Anda di halaman 1dari 7

JURNAL INFORMATIKA, Vol.X No.X September 2018, pp.

X~X
ISSN: XXXX-XXXX
E-ISSN: XXXX-XXXX 1

Sistem Pakar Diagnosis Hama Dan Penyakit Tanaman


Pepaya Menggunakan Metode Certainty Factor
Berbasis Android

Andika Tanjung1, Rizki Tri Prasetio2, Yosep Hernawan3

1Universitas BSI Bandung


e-mail: andikatanjung94@gmail.com

2AMIK BSI Bandung


e-mail:

3AMIK BSI Tasikmalaya


e-mail: yosep.yha@bsi.ac.id

Abstrak
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae dan merupakan
komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman pepaya dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani untuk melakukan kegiatan usahatani pepaya
tersebut dan masyarakat juga bisa menaman pepaya di halaman rumah. Sistem pakar yang
merupakan bagian dari kecerdasan buatan. Sistem pakar adalah sistem komputer yang mampu
menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu pengetahuan tertentu. Sistem
pakar dapat menggantikan peran seorang pakar yang pada prinsip kerjanya dapat memberikan
hasil yang pasti seperti yang dilakukan oleh seorang pakar. Pada skripsi ini dijelaskan cara
perancangan sistem pakar untuk mendiagnosis hama dan penyakit pada tanaman pepaya,
Metode certainty factor merupakan salah satu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu
pasti, ataukah tidak pasti yang membentuk metric yang biasanya digunakan dalam system pakar.
Metode ini sangat cocok untuk system pakar yang mendiagnosa sesuatu yang belum pasti.
Faktor kepastian menyatakan kepercayaan dalam dalam sebuah kejadian atau fakta dalam
hipotesa berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Keluaran sistem ini adalah keputusan tunggal
beerupa vonis penyakit.

Kata Kunci : Klasifikasi, Certainty Factor, Pepaya

Abstract

Papaya is a fruit plant in the form of herbs from the family Caricaceae and is a horticultural
commodity that has high economic value. Papaya plants can be a special attraction for farmers
to do the papaya farming activities and the community can also plant papaya in the yard. Expert
systems that are part of artificial intelligence. An expert system is a computer system that is able
to mimic the reasoning of an expert with expertise in a particular knowledge. Expert systems
can replace the role of an expert whose working principle can provide definite results as is done
by an expert. In this thesis explained how to design an expert system to diagnose pests and
diseases in papaya plants, the method of certainty factor is one method to prove whether a fact
is certain, or uncertain that forms a metric that is usually used in expert systems. This method
is very suitable for expert systems that diagnose something that is uncertain. The certainty factor
states confidence in an event or fact in the hypothesis based on evidence or expert judgment.
The output of this system is a single decision in the form of a verdict.

Keyword: Classification, Certainty Factor, Papaya

Diterima September XX, XXXX; Revisi Januari XX, 2019; Disetujui Maret XX, 2019
2

tanaman dan beragam pula nama dan akibat


1. Pendahuluan yang dihasilkannya(Warman, Informatika, &
Pepaya merupakan salah satu Industri, 2018).
komoditas hortikultura yang memiliki Sistem pakar ini akan
prospek cerah untuk dikembangkan secara diimplementasikan dengan metode certainty
komersial. Hal ini dapat dilihat dari semakin factor. Alasan penggunaan metode ini
meningkatnya daya serap pasar dan karena dapat memberikan hasil yang akurat
permintaan pepaya untuk konsumsi rumah yang didapatkan dari perhitungan
tangga, supermarket, pabrik, hotel, dan berdasarkan bobot gejala yang dipilih
restoran. Tidak hanya di dalam negeri, pengguna, mampu memberikan jawaban
ternyata pepaya mempunyai peluang bisnis pada permasalahan yang tidak pasti
yang cerah di pasar luar negeri. Pasar kebenarannya seperti masalah diagnosa
pepaya semakin meluas karena buah resiko penyakit, dan dengan metode ini
subtropis ini tidak hanya dikonsumsi segar, pakar menggambarkan keyakinan seorang
tetapi dapat diolah menjadi makanan seperti pakar dengan memberikan bobot keyakinan
saus dan manisan(Syakri, Mulyadi, & sesuai dengan pengetahuan pakar
Simbolon, 2017). terkait(Halim & Hansun, 2015).
Produksi buah pepaya di Indonesia Berdasarkan dari uraian tersebut
pada tahun 2012 mencapai 906.312,00 ton maka perlu dibuat sebuah aplikasi, sehingga
dan meningkat mencapai 909.827,00 ton nantinya penelitian tentang penyakit dan
pada tahun 2013, sedangkan tahun 2014 hama pada tanaman pepaya ini dapat
menurun drastis 840.119,00 ton. Di Provinsi memberi manfaat yang signifikan dan
Aceh, produksi buah pepaya sangat rendah system pakar penyakit dan hama pada
dengan pencapaian hanya rata-rata 1,24% tanaman pepaya ini dapat efektif, dalam hal
periode tahun 2012-2014 dari total produksi ini penulis mengangkat suatu tema “SISTEM
pepaya di Indonesia(Irma Wahyuni, Buni PAKAR DIAGNOSIS HAMA DAN
Amin, 2016). PENYAKIT TANAMAN PEPAYA
Salah satu faktor pembatas dalam MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY
peningkatan produksi, baik kualitas maupun FACTOR BERBASIS ANDROID”.
kuantitas buah pepaya ialah infeksi
Colletotrichum sp. penyebab antraknosa 2. Metode Penelitian
ketika buah masih di pertanaman maupun Metode penelitian yang dilakukan
saat pascapanen(Rangkuti, Wiyono, & meliputi teknik pengumpulan data dan
Widodo, 2018). metode pengembangan sistem.
Di era globalisasi yang kiat semarak 2.1. Teknik Pengumpulan Data
dibicarakan sekarang ini, teknologi Teknik pengumpulan data dalam
memegang perananan penting yang penelitian ini meliputi:
tentunya tidak terlepas kaitanyanya dengan 1. Observasi
teknologi komunikasi. Kemampuan Pada tahap ini penulis melakukan
komputer dalam mengingat dan menyimpan observasi ke Balai Perlindungan
informasi dapat dimanfaatkan tanpa harus Tanaman Pangan dan Hortikultura
bergantung kepada hambatan seperti yang (BPTPH) Jawa Barat guna mendapatkan
dimiliki manusia. Dengan menyimpan informasi tentang gejala penyakit dari
informasi dan sehimpunan aturan penalaran tanaman kedelai.
yang memadai memungkinkan komputer 2. Wawancara
memberitan kesimpulan atau mengambil Pada tahap ini penulis melakukan
keputusan yang kualitasnya sama dengan wawancara kepada para ahli / pakar
kemampuan seorang pakar bidang keilmuan penyakit tanaman kedelai dan para
tertentu. Salah satu cabang ilmu komputer petani kedelai.
yang mendukung hal tersebut adalah sistem 3. Studi Kepustakaan
pakar(Harto, 2013). Pada tahap ini penulis melakukan studi
Sistem pakar mempunyai pustaka dengan megumpulkan bahan
kemampuan untuk memudahkan masalah- dari beberapa sumber, seperti buku
masalah praktis pada saat sang pakar referensi, jurnal, dan sumber yang
berhalangan. Dan salah satu implementasi berada dari internet.
sistem pakar pada bidang pertanian yaitu
untuk mengidentifikasi penyakit tanaman.
Banyak sekali ragam hama dan penyakit

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 1-2


3

2.2. Metode Pengembangan Sistem penuh. Hasil yang tidak pasti disebabkan
Metode waterfall sering disebut oleh dua faktor yaitu aturan yang tidak
siklus kehidupan klasik yang sistematis pasti dan jawaban pengguna yang tidak
untuk pengembangan perangkat lunak pasti atas suatu pertanyaan yang
melalui proses perencanaan, pemodelan, diajukan oleh sistem. Seorang pakar
konstruksi, dan penyebaran, yang diakhiri (misalnya dokter) sering menganalis
dengan dukungan pada perangkat lunak informasi yang ada dengan ungkapan
lengkap yang dihasilkan (Pressman, 2012). seperti “mungkin”, “kemungkinan besar”,
Metode waterfall berupa pengerjaan dari “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi
suatu sistem dilakukan secara berurutan hal ini kita menggunakan certainty factor
atau secara linear. Adapun tahapan – (CF) guna menggambarkan tingkat
tahapan metode waterfall sebagai berikut: keyakinan pakar terhadap masalah yang
1. Analisis Kebutuhan sedang dihadapi.
Pada tahap ini, penulis menggali Certainty Factor (CF) menujukkan
sebanyak-banyaknya data dan informasi ukuran kepastian terhadap suatu fakta
dalam pembuatan software yang atau aturan. Notasi Faktor Kepastian
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi ini adalah sebagai berikut:
didapat dengan cara wawancara, diskusi CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e]
atau survey langsung. Data ini akan Keterangan:
menjadi acuan sistem analis untuk CF[h,e] : Faktor Kepastian
menerjemahkan ke dalam bahasa MB[h,e] : ukuran kepercayaan
pemrograman. terhadap hipotesis h, jika diberikan
2. Desain Sistem evidence e (antara 0 dan 1).
Tahapan ini menggambarkan MD[h,e] : ukuran ketidakpercayaan
penuangan pikiran dan perancangan terhadap evidence h,jika diberikan
sistem. Desain sistem membantu evidence e (antara 0 dan 1).
mendefinisikan arsitektur sistem secara
keseluruhan. 2. Kombinasi Aturan
3. Penulisan Kode Program Metode MYCIN untuk menggabungkan
Pada tahapan ini penulis evidence pada antecedent sebuah
menerjemahkan desain sistem ke dalam aturan yang ditunjukkan pada tabel
coding atau bahasa pemrograman. berikut ini:
Tahap ini merupakan implementasi dari
tahap desain sistem yang dilakukan oleh
programmer.
4. Pengujian Program
Tahapan akhir dari sebuah sistem yaitu Tabel 1. Aturan Kombinasi MYCIN
pengujian kemampuan dan efektifitas
dari sistem sehingga diketahui Evidence, E Antecedent Ketidak
kekurangan dan kelemahan sistem yang Pastian
kemudian dilakukan pengkajian dan E1 AND E2 Min[CF(H,E1),
perbaikan terhadap aplikasi agar lebih CF(H,E2)]
sempurna. E1 OR E2 Max[CF(H,E1),
5. Penerapan Program dan Pemeliharaan CF(H,E2)]
NOT E -CF(H,E)
Perubahan bisa terjadi karena adanya
Sumber: Sri Kusumadewi (2003)
kesalahan atau perkembangan
kebutuhan secara fungsional. Aplikasi
Bentuk dasar rumus certainty factor
yang dibuat harus bisa menyesuaikan
dengan lingkungan dan kebutuhan. sebuah aturan JIKA E MAKA H adalah
sebagai berikut:
Adapun algoritma dari metode certainty CF(H,e) = CF(E,e) * CF(H,E)
factor adalah sebagai berikut: Di mana:
CF(E,e) : Certainty Factor evidence
1. Certainty Factor
E yang dipengaruhi oleh evidence e
Menurut (Mevung et al., 2017) dalam Sri
CF(H,E) : Certainty Factor hipotesis
Kusumadewi (2003) Dalam menghadapi
dengan asumsi evidence diketahui
suatu masalah sering ditemukan
dengan pasti, yaitu ketika CF(E,e) =
jawaban yang tidak memiliki kepastian
1

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 1-2


4

CF(H,e) : Certainty Factor hipotesis Gambar 3. Kombinasi Paralel Certainty


yang dipengaruhi oleh evidence e Factor
Jika semua evidence dan
antecedent diketahui dengan pasti Pada kondisi ini evidence E1 dan E2
maka rumusnya menjadi: CF(H,e) = mempengaruhi hipotesis yang sama,
CF (H,E). Dalam diagnosis suatu yaitu H. Kedua Certainty Factor CF (H,
penyakit, hubungan antara gejala E1) dan CF (H, E2) di kombinasikan
dengan hipotesis sering tidak pasti. menghasilkan certainty factor CF (H, E1,
Sangat dimungkinkan beberapa E2). Certainty kedua aturan di
aturan menghasilkan satu hipotesis kombinasikan sehingga menghasilkan
dan suatu hipotesis menjadi certainty factor CF (H, E’). Untuk
evidence bagi aturan lain. Kondisi menghitung kombinasi tersebut
tersebut dapat digambarkan digunakan rumus CF (H, E’) = CF (E, E’)
sebagai berikut: * CF (H, E).
3. Perhitungan Certainty Factor
Berikut ini adalah contoh ekspresi logika
yang mengkombinasikan evidence
E = (E1 AND E2 AND E3) OR (E4
AND NOT E5)
Gejala E akan dihitung sebagai:
E = max (min (E1, E2, E3), min (E4,
-E5))
Sumber: Sri Kusumadewi (2003) Untuk nilai E1 = 0.9, E2 = 0.8, E3 =
Gambar 1. Jaringan Penalaran Certainty 0.3, E4 = -0.5, E5 = -0.4
Factor Hasilnya adalah:
E = max (min (E1, E2, E3), min (E4,
Dari gambar tersebut ditunjukan bahwa -E5))
certainty factor dapat digunakan untuk = max (0.3 – 0.5)
menghitung perubahan derajat = 0.3
kepercayaan dari hipotesis F, ketika A Bentuk dasar rumus certainty factor
dan B bernilai benar. Hal ini dapat sebuah aturan jika E maka H di tunjukan
dilakukan dengan mengkombinasikan oleh rumus berikut:
semua certainty factor pada A dan B CF (H, e) = CF (E, e) * CF (H, E)
menuju F menjadi sebuah alur hipotesis Dimana:
certainty factor seperti berikut: CF (E, e): Certainty Factor evidence
E yang di pengaruhi oleh evidence
CF (H, E): Certainty Factor hipotesis
dengan asumsi evidence di ketahui
dengan pasti, yaitu ketika CF (E, e)
=1
Sumber: Sri Kusumadewi (2003) CF (H, e): Certainty Factor hipotesis
Gambar 2. Kombinasi Certainty Factor yang di pengaruhi oleh evidence
Jika semua evidence dan
Kombinasi seperti ini disebut kombinasi antecedent di ketahui dengan pasti,
pararel, sebagaimana ditunjukan oleh maka rumusnya di tunjukan sebagai
gambar dibawah ini: berikut:
CF (H, e) = CF (H, E) Karena CF (E,
e) = 1
Contoh kasus yang melibatkan
kombinasi CF:
JIKA batuk
DAN demam
DAN sakit kepala
DAN bersin-bersin
CF (E2, e) = 0,8 (pasien mengalami
demam 80%)
CF (E3, e) = 0,3 (pasien mengalami
Sumber: Sri Kusumadewi (2003)
sakit kepala 30%)

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 1-2


5

CF (E4, e) = 0,7 (pasien mengalami


bersin-bersin 70%)
Sehingga
CF (E, e) = CF (H, E1 ∩ E2 ∩ E3 ∩
E4)
= min [CF (E1, e), CF (E2, e), CF
(E3,e), CF (E4,e)]
= min [0,5 , 0,8 , 0,3 , 0,7]
= 0,3
Maka nilai certainty factor hipotesis
adalah:
CF (H, e) = CF (E, e) * CF (H, E)
= 0,3 * 0,7
= 0,21

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil
Berikut ini hasil pembuatan pada
aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit
tanaman kedelai menggunakan metode Gambar 2. Tampilan Menu Diagnosis
certainty factor berbasis android.
C. Tampilan Menu Penyakit
A. Tampilan Menu Utama

Gambar 1. Tampilan Menu Utama


Gambar 3. Tampilan Menu Penyakit

B. Tampilan Menu Diagnosis

D. Tampilan Halaman Siklus dan


Pengendalian Penyakit

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 1-2


6

4. Kesimpulan
Dalam bab ini penulis mengambil
kesimpulan dari pembuatan aplikasi sistem
pakar berbasis android ini sebagai berikut :
1. Aplikasi ini dapat memudahkan petani
atau masyarakat untuk mengetahui
gejala awal hama dan penyakit
tanaman pepaya.
2. Aplikasi sistem pakar ini dapat
memberikan informasi dan solusi
tempat berkonsultasi untuk petani atau
masyarakat mengenai hama dan
penyakit tanaman pepaya.
3. Aplikasi sistem pakar diagnosis hama dan
penyakit tanaman pepaya ini dapat
membantu petani atau masyarakat untuk
mengetahui gejala awal penyakit tanaman
pepaya, tanpa harus mengeluarkan biaya
karena aplikasi ini bersifat offline
Referensi

Gambar 4. Tampilan Halaman Siklus dan Syakri, S. A., Mulyadi, & Simbolon, Z. K.
Pengendalian Penyakit (2017). Identifikasi tingkat kebulatan
buah pepaya berdasarkan luas
objek dengan pengolahan citra.
E. Tampilan Menu Tentang Infomedia, 2(Desember), 2.
Irma Wahyuni, Buni Amin, M. A. U. (2016).
PENDAHULUAN Pepaya
merupakan buah lokal yang
merakyat . Sebagian EFEKTIVITAS
BERBAGAI KONSENTRASI DAN
WAKTU APLIKASI EKSTRAK
BUAH MENGKUDU TERHADAP
PENYAKIT ANTRAKNOSA
(Colletotrichum gloeosporioides)
PADA BUAH PEPAYA (Carica
papaya L.), 1(1), 101–109.
Rangkuti, E. E., Wiyono, S., & Widodo, W.
(2018). Identifikasi Colletotrichum
spp. Asal Tanaman Pepaya. Jurnal
Fitopatologi Indonesia, 13(5), 175.
https://doi.org/10.14692/jfi.13.5.175
Harto, D. (2013). Perancangan Sistem
Pakar Untuk Mengidentifikasi
Penyakit Pada Tanaman Semangka
Dengan Menggunakan Metode
Certainty Factor. Jurnal Pelita
Informatika Budi Darma, IV(2), 22–
27.
Warman, I., Informatika, J. T., & Industri, F.
T. (2018). IMPLEMENTASI CASE-
BASED REASONING SEBAGAI
Gambar 7. Tampilan Menu Tentang
METODE INFERENSI Gambar 1 .
Struktur Sistem Pakar, 6(1), 1–7.
https://doi.org/10.21063/JTIF.2018.
V6.1.1-7

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 1-2


7

Halim, S., & Hansun, S. (2015). Penerapan


Metode Certainty Factor dalam
Sistem Pakar Pendeteksi Resiko
Osteoporosis dan Osteoarthritis.
ULTIMA Computing, VII(2), 59–69.
Mevung, F. I., Suyatno, A., Maharani, S.,
Komputer, I., Ilmu, F., Informasi, T.,
& Mulawarman, U. (2017).
Diagnosis Penyakit Kejiwaan
Menggunakan Metode Certainty
Factor, 2(1).

JURNAL INFORMATIKA Vol.5 No.1, April 2018: 1-2

Anda mungkin juga menyukai