Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini, buah melon sangat digemari oleh masyarakat
dikarenakan rasanya yang manis dan segar. Melon favorit konsumen adalah
yang memiliki jaring tebal dan rapat, aroma yang kuat, rasa yang manis dan
legit, dan penampilan yang menarik. Di Indonesia, petani umumnya menanam
jenis netted melon, yang memiliki buah yang berkulit kasar dan berjaring dan
biasanya memiliki daya simpan pendek. Namun, ada juga petani yang
menanam jenis winter melon, yang berkulit halus dan tahan lama. Melon(
Cucumis melo L.) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang
menghasilkan buah, termasuk suku labu- labuan atau Cucurbitaceae. Buahnya
dapat dimakan langsung sebagai buah meja atau diiris-iris untuk dibuat es
buah. Daging buah (mesokarp) yang dimakan adalah bagian yang lunak dan
berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya.

Tanaman melon akan tumbuh optimal pada suhu 25 °- 30 °C dan curah


hujan antara 1500 – 2500 mm/ tahun. Ketinggian tempat akan berpengaruh
terhadap rasa dan tekstur daging buah. Melon yang ditanam pada dataran
menengah yaitu sekitar 200- 900 dpl berpengaruh positif terhadap kualitas
buah, seperti daging buah yang tebal, tekstur lebih baik, rongga buah kecil
dan rasa yang lebih manis serta harum. Musim tanam yang disarankan untuk
penanaman melon adalah saat awal bulan musim kemarau. Karena pada
musim ini tanaman dapat memperoleh sinar matahari secara maksimal dan
meminimalisir dari serangan penyakit. Media tanam melon yang baik adalah
tanah gembur yang mengandung semua unsur hara makro dan mikro, mudah
terairi, tidak rawan banjir, dan mudah dijangkau kendaraan saat panen. Kunci
keberhasilan dalam budidaya tanaman melon dimulai sejak memilih benih,
menyemai, menanam, memupuk, merawat, dan memanen.
Banyak petani yang mencoba melakukan budidaya tanaman melon
namun gagal dikarenakan terkena serangan penyakit. Penanganan penyakit
pada tanaman melon sering kurang diperhatikan oleh petani sehingga
membuat tanaman melon sering mengalami gagal panen. Petani pada
umumnya sering menggunakan pestisida dengan dosis yang semakin tinggi
dan interval penyemprotan yang semakin pendek untuk mengatasi penyakit

1
tanaman melon. Praktik ini jika terus dilakukan akan berdampak negatif baik
bagi petani, konsumen, maupun lingkungan. Serangan penyakit pada tanaman
melon dapat terjadi pada setiap fase pertumbuhan, termasuk fase vegetatif,
fase pembungaan, dan fase pembuahan.
Berbagai jenis penyakit utama yang menyerang tanaman melon seperti,
embun bulu (Pseudoperonospora cubensis, Erysiphe cichoraseaum), layu
fusarium (Fusarium oxysporum f. melonis (L.), busuk batang bakteri
(Pseudomonas sp. atau Erwinia carotovora), bercak daun bersudut
(Pseudomonas lachymans), virus kuning (Bean golden mosaic virus).
Pengetahuan tentang berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman melon
dapat membantu petani dalam mengendalikan penyakit tersebut. Ketepatan
teknik dan sasaran penyakit yang dikendalikan dapat menentukan tingkat
keberhasilan dalam pengendalian penyakit pada tanaman melon. Oleh karena
itu, sangat penting untuk mengidentifikasi jenis hama yang mengganggu
tanaman melon. Masalah ini juga penah dilakukan penelitian oleh peneliti lain
dengan topik Aplikasi Diagnosa Jenis Penyakit Pada Tanaman Belimbing
Berbasis Web (Miftakhoneki et al., n.d.). Selain itu juga terdapat penelitian
lain dengan topik Sistem Pakar Penyakit Bawang Merah Menggunakan
Metode Naive Bayes Berbasis Android (Hidayat & Adhinata, 2023).
Sehingga, pada permasalahan penyakit tanaman melon ini dapat
dikembangkan sebuah sistem untuk mendiagnosa penyakit tanaman melon.
Metode yang akan digunakan pada sistem diagnosa penyakit tanaman melon
ini menggunakan algoritma naive bayes. Naive Bayes adalah metode
sederhana untuk klasifikasi probabilitas yang menghitung sekumpulan
kemungkinan dengan menjumlahkan frekuensi dan kombinasi nilai dari
kumpulan data yang diberikan. Keuntungan penggunaan Naive Bayes adalah
bahwa metode ini hanya membutuhkan jumlah data pelatihan (training data)
yang kecil untuk menentukan estimasi parameter yang diperlukan dalam
proses pengklasifikasian. Selain itu, Naive Bayes seringkali bekerja jauh lebih
baik dalam kebanyakan situasi dunia nyata yang kompleks daripada yang
diharapkan. Algoritma Naive Bayes digunakan untuk memprediksi
probabilitas, sedangkan klasifikasi Bayes adalah klasifikasi statistik yang
dapat memprediksi kelas anggota probabilitas. Dalam klasifikasi Bayes
sederhana, yang lebih dikenal sebagai naive Bayesian Classifier, dapat
2
diasumsikan bahwa dampak dari suatu nilai atribut kelas tertentu tidak
bergantung pada atribut atribut lainnya.(Hidayat & Adhinata, 2023)
Metode naive bayes merupakan metode yang cocok dalam proses
penentuan identifikasi hama dan penyakit pada tanaman dikarenakan metode
ini hanya membutuhkan jumlah data pelatihan yang kecil untuk menentukan
estimasi parameter yang diperlukan dalam proses pengklasifikasian.
(Miftakhoneki et al., n.d.). Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan
sebuah solusi permasalahan berbasis teknologi informasi yaitu sebuah sistem
yang mampu memberikan informasi atau pengetahuan kepada petani
mengenai penyakit pada tanaman melon sehingga penelitian ini berjudul “
implementasi metode naïve bayes pada aplikasi diagnosa penyakit tanaman
melon berbasis website”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
akan diteliti yaitu bagaimana penerapan metode naive bayes dalam merancang
dan membangun website diagnosa penyakit pada tanaman melon?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui bagaimana penerapan metode naive bayes dalam merancang
dan membangun website diagnosa penyakit pada tanaman melon.

1.4 Batasan Penelitian


Adapun Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah naive bayes.

2. Bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP, Html, dan database


mysqli,

3. Menggunakan framework bootstrap.

4. Terdapat 5 jenis penyakit pada tanaman melon.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

3
1) Bagi Mahasiswa

Mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus serta memahami


tentang seputar Penyakit Pada Tanaman Melon.

2) Bagi Universitas
Universitas dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
ilmunya dan sebagai bahan evaluasi serta memberikan gambaran tentang
kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya dan
mengetahui kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran yang diperoleh
dibangku perkuliahan.

3) Bagi Masyarakat
a) Membantu mempermudah para petani untuk mengidentifikasi penyakit
tanaman melon.
b) Irit biaya dikarenakan web bisa diakses melalui handphone tanpa harus
mengeluarkan uang.
c) memperluas wawasan para petani tentang penyakit atau hama pada tanaman
melon.

Anda mungkin juga menyukai