Anda di halaman 1dari 7

MATHunesa

Jurnal Ilmiah Matematika Volume 09 No 02


e-ISSN : 2716-506X | p-ISSN : 2301-9115 Tahun 2021

IMPLEMENTASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) BACKPROPAGATION UNTUK


KLASIFIKASI JENIS PENYAKIT PADA DAUN TANAMAN TOMAT

Anglita Wigina Putri


Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : anglita.17030214044@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Tomat merupakan tanaman holtikultura yang sangat mudah ditemukan di Indonesia. Buah tomat banyak
digemari masyarakat untuk dikonsumsi karena mempunyai kandungan gizi yang baik untuk kesehatan,
selain itu, tomat juga banyak di budidaya karena harga tomat yang cukup stabil. Akan tetapi, terdapat
kendala dalam membudidayakan tanaman tomat bagi para petani karena tomat rentan diserang penyakit,
akibatnya para petani kesulitan dalam membedakan jenis-jenis penyakit yang terlihat mirip. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk membantu petani dalam mengidentifikasi jenis-jenis penyakit pada daun
tomat. Dalam penelitian ini menggunakan metode Artificial Neural Network (ANN) dengan algoritma
backpropagation untuk mengklasifikasi penyakit pada daun tomat. Data-data yang digunakan untuk
pengujian adalah penyakit bacterial spot sebanyak 50 data, penyakit yellow leaf curl virus sebanyak 50 data
citra dan daun sehat sebanyak 50 data citra. Hasil terbaik klasifikasi jenis penyakit pada daun tomat
menggunakan backpropagation dengan Cross-validation menggunakan folds 4 menghasilkan akurasi sebesar
78% memerlukan waktu selama 319,77 detik untuk memproses data berlaku aturan-aturan batchsize sebesar
100, hiddenlayers yang didefinisikan sebagai , bobot sebesar 0,3 pada learningrate, validationThreshold sebesar
20 untuk mengakhiri validasi pengujian dan nilai epoch untuk melatih data sebesar 500. Kemudian
performa hasil klasifikasi yang telah dilakukan diukur menggunakan Confusion Matrix yang menghasilkan
presisi sebesar 0,78 dan memperoleh data klasifikasi yang bernilai benar (True Positive) sebanyak 117 data.
Kata Kunci: Tomat, Klasifikasi citra daun, Artificial Neural Network (ANN), Backpropagation.

Abstract
Tomato is a horticultural plant that can be easily found in Indonesia. Tomatoes are popular for public consumption
because their nutritional values have excellent content for health, besides tomatoes are widely cultivated because the
price is quite stable. However, there are obstacles in tomato plants cultivation for farmers because tomatoes are
vulnerability to diseases, so that farmers have difficulty distinguishing types of diseases that look similar. Therefore,
this research was conducted to help farmers in identifying various diseases in tomato leaves. This research uses
Artificial Neural Network (ANN) method with backpropagation algorithm to classify the types of diseases in tomato
leaves. The data used for testing were 50 image data of bacterial spot disease, 50 image data of yellow leaf curl disease,
and 50 image data of healthy leaves. Tomato leaves types of diseases classification with the best result that utilized
backpropagation with Cross-validation 4 folds by following the rules with batch size of 100, hidden layers defined as ,
the learning rate for weight updates is 0.3, with validation threshold is used to terminate validation testing is 20, and
500 as the number of epoch to train through, have been resulted in an accuracy of 78% which required time 319.77
seconds to process data. Which was then assisted by Confusion Matrix as a tool to measure the performance of the
classification results that have been carried out and precision results of 0.78 so as to obtain 117 data of true positive.
Keywords: Tomato, Leaf imagery classification, Artificial Neural Network (ANN), Backpropagation.

kandungan beta-karoten, kalium dan antioksidan


PENDAHULUAN likopen. Mengonsumsi sebuah tomat dengan ukuran
Tomat adalah salah satu jenis tanaman sedang telah memenuhi hampir setengah batas
hortilkultura dan termasuk jenis buah yang jumlah kebutuhan harian vitamin C untuk orang
bermanfaat bagi kesehatan manusia, karena buah dewasa (required daily allowance/RDA). (Franceschi, et
tomat mengandung vitamin A, vitamin C, dan al., 1994)
senyawa anti penyakit. (Sari, Kun, & Sunarmani, Di Indonesia tanaman tomat banyak
2007) Selain itu tomat juga memiliki nutrisi yang dibudidayakan karena nilai harga jual tomat yang
cukup lengkap seperti kalori dalam jumlah rendah, cukup stabil, banyak dikonsumsi masyarakat dan
bebas kolesterol, dan lemak baik yang merupakan tidak terlepas juga dari iklim yang mendukung.
sumber serat juga protein yang baik. Terdapat pula Berdampingan dengan bertambahnya jumlah

344
IMPLEMENTASI ARTIFICIAL NEURAL …

penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat yang memiliki peran penting dalam sistem komputer
semakin tinggi tentang pentingnya kesehatan, karena dapat mempermudah kegiatan sederhana
berdasarkan data dari Kementerian Pertanian manusia seperti mesin pencarian pada Google yang
Republik Indonesia jumlah konsumsi tomat pada dapat memberikan berbagai informasi yang ingin
tahun 2017-2021 selalu meningkat 5,32% per diketahui, dan berbagai bidang lainnya.
tahunnya. (Setjen Kementerian Pertanian Republik Salah satu cabang ilmu AI yang dapat digunakan
Indonesia, 2017) Walaupun dalam pembudidayaan untuk melakukan permasalahan klasifikasi maupun
tanaman tomat tergolong mudah, tomat juga rentan prediksi, adalah Artificial Neural Network (ANN).
terserang penyakit yang dipengaruhi oleh bakteri, Dalam ANN terdapat bebermacam-macam metode
jamur, virus dan serangga atau hama. Tomat yang salah satunya adalah algoritma backpropagation,
terserang penyakit mengalami perubahan warna dengan adanya solusi permasalahan tersebut
dan bentuk pada seluruh bagian tanaman tomat, diharapkan dapat membantu kinerja petani dalam
seperti daun, batang, akar, hingga ke buahnya, akan mendeteksi penyakit pada tanaman daun tomat
tetapi yang sering menjadi acuan dalam melihat dikarenakan bentuk dan warna daun yang terjangkit
gejala penyakit pada tanaman tomat adalah melalui virus ataupun bakteri hampir memiliki ciri khas
daun. Terdapat beberapa jenis penyakit pada yang sama jika dilihat secara kasat mata, sehingga
tanaman tomat yaitu penyakit bacterial wilt, buckeye mengidentifikasi penyakit pada tanaman daun
rot, powdery mildew, gray leaf spot, southern blight, tomat menggunakan metode ANN melalui
yellow leaf curl virus, potato virus y, tomato mozaik algoritma backpropagation dapat memberikan
virus, bercak daun (Septoria leaf spot), bacterial spot, keakuratan dalam pengenalan penyakit sehingga
target spot, bercak kering alternaria (early blight), kedepannya dapat membantu para petani tomat
busuk daun (late blight), daun berjamur (leaf mold), mencegah kerusakan yang lebih lanjut.
bercak daun akibat gigitan serangga (two-spot spider
mite), gray mold, target spot, dan sebagainya.
(Melanson, 2020) Rata-rata tanaman tomat di
METODE
Indonesia terserang penyakit busuk daun dan MACAM PENYAKIT DAUN PADA TOMAT
bercak daun, namun dalam membedakan kedua Tomat memiliki banyak ragam bentuk dan tipe
penyakit tersebut sangat sulit jika dilakukan secara buah, tomat cherry (Lycopersicium esculentum var
kasat mata. Akibatnya, petani sering keliru dalam cerasiformae) merupakan tomat jenis pertama yang
menggunakan obat pada saat mengendalikan berada di Meksiko. Sebelum masuk ke Indonesia,
penyakit sehingga mengakibatkan kerusakan tomat tersebar di negara-negara Eropa, setelah itu
tanaman tomat dan petani mengalami kerugian menyebar ke Cina dan seluruh Asia. Di Indonesia
karena gagal panen. (Wiguna, Sutarya, & Muliani, pada tahun 1988 tanaman tomat mulai
2015) dibudidayakan secara komersial setelah adanya
Seiring dengan berkembangnya zaman, saat ini pengenalan varietas hibrida dari Taiwan yakni
teknologi semakin berkembang pesat demikian pula Precious 375. (Rahmansyah & Nurul, 2012)
permasalahan yang dihadapi juga kompleks, Tanaman tomat memang mudah untuk
dengan adanya teknologi yang canggih tersebut dibudidayakan akan tetapi juga sangat rentan
diharapkan dapat membantu manusia untuk terkena penyakit. Adapun beberapa jenis penyakit
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam yang tampak pada daun tanaman tomat yakni
kehidupan sehari-hari, mulai dari hal-hal yang penyakit yellow leaf curl virus, potato virus y, tomato
sederhana hingga ke berbagai bidang ilmu yang mozaik virus, bercak daun (Septoria leaf spot), bacterial
memerlukan teknologi untuk mempermudah kinerja spot, target spot, bercak kering alternaria (early blight),
dalam suatu pabrik. Sehingga terdapat begitu busuk daun (late blight), daun berjamur (leaf mold),
banyak pula pilihan teknologi yang canggih untuk dan berasal dari gigitan serangga (two-spot spider
menemukan solusi dalam setiap permasalahan yang mite). (Melanson, 2020) Pada penelitian ini
muncul, salah satunya adalah menggunakan menggunakan sampel data jenis penyakit yellow leaf
bantuan komputer melalui kecerdasan buatan. curl virus, bacterial spot dan daun sehat untuk di
Kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence)

345
ANGLITA WIGINA PUTRI

identifikasi, berikut contoh sampel data yang dapat neuron-neuron tersebut. Ada banyak istilah dalam
dilihat pada gambar 1. ANN yakni bobot (weight), lapisan (layer), lapisan
neuron (neuron layer), masukan (input), keluaran
(output), dan lapisan tersembunyi (hidden layers).
Bobot (weight) merupakan nilai dari hubungan
antara neuron dengan neuron yang lainnya
bertujuan untuk mentransformasikan data yang
diterima dari suatu lapisan ke lapisan lainnya.
Gambar 1. (A) Bacterial spot, (B) Daun Sehat, (C) Yellow
Lapisan neuron (neuron layers) merupakan
leaf curl virus
kumpulan dari banyak neuron yang akan
Penyakit bacterial spot adalah penyakit bercak
digabungkan ke dalam lapisan-lapisan (layer).
daun yang diakibatkan oleh bakteri Xanthomonas
Merambatnya informasi yang berawal dari lapisan
spp. dan sangat merugikan karena penyakit tersebut
masukan (input) berlanjut ke lapisan luaran (output)
menyerang tanaman tomat mulai dari fase bibit
dan melalui suatu lapisan ke lapisan yang lainnya
hingga dewasa, bahkan penyakit bacterial spot tidak disebut dengan lapisan tersembunyi (hidden layer).
hanya menyerang daun akan tetapi juga Informasi merupakan masukan data yang akan
menginfeksi akar, buah dan batang. (Panjaitan, dikirim neuron dengan bobot kedatangan tertentu.
Suada, & Sritamin, 2014) Adapun ciri-ciri penyakit (Patil, Lande, Nagalkar, Nikam, & Wakchaure, 2021)
ini pada gejala awal yakni timbulnya luka kecil yang Masukan (input) akan diolah oleh suatu fungsi
berwarna kuning kehijauan pada daun muda, lalu perambatan yang akan datang. Selanjutnya, fungsi
daun mengalami cacat bahkan menggulung serta aktivasi digunakan untuk mengaktifkan neuron atau
luka gelap dan berair dengan bentuk lingkaran tidak mengaktifkan neuron yang akan memproses
berwarna kuning seperti cahaya, biasanya muncul hasil penjumlahan lalu dibandingkan dengan suatu
pada daun yang lebih tua dan juga pada buah. nilai ambang (threshold) tertentu. Jika input yang
(Melanson, 2020) telah diolah melalui suatu nilai ambang (threshold)
Penyakit yellow leaf curl virus (TYLCV) atau tertentu, maka neuron akan aktif, dan selanjutnya
penyakit virus kuning adalah jenis penyakit pada neuron akan mengirimkan luaran (output) melalui
tomat yang disebabkan oleh Geminivirus. Penyakit bobot-bobot luarannya (output) menuju ke seluruh
ini tidak hanya ditularkan melalui biji akan tetapi neuron yang telah berhubungan. Sedangkan untuk
juga dapat menular dari hasil stek dan serangga neuron yang tidak akan aktif kondisinya tidak
vektor kutu kebul. Ciri-ciri penyakit ini adalah helai dilewati. (Abdelsalam, 2020)
daun mengalami gejala yang disebut “vein clearing”
yang bermula dari pucuk daun dan berkembang
lalu berubah warna menjadi kuning, tulang daun
menjadi tebal dan bagian ujung daun menggulung,
jika infeksi ini berlanjut dapat mengakibatkan daun
mengecil dan berwarna kuning terang sehingga
mengakibatkan tanaman kerdil hingga tidak
berbuah. (Kementerian Pertanian, 2020)

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) Gambar 2. Struktur Model Artificial Neural Network
Tahapan klasifikasi data dalam penelitian ini
menggunakan metode ANN dimana metode Adapun jenis-jenis ANN antara lain adalah
tersebut adalah salah satu cabang dari AI (Artificial perceptron, backpropagation atau propagasi balik,
Intelligence) yang dikenalkan pertama kali pada learning vector quantization, dan sebagainya.
tahun 1943 oleh neurofisiologi Waren McCulloch Perancangan algoritma ANN pada umumnya
dan ahli logika Walter Pits. (Kleene, 1956) memiliki dua proses utama yakni pelatihan (train/
Terinspirasi dari otak manusia, ANN juga terdiri training) dan pengujian (test/ testing). Proses
dari beberapa neuron dan terdapat hubungan antara pelatihan dan pengujian perlu dilakukan terlebih

346
IMPLEMENTASI ARTIFICIAL NEURAL …

dahulu dengan membagikan data yang akan di latih ∑ (6)


dan data yang akan di uji. Dalam proses pelatihan, Dimana setiap data nilai luaran (
data-data yang memuat parameter ciri akan dilatih ) yang dijumlahkan dengan bobot pada
untuk membedakan objek satu dengan yang masukan lalu dari data luaran menggunakan fungsi
lainnya. Selanjutnya data yang akan di latih aktivasi ( ) yang selanjutnya dikirim ke
dirambatkan ke target latih melalui model ANN seluruh luaran. (Zhao, et al., 2021)
yang telah didesain sebelumnya. Jaringan yang Untuk memperbaiki bobot dan bias pada setiap
merupakan bagian dari model dan bobot-bobot luaran menggunakan cara sebagai berikut
terbaik hasil dari perbaikan adalah luaran (output) ( ) ( ) (7)
dari proses pelatihan. Untuk memperoleh tingkat dimana untuk memperbaiki bobot dan bias pada
akurasi pada proses pelatihan menggunakan setiap masukan menggunakan cara sebagai berikut
jaringan sebelumnya langkah selanjutnya adalah ( ) ( ) (8)
data latih dilakukan perambatan maju (feedforward) (Kusumadewi, 2003)
sehingga menghasilkan data output yang akan Untuk melakukan propagasi error dengan nilai
dibandingkan dengan target latih. Sedangkan untuk vektor selisih yang dievaluasi dengan perulangan
proses pengujian, dengan cara membandingkan mundur adalah:
target uji dengan hasil luaran (output) pada data uji () [∑ () ( )] (9)
()
yang dirambatkan maju (feedforward). (Silva, Spatti,
Flauzino, Liboni, & Alves, 2017) Dalam algoritma proses backpropagation of error
secara umum terdapat beberapa langkah, yakni
yang pertama dimana setiap nilai luaran yang
ALGORITMA BACKPROPAGATION dihasilkan ( ) dibandingkan dengan
Untuk melakukan proses klasifikasi nilai target ( ) . Selanjutnya adalah menentukan
menggunakan metode ANN melalui algoritma nilai bobot yang menghubungkan hidden node dan
backpropagation memiliki tahapan umpan maju output node, serta output node dan bias dengan
(feedforward), umpan mundur atau propagasi error menghitung nilai koreksi. Langkah berikutnya yaitu
(backpropagation of error) dan perubahan pada bobot menghitung nilai bobot yang ada pada jalur
dan bias (weight update/ adjustment). dilaluinya akan dikalikan dengan nilai error ketika
Adapun langkah awal yang perlu dikerjakan telah diperoleh dari lapisan luar keseluruhan node
adalah mengaktifkan neuron dengan menggunakan yang ada pada lapisan tersembunyi. Hidden node
fungsi aktivasi yang dapat dideferensiasikan seperti akan dijumlahkan jika setiap nilai telah diterima.
sigmoid sebagai berikut. Dan langkah yang terakhir adalah menghitung nilai
( ) (1) bobot antara input node dan hidden node serta antara
( ) ( )[ ( )] (2) hidden node dan bias dengan nilai koreksi setiap
atau menggunakan tangen sigmoid. hubungan.
Setiap luaran akan dicari besarnya error untuk
( ) (3)
setiap nilai dan dibandingkan dengan target. Karena
( ) [ ( )][ ( )] (4)
untuk memperbaiki nilai bobot yang
(Vishwakarma, Paul, & Elsawah, 2020)
menghubungkan antara lapisan tersembunyi dan
Langkah selanjutnya adalah melakukan
lapisan luar, nilai error tersebut diperlukan sebagai
perhitungan feedforward dengan cara sebagai berikut.
dasar. Dalam backpropagation, bentuk fungsi error
∑ (5)
(MSE) sebagai berikut
Dimana setiap data nilai masukan ( ( ) ( )
∑ ( ) ( ) (10)
)menerima lalu menyebarkan keseluruh data
( )
dimana merupakan nilai output pada lapisan terakhir.
tersembunyi ( ) yang dijumlahkan
Dalam proses estimasi menggunakan
termasuk biasnya. Setelah itu menghitung luaran
backpropagation, terdapat kendala antara lain ketika
dari data tersembunyi dengan menggunakan fungsi
memilih nilai awal, lokal minimum, jumlah neuron
aktivasi ( ) yang selanjutnya dikirim ke
pada lapisan tersembunyi dan lain-lain. Walaupun
luaran dengan cara sebagai berikut. terdapat metode yang lainnya agar memperkecil

347
ANGLITA WIGINA PUTRI

kemungkinan kendala-kendala tersebut terjadi tidak sebanyak 50 data citra dan daun sehat sebanyak 50
menjamin bahwa estimasi dari backpropagation data citra dengan ukuran dan bentuk yang
menghasilkan yang lebih baik. (Fausett, 1994) bervariasi. Setelah itu data gambar dikumpulkan
menggunakan Matlab dan diubah menjadi format (
CONFUSION MATRIX
.csv) yang selanjutnya diolah menggunakan Weka
Dalam penelitian ini untuk mengukur
dengan classifiers functions MultilayerPerceptron
performa klasifikasi yang telah dilakukan pada
untuk melakukan proses klasifikasi dengan
machine learning menggunakan bantuan Confusion
komputasi, dimana class k1 sebagai jenis penyakit
Matrix. Pada Confusion Matrix terdapat 4 istilah
bercak daun yang diakibatkan oleh bakteri (bacterial
untuk merepresentasikan proses hasil dari
spot), class k2 sebagai daun sehat, class k3 sebagai
klasifikasi yang dilakukan yaitu True Positive (TP),
jenis penyakit daun kuning menggulung yang
True Negative (TN), False Positive (FP) dan False
diakibatkan oleh virus (yellow leaf curl virus). Hasil
Negative (FN). (Luque, Carrasco, Martín, & Heras,
klasifikasi menggunakan backpropagation melalui
2019) Dimana TP merupakan jumlah atau banyak
proses komputasi dapat dilihat pada tabel 2 dengan
data yang bernilai positif dan diprediksi benar
memperlihatkan perbandingan tingkat akurasi yang
sebagai positif, TN merupakan jumlah atau
dipengaruhi oleh Cross-validation dengan
banyak data yang bernilai negatif dan diprediksi
menggunakan aturan-aturan batchsize sebesar 100,
sebagai negatif, FP merupakan jumlah atau
hiddenlayers yang didefinisikan sebagai , bobot
banyak data yang bernilai negatif tetapi diprediksi
sebesar 0,3 pada learningrate, validationThreshold
sebagai positif, dan FN merupakan jumlah atau
sebesar 20 untuk mengakhiri validasi pengujian dan
banyak data yang bernilai positif tetapi diprediksi
nilai epoch untuk melatih data sebesar 500.
sebagai negatif. (Bhandari, 2020) Tabel 2. Hasil Akurasi Algoritma Backpropagation
Tabel 1. Confusion Matrix
validation

Kelas Kelas Prediksi


Accuracy

precision
Cross-

Total Time test

recall
MSE
(%)

Aktual Class
(s)

K1 0,80 0,68
(node 0)

Total K2
0,80 0,78
(Ananto, Winahju, & Fithriasari, 2019) 2 72 0,16 341,93 (node 1)
K3
Untuk memperoleh hasil akurasi, presisi, recall 0,56 0,70
(node 2)

dan F1 score pada Confusion Matrix menggunakan Avg. 0,72 0,72


cara sebagai berikut. K1
0,78 0,78
(node 0)
(11)
K2
0,80 0,71
(12) 3 74,67 0,14 329,98 (node 1)
K3
(13) 0,66 0,75
(node 2)

(14) Avg. 0,75 0,75


K1
0,88 0,75
(node 0)
K2 0,80 0,80
HASIL DAN PEMBAHASAN 4 78 0,12 319,77 (node 1)

Data yang digunakan dalam penelitian ini K3


0,66 0,81
(node 2)
berupa data gambar yang berformat ( .jpg) dan
Avg. 0,78 0,78
dapat diunduh di internet dari situs Kaggle.
K1
(Kaustubhb, 2020) Adapun data yang diambil 0,78 0,72
(node 0)
berupa penyakit bercak daun yang diakibatkan oleh K2
0,80 0,74
bakteri (bacterial spot) sebanyak 50 data citra, 5 72,67 0,15 330,21 (node 1)
K3
penyakit daun kuning menggulung yang 0,60 0,71
(node 2)
diakibatkan oleh virus (yellow leaf curl virus) Avg. 0,73 0,73

348
IMPLEMENTASI ARTIFICIAL NEURAL …

K1
0,80 0,74 pada gambar 3 waktu yang dibutuhkan untuk
(node 0)
memproses klasifikasi jenis penyakit pada daun
K2 0,74 0,71 tomat dengan menggunakan algoritma
6 73,33 0,15 470,52 (node 1)
K3 backpropagation cukup lama yakni membutuhkan
0,66 0,75
(node 2)
waktu rata-rata 381,89 detik.
Avg. 0,73 0,73 Tabel 3. Confusion Matrix dengan Cross-validation 4
K1 Class 1 Class 2 Class 3
0,80 0,70
(node 0)
K2 Class 1 44 2 4
0,80 0,77
7 73,33 0,15 458,95 (node 1) Class 2 6 40 4
K3 Class 3 9 8 33
0,60 0,73
(node 2)

Avg. 0,73 0,73


Tabel 4. Perhitungan Confusion Matrix pada Cross-
K1
0,84 0,75 validation 4
(node 0)
K2

(classified)
0,80 0,78

Accuracy
(truth)
8 77,33 0,12 382,19 (node 1) F1

Class

(%)
Precision Recall

n
K3 0,68 0,79 Score
(node 2)

Avg. 0,77 0,77 1 59 50 86 0,88 0,75 0,81


K1 0,80 0,76 2 50 50 86,67 0,80 0,80 0,80
(node 0)
K2 3 41 50 83,33 0,66 0,80 0,73
0,80 0,74
9 74,67 0,14 298,65 (node 1)
K3
0,64 0,74 600
(node 2)

Avg. 0,75 0,75 500


Time test (s)

K1 400
0,78 0,78
(node 0) 300
K2 200
0,84 0,76
10 77,33 0,13 504,87 (node 1)
100
K3
0,70 0,78 0
(node 2)
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Avg. 0,77 0,77
Cross-validation
Berdasarkan dari tabel 2 hasil akurasi terbaik
terdapat pada Cross-validation dengan folds 4 yang
Gambar 3. Test Time Classification
menghasilkan nilai akurasi sebesar 78% dan
membutuhkan waktu untuk memproses klasifikasi
selama 319,77 detik dengan presisi tertinggi yaitu PENUTUP
0,78. Sedangkan hasil akurasi terendah terdapat SIMPULAN
pada Cross-validation dengan folds 2 yang
menghasilkan nilai akurasi sebesar 72% dan Pada penelitian ini dilakukan klasifikasi penyakit
membutuhkan waktu untuk memproses klasifikasi pada daun tomat menggunakan Artificial Neural
selama 341,93 detik dengan presisi 0,72. Network (ANN) dengan metode backpropagation.
Selanjutnya untuk mengukur hasil performa Adapun data yang digunakan untuk proses
dalam mengidentifikasi jenis penyakit pada daun klasifikasi dalam penelitian ini sebanyak 50 data
tomat dilakukan perhitungan Confusion Matrix pada citra berupa penyakit bacterial spot, sebanyak 50 data
Cross-validation dengan folds 4 yang dapat dilihat citra untuk penyakit daun kuning menggulung yang
pada tabel 3 dan tabel 4 sehingga menghasilkan diakibatkan oleh virus (yellow leaf curl virus) dan
klasifikasi yang bernilai benar (True Positive/TP) sebanyak 50 data citra daun sehat dengan ukuran
sebanyak 117 data dengan penyakit bacterial spot dan bentuk yang bervariasi. Dari pemrosesan data
sebanyak 44 data, daun yang sehat sebanyak 40 data tersebut menghasilkan akurasi terbaik sebesar 78%
dan penyakit yellow leaf curl virus sebanyak 33 data. pada Cross-validation folds 4 dengan waktu yang
Walaupun hasil akurasi cukup baik, berdasarkan dibutuhkan untuk memproses data selama 319,77

349
ANGLITA WIGINA PUTRI

detik menggunakan aturan-aturan dengan batchsize Graha Ilmu.


sebesar 100, hiddenlayers yang didefinisikan sebagai Luque, A., Carrasco, A., Martín, A., & Heras, A. d.
, bobot sebesar 0,3 pada learningrate, (2019). The impact of class imbalance in
classification performance metrics based on
validationThreshold sebesar 20 untuk mengakhiri
the binary confusion matrix. Pattern
validasi pengujian dan nilai epoch untuk melatih
Recognition 91, 216-231.
data sebesar 500. Setelah menghasilkan akurasi yang Melanson, R. A. (2020). Common Diseases of Tomatoes.
terbaik, selanjutnya mengolah dengan Confusion Mississippi: Mississippi State University.
Matrix sebagai alat pengukur perfoma klasifikasi Panjaitan, D., Suada, I., & Sritamin, M. (2014). Uji
yang telah dilakukan dan menghasilkan presisi Keefektivan Ekstrak Beberapa Biji Tanaman
terbaik sebesar 0,78 serta memperoleh data untuk Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Bercak Daun (Xanthomonas campestris) pada
klasifikasi yang bernilai benar (True Positive)
Tanaman Tomat. E-Jurnal Agroekoteknologi
sebanyak 117 data. Tropika Vol. 3, No.2.
Patil, P. U., Lande, S. B., Nagalkar, V. J., Nikam, S.
B., & Wakchaure, G. (2021). Grading and
DAFTAR PUSTAKA sorting technique of dragon fruits using
Abdelsalam, M. M. (2020). Effective blood vessels machine learning algorithms. Journal of
reconstruction methodology for early Agriculture and Food Research.
detection and classification of diabetic Rahmansyah, D., & Nurul, H. (2012). Tomat Unggul.
retinopathy using OCTA images by artificial Jakarta: Penebar Swadaya.
neural network. Informatics in Medicine Sari, I. K., Kun, T. D., & Sunarmani. (2007). Potensi
Unlocked 20. Likopen Dalam Tomat Untuk Kesehatan.
Ananto, M. I., Winahju, W. S., & Fithriasari, K. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, Vol. 3.
(2019). Klasifikasi Kategori Pengaduan Setjen Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Masyarakat Melalui Kanal LAPOR! (2017). Pusat Data dan Sistem Informasi
Menggunakan Artificial Neural Network. Pertanian. Dipetik Maret 30, 2021, dari Outlook
INFERENSI Vol. 2(2), 71-79. TPHORTI 2017:
Bhandari, A. (2020, April 17). Everything you Should http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epub
Know about Confusion Matrix for Machine likasi/outlook/2017/Outlook%20TPHORTI%
Learning. Dipetik Mei 24, 2021, dari Analytics 202017/files/assets/basic-html/page114.html
Vidhya: Silva, I. N., Spatti, D. H., Flauzino, R. A., Liboni, L.
https://www.analyticsvidhya.com/blog/2020 H., & Alves, S. F. (2017). Artificial Neural
/04/confusion-matrix-machine-learning/ Networks A Practical Course. Switzerland:
Fausett, L. (1994). Fundamentals of Neural Networks. Springer.
New Jersey: Prentice Hall. Vishwakarma, G. K., Paul, C., & Elsawah, A. (2020).
Franceschi, S., Bidoli, E., Vecchia, C. L., Talamini, R., An algorithm for outlier detection in a time
D'Avanzo, B., & Negri, E. (1994). Tomatoes series model using backpropagation neural
and Risk of Digestive-tract Cancers. network. Journal of King Saud University -
Iternational Journal of Cancer, 59: 181-184. Science, 3328–3336.
Kaustubhb. (2020, April). Kaggle. Dipetik Maret 3, Wiguna, G., Sutarya, R., & Muliani, Y. (2015).
2021, dari Tomato leaf disease detection: Respon Beberapa Galur Tomat (Lycopersicum
https://www.kaggle.com/kaustubhb999/tom esculentum Mill.) Terhadap Penyakit Busuk
atoleaf Daun (Phytophthorainfestans (Mont.) de
Kementerian Pertanian. (2020). Virus Kuning. Bary). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian VOL . 11. NO.
Dipetik Mei 23, 2021, dari Direktorat 2, 1-10.
Perlindungan Holtikultura Kementerian Zhao, Q., Liu, Q., Cao, N., Guan, F., Wang, S., &
Pertanian: Wang, H. (2021). Stepped generalized
http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/ind predictive control of test tank temperature
ex.php/page/index/opt-sayur-tomat-virus- based on backpropagation neural network.
kuning/sayur/Tomat Alexandria Engineering Journal, 357-364.
Kleene, S. C. (1956). Representation of Events in
Nerve Nets and Finite Automata. Automata
Studies (AM-34) Volume 34.
Kusumadewi, S. (2003). Artificial intelligence (Teknik
dan Aplikasinya) . Yogyakarta: Yogyakarta

350

Anda mungkin juga menyukai