Anda di halaman 1dari 2

Pengendalian dengan sistem konvensional yaitu dengan menggunakan pestisida kimia

yang telah dilaksanakan tidak mampu mengendalikan serangan hama yang terjadi.

Konsep Pengendalian Hama Secara Konvensional


Kenyataan menunjukkan bahwa tindakan pengendalian hama yang menggunakan satu
taktik saja dapat memberikan hasil pengendalian yang efektif. Namun sebaliknya, seringkali
timbul berbagai masalah akibat tindakan sepihak khusunya pengendalian secara kimiawi saja
(pengendalian secara konvensional). Oleh karena itu tindakan yang demikian bukanlah cara
pendekatan yang baik dan benar, terbukti bahwa efektivitas dan efisiensi pestisida dalam
pengendalian hama semakin lama semakin menurun, bahkan timbul berbagai masalah baru
yang lebih sulit untuk diatasi.

Ciri-ciri pengendalian hama secara konvensional adalah sebagai berikut ( Sastrosiswojo dan
Untung, 1994).:

1. Tujuan pengendalian hama adalah untuk meberantas dan memusnahkan hama


semaksimal mungkin agar program peningkatan produksi tanaman tidak terganggu.
2. Usaha pemberantasan hama yang paling baik adalah dengan melindungi tanaman
dengan bahan kimia yang beracun (pestisida) agar hama tidak mampu menyerang
tanaman. Azaz preventif ini dilaksanakan dengan program penyemprotan pestisida
berjadwal (sistem kalender).
3. Karena sasarannya adalah pemberantasan dan pelaksanaannya  mengikuti azaz
preventif, maka ketergantungan terhadap pestisida organik sintetis berspektrum luas
menjadi  semakin besar.
4. Alternatif pemberantasan hama bukan antara satu teknik pengendalian dengan teknik
pengendalian lainnya, tetapi kebaikan suatu cara pemberantasan yaitu jenis pestisida
yang memberikan hasil yang efektif (cepat dan banyak membunuh hama), caranya
mudah serta harganya terjangkau.
5. Pengambilan keputusan pelaksanaan pengendalian tidak dilakukan atas pengamatan dan
keadaan lapangan (ekosistem) tetapi atas dasar yang telah ditentukan yang merupakan
paket teknologi budidaya tanaman yang direkomendasikan. Keadaan ekosistem
termasuk populasi hama, populasi musuh alami, keadaan tanaman dan keadaan cuaca 
serta kelayakan sosial ekonomi kurang dipertimbangkan dalam memutuskan
penggunaan pestisida.
6. Program pengendalian hama dan budidaya tanaman pada umumnya kurang dilandasi
oleh pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang tanaman, ekosistem dan prinsip
budidaya tanaman yang bernalar. Petani lebih mengandalkan diri pada intuisi mereka,
hasil empirik atau yang berasal dari sumber-sumber lain yang kurang tepat dan
mempunyai konsisi yang sama dengan mereka.
7. Teknologi pengendalikan hama diterapkan secara seragam baik secara spasial (antar
tempat) maupun temporal (antar waktu) oleh para pelaksana pengendalian (petani atau
perusahaan pertanian /perkebunan) dan tidak disesuaikan dengan keadaan ekosistem
serta kemampuan sosial ekonomi masyarakat. Pendekatan ini diikuti  untuk
memudahkan perencanaan dan koordinasi serta pengawasan pelaksanaan penendalian
hama.
8. Program pengendalian hama dan perlindungan tanaman pada umumnya masih dianggap
sebagai suatu bagian yang mandiri dari program produksi tanaman guna mencapai
sasaran peningkatan produksi dan penghasilan petani. Pendekatan fragmental menurut
sektor atau bidang pembangunan serta menurut bidang disiplin ilmu seakan-akan
menganggap timbul dan berkurangnya serangan hama merupakan peristiwa yang
berdiri sendiri dan penanggulangnya  dianggap merupakan urusan dan tanggung jawab
para penentu keputusan/petugas lapangan/pakar perlindungan tanaman.

Sumber :
https://www.scribd.com/doc/187246000/Konsep-Pengendalian-Hama-Secara-Konvensional#

Anda mungkin juga menyukai