap elastisitas
produksi secara langsung.

Dengan menggunakan model ini maka asumsi yang sangat restriktif yaitu bahwa semua
produsen mempunyai elastisitas produksi yang sama tidak perlu dipertahankan lagi.
Koefisien (di) (i > 0) adalah simpangan (deviasi) dari elastisitas produksi dari “standart”
yang diperoleh dari rataan sebagian produsen.

Model umum yang diguankan untuk pendugaan, sebagai berikut:

Qj = n∏1=0(xijaij+dij). Euj....................( 20 )

euj adalah perubahan gangguan untuk masing-masing oengamatan.

Untuk menyelesaikan persoalan ini maka harus dibuat model sedemikian rupa
sehinggadij merupakan fungsi dari sejumlah informasi yang digunakan oleh masing-
masing produsen tetapi kuantifikasi informasi merupakan problematik yang juga sulit
dan memerlukan penyelesaian tersendiri.

Produksi dari perubah informasi, dapat dipilih antara lain sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan: menyatakan kemampuan dalam menggunakan informasi


eksternal

b. Umur dan pengalaman untuk mewakili perubah “belajar sambil bekerja”

c. Current inflow dari informasi: yakni penggunaan pengetahuan eksternal.

Jika informasi berpengaruh terhadap proses produksi, maka informasi itu harus dapat
direflesikan dalam kenyataan operasionil dari produsen. Katakanlah Zkj adalah proksi
dari perubah informasi dadro produsen ke-j, oleh karena itu Zkj merupakan fungsi dai
sejumlah informasi k.

Zj = (Zkj) untuk k = 1, ......, K.

Anda mungkin juga menyukai